• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Kerja Operasional Tata Usaha Dishub

Dalam dokumen SKRIPSI - Admin Digital Library (Halaman 58-78)

BAB IV. SEJARAH DAN HASIL PENELITIAN

D. Sistem Kerja Operasional Tata Usaha Dishub

c. Kecermatan dan ketepatan waktu dalam mencatat data dan penyajian laporan agak kritis

Komputerisasi

a. Hanya melibatkan proses dengan media komputer.

b. Kecermatan dan ketepatan waktu pencatatan dan penyajian informasi terjamin oleh komputer

c. Unsur program komputer yang dipergunakan untuk memproses ialah kehandalan hardware, muncul dalam komputerisasi.

1. Laporan harian 2. Laporan mingguan 3. Laporan bulanan dan 4. Laporan tahunan.

1. Laporan Harian

Laporan harian adalah laporan yang disusun berdasar kan transaksi harian yang meliputi transaksi perjalanan, perhubungan darat (kalau ada) dan transaksi penerimaan atau pengeluaran kas. Pada tata kerja manual, bukti-bukti atau berkas yang menjadi data adalah catatan perjalanan darat dan biaya per kilometer, catatan administrasi umum dari kasir perhitungan pengangkutan yang telah dihitung oleh petugas perhitungan per kilometer kuitansi pembayaran dan bukti penerimaan.

Dan bukti-bukti data tersebut dibukukan dalam buku kas harian yang sebelumnya harus dicatat dalam kas debet untuk bukti penerimaan dan kas kredit untuk bukti pengeluaran. Setelah dihitung saldo kas harian, maka saldo ini harus dicocokkan dengan catatan saldo kas pada kasir pelunasan. Ka kasir pelunasan mencocokkan catatan saldo kas dengan fisik kas sebelum disetorkan kepada kasubsi tata usaha/kepala cabang.Setelah dibuat buku kas harian, berikut kas debet dan kas kredit beserta bukti-bukti transaksi, maka buku-buku tersebut di file sementara untuk kemudian akan dikirimkan ke kantor daerah sebagai laporan mingguan (lembar asli), selanjutnya bagian administrasi akan membukukan masing-masing transaksi seperti perhitungan yang disertai dengan perhitungannya dalam pembukuan, informasi, buku gudang, buku kontrol, pembayaran, ihktisar kredit

dan pelunasan. Untuk buku-buku ini akan disimpan sebagai bahan untuk membuat lapora bulanan dan semester/tahunan. Pada tutup kas (sore hari) maka semua buku formulir yang telah dibuat sebagai laporan harian tersebut diperiksa oleh Kepala Dinas sebagai langkah penggunaan sehingga apakah terdapat kesalahan dapat diperbaiki waktu itu juga.

Pada tata kerja penerapan informasi manajemen dalam pembuatan laporan harian dapat dipercepat dan otomatis karena pada tata kerja penerapan Sistem Informasi Manajemen ini bagan administrasi tinggal melakukan posting terhadap kegiatan-kegiatan operasional di terminal, pelaporan dan informasi melalui komputer tentang perjalanan, maka Dinas Perhubungan Darat. Hanya beberapa transaksi saja yang harus di-entry (tidak otomatis) yang transaksi yang tidak termasuk dalam tiga kategori operasional tadi seperti biaya foto copy, biaya air, listrik. Tetapi proses entrynyapun cepat pada komputerisasi administrasi ini, kegiatan manual seperti seorang penumpang mempertanyakan mengenai biaya perjalanan ke daerah tertentu berapa per kilometer dan pelunasan serta pemakai dan kasir pelunasan/petugas hitung bagi mobil pengangkutan barang untuk membuat buku kas tidak perlu dilakukan. Hal ini cukup dilakukan posting dan buku kas langsung bisa dicetak. Begitu pula pengisian manual buku-buku harian, buku kontrol pelunasan, ikhtisar kredit dan pelunasan tidak perlu dilakukan, karena hal ini sudah ada dalam file komputer yang sewaktu-waktu bisa dibuka.

tetapi sebagai langkah pengawasan pembuatan buku-buku tersebut berdasarkan kebijaksanaan Kepala Dinas tetap dibuat untuk cross check dan menjaga sewaktu- waktu bila untuk listrik padam serta sebagai bahan pemeriksaan dari tim

Inspektorat Daerah. Untuk langkah pengawasan akan dibahas lebih lanjut dalam halaman berikutnya.

2. Laporan Mingguan

Laporan mingguan adalah kumpulan dari laporan harian dalam satu minggu yang dilaporkan ke Kepala Dinas (Seksi keuangan). Buku kas, buku bank, kas debet/kredit, beserta bukti-bukti pendukungnya (lembar asli) selama satu minggu dibundel kemudian dilampiri dengan berita acara pemeriksaan kas. Di samping itu dibuat juga laporan keadaan Modal Kerja Mingguan.

3. Laporan Bulanan

Laporan bulanan adalah hasil olahan dari laporan harian/mingguan. Terdiri dari laporan keuangan operasional kepegawaian dan TU/RT. Pada proses manual, laporan tersebut dibuat dengan mengolah dan memindahkan rekapitulasi angka- angka buku pada buku-buku yang telah dibuat secara harian ke dalam format/bentuk laporan bulanan. Dengan proses komputerisasi, proses pelaporan cukup dengan memilih manual laporan yang di dalamnya terdapat sub menu laporan bulanan kemudian di-print.

4. Laporan Tahunan

Pada laporan inipun tidak berbeda dengan cara pada laporan bulanan. Dengan membandingkan cara kerja manual dengan komputerisasi bagian administrasi ada beberapa kesimpulan yaitu :

1. Proses kerja laporan komputerisasi lebih cepat dibanding dengan manual, karena hanya cukup melakukan posting dan entry sampai laporan tersaji.

2. Ketelitian dan akurasi diandalkan sepanjang operator memiliki ketelitian dalam mengentry data.

3. Penyampaian laporan ke Kantor lebih dipercepat 4. Tidak semua pegawai bisa melakukan proses laporan komputer tetapi hal

ini bisa diatasi dengan melatih pegawai.

5. Telusuran semakin berkurangnya, tetapi hal ini diatasi dengan tetap dikerjakannya buku-buku laporan secara manual sebagai cross check.

6. Kendalan akan terjadi apabila tiba-tiba listrik padam cukup lama saat laporan bulanan, sehingga laporan harus kembali secara manual.

E. Pengawasan Sistem Informasi Manajemen operasional Dengan Komputerisasi

sistem Informasi Manajemen opersional dengan komputerisasi yang telah berjalan, perlu diawasi dan dievaluasi sampai sejauhmana tingkat efisiensi dan efektivitas daripada pelaksanaan. Untuk melakukan pengawasan dan evaluasi dalam operasinal SIM dan komputerisasi SIM dibedakan menjadi dua yaitu.

Dengan Pengawasan Aplikasi dan Pengawasan Umum yang meliputi Tata kerja semua bagian.

1. Pengawasan Aplikasi

Pengawasan aplikasi meliputi pengawasan teknis dalam operasional baik manual maupun komputerisasi yang meliputi pengawasan atas data sebagai sumber, proses kerja maupun output yang berupa laporan pada bagian kredit, pelunasan lelang dan administrasi/TU.

2. Pengawasan Dalam Perjalanan

Pada bagian pengawasan hal-hal yang penting dan perlu diawasi, sebagai berikut :

a. Pengawasan dalam perjalanan dimana benar tidaknya ada pengawasan pada pengguna jalanan yang dilakukan oleh pegawai Dinas Perhubungan Darat akan menentukan secara optimal tidaknya penggunaan alat yang dibutuh kan masyarakat. Untuk mengawasi pengguna jalanan ini dilakukan pengawasan atau pemeriksaan yang dinamakan pemeriksaan kemudian, yaitu pemeriksaan informasi melalui komputer yang telah dijalankan setelah menerima informasi. Pemeriksaan ini dilakukan oleh Kasubsi Operasional/Wakil Kepala Dinas. Pemeriksaan ini dapat disimpulkan bahwa apakah informasi itu yang dibutuhkan sudah benar apakah ada perbedaan baik menyangkut pengguna jalanan ataukah sistem yang dijalan pegawai telah sesuai dengan informasi, ada perbedaan baik menyangkut alam perjalanan keterangan barang yang dimuat dan seterusnya.

Hasil pemeriksaan fisik mobil ini dituangkan dalam melalui informasi, kemudian yang harus ditandatangani oleh pemeriksa membuat laporan.

Apabila dalam pemeriksaan tersebut terjadi perbedaan yang menjolok, maka informasi diberi teguran/pengarahan seperlunya demi menjaga jangan sampai terjadi motivasi tindak kecurangan. Kemudian untuk pemeriksaan komputerisasi adalah pemeriksaan set up data agar

otomatisasi berjalan terutama yang mennyangkut perhitungan prosentase informasi dijalanan.

b. Pengelolaan kas oleh kasir mulai dari penerimaan uang muka oleh Kasubsi TU/kepala cabang proses pembayaran penggunaan jasa angkutan dan biaya-biaya lainnya sehingga pada akhir tutup kantor terdapat saldo yang harus disetor ke kas pelunasan. Untuk mengawasi pengelolaan kas ini telah disediakan buku penerimaan dan penyerahan uang yang dipegang oleh kasir tentang pengguna jasa angkutan. Buku ini diisi setiap kali ada mutasi penerimaan dan penyerahan uang dan Kasubsi TU/ kepala cabang ke kasir atau sebaliknya. Sebagai tandingan dan buku ini Kasubsi TU/

Kepala Dinas. Buku Mutasi uang yang diisi juga setiap ada pemberian dan penerimaan uang

Saldo kas Kasir harus sama dengan fisik kas yang ada pada akhir tutup kantor. Begitu pula masing-masing transaksi harus dicocokkan dengan buku-buku atau bukti-bukti yang bersangkutan. Apabila ada indikasi kecurangan, maka kasir ditegur dan diberi pengarahan seperlunya. Pada dasarnya otomatisasi pada kasir ini tidak ada karena semua transaksinya direkap secara manual.

c. Pemeriksaan pengelolaan barang muatan yang ada pada penyimpanan/pemegang. Pemeriksaan ini berupa pemeriksaan 5 % yaitu pemeriksaan isi kantong dan fisik barang jaminan. Hal ini perlu agar setiap keterangan yang ada pada surat bukti kredit betul-betul dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan fisik barang muatan.

Hal ini juga penting untuk menjawab apabila suatu saat nasabah komplin pada saat pembayaran barang dan penerima kembali barang muatan.

Hasil pemeriksaan ini dituangkan dalam Buku Pemeriksaan 5%.

Pemeriksaan ini dilakukan oleh Kasubsi Operasi Kepala Dinas. Pada dasarnya tidak ada proses komputerisasi pada bagian ini.

3. Pemeriksaan dan Bagian Pelunasan

Pada bagian pelunasan hal-hal yang perlu diawasi adalah:

a. Pengelolaan kas pada Kasir pelunasan mulai dari penerimaan pelunasan dan pengangkutan serta penerimaan lain sampai dengan saldo kas yang

harus disetor ke Kasubsi TU/ Kepala Dinas pada tutup kantor. Saldo kas pada kasir pelunasan harus dicocokkan dengan fisik kas.

b. Begitupula pada masing-masing transaksi harus dicocok kan dengan bukti- bukti yang berangkutan. apabila saldo kas pada kasir pelunasan tidak cocok dan diana lisa ada tindak kecurangan, maka kasir pelunasan ditegur/pengarahan seperlunya. Teknis pemeriksaan komputerisasi kasir pelunasan pada dasar nya tidak mengalami perubahan hanya sumber yang digunakan untuk pemeriksaan dapat diproses dengan cepat seperti Rekap Pelunasan yang dapat disusun dengan cepat. Jadi keterpaduan antara proses manual dengan komputer masih perlu diterapkan.

c. Pemeriksaan pengelolaan barang muatan.

Pada pengawasan bagian ini dengan mencocokkan catatan pengeluaran oleh penyimpan/pemegang . dengan rekap pelunasan pemeriksaan komputerisasi bagian ini boleh dikatakan tidak ada karena prosesnya

murni manual. Hanya bukti penge luaran asli diganti dengan slip pembayaran yang sekaligus sebagai bukti pengambilan barang muatan.

4. Pemeriksan Bagian Fisik Mobil

Hal-hal yang perlu diawasi dalam fisik mobil adalah :

a. Sisa uang pinjaman dari sisa potongan barang muatan pada Buku Ikhtisar Kredit dan Pelunasan harus sama dengan hasil pengurangan dari rekapitulasi kredit dan pelunasan yang bisa dilihat pada buku rekapitulasi kredit dan pelunasan/buku kontrol pelunasan atas bulan kredit barang muatan yang akan diangkut. Apabila terdapat selisih apabila selisih itu sifatnya material yang diduga ada kelalaian/kecurangan pada saat pelunasan/ pemberian kredit, maka diadakan penelusuran pada buku- buku terkait. Pemeriksaan ini dilakukan oleh Kepala Dinas dibantu oleh salah satu Kasubsi.

b. Perhitungan kembali barang muatan untuk memastikan bahwa barang yang muat telah sesuai dengan ketentuan dalam pemuatan barang pada mobil truk atau mobil penumpang umum adalah wajar. Apabila ditemukan barang yang dicugai atau tidak wajar, maka barang tersebut tidak bisa dimuat, tetapi dimasukkan sebagai aktiva yang disisihkan . Aktiva ini menjadi tanggung jawab penaksir dan bila jumlahnya banyak, maka akan diproses lebih lanjut oleh Tim inspeksi Daerah.

Perhitungan kembali barang muatan melalui mobil truk adalah secara manual. Dengan komputerisasi, maka Kepala Dinas/Kasubsi untuk memeriksa sisa uang barang akan dimuat hanya cukup membuka sub menu

sisa uang barang pada pemuatan jasa pengangkutan. Menu ini dapat dibuka dengan fasilitas user pendukung. Pada sub menu sisa uang, barang yang belum dimuat terterah sisa uang pinjaman atau bulan kredit barang muatan yang akan dimuat. Kemudian dicocokkan dengan fisik barang dan jumlah barang Bila tidak cocok maka ditelusuri pada sub menu laporan pelunasan dengan menggunakan user pelunasan dengan Proses pelunas ini cukup (satu komputer).

Proses penelusuran dengan komputer lebih cepat dibanding dengan cara menual seperti cara diatas. Untuk memudahkan dan saling check antar laporan, maka pada dinas ini masih dipertahankan pembukuan secara manual yang sebenar nya hal ini sudah tidak perlu.

5. Pengawasan Bagian Administrasi

Pengawasan bagian administrasi yang merupakan titik sentral dari semua pengawasan sentral pembukuan dari operasioal bagian. Efektif dan efisiensinya pemeriksaan bagian administrasi ini juga menentukan baik tidaknya laporan, baik laporan operasional dan keuangan sehingga kinerja dinas dapat diketahui dengan baik. Dalam pengawasan/pemeriksaan administrasi ini meliputi pemerik saan laporan yang dihasilkan oleh bagian- bagian dan hubungannya antara laporan satu dengan lainnya.

a. Pengawasan laporan harian

Hal-hal yang perlu diawasai dalam laporan harian adalah :

1. Saldo kas harian, yaitu saldo kas sebagai hasil dari mutasi penerimaan dan pengeluaran kas selama satu hari. Teknik pemeriksaan saldo kas harian sebagai berikut :

 Pemeriksaan bukti penerimaan jumlahnya

 Pemeriksaan bukti-bukti pengeluaran jumlahnya

 Pemeriksaan saldo fisik kas.

2. Periksa form/ buku terkait, yaitu kas debet, kas kredit, buku kas.

ikhtisar kredit dan pelunasan pastikan bahwa form/buku-buku terkait cocok satu sama lain dalam mutasinya.

Pengawasan laporan harian pada dasarnya memastikan bahwa transaksi-transaksi harian adalah benar-benar sehingga pada saatnya laporan mingguan tidak terdapat kesulitan.

b. Pengawasan laporan mingguan

Pada pengawasan laporan mingguan hal yang perlu di perhatikan adalah Kebenaran dan kekomplitan kumputer laporan harian berupa kas debet, kas kredit, buku kas, buku Bank dalam keadaan lengkap siap dikirim ke kantor Daerah.

 Saldo kas mingguan, yaitu saldo kas dari akumulasi transaksi penerimaan dan pengeluaran selama satu minggu. Pemeriksaan ini dilakukan oleh Kepala Dinas dan dituangkan dalam berita acara pemeriksan kas, saldo kas ini dicocokkan dengan saldo fisik akhir minggu.

c. Pengawasan Laporan bulanan

Pengawasn atas laporan bulanan sangat penting karena laporan ini merupakan olahan dari laporan-laporan harian dan mingguan berupa hasil operasional selama satu bulan, laporan itu digunakan untuk menganalisa hasil kerja selama satu bulan baik. Dari laporan nantinya digunakan untuk merencanakan dan sebagai pengambuilan keputusan berbagai kegiatan manajerial dan operasional dibulan/tahun yang akan datang.

Hal-hal yang perlu mendapat pengawasan dalam laporan bulanan/

semester ini adalah :

1. Saldo kas bulan dan pengeluaran saldo kas dari akumukasi penerimaan dan pengeluaran selama satu bulan. Teknik pemeriksaannya sama dengan teknik pemeriksaan kas mingguan.

2. Pembayaran yang tertunda yaitu pemeriksaan atas pemutana barang merupakan kredit bulanan yang menyangkut uang pinjaman, potongan barang jaminan. Dari pengawasan ini dapat diambil kesimpulan tentang tendensi penyaluran kredit bulanan. Dari laporan ini diambil keputusan tentang kecenderungan naik/turun jumlah kredit dibanding bulan-bulan yang lalu atau tahun-tahun lalu, sehingga dapat diprediksikan jumlah kredit dalam bulan/tahun yang akan datang.

3. Sisa uang pinjaman (out standing loan) sampai dengan bulan/tahun terakhir. Hal ini sangat penting sebagai pedoman untuk

memprediksikan jumlah kredit, pelunasan dan pendapatan (sewa modal). Dari sisa uang pinjaman dapat dilihat tingkat perputaran dari pinjaman yang disalurkan cabang (piutang).

4. Laporan surplus/defisit atau laba/ rugi Dinas laporan ini sangat penting untuk mengukur kinerja operasional dan keuangan Dinas selama satu bulan/ tahun. Dari laporan ini dapat digunakan untuk mengevaluasi tendensi pendapatan dan biaya sebagai langkah optimalisasi pendapatan dan efisiensi biaya.

F. Efektivitas Penerapan Pengawasan Secara Umum

Pengawasan umum adalah secara umum (verall) terhadap seluruh komponen yang ada Dinas baik SDM, peralatan maupun secara umum (keseluruhan).

Pengawasan umum Dinas Perhubungan Darat Kota Makassar dilakukan oleh kepala Dinas atau wakilnya bila berhalangan. Pengawasan ini yang berupa pemantauan dan pengetahuan dari hal-hal yang secara tehnis telah diuraikan di atas, hal-hal yang diperlihatkan dalam pengawasan umum oleh Kepala Dinas adalah :

1. Pengawasan prosedur dan tata kerja dari Dinas secara keseluruhan, yaitu mulai dari perencanaan dan penempatan personil bagian-bagian, pemberian wewenang dan tanggung jawab bagian-bagian sehingga proses kerja operasional berjalan dengan baik termasuk dalam hal ini adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada wakil kepala Dinas dan Kasubsi.

2. Pengawasan atas pemakaian aktiva, sarana Dinas termasuk pemeliharaan dalam rangka pengendalian biaya Dinas. Dalam hal ini yang sering dipantau oleh Kapala Dinas adalah pemakaian ini (PAM), listrik, telepon, alat tulis dan perlengkapan kantor aktiva inventaris atas dasar pemanfaatannya harus benar- benar efisien dan efektif sesuai dengan dana sub otorisasi dari Kantor Daerah.

Hal ini dilakukan mengingat hampir semua biaya yang dikeluarkan (diluar yang di sub otorisasikan) bila melampaui overhead dari Kepala Dinas harus melalui otorisasi dari Kepala Dinas Wewenang Kepala Dinas untuk mengeluarkan biaya langsung adalah sebesar Rp.50.000,- jadi bila terdapat biaya (diluar sub otorisasi) yang besarnya di atas Rp.50.000, maka harus mendapat otorisasi Kendaraan. Untuk keperluan ini dapat dilakukan pembukuan sebelum biaya tersebut terotorisasi. Hal ini bisa dianggap pengendalian biaya oleh Kantor Dinas.

3. Pengawasan umum lain yang berhubungan dengan operasional perusahaan, seperti dalam hubungan dengan masyarakat, pemerintah daerah dan pihak- pihak lain yang sering berhubungan dengan Dinas.

G. Hasil penelitian

Sesuai dengan hasil penelitian penulis yang dilakukan pada Dinas Perhubungan Kota Makassar diperoleh bahwa sistem informasi terhadap pelayanan masyarakat yang terlibat secara langsung dalam proses operasional yang meliputi efektivitas penerapanya selama periode tertentu.

Dengan demikian, analisis tersebut dimaksudkan untuk memperhitungkan atau memperkirakan tingkat penerapan sistem informasi pelayanan masyarakat.

Dari hasil analisis itu akan jelas tentang adanya perubahan pada instansi, misalnya dengan naiknya tingkat pelayanan.

Setelah dilakukan evaluasi berdasarkan hasil analisis dan ternyata hasil evaluasi tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka perlu diadakan suatu perubahan atau penyesuaian terhadap kebijaksanaan yang telah ditetapkan.

Oleh karena itu kebijaksanaan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada waktu yang bersangkutan.

Berdasarkan analisa perusahaan bahwa pelayanan masyarakat harus diikutkan sehingga segala aktivitas yang dilakukan meningkatkan mutu manajemen operasional Dinas Perhubungan Kota Makassar dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.1

Jumlah masyarakat dan penerimaan pelayanan Dinas Perhubungan Kota Makassar periode 2009-2013

Tahun Masyarakat (X) Penerimaan pelayanan (Y) 2009

2010 2011 2012 2013

20 25 30 30 45

234.450.000 298.600.800 376.500.500 499.540.500 528.350.250

Jumlah 150 1.937.442.050

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Makassar

Sesuai dengan tabel di atas, bahwa mulai tahun 2009 sampai dengan 2013 setiap tahun mengalami peningkatan baik jumlah masyarakat maupun jumlah penerimaan pelayanan Dinas Perhubungan Kota Makassar, yaitu mulai pada tahun 2009 jumlah masyarakat 20 orang, sedangkan jumlah penerimaan pelayanan sebesar Rp.234.450.000,- dan tahun 2010 jumlah masyarakat 25 orang dan penerimaan pelayanan yaitu sebesar Rp.298.600.800,- jadi setiap tahun mengalami perkembangan baik jumlah masyarakat maupun jumlah penerimaan seterusnya mulai tahun 2009 hingga tahun 2013.

Adapun perkembangan penerimaan pelayanan Dinas Perhubungan Kota Makassar dapat dilihat analisis pelayanan masyarakat berdasarkan pada table 4.1 di atas dengan rumus, sebagai berikut :

α =

α =

α =

α =

Rp. 58.123.261.500

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan jelas bahwa penerimaan pelayanan masyarakat Dinas Perhubungan Kota Makassar selama 2009 hingga 2013 sebesar Rp. 58.123.261.500 maka hipotesis yang diajukan dapat diterima atau terbukti.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN - SARAN A. Kesimpulan

Setelah melihat, mempelajari dan menganalisa Sistem Informasi Manajemen Operasional dan penerapan yang menyangkut prosedur dan tata kerja bagian- nagian serta pengawasan pada Kantor Dinas Perhubungan Kota makassar, kesimpulan perlu dikemukakan sebagai berikut :

1. Penerapan Sistem Informasi Manajemen pada Kantor Dinas Perhubungan Kota Makassar pada dasarnya adalah suatu proses pengolahan data-data yang secara operasional atau prosedur dan tata kerja bagian yang ada pada Dinas ini menjadi suatu bentuk informasi yang berguna bagi manajemen pada Kantor dinas dan pihak-pihak lain seperti dari kantor pusat. Informasi yang dimaksud adalah berapa bukti-bukti transaksi kredit (SBK), jadi pelunasan dan berkas-berkas laporan baik laporan operasional maupun keuangan.

2. Komputerisasi, sistem informasi manajemen pada Dinas perhubungan kota makassar ini pada dasarnya adalah mengubah prosedur dan tata kerja manual menjadi prosedur dan tata kerja komputer untuk bagian-bagian dengan masih menekankan pada keterpaduan diantara keduanya.

3. Masih ada beberapa menu laporan yang belum bisa dibuka (belum bekerja) sebagaimana mestinya sehingga sangat pengganggu/menyulitkan dalam laporan, data komputer lebih 50 riskan sehingga memerlukan pemeliharaan lebih kompleks.

4. Dengan komputerisasi terdapat keuntungan/kebaikan yaitu :

a. Prosedur kerja dapat dipercepat dibandingkan dengan kerja manual sehingga informasipun dapat dengan cepat diterima. Begitu pula jam kerja bisa dipercepat dimana sebelum adanya komputerisasi, karyawan bisa pulang kantor sekitar jam 17.00 kini bisa pulang lebih cepat sekitar pukul 16.00 sore.

b. Informasi yang diperoleh lebih jelas dan akurat

c. Ketelitian dalam proses dapat diandalkan kesalahan dapat dieliminir atau sepenjang operator teliti dalam mengakses data.

d. Dalam jangka panjang dapat lebih meningkatkan pendapatan dan efisiensi biaya.

B. Saran - Saran

Adapun sasan-saran yang akan dikemukakan adalah sebagai berikut : 1. Dalam jangka panjang diusahakan dengan adanya penerapan komputerisasi ini

dapat lebih meningkatkan efisiensi biaya dan pengurangan jumlah SDM, sesuai dengan formasi pegawai. Untuk hal ini harus bernegoisasi dengan Kantor Pusat atau kantor Dinas Kota makassar, karena masalah formasi ini adalah kebijakan dari kantor pusat.

2. Untuk mendukung point di atas, maka hendaknya ada perbaikan dari program, sehingga dalam program komputerisasi Sistem informasi manajemen operasional khususnya menu-menu laporan yang belum bisa difungsikan dapat kembali bekerja dan proses komputer terus ditingkatkan, serta buku-buku tertentu yang masih di pertahankan sebagai pengawasan akhir.

Dalam dokumen SKRIPSI - Admin Digital Library (Halaman 58-78)

Dokumen terkait