• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

3.7 Definisi Operasional

a. Gagal Lelang

Gagal lelang merupakan kejadian yang mengakibatkan dilakukannya evaluasi ulang, penyampaian ulang dokumen penawaran, penghentian proses atau pelelangan/ seleksi/ pemilihan langsung ulang yang diterangkan oleh kelompok kerja Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa, Pengguna Aanggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau menteri/ pimpinan instansi.

b. Pengadaan Barang dan Jasa

Pengadaan barang/jasa pada hakikatnya adalah upaya pihak pengguna untuk mendapatkan atau mewujudkan barang/jasa yang dibutuhkannya, dengan menggunakan metode dan proses tertentu agar dicapai kesepakatan spesifikasi, harga, waktu, dan kesepakatan lainnya.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat PT Pegadaian (Persero)

Sejarah pegadaian di Indonesia berawal dari zaman Hindia Belanda, di bawah pengelolaan VOC dengan berdirinya Bank van Leening, sebuah lembaga keuangan pemberi kredit dengan sistem gadai. Organisasi ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746. Namun, usaha gadai hanya berstatus administratif dan mengalami beberapa perubahan sesuai dengan perubahan peraturan pemerintah.

Ketika pemerintah Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari Belanda pada tahun 1811-1816, Bank Van Leening dibubarkan dan masyarakat bebas mendirikan usaha pegadaian dengan mengajukan izin dari pemerintah daerah. Metode ini disebut liecentie stelsel. Seiring dengan itu, metode ini telah membawa banyak dampak negatif bagi kehidupan masyarakat. Banyak pegadaian berizin atau rentenir yang tidak hanya membebani masyarakat tetapi juga dipandang kurang menguntungkan pemerintah yang berkuasa. Sehingga pada akhirnya metode pengukiran liecentie tergantikan dengan metode bayak yaitu pendirian pegadaian yang diberikan kepada masyarakat dengan kemampuan membayar pajak yang tinggi kepada pemerintah.

Ketika pemerintah Belanda mengambil alih kekuasaan lagi, metode pacth stelsel tetap ada. Namun demikian, efeknya serupa, yaitu pemegang hak ternyata

banyak melakukan kecurangan dalam pengelolaan usahanya. Selain itu, pemerintah Hindia Belanda menerapkan metode baru yang dikenal dengan cultur stelsel, dimana usaha pegadaian yang diatur pemerintah memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat). Selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Pegadaian.

Pada masa pendudukan Jepang, gedung kantor pusat pegadaian yang terletak di Jalan Kramat Raya 162 digunakan sebagai tawanan perang dan kantor pusat pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Beberapa perubahan telah terjadi pada masa pemerintahan Jepang, baik dari segi kebijakan dan struktur organisasi jabatan Pegadaian. Jabatan pegadaian dalam bahasa Jepang disebut Sitji Eigeikyuku, presiden perusahaan gadai yang dipegang oleh seorang pria Jepang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang pribumi yang bernama M.

Saubari.

Pada awal pemerintahan Republik Indonesia, kantor kantor Pegadaian dipindahkan ke Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang yang semakin memanas. Serangan militer Belanda kedua memaksa kantor Pegadaian pindah sekali lagi ke Magelang. Selain itu, setelah Perang Kemerdekaan, kantor Pegadaian dipindahkan ke Jakarta dan Pegadaian kembali dikelola oleh pemerintah Republik Indonesia.

Selama periode ini, Pegadaian beberapa kali berubah status, termasuk sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961, dan kemudian berdasarkan PP. dengan PP.No.103/2000) diubah menjadi Perusahaan Umum (PERUM).

Sampai dengan tahun 2011, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2011 tanggal 13 Desember 2011, badan hukum Pegadaian berubah menjadi Perseroan Terbatas (Persero).

PT Pegadaian adalah suatu badan atau organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa peminjaman uang dengan menggadaikan suatu barang sebagai jaminannya. Nasabah yang ingin mendapatkan uang pinjaman harus menggadaikan barang sebagai jaminan. Baru tiap pegadaian memberikan pinjaman uang sebanding dengan nilai jaminan barangnya. Tiap peminjaman memiliki jangka waktu berlaku. Nasabah dapat melunasi pinjamannya atau menebus barangnya sesuai dengan jumlah pinjaman sebelum jangka waktu habis.

Jika pinjaman tidak lunas dibayar sampai jangka waktu habis, maka barangnya akan hangus. Jika sudah hangus, maka barang tidak bisa ditebus dan akan dilelang oleh pihak pegadaian.

PT Pegadian memiliki beberapa produk yang sering digunakan oleh masyarakat luas yaitu produk pembiayaan. Produk yang sering digunakan oleh masyarakat yang baru datang di PT Pegadaian akan menggunakan salah satu produk milik pegadaian yaitu KCA (Kredit Cepat Aman) atau bisa di bilang dengan gadai konvensional pada umumnya Produk KCA ini merupakan sistem gadai yang diperuntukkan ke semua nasabah, baik itu untuk kebutuhan konsumtif ataupun produktif. KCA adalah solusi terpercaya bagi Anda yang ingin

mendapatkan pinjaman dengan cara mudah, aman, serta cepat. Untuk produk ini sendiri, nasabah diharuskan untuk membawa agunan berupa barang berharga atau surat penting kendaraan, seperti perhiasan emas, emas batangan, mobil, motor, laptop, ponsel, dan barang elektronik lain.

2. Visi dan Misi a. Visi

Menjadi The Most Valuable Financial Company di Indonesia dan sebagai agen inklusi keuangan pilihan utama masyarakat.

b. Misi

1. Memberikan manfaat dan keuntungan optimal bagi seluruh stakeholder dengan mengembangkan bisnis inti

2. Memperluas jangkauan layanan UMKM melalui sinergi ultra mikro untuk meningkatkan proposisi nilai ke nasabah dan stakeholder

3. Memberikan service excellence dengan fokus nasabah melalui : a. Bisnis proses yang lebih sederhana dan digital

b. Teknologi informasi yang handal dan mutakhir c. Praktek manajemen resiko yang kokoh

d. SDM yang profesional berbudaya kinerja baik 3. Struktur Organisasi

Dalam suatu organisasi tentunya harus ada hierarki atau struktur yang jelas, dimana hierarki atau struktur tersebut memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan organisasi. Hirarki atau struktur yang mendefinisikan garis komando atau wewenang, spesialisasi pekerjaan, bidang pekerjaan,

alokasi karyawan atau pekerjaan, struktur organisasi juga mengungkapkan siapa yang bertanggung jawab dan untuk siapa orang tersebut bertanggung jawab, struktur organisasi juga memberikan wawasan dan informasi tentang kedudukan dan kedudukan seseorang dalam organisasi. Mengingat pentingnya struktur organisasi, maka setiap organisasi tentunya membutuhkan struktur yang jelas.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Cabang Pegadaian

Sumber: Pedoman Struktur Organissi dan Tata Kerja Perum Pegadaian

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Unit Pelayanan Cabang Pegadaian

Sumber: Pedoman Struktur Organissi dan Tata Kerja Perum Pegadaian 4. Uraian Tugas

Kantor cabang dipimpin oleh seorang seorang Pemimpin Cabang dan bertanggung jawab Pemimpin Wilayah Utama/Wilayah.

1. Pemimpin Cabang

Pemimpin cabang bertanggung jawab atas perencanaan, pengorganisasian, pengaturan, dan pengendalian kegiatan operasional, administrasi, dan keuangan pegadaian dan usaha lain di dalam unit pelayanan cabang dan cabang (UPC).

Untuk menyelengarakan fungsi tersebut, Pemimpin Cabang mempunyai tugas:

a. Menyusun rencana kerja dan anggaran untuk kantor cabang dan UPC berdasarkan referensi yang telah ditentukan.

b. Merencanakan, Menyusun, mengusahakan dan mengendalikan operasional UPC.

c. Merencanakan, Menyusun, mengusahakan dan mengendalikan penatausahan barang jaminan bermasalah.

d. Merencanakan, Menyusun, mengusahakan dan mengendalikan administrasi medali kerja.

e. Merencanakan, Menyusun, mengusahakan dan mengendalikan pelaporan kegiatan administrasi dan usaha cabang.

f. Merencanakan, Menyusun, mengusahakan dan mengendalikan kebutuhan dan penggunaan sarana dan prasarana, serta kebersihan dan ketertiban cabang dan UPC.

g. Merencanakan, Menyusun, mengusahakan dan mengontrol pemasaran dan layanan pelanggan.

h. Mewakili kepentingan perusahaan baik internal maupun eksternal sesuai kewenangan yang diberikan oleh atasan.

Pemimpin Cabang kelas utama dibantu oleh : a. Manajer Operasional Usaha Gadai

b. Manajer Operasional Usaha Lain c. Pengelolaan UPC

d. Penaksir e. Penyimpan

f. Pemegang Gudang

g. Pendukung Administrasi dan Pembayaran h. Petugas Fungsional Usaha Lain

i. Petugas Layanan Konsumen

2. Manajer Operasional Usaha Gadai

Manajer Operasional Usaha Gadai mempinyai fungsi merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan memantau estimasi penetapan barang jaminan, penetapan jumlah pinjaman, pembiayaan serta administrasi usaha gadai sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Untuk menyelengarakan fungsi tersebut, Manajer Operasional Usaha Gadai mempunyai tugas :

a. Merencanakan, menyusun, mewujudkan dan mengawasi kegiatan operasional usaha gadai.

b. Menangani barang jaminan bermasalah (taksiran tinggi, rusak, palsu dan barang polisi).

c. Merencanakan, menyusun, mewujudkan dan mengawasi barang jaminan yang masuk.

d. Melakukan pengawasan serta uji petik dan terprogram terhadap barang jaminan yang masuk.

e. Mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi administrasi usaha gadai, keuangan serta pembuatan laporan kegiatan operasional usaha gadai pada Kantor Cabang.

3. Manajer Operasional Usaha Lain

Manajer Operasionalkan Usaha Lain bertanggung jawab untuk merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan memantau kegiatan operasional usaha lain, penetapan kelayakan kredit, tata Kelola, keuangan, keamanan serta pembuatan laporan kegiatan operasional usaha

lain Kantor Cabang. Untuk menjalankan fungsi tersebut, Manajer Operasional Usaha Lain mempunyai tugas :

a. Merancang, menyusun, melaksanakan dan memantau kegiatan operasional usaha lain.

b. Menangani kredit macet serta asuransi kredit.

c. Melaksanakan pengawasan survey secara berkala dan terprogram terhadap nasabah usaha lain.

d. Mengkoordinasikan, melaksanakan dan memantau pengadministrasian dokumen kredit usaha lain.

4. Pengelola UPC

Pengelola UPC mempunyai fungsi mengkoordinasikan, melaksanakan dan memantau kegiatan operasional, mengawasi pengelolaan keuangan, keamanan, ketertiban, dan kebersihan serta pembuatan laporan kegiatan UPC. Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut, Poengelola UPC mempunyai tugas:

a. Mengkoordinasikan, melakukan, dan memantau kegiatan operasional UPC.

b. Menangani barang jaminan bermasalah dan barang jaaminan lewat jatuh tempo.

c. Melakukan pengawasan secara uji petik dan terprogram terhadap barang jaminan yang masuk.

d. Mengkoordinasikan, melaksanakan dan memantau administrasi, keuangan, sarana dan prasarana, keamanan, ketertiban, dan kebersihan

serta pembuatan laporan kegiatan operasional Unit Pelayanan Cabang (UPC).

5. Penaksir

Penaksir mempunyai fungsi melakukan kegiatan penaksir barang jaminan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk memperoleh penetapan taksiran dan uang pinjaman yang wajar dan citra baik perusahaan, serta mengkoordinasikan, melaksanakan dan memantau kegiatan administrasi dan keuangan.

Untuk melaksanakan fungsi tersebut, Penaksir mempunyai tugas :

a. Melaksanakan penaksiran terhadap barang jaminan untuk mengetahui mutu dan nilai barang serta bukti kepemilikannya dalam rangka menentukan dan menetapkan golongan taksiran dan uang pinjaman.

b. Melaksanakan penaksiran terhadap barang jaminan yang akan dilelang, untuk mengetahui mutu dan nilai, dalam menentukan harga dasar barang yang akan dilelang.

c. Merencanakan dan menyiapkan barang jaminan yang akan disimpan agar terjamin keamanannya.

d. Mengkoordinasikan, melaksanakan dan memantau kegiatan administrasi dan keuangan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk mendukung kelencaran pelaksanaan operasional Kantor Cabang.

e. Mengorganisasikan pelaksanaan tugas pekerjaan Pendukung Administrasi dan Pembayaran.

f. Membimbing Pendukung Administrasi dan Pembayaran dalam rangka pembinaan dan kelancaran tugas pekerjaan.

6. Penyimpan

Penyimpan mempunyai fungsi mengelola gudang barang jaminan emas dan dokumen kredit dengan cara menerima, menyimpan, merawat dan mengeluarkan serta mengadministrasikan barang jaminan dan dokumen sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam rangka ketertiban dan keamanan serta keutuhan barang jaminan dan dokumen kredit.

7. Pemegang Gudang

Pemegang gudang mempunyai fungsi melakukan pemeriksaan, penyimpanan dan pemeliharaan dan pengeluaran serta pembukuan barang jaminan selain barang kantong sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam rangka ketertiban dan keamanan serta keutuhan barang jaminan.

8. Pendukung Administrasi dan Pembayaran

Pendukung Administrasi dan Pembayaran memiliki fungsi mendukung tugas Penaksir dalam hal penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran uang serta melaksanakan tugas administrasi keuangan di Kantor Cabang, sesuai ketentuan yang berlaku untuk mendukung kelancaran pelaksanaan operasional Kantor Cabang dan UPC.

9. Petugas Fungsional Usaha Lain

Petugas fungsional Usaha Lain mempunyai fungsi merencanakan, mengkoordanisikan dan melaksanakan kegiatan operasional usaha lain di Kantor Cabang.

10. Petugas Layanan Konsumen

Petugas Layanan Konsumen mempunyai fungsi memberikan informasi dan saran kepada nasabah yang merasa tidak puas terhadap segala kegiatan operasional Kantor Cabang.

11. Admin Kredit

Petugas admin kredit mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan administrasi dan tugas-tugas pendukung untuk memperlancar proses penyaluran kredit dengan tetap berdasarkan prinsip kehati-hatian.

12. Kasir

Petugas kasir mempunyai fungsi melaksanakan penerimaan dan pengeluaran uang atas transaksi produk maupun operasional baik tunai maupun non tunai di UPC sesuai kewenangannya berdasarkan panduan pelayanan yang berlaku.

13. Keagenan

Petugas keagenan mempunyai fungsi melakukan prospek ke calon agen, menerima aplikasi permohonan calon agen, melakukan survey kelayakan calon agen dan selanjutnya diproses lebih lanjut untuk menjadi agen sesuai dengan kriteria yang berlaku.

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan suatu responden untuk disajikan pada penelitian untuk dapat menggambarkan suatu kondisi serta keadaan responden yang dapat membagikan informasi lebih untuk menguasai hasil

pada penelitian. Responden pada penelitian kali ini merupakan Karyawan PT Pegadaian yang dimana sampel karyawan yang diambil sebanyak 32 orang, dan kemudian riset jenis kelamin, dan usia. Responden pada penelitian kali ini bisa dijabarkan sebagai berikut :

1. Karakteristik Responden Berdasakan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat diuraikan pada tabel berikut :

TABEL 4.1

KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN

NO Jenis Kelamin Responden

Orang Persentase %

1 Laki-Laki 7 22

2 Perempuan 25 78

Jumlah 32 100

Sumber : Data Diolah (2022)

Berdasarkan uraian pada tabel 4.1 di atas maka dapat dilihat bahwa responden yang ada pada penelitian ini sebagian besar merupakan responden perempuan yaitu 25 orang ataupun 78% dan responden laki-laki yaitu 7 orang ataupun 22%, sehingga dapat disimpulkan bahwaa rata-rata karyawan pada PT Pegadaian Cabang Tamalanrea didominasi oleh karyawan perempuan.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan usia

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat diuraikan pada tabel berikut ini:

TABEL 4.2

KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN USIA

NO Usia Responden

Orang Persentase %

1 20-30 Tahun 4 12,5

2 30-40 Tahun 7 21,9

3 Di atas 40 Tahun 21 65,6

Jumlah 32 100

Sumber : Data Diolah (2022)

Berdasarkan pada tabel 4.2 di atas maka dapat diuraikan bahwa dapat diketahui pada penelitian ini jumlah responden yang berusia 21-30 tahun sejumlah 12 orang ataupun 28%, umur 31-40 tahun sejumlah 26 orang ataupun 57% , dan umur 41-50 tahun sejumlah 7 orang ataupun 15%. Sehingga pada penelitian kali ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata karyawan pada PT. Pegadaian Cabang Tamalanrea dominasi oleh karyawan yang berusia 31-40 tahun.

4.2.2 Tanggapan Responden

1. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Administrasi

Berikut ini merupakan hasil tanggapan dari responden mengenai variabel administrasi (X1) sebagai berikut :

TABEL 4.3

DEKSRIPSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI VARIABEL ADMINISTRASI (X1)

Sumber: Data Diolah (2022)

NO PERTANYAAN SKOR JUMLAH

SS S K

S

T S

ST S

1 X1. P1 32 - - - - 32

2 X1. P2 13 19 - - - 32

3 X1. P3 17 15 - - - 32

4 X1. P4 13 19 - - - 32

Jumlah 75 53 - - - 128

Hasil tanggapan responden di atas, diketahui terdapat 4 bentuk pernyataan sebagai berikut :

1. Saya gagal Meng-upload dokumen penawaran

2. Saya terlambat mengetahui adanya pemberitaan mengenai pengumuman pelelangan

3. Saya tidak dapat mempersiapkan dokumen penawaran karena kurangnya estimasi waktu yang disediakan

4. Kesalahan dokumen pengadaan

Diketahui bahwa hasil tanggapan variabel administrasi X menyatakan hampir semua menjawab sangat setuju , dimana skor totalnya ada 75 yang menjawab sangat setuju 53. Sehingga dapat disimpulkan secara umum bahwa jawaban responden terhadap variabel Xdidominasi sangat setuju dimana nilainya yaitu 75.

2. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Teknis

Berikut ini merupakan hasil tanggapan dari responden mengenai variabel teknis (X2) sebagai berikut :

TABEL 4.4

DEKSRIPSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI VARIABEL TEKNIS (X2)

Sumber: Data Diolah (2022)

NO PERTANYAAN SKOR JUMLAH

SS S K

S

T S

ST S

1 X2. P1 17 15 - - - 32

2 X2. P2 20 11 1 - - 32

3 X2. P3 18 14 - - - 32

4 X2. P4 15 17 - - - 32

Jumlah 70 57 1 - - 128

Hasil tanggapan responden di atas, diketahui terdapat 4 bentuk pernyataan sebagai berikut :

1. Dokumen penawaran saya tidak lengkap

2. Saya menyusun spesifikasi teknis kurang dari yang diisyaratkan 3. Kualifikasi personil team lelang tidak sesuai persyaratan

4. Tidak ada dukungan dari supplier

Diketahui bahwa hasil tanggapan variabel teknis X menyatakan hampir semua menjawab sangat setuju , dimana skor totalnya ada 70 yang menjawab sangat setuju 57 dan kurang setuju 1. Sehingga dapat disimpulkan secara umum bahwa jawaban responden terhadap variabel X didominasi sangat setuju dimana nilainya yaitu 70.

3. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Harga

Berikut ini merupakan hasil tanggapan dari responden mengenai variabel harga (X3) sebagai berikut :

TABEL 4.5

DEKSRIPSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI VARIABEL HARGA (X3)

Sumber: Data Diolah (2022) NO PERTANYAAN

SKOR

JUMLAH

SS S K

S

T S

ST S

1 X3. P1 16 16 - - - 32

2 X3. P2 18 14 - - - 32

3 X3. P3 23 9 - - - 32

4 X3. P4 31 1 - - - 32

Jumlah 88 40 - - - 128

Hasil tanggapan responden di atas, diketahui terdapat 4 bentuk pernyataan sebagai berikut :

1. Besarnya biaya overhead proyek yang dimasukkan ke dalam biaya penawaran

2. Saya salah memprediksi harga perkiraan sendiri sehingga terlalu rendah 3. Saya salah dalam survey harga

4. Estimator yang kurang berpengalaman

Diketahui bahwa hasil tanggapan variabel harga X menyatakan hampir semua menjawab sangat setuju, dimana skor totalnya ada 88 yang menjawab sangat setuju 40. Sehingga dapat disimpulkan secara umum bahwa jawaban responden terhadap variabel Xdidominasi sangat setuju dimana nilainya yaitu 88.

4. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kualifikasi

Berikut ini merupakan hasil tanggapan dari responden mengenai variabel kualifikasi (X4) sebagai berikut :

TABEL 4.6

DEKSRIPSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI VARIABEL KUALIFIKASI (X4)

Sumber: Data Diolah (2022)

NO PERTANYAAN SKOR JUMLAH

SS S K

S

T S

ST S

1 X4. P1 11 20 1 - - 32

2 X4. P2 25 7 - - - 32

3 X4. P3 32 - - - - 32

4 X4. P4 22 10 - - - 32

Jumlah 90 37 1 - - 128

Hasil tanggapan responden di atas, diketahui terdapat 4 bentuk pernyataan sebagai berikut :

1. Saya tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau pembuktian kualifikasi 2. Dokumen pengadaan saya tidak memenuhi syarat kualifikasi 3. Saya memberi nilai penawaran yang terlalu rendah

4. Tidak mengetahui jadwal

Diketahui bahwa hasil tanggapan variabel kualifikasi X menyatakan hampir semua menjawab sangat setuju , dimana skor totalnya ada 90 yang menjawab sangat setuju 37,dan kurang setuju 1. Sehingga dapat disimpulkan secara umum bahwa jawaban responden terhadap variabel X didominasi sangat setuju dimana nilainya yaitu 90.

5. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Gagal Lelang

Berikut ini merupakan hasil tanggapan dari responden mengenai variabel gagal lelang (Y) sebagai berikut :

TABEL 4.7

DEKSRIPSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI VARIABEL GAGAL LELANG (Y)

NO PERTANYAAN SKOR JUMLAH

SS S K

S

T S

ST S

1 Y. P1 31 1 - - - 32

2 Y. P2 24 8 - - - 32

3 Y. P3 18 14 - - - 32

4 Y. P4 32 - - - - 32

Jumlah 105 23 - - - 128 Sumber: Data Diolah (2022)

Hasil tanggapan responden di atas, diketahui terdapat 4 bentuk pernyataan sebagai berikut :

1. Jumlah peserta yang memasukkan penawaran kurang dari tiga 2. Tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran

3. Sanggahan peserta terhadap pelaksanaan pelelangan ternyata benar 4. Paket pengadaan barang dan jasa kurang diminatis

Diketahui bahwa hasil tanggapan variabel gagal lelang X menyatakan hampir semua menjawab sangat setuju, dimana skor totalnya ada 105 yang menjawab sangat setuju 23. Sehingga dapat disimpulkan secara umum bahwa jawaban responden terhadap variabel Xdidominasi sangat setuju dimana nilainya yaitu 105.

4.2 Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan data sampel berdasarkan data populasi yang berdistribusi normal atau tidak normal.

Kenormalan data dapat dilihat dari residunya. Metode yang digunakan adalah uji kolmogrov-smirnov dengan kriteria taraf signifikansi 0,05. Jika signifikansi lebih besar dari sig >α, maka data berdistribusi normal, sedangkan jika signifikansi lebih kecil dari sig >α, maka data berdistribusi tidak normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL 4.8 UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 32

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,74246191

Most Extreme Differences Absolute ,138

Positive ,092

Negative -,138

Test Statistic ,138

Asymp. Sig. (2-tailed) ,127c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai signifikasi Asymp.Sig. (2- tailed) sebesar 0,127> 0,05. Maka sesuai dengan dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas kolmogrov smirnov diatas, dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Dengan demikian, asumsi atau persyaratan normalitas dalam model regresi terpenuhi.

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untukmenguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heterokedastisitas.

TABEL 4.9

UJI HETEROKEDASTISITAS Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -,371 2,266 -,164 ,871

TX1 -,111 ,083 -,251 -1,328 ,195

TX2 ,084 ,058 ,275 1,447 ,159

TX3 -,030 ,061 -,090 -,494 ,625

TX4 ,109 ,089 ,226 1,223 ,232

a. Dependent Variable: abs_RES

Berdasarkan hasil Tabel 4.8 diketahui bahwa nilai signifikansi variabel X1,X2,X3,X4 tidak terjadi heterokedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan data semua variabel mempunyai nilai lebih besar dari 0,05 yang artinya tidak terjadi heterokedastisitas melainkan homoskedastisitas. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai dalam penelitian ini.

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi sederhana bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Pada analisis regresi suatu variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau independent variable, sedangkan variabel yang dipengaruhi disebut variabel terkait atau dependent variable. Jika persamaan regresi hanya terdapat satu variabel bebas dengan satu variabel terkait, maka disebut dengan persamaan regresi sederhana. Jika variabel bebasnya lebih dari satu, maka disebut dengan persamaan regresi berganda. Pada regresi sederhana kita dapat mengetahui

berapa besar perubahan dari variabel bebas dapat mempengaruhi suatu variabel terkait.

TABEL 4.10

ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant

)

21,859 5,245 14,168 ,000

TX1 ,140 ,193 ,143 2,727 ,001

TX2 ,153 ,134 ,226 1,741 ,000

TX3 ,039 ,140 ,053 2,278 ,002

TX4 ,727 ,207 ,596 1,786 ,000

a. Dependent Variable: TY

Sumber: Output SPSS Versi 24. (Data diolah 2022)

Berdasarkan tabel di atas hasil persamaan analisis regresi linear berganda dapat di tulis sebagai berikut:

Y = 21,859 + 0,140 Administrasi + 0,153 Teknis + 0,039 harga + 0,727 kualifikasi+ e.

Berdasarkan persamaan regresi linear berganda di atas, dapat dilihat nilai konstanta sebesar 21,859 yang berarti jika administrasi (X1), Teknis (X2),harga (X3) dan kualifikasi (X4) bernilai nol atau konstan maka Gagal lelang (Y) nilainya 21,859.

3. Uji R2 (koefisien determinasi)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-

variabel indenpenden memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi-variabel dependen. Kelemahan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimaksudkan ke dalam model. Oleh karena itu dianjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik.

TABEL 4.11 UJI R2 Model Summary Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,273a ,075 -,062 ,796

a. Predictors: (Constant), TX4, TX3, TX1, TX2

Sumber: Output SPSS Versi 24. (Data diolah 2022)

Berdasarkan hasil penelitian, tabel diatas diperoleh hasil koefisien determinasi (Adjusted R Square) total untuk X1, X2, X3, X4 terhadap gagal lelang (Y) sebesar 0,075. Angka ini dapat digunakan untuk melihat besarnya kontribusi gagal lelang adalah 7,5% dan sisanya 92,5% diperoleh dari kontribusi variabel lain.

4. Uji T (Parsial)

Setelah melakukan uji koefisien regresi secara keseluruhan, maka langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara individu atau uji t. uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Apabila probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka hasilnya terdapat pengaruh dari variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.

Dokumen terkait