• Tidak ada hasil yang ditemukan

faktor-faktor yang mempengaruhi gagal lelang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "faktor-faktor yang mempengaruhi gagal lelang"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan Oleh : DHEA ARISTA PUTRI

4518013049

Skripsi

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR

2023

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Gagal Lelang Pengadaan Barang dan Jasa pada PT Pegadaian PERSERO Tamalanrea Makasssar

Nama : Dhea Arista Putri Stambuk/NIM : 4518013049

Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis Program Studi : Akuntansi

Tempat Penelitian : PT Pegadaian Persero Tamalanrea Makasssar Telah Disetujui :

Pembimbing I

Dr. Hasanuddin Remmang, SE., M.Si

Pembimbing II

Ripa Fajarina L,SE.,Ak.,M.Si.,CA.,CPAFS.,CPABC

Mengetahui dan Mengesahkan :

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bosowa

Dr. Hj. Herminawaty, AB., SE., MM

Ketua Prodi Akuntansi

Thanwain, SE., M.Si Tanggal Pengesahan :

(3)

PERNYATAAN KEORISINILAN SKRIPSI Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Dhea Arista Putri

NIM : 4518013049

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis

Judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gagal Lelang Pengadaan Barang dan Jasa pada PT Pegadaian PERSERO Tamalanrea Makasssar

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan skripsi ini berdasarkan hasil penelitian, pemikiran, dan pemaparan asli dari saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya didalam naskah skripsi ini tidak pernah diajukan oleh orang lain atau memperoleh gelar akademik disuatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini disebutkan dalam sumber kutipan daftar pustaka.

Demikian pernyataan yang saya buat secara sadar dan tanpa paksaan sama sekali.

Makassar, 21 Januari 2023 Mahasiswa Yang Bersangkutan

DHEA ARISTA PUTRI 4518013049

iii

(4)

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GAGAL LELANG PENGADAAN BARANG DAN JASA PADA PT PEGADAIAN PERSERO

TAMALANREA MAKASSSAR

Oleh:

Dhea Arista Putri

Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Bosowa Makassar

ABSTRAK

Dhea Arista Putri. 2022. Skripsi. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Gagal Lelang Pengadaan Barang Dan Jasa Pada Pt Pegadaian Persero Tamalanrea Makasssar dibimbing oleh Hasanuddin Remmang dan Ripa Fajarina Laming.

Tujuan penelitian untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh administrasi, teknis, harga, dan kualifikasi terhadap gagal lelang PT Pegadaian Cabang Tamalanrea .Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey. Data diperoleh melalui observasi, dokumentasi dan kuesioner yang disebar kepada 32 responden karyawan PT Pegadaian (Persero) Cabang Tamalanrea.

Dari Hasil penelitian menunjukkan bahwa administrasi, teknis, harga, dan kualifikasi berpengaruh secara signifikan terhadap gagal lelang PT Pegadaian Cabang Tamalanrea dengan hasil uji spss yang dilakukan.

Kata Kunci : Gagal lelang, administrasi, teknis, harga, dan kualifikasi

iv

(5)

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GAGAL LELANG PENGADAAN BARANG DAN JASA PADA PT PEGADAIAN PERSERO

TAMALANREA MAKASSSAR

Oleh:

Dhea Arista Putri

Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Bosowa Makassar

ABSTRACT

Dhea Arista Princess. 2022. Skripsi. Factors that influence the failed auction of goods and services at Pt Pegadaian Persero Tamalanrea Makasssar guided by Hasanuddin Remmang and Ripa Fajarina Laming.

The purpose of the study to determine and analyze the influence of administration, technical, prices, and qualifications to the failed auction of Pt Pegadaian Branch Tamalanrea. This study uses a quantitative approach with survey methods. Data obtained through observation, documentation and questionnaires distributed to 32 respondents employees of PT Pegadaian (Persero) Branch Tamalanrea.

From The results showed that administration, technical, prices, and qualifications significantly affect the failed auction of Pt Pegadaian Branch Tamalanrea with the results of the spss test.

Keywords: failed auction, administration, technical, price, and qualification

v

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gagal Lelang Pengadaan Barang dan Jasa Pada PT Pegadaian Persero Cabang Tamalanrea Makassar”. Adapun maksud dari penyusunan karya tulis ini adalah sebagai persyaratan dalam menyelesaikan mata kuliah pada program Sarjana Strata Satu (S1) Akuntansi Ekonomi dan Bisnis Universitas Bosowa Makassar. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini.

1. Pertama - pertama, ucapan terima kasih penulis berikan kepada Rektor Universitas Bosowa Bapak Prof. Dr. Ir. Batara Surya, S.T., M.Si.

2. Ibu Dr. Hj. Herminawati Abu bakar SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bosowa Makassar.

3. Ibu Indrayani Nur, S.Pd SE., M.Si selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bosowa Makassar.

4. Bapak Thanwain, S.E.,M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bosowa Makassar.

5. Bapak Dr. Hasanuddin Remmang, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing I dalam proses penyusunan skripsi atas pencapaian gelar sarjana ekonomi.

6. Ibu Ripa Fajarina Laming,SE, Ak, M.Si, CA, CPAFS, CPABC selaku dosen pembimbing II dalam proses penyusunan skripsi atas pencapaian gelar sarjana ekonomi.

vi

(7)

7. Seluruh pegawai PT Pegadaian (Persero) Cabang Tamalanrea Makassar yang telah mengizinkan dan membantu penulis untuk melaksanakan penelitian hingga selesai.

8. Kepada Bapak Achmadi Zain,SE dan Ibu Sitti Rafiah selaku orang tua penulis terimakasih atas segala kasih sayang yang diberikan dalam membesarkan dan membimbing penulis selama ini sehingga penulis dapat terus berjuang dalam meraih mimpi dan cita-cita. Kepada Muh Aldy Saputra dan Adhe Surya Putra selaku kakak penulis terimakasih yang selalu memotivasi dan mendukung sehingga penulis skripsi ini bisa sampai pada tahap seperti sekarang.

9. Seluruh keluarga besar penulis yang tiada henti-hentinya selalu mendukung dan memotivasi untuk selalu semngat dalam kuliah terlebih untuk tugas akhir yaitu skripsi

10. Untuk Dewi Fadhilatunnisa terimakasih atas bantuannya selama ini juga doa, semangat, dan dukungannya yang tak henti sehingga penulis bisa sampai pada tahap ini.

11. Untuk sahabat-sahabat penulis Nisa A, Ola, Lidya, Kiki, Nisa F terimakasih atas doa ,dukungan serta semangatnya sehingga saya bisa sampai pada tahap ini.

12. Untuk sahabat Pelangi penulis Chan, Ayu, Putri, Angel, Ega, Bulan, Elis terimakasih unutk semangat dan dorongannya dalam penyusunan skripsi ini.

13. Untuk Randy Pramana Putra terimakasih selalu ada, yang selalu

vii

(8)

memberikan doa dan semangat yang tak henti selama penyusunan skripsi ini.

14. Untuk sahabat seperjuangan est 2018 Devita, Desti, Jein, Stevany, Evi terimakasih kesetiaannya selama 4 tahun ini.

15. Untuk Wiwi terimakasih yang telah membantu selama penyusunan skripsi dan selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan saya.

16. Untuk teman-teman seperjuanganku di Akuntansi B 2018 terimakasih buat 4 tahunnya terimakasih sudah mau berjuang sama-sama sampai detik ini dan terimakasih sudah menjadi teman kelas yang baik

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagai tambahan informasi dan referensi bagi semua pihak yang membutuhkan.

Makassar, 20 Januari 2023 Penulis

DHEA ARISTA PUTRI

viii

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEORISINILAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Lelang ... 7

2.1.1 Definisi Lelang ... 7

2.1.2 Tahap Pelaksanaan Lelang ... 8

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gagal Lelang ... 9

2.2 Kegagalan Lelang ... 11

2.3 Tinjauan Umum Pengadaan Barang dan Jasa ... 12

2.3.1 Definisi Pengadaan Barang dan Jasa ... 12

ix

(10)

2.3.2 Tujuan Pengadaan Barang dano Jasa ... 14

2.3.3 Prinsip-Prinsip Barang dan Jasa ... 14

2.3.4 Metode Penyampaian Dokumen ... 16

2.3.5 Metode Evaluasi Penawaran ... 17

2.3.6 Metode Evaluasi Penawaran ... 18

2.3.7 Metode Penilaian Kualifikasi ... 19

2.4 Kerangka Pikir ... 21

2.5 Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

3.2 Metode Pengumpulan Data ... 23

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 25

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

3.5 Teknik Analisis Data ... 27

3.6 Analisis Regresi Linear Berganda ... 28

3.7 Definisi Operasional ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data ... 30

4.2 Analisis Data ... 48

4.3 Pembahasan ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 58

5.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60 LAMPIRAN

x

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Gagal lelang Tahun 2019-2021 ... 3

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 43

Tabel 4.3 Deksripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel administrasi (x1) 43 Tabel 4.4 Deksripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel teknis (x2) ... 44

Tabel 4.5 Deksripsi jawaban responden mengenai Variabel harga (x3) ... 45

Tabel 4.6 Deksripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Kualifikasi (x4) 46 Tabel 4.7 Deksripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Gagal Lelang (Y) 47 Tabel 4.8 Uji Normalitas ... 49

Tabel 4.9 Uji Heterokedastitas ... 50

Tabel 4.10 Analisis Regresi Linear Berganda ... 51

Tabel 4.11 Uji R2 ... 52

Tabel 4.12 Uji T (Parsial) ... 53

Tabel 4.10 Uji F (Simultan) ... 54

xi

(12)

DAFTAR GAMBAR

Bagan 2.1 Kerangka Pikir ... 21 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Cabang Pegadaian ... 34 Gambar 4.2 Struktur Organisasi Unit Pelayanan Cabang Pegadaian ... 35

xii

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PT Pegadaian adalah suatu badan atau organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa peminjaman uang dengan menggadaikan suatu barang sebagai jaminannya. Nasabah yang ingin mendapatkan uang pinjaman harus menggadaikan barang sebagai jaminan. Baru tiap pegadaian memberikan pinjaman uang sebanding dengan nilai jaminan barangnya. Tiap peminjaman memiliki jangka waktu berlaku. Nasabah dapat melunasi pinjamannya atau menebus barangnya sesuai dengan jumlah pinjaman sebelum jangka waktu habis.

Jika pinjaman tidak lunas dibayar sampai jangka waktu habis, maka barangnya akan hangus. Jika sudah hangus, maka barang tidak bisa ditebus dan akan dilelang oleh pihak pegadaian.

PT Pegadaian (Persero) memiliki pedoman dalam pengadaan barang yang memperjelas pelaksanaan teknis dan administratif bagi para perencana dan pengawas dalam proses pengadaan. Pegadaian juga wajib menyelenggarakan pembukuan dan bertanggung jawab atas pelaksanaan lelang, membuat laporan pembukuan berupa pembukuan penjualan, simpanan dan tunggakan hasil lelang, laporan pelaksanaan kegiatan dan hasil pelaksanaan lelang berdasarkan jenis/asal barang.

Seperti yang kita ketahui bersama, pengadaan adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan atau penyediaan sumber daya (barang atau jasa) dalam suatu proyek tertentu. Pengadaan barang dan jasa yang disebut juga dengan

(14)

pengadaan telah dilakukan oleh banyak pihak, seperti proyek-proyek besar pemerintah. Pengadaan barang dan jasa bersifat umum, mulai dari pengadaan barang seperti pengadaan fasilitas real estate oleh instansi, hingga pengadaan jasa seperti jasa konsultasi. Selama ini pengadaan barang dan jasa dilakukan dengan partisipasi langsung para pemangku kepentingan seperti pemasok barang dan jasa, pengguna barang dan jasa. Namun, proses fisik ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.

Penyedia barang dan jasa perlu memiliki strategi penawaran kompetitif (competitive bidding strategy) untuk mendapatkan tender. Terlalu banyak usaha akan menimbulkan persaingan usaha yang cenderung tidak sehat, bertentangan dengan prinsip pengadaan barang dan jasa: efisiensi, efisiensi, transparansi, keterbukaan, persaingan, adil/tidak diskriminasi dan akuntabilitas.

Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan dana masyarakat untuk pengadaan barang dan jasa publik, perlu diupayakan terciptanya keterbukaan, transparansi, tanggung jawab, dan prinsip persaingan yang sehat dalam pengadaan barang pemerintah, melayani barang/jasa pemerintah yang dibiayai dengan dana APBN/APBD, untuk mendapatkan barang yang berkualitas dan terjangkau.

Pengadaan barang dan jasa pada hakekatnya adalah usaha pemakai untuk memperoleh barang dan jasa yang diinginkan, dengan beberapa proses yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan harga, waktu dan pengaturan lainnya. Agar substansi atau sifat pengadaan barang dan jasa dapat dilakukan dengan sebaik mungkin, kedua belah pihak yaitu pengguna dan pemasok harus selalu berpegang

(15)

pada filosofi pengadaan barang dan jasa, menghormati etika dan standar. untuk pengadaan barang dan jasa yang menerapkan prinsip, metode dan prosedur yang berlaku untuk pengadaan barang dan jasa.

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 16 Tahun 2018, dijelaskan bahwa ketentuan yang berlaku dalam proses pengadaan barang dan jasa mengenai pelaku pengadaan barang dan jasa, bentuk pengadaan barang dan jasa, tata cara pengadaan, dan jumlah pengadaan dapat digolongkan sebagai pelaksanaan pengadaan Nilai metode, baik berupa pengadaan barang maupun jasa. Pengadaan barang dan jasa melibatkan banyak pihak yaitu pengguna dan penyedia jasa. Pihak pengguna adalah pihak yang meminta atau menunjuk penyedia untuk menyediakan atau melakukan pekerjaan tertentu. Pengguna barang atau jasa dapat berupa perorangan atau lembaga atau organisasi seperti BUMN, BUMD, SWASTA, PEMERINTAH, dll.

Tabel 1.1

Data Gagal lelang Tahun 2019-2021

Tahun Paket Pengadaan Gagal Lelang

2019 38 paket 24

2020 52 paket 41

2021 43 paket 36

Tabel diatas merupakan gambaran jumlah gagal lelang dari tahun 2019- 2021. Pada tahun 2019 terdapat 38 paket pengadaan, terdapat 14 paket mengalami kemenangan dan 24 paket yang mengalami kegagalan. Pada tahun 2020 terdapat 52 paket pengadaan, terdapat 11 paket yang mengalami kemenangan dan 41 paket yang mengalami kegagalan. Pada tahun 2021 terdapat 43 paket pengadaan, terdapat 7 paket yang mengalami kemenangan dan 36 paket yang mengalami kegagalan. Data diatas diolah berdasarkan hasil pengolahan data di PT Pegadaian

(16)

PERSERO Tamalanrea Makassar yang dalam proses lelangnya mengalami kegagalan.

Namun, dalam memilih mitra yang berkualifikasi diperlukan proses pemilihan yang disebut pelelangan (tender). Tender adalah penawaran untuk mengajukan harga untuk membeli suatu pekerjaan, untuk mengadakan barang- barang atau untuk menyediakan jasa. Penawaran lelang atau tender merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh pemasok barang dan jasa konstruksi untuk mendapatkan suatu pekerjaan konstruksi. Proses kalah atau gagal menawar atau menawar pada tahap ini sangat mudah karena dalam operasi ini banyak resiko kegagalan yang mungkin terjadi, selain itu proses ini diterima secara luas oleh banyak badan usaha atau mitra. Penulis akan mencoba mengidentifikasi fakta-fakta yang dapat menghambat terjadinya pelelangan, kemudian menjelaskan landasan teori pelelangan.

Proses lelang dapat dimulai dengan pengumuman lelang, pemilihan dan konsultasi kualifikasi, pengumpulan dan interpretasi dokumen penawaran, penetapan perkiraan harga, penetapan (aanwijzing), penyerahan dokumen penawaran (dokumen penawaran, dokumen teknis dan administrasi). serta dokumen kapasitas, dokumen penawaran, berkas penilaian, penilaian dan bukti kesanggupan, pengumuman hasil lelang, penetapan harga pemenang, pemberitahuan pemenang lelang, batas waktu penolakan hasil lelang, penunjukan pengadaan barang dan jasa secara tertulis serta penandatanganan kontrak.

Pengawasan diperlukan agar pengadaan barang dan jasa dapat berjalan dengan

(17)

baik sesuai rencana dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Namun, dalam proses pengadaan barang dan jasa tersebut ditemukan masalah yaitu lelang gagal.

Adapun, kegagalan dalam lelang bisa di sebabkan oleh berbagai faktor oleh pihak-pihak terkait (stakeholders), baik dari pengguna anggaran, unit pelayanan pengadaan barang dan jasa, maupun dari pihak rekanan yang mengikuti proses pengadaan barang dan jasa. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengambil judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gagal Lelang Pengadaan Barang Dan Jasa Pada PT Pegadaian Persero Tamalanrea Makassar”

1.2 Rumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu :

Faktor – faktor apa sajakah yang mempengaruhi gagal lelang pengadaan barang/jasa pada PT Pegadaian Persero Tamalanrea Makassar ?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gagal lelang pengadaan barang/jasa pada PT Pegadaian Persero Tamalanrea Makassar?

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi atau acuan bagi segala instansi, khususnya PT Pegadaian Persero Tamalanrea Makassar, hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang konstuksif sekaligus sebagai bahan acuan terhadap pelaksanaan dilapangan.

(18)

2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi para pembaca, baik dikalangan kampus maupun dikalangan umum.

3. Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan serta pengalaman dalam mengidentifikasi masalah dan pemecahannya. Dan dapat dijadikan sebagai bahan aplikasi untuk mewujudkan teori yang telah dipelajari dibangku kuliah

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan.Umum.Lelang

2.1.1 Definisi.Lelang

Menurut Perpres Nomor 213 Tahun 2020 lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi, yang sebelumnya diberitahu tentang pelelangan atau penjualan dengan pengumuman lelang.

Menurut Risnawati, pada tahun 2021 lelang merupakan suatu bentuk penjualan yang diadakan di depan banyak orang dengan penawaran dari pengelola lelang. Dalam hal juru lelang bertindak sebagai perantara bagi penjual. Lelang adalah non-voting, tidak diperdagangkan secara publik, dan secara khusus diadakan di depan umum.

Menurut Fajri Desmal, 2022, lelang adalah kegiatan jual beli barang dan jasa kepada banyak orang melalui penjualan barang di tempat umum, yang dilakukan di hadapan juru lelang dalam bentuk persaingan lisan atau lisan, dan tawaran yang lebih tinggi akan menang.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa lelang adalah suatu bentuk penjualan barang yang dilakukan secara terbuka kepada masyarakat dengan harga lelang yang naik atau turun untuk mencapai harga tertinggi yang dilakukan secara tertulis atau lisan, yang dilakukan sebelumnya dengan adanya pemberitahuan lelang atau penjualan barang.

(20)

2.1.2 Tahap Pelaksanaan Lelang

Tahapan pelaksanaan pemilihan melalui Lelang / seleksi berdasarkan Peraturan Presiden No.12 tahun 2021 meliputi :

a. Pelaksanaan kualifikasi

Jangka waktu minimal 7 hari kerja untuk pelelangan umum dan minimal 3 hari kerja untuk pelelangan sederhana atau pemilihan langsung.

b. Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pemilihan

Jangka waktu antara tanggal pengumuman sampai dengan 1 hari sebelum batas akhir memasukkan dokumen penawaran.

c. Pemberian penjelasan

Calon rekanan atau peserta lelang dan seleksi boleh tidak mengikutinya.

d. Penyampaian dokumen penawaran

Kegiatan ini dilakukan pada waktu dan tempat yang telah ditentukan.

e. Evaluasi dokumen penawaran

Jangka waktu segera setelah batas akhir pemasukan penawaran berlangsung.

f. Penetapan dan pengumuman pemenang

Kelompok kerja unit layanan pengadaan atau pejabat pengadaan meminta persetujuan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk mengumumkan pemenang yang dianggap berkompeten dalam pengerjaan pengadaan barang dan jasa. Jangka waktu menyesuaikan dengan waktu dan dilakukan setelah ada pernyataan resmi dari berbagai pihak yang diperlukan.

(21)

g. Sanggah

Sanggahan dilakukan oleh peserta lain karena menganggap pemerintah tidak objektif dalam memilih rekanan.

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gagal Lelang

Menurut (Hapsari, 2017) ada beberapa situasi kejadian yang bisa menyebabkan gagal lelang dan variabel-variabel yang mempengaruhi, adapun beberapa faktor-faktor/ variabel yang mempengaruhi terjadinya gagal lelang sebagai berikut :

a. Faktor Administrasi

Jumlah peserta yang mengajukan dokumen penawaran pengadaan barang, pekerjaan konstruksi/jasa lainnya kurang dari 3 (tiga) peserta, kecuali untuk penawaran terbatas. Lelang tidak berhasil karena kurangnya penyedia yang mengajukan penawaran. Banyak faktor yang dapat menyebabkan lelang gagal, namun tidak terbatas pada :

1. Gagal meng-upload dokumen penawaran

2. Harga satuan yang terlalu rendah yang tidak sesuai dengan harga pasar saat proses pelelangan diumumkan

3. Adanya persyaratan teknis yang mengarah dan/atau memberatkan sehingga tidak dapat disediakan oleh penyedia secara umum

4. Terlambat mengetahui pengumuman pelelangan

5. Kurangnya waktu yang disediakan untuk mempersiapkan dokumen penawaran

(22)

b. Faktor Teknis

Sebagian besar faktor yang tidak memenuhi persyaratan tender disebabkan metode pelaksanaan yang tidak menggambarkan pengendalian penyelesaian pekerjaan sesuai dengan dokumen pengadaan. Tindakan pencegahan harus diambil untuk meminimalkan kegagalan pada elemen teknis ini, beberapa di antaranya dapat dikuasai, terutama dalam metode implementasi yang lebih dalam diperlukan. Ada beberapa penyebab kegagalan teknis, yaitu :

1. Tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran

2. Peserta lelang akan diterangkan gagal lelang apabila dokumen penawaran yang di-upload tidak sesuai dengan penawaran barang/jasa c. Faktor Harga

Sebagian besar kegagalan disebabkan oleh penawaran yang tidak kompetitif karena mitra lain menawarkan harga terendah tanpa mengorbankan kualitas dan target yang ditetapkan setelah penyesuaian harga.

d. Faktor Kualifikasi

Sanggahan peserta terhadap pelaksanaan pelelangan dan pengadaan bahan tersebut diyakini cukup beralasan. Jika lelang gagal karena sanggahan pemasok terbukti benar pada tahap prakualifikasi dan hasil lelang, hal itu dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti :

1. Kesalahan dalam mengevaluasi dokumen penawaran penyedia yang mengakibatkan kesalahan hasil pelelangan

(23)

2. Proses Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung tidak sesuai dengan peraturan

3. Kesalahan prosedur yang tercantum dalam dokumen pengadaan penyedia barang/jasa

4. Pelaksanaan pelelangan tidak sesuai atau menyimpang dari dokumen pengadaan

5. Calon pemenang dan calon pemenang 1 dan 2, setelah dilakukan evaluasi dengan sengaja tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau pembuktian kualifikasi

2.2 Kegagalan Lelang

Gagal lelang adalah peristiwa yang mengakibatkan evaluasi ulang, pengajuan kembali penawaran, penghentian proses, atau lelang/seleksi/pemilihan ulang. Kegagalan menyelenggarakan pelelangan akan mengakibatkan ketidakmampuan melaksanakan kegiatan atau program, keterlambatan pelaksanaan kegiatan pengadaan barang/jasa, dan keterlambatan pelaksanaan tugas, sehingga mempengaruhi kemampuan penyerapan anggaran.

Menurut Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 menyatakan lelang/seleksi gagal :

1. Prakualifikasi gagal 2. Lelang/seleksi gagal

3. Prakualifikasi gagal dan lelang/seleksi gagal diterangkan oleh kelompok kerja pemilihan

(24)

4. Lelang/seleksi gagal diterangkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran

5. Tindak lanjut dari prakualifikasi gagal 6. Tindak lanjut dari lelang/seleksi gagal

7. Evaluasi penawaran ulang dilakukan dalam hal ditemukan kesalahan evaluasi penawaran

8. Penyampaian penawaran ulang dilakukan untuk lelang/seleksi gagal 9. Lelang/seleksi ulang dilakukan untuk lelang/seleksi gagal

10. Dalam hal lelang/seleksi ulang, pokja pemilihan dengan persetujuan PA/KPA melakukan penunjukan langsung dengan kriteria :

a. Kebutuhan tidak dapat ditunda, dan

b. Tidak cukup waktu untuk melaksanakan lelang/seleksi 2.3 Tinjauan Umum Pengadaan Barang dan Jasa

2.3.1 Definisi Pengadaan Barang dan Jasa

Menurut (Renggong, 2021), pengadaan barang dan jasa pemerintah bertujuan untuk pengadaan barang dan jasa yang diperlukan berdasarkan pemikiran yang logis dan sistematis oleh kementerian/lembaga daerah/satuan kerja atau organisasi, kegiatan ini dimulai dengan memiliki atau mewujudkan suatu proses mulai dari perencanaan kebutuhan sampai dengan penyelesaian semua kegiatan untuk pengadaan barang dan jasa.

Menurut (Rahmadana et al., 2020) pengadaan barang dan jasa juga merupakan kegiatan untuk memperoleh barang atau jasa secara transparan, efisien dan efektif sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna. Suatu

(25)

bentuk pelayanan publik dapat meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan meningkatkan perekonomian daerah bahkan perekonomian nasional secara keseluruhan.

Menurut (Ranis Shara, 2017), pengadaan memegang peranan penting bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan yang bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan. Agar pengadaan barang dan jasa dapat berjalan semulus mungkin, kedua belah pihak yaitu pengguna dan pemasok harus menghormati etika dan standar pengadaan barang dan jasa yang berlaku.

Menurut Subagya yang dikutip oleh Rolland (2021) Pengadaan adalah segala kegiatan dan usaha untuk menambah dan memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada.

Menurut Peraturan Presiden No 16 Tahun 2018 mengenai Pengadaan barang/jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh Kementerian/

Lembaga/ Satuan Kerja Perangkat Daerah/ Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa.

Berdasarkan pengertian pengadaan barang dan jasa di atas, penulis berpendapat bahwa konsep pengadaan barang dan jasa adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh barang dan jasa suatu instansi secara transparan, efisien dan efektif sesuai keperluan dan harapan pengguna sebagaimana dengan peraturan yang berlaku.

(26)

2.3.2 Tujuan Pengadaan Barang dan Jasa

Menurut Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 menjelaskan bahwa tujuan pengadaan barang dan jasa adalah :

a. Menghasilkan barang atau jasa yang tepat dari setiap uang yang dibelanjakan, diukur dari aspek kualitas, jumlah, waktu, biaya, lokasi, dan penyedia

b. Mengembangkan penggunaan produk dalam negeri

c. Mengembangkan peran serta usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah

d. Mengembangkan peran pelaku usaha nasional

e. Mendukung pelaksanaan penelitian dan pemanfaatan barang atau jasa hasil penelitian

f. Mengembangkan keikutsertaan industri kreatif g. Menstimulasi pemerataan ekonomi dan

h. Menstimulasi pengadaan berkelanjutan

2.3.3 Prinsip-Prinsip Pengadaan Barang dan Jasa

Menurut Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 menjelaskan bahwa prinsip-prinsip pengadaan barang dan jasa adalah :

a. Efisien

Artinya, pengadaan barang atau jasa harus dilakukan dengan menggunakan dana dan sumber daya seminimal mungkin untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang dibutuhkan untuk mencapai hasil dan sasaran mutu yang maksimal.

(27)

b. Efektif

Artinya, pengadaan suatu barang atau jasa harus sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang telah ditetapkan serta mendatangkan manfaat yang maksimal.

c. Transparan

Artinya, semua syarat dan informasi yang berkaitan dengan pengadaan barang atau jasa sudah jelas dan diketahui secara luas oleh penyedia.

d. Terbuka

Artinya, pengadaan barang atau jasa dapat diikuti oleh semua penyedia barang atau jasa yang memiliki persyaratan atau kriteria tertentu berdasarkan peraturan dan prosedur yang jelas.

e. Bersaing

Artinya, bahwa pengadaan barang dan jasa harus dilakukan dalam persaingan yang sama antara banyak penyedia barang atau jasa yang setara dan konsisten, sehingga barang atau jasa tersebut dapat ditawarkan dalam persaingan dan intervensi yang menciptakan mekanisme pasar dalam pengadaan barang atau jasa.

f. Adil atau Tidak Diskriminatif

Artinya, perlakuan yang sama terhadap semua calon penyedia barang atau jasa dan tidak menguntungkan pihak tertentu dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.

(28)

g. Akuntabel

Artinya, harus mematuhi peraturan dan perundang-undangan mengenai pengadaan barang atau jasa agar dapat dipertanggungjawabkan.

2.3.4 Metode Penyampaian Dokumen

Menurut Peraturan Presiden No.16 Tahun 2018 Pasal 38 Tentang perubahan ke lima atas peraturan Presiden No.54 Tahun 2010, beberapa metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan kontruksi/jasa lainnya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Erpuchasing

Erpuchasing dilaksanakan untuk barang/pekerjaan kontruksi/jasa lainnya yang sudah tercantum dalam katalog elektronik.

b. Pengadaan Langsung

Pengadaan langsung dilaksanakan untuk barang/pekerjaan kontruksi/jasa lainnya yang bernilai paling banyak Rp 200.000.000 (Dua Ratus Juta Rupiah).

c. Penunjukkan Langsung

Penunjukkan langsung dilaksanakan untuk barang/pekerjaan kontruksi/jasa lainnya dalam keadaan tertentu.

d. Lelang Cepat

1. Spesifikasi dan volume pekerjaannya sudah dapat ditentukan secara rinci dan,

2. Pelaku usaha telah terkualifikasi dalam system informasi kinerja penyediaa.

(29)

e. Lelang

Lelang dilaksanakan dalam hal tidak dapat menggunakan metode pemilihan penyedia.

2.3.5 Metode Penyampaian Dokumen

Menurut Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dalam penetapan metode penyampaian dokumen penawaran berdasarkan jenis barang/jasa yang akan diadakan meliputi :

a. Metode penyampaian dokumen penawaran dalam pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dilakukan dengan :

1. 1 (satu) file 2. 2 (dua) file 3. 2 (dua) tahap

b. Metode satu file digunakan untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang menggunakan metode evaluasi harga terendah.

c. Metode dua file digunakan untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang memerlukan penilaian teknis terlebih dahulu.

d. Metode dua tahap digunakan untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang memiliki karakterisitik sebagai berikut : 1. Spesifikasi teknisnya belum bisa ditentukan dengan pasti

2. Mempunyai beberapa alternatif penggunaan sistem dan desain penerapan teknologi yang berbeda

(30)

3. Dimungkinkan perubahan spesifikasi teknis berdasarkan klarifikasi penawaran teknis yang diajukan dan/atau

4. Membutuhkan Penyetaraan teknis 2.3.6 Metode Evaluasi Penawaran

Menurut Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 metode evaluasi penawaran dalam pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya terdiri atas :

a. Sistem Nilai

Metode evaluasi sistem nilai digunakan untuk pengadaan barang/

konstruksi/jasa lainnya yang mempertimbangkan penilaian teknis dan harga.

b. Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis

Metode evaluasi penilaian biaya selama umur ekonomis digunakan untuk pengadaan barang/pekerjaan jasa/konstruksi lainnya yang mempertimbangkan faktor umur ekonomis, harga, biaya operasional, biaya pemeliharaan dan nilai sisa dalam jangka waktu operasi tertentu.

c. Harga Terendah

Metode evaluasi harga terendah digunakan untuk pengadaan barang/konstruksi/jasa lainnya dalam hal harga menjadi dasar penetapan pemenang diantara penawaran yang memenuhi persyaratan teknis.

(31)

2.3.7 Metode Penilaian Kualifikasi

Kualifikasi merupakan proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang dan jasa. Menurut peraturan presiden Nomor 16 Tahun 2018 menyatakan bahwa : a. Kualifikasi merupakan evaluasi kompetensi, kemampuan usaha, dan

pemenuhan persyaratan sebagai penyedia.

b. Kualifikasi dilakukan dengan pascakualifikasi atau prakualifikasi.

c. Pascakualifikasi dilaksanakan pada pelaksanaan pemilihan sebagai berikut:

1. Lelang barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk pengadaan yang bersifat tidak kompleks, atau

2. Seleksi jasa konsultasi perorangan.

d. Kualifikasi pada pascakualifikasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan evaluasi penawaran dengan menggunakan metode sistem gugur.

e. Prakualifikasi dilaksanakan pada pelaksanaan pemilihan.

f. Kualifikasi dan prakualifikasi dilakukan sebelum pemasukan penawaran dengan menggunakan metode sistem gugur dan sistem pembobotan.

g. Hasil prakualifikasi menghasilkan daftar peserta lelang dan daftar pendek peserta seleksi.

h. Dalam hal pelaku usaha telah terkualifikasi dalam sistem informasi kinerja penyedia, tidak diperlukan pembuktian kualifikasi.

(32)

i. Kelompok kerja pemilihan dilarang menambah persyaratan kualifikasi yang diskriminatif dan tidak objektif.

j. Pengadaan barang dan jasa yang bersifat kompleks adalah pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang mempunyai resiko tinggi, memerlukan teknologi tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khusus, dan/atau sulif mendefinisikan secara teknis bagaimana cara memenuhi kebutuhan dan tujuan pengadaan barang dan jasa.

(33)

2.4 Kerangka Pikir

Bagan 2.1 Kerangka Pikir

PT Pegadaian Persero Tamalanrea Makassar

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gagal Lelang Pengadaan Barang dan Jasa

Pada PT Pegadaian Persero Tamalanrea Makassar

Regresi Linear Berganda

Kesimpulan

Rekomendasi/Saran Hasil Penelitian

(34)

2.5 Hipotesis

Menurut (Sugiyono, 2017) menjelaskan bahwa hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap rumusan masalah penelitian, yang mana rumusan masalah tersebut sudah diterangkan dalam bentuk pertanyaan.

Hipotesis disebut sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori. Jadi, hipotesis merupakan jawaban sementara pertanyaan-pertanyaan yang ajukan dalam perumusan masalah. Dalam kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi gagal lelang pengadaan barang dan jasa. Maka, hipotesis dalam penelitian ini adalah :

a. Hipotesis Nol (Ho)

Faktor Administrasi, Teknis, Harga, dan Kualifikasi tidak berpengaruh terhadap gagal lelang pengadaan barang dan jasa pada PT Pegadaian Tamalanrea Makassar.

b. Hipotesis Alternatif (Ha)

Faktor Administrasi, Teknis, Harga, dan Kualifikasi berpengaruh terhadap gagal lelang pengadaan barang dan jasa pada PT Pegadaian Tamalanrea Makassar.

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Pegadaian Persero Tamalanrea Makassar yang beralamat di Jl. Tamalanrea Raya No. 1, Tamalanrea, Kec. Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90245, Indonesia. Responden yang digunakan adalah pegawai PT Pegadaian Persero Tamalanrea Makassar. Waktu penelitian dilaksanakan pada Bulan Agustus Tahun 2022.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Menurut (Sugiyono, 2018) Teknik pengumpulan data merupakan tahapan utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah memperoleh data, jika peneliti tidak mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapat data yang memenuhi standar. Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Metode Lapangan (Field Research)

Metode lapangan adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melihat langsung ke objek tujuan dilapangan untuk mendapatkan data atau informasi. Teknik yang diterapkan dalam pengumpulan data yaitu:

1. Kuesioner

Dimana peneliti memberi serangkaian pertanyaan tertulis kepada responden secara langsung atau dikirim melalui internet atau pos untuk dijawabnya. Kuesioner dalam penelitian ini mencakup pertanyaan- pertanyaan yang membantu peneliti menyimpulkan hasil evaluasi

(36)

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gagal lelang pengadaan barang dan jasa. Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang jawabannya diterangkan dengan menggunakan skala likert yaitu dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuan, yang dapat berupa kata-kata antara lain :

a. Sangat Setuju (SS) : Skor 5

b. Setuju (S) : Skor 4

c. Kurang Setuju (KS) : Skor 3 d. Tidak Setuju (TS) : Skor 2 e. Sangat Tidak Setuju (STS) : Skor 1 2. Dokumentasi

Suatu pengumpulan data dengan cara melihat langsung sumber-sumber dokumen yang terkait. Dengan kata lain, bahwa dokumentasi sebagai pengambilan data melalui dokumen tertulis ataupun elektronik.

Digunakan sebagai mendukung kelengkapan data lainnya.

b. Studi Kepustakaan

Adanya keterbatasan dari pengetahuan peneliti dalam mencari landasan teori untuk penelitian, guna mengumpulkan data untuk mendukung penelitian dan hasil penelitian ini. Peneliti juga mempelajari literatur dari berbagai sumber untuk memperdalam pembahasan dan untuk kesempurnaan dalam penelitian ini. Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku literatur dan jurnal yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti.

(37)

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan Sumber data penelitian ini diperoleh dari dua sumber sebagai berikut :

3.3.1 Jenis Data

Menurut (Anggita, 2018) metode penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dengan data hasil penelitian yang diperoleh berupa angka-angka serta analisis berupa statistika.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan cross sectional. Menurut (Notoatmodjo, 2018), Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari faktor-faktor resiko dan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach).

3.3.2 Sumber Data a. Data Primer

Menurut (Sugiyono, 2018) Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Data tersebut diperoleh melalui daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dibuat berdasarkan tujuan penelitian, kemudian pertanyaan tersebut disebar kepada responden.

b. Data Sekunder

Menurut (Sugiyono, 2018) data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari

(38)

berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian seperti data perusahaan, jurnal, skripsi, laporan, internet dan referensi yang berkaitan dengan judul.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Penelitian

Menurut (Handayani, 2020), populasi adalah totalitas dari setiap elemen yang akan diteliti yang memiliki ciri yang sama, bisa berupa individu dari suatu kelompok, peristiwa, atau sesuatu yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai PT Pegadaian Persero Tamalanrea Makassar.

b. Sampel Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2018) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu. Maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betu-betul representative (mewakili). Dalam penelitian ini menggunakan Exhaustive Sampling. Exhaustive Sampling yaitu teknik mengambil semua anggota populasi sebagai sampel. Sampel yang digunakan adalah seluruh pegawai PT Pegadaian Persero Tamalanrea Makassar.

(39)

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan SPSS (statistical package for social science). Data yang di hasilkan dalam penelitian ini diolah menggunakan aplikasi SPSS. Dalam penelitian ini uji hipotesis yang digunakan antara lain:

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik untuk menguji suatu model yang termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitin ini adalah uji normalitas, uji heteroskedastisitas

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen maupun dependen mempunyai distribusi yang normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah regresi yang distribusi normal atau mendekati normal. Untuk meguji normalitas dalam penelitian ini menggunakan One Sample Kolmogrovsmirnov

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokesdasitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.

2. Uji Hipotesis

a. Uji Simultan (Uji F)

(40)

Uji f digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara simultan dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh administrasi, teknis, harga, kualifikasi terhadap gagal lelang.

b. Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel X1 dan X2 secara parsial berpengaruh terhadap variabel Y. Apabila nilai t hitung ≥ nilai t tabel dengan tingkat signifikan 5% (α = 0,05), itu berarti kita menerima hipotesis alternative yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

c. Uji Determinasi (Uji R2)

Uji R2 digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

3.6 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor yang paling dominan mempengaruhi gagal lelang pengadaan barang dan jasa pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Makassar dengan menggunakan regresi linear berganda seperti yang dikutip (Sugiyono, 2018) dimana variabel bebas mempengaruhi variabel terikat, yaitu :

Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

(41)

Keterangan :

Y = Gagal Lelang a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X = Faktor-faktor yang mempengaruhi gagal lelang X1 = Administrasi

X2 = Teknis X3 = Harga X4 = Kualifikasi E = Error 3.7 Definisi Operasional

a. Gagal Lelang

Gagal lelang merupakan kejadian yang mengakibatkan dilakukannya evaluasi ulang, penyampaian ulang dokumen penawaran, penghentian proses atau pelelangan/ seleksi/ pemilihan langsung ulang yang diterangkan oleh kelompok kerja Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa, Pengguna Aanggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau menteri/ pimpinan instansi.

b. Pengadaan Barang dan Jasa

Pengadaan barang/jasa pada hakikatnya adalah upaya pihak pengguna untuk mendapatkan atau mewujudkan barang/jasa yang dibutuhkannya, dengan menggunakan metode dan proses tertentu agar dicapai kesepakatan spesifikasi, harga, waktu, dan kesepakatan lainnya.

(42)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat PT Pegadaian (Persero)

Sejarah pegadaian di Indonesia berawal dari zaman Hindia Belanda, di bawah pengelolaan VOC dengan berdirinya Bank van Leening, sebuah lembaga keuangan pemberi kredit dengan sistem gadai. Organisasi ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746. Namun, usaha gadai hanya berstatus administratif dan mengalami beberapa perubahan sesuai dengan perubahan peraturan pemerintah.

Ketika pemerintah Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari Belanda pada tahun 1811-1816, Bank Van Leening dibubarkan dan masyarakat bebas mendirikan usaha pegadaian dengan mengajukan izin dari pemerintah daerah. Metode ini disebut liecentie stelsel. Seiring dengan itu, metode ini telah membawa banyak dampak negatif bagi kehidupan masyarakat. Banyak pegadaian berizin atau rentenir yang tidak hanya membebani masyarakat tetapi juga dipandang kurang menguntungkan pemerintah yang berkuasa. Sehingga pada akhirnya metode pengukiran liecentie tergantikan dengan metode bayak yaitu pendirian pegadaian yang diberikan kepada masyarakat dengan kemampuan membayar pajak yang tinggi kepada pemerintah.

Ketika pemerintah Belanda mengambil alih kekuasaan lagi, metode pacth stelsel tetap ada. Namun demikian, efeknya serupa, yaitu pemegang hak ternyata

(43)

banyak melakukan kecurangan dalam pengelolaan usahanya. Selain itu, pemerintah Hindia Belanda menerapkan metode baru yang dikenal dengan cultur stelsel, dimana usaha pegadaian yang diatur pemerintah memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat). Selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Pegadaian.

Pada masa pendudukan Jepang, gedung kantor pusat pegadaian yang terletak di Jalan Kramat Raya 162 digunakan sebagai tawanan perang dan kantor pusat pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Beberapa perubahan telah terjadi pada masa pemerintahan Jepang, baik dari segi kebijakan dan struktur organisasi jabatan Pegadaian. Jabatan pegadaian dalam bahasa Jepang disebut Sitji Eigeikyuku, presiden perusahaan gadai yang dipegang oleh seorang pria Jepang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang pribumi yang bernama M.

Saubari.

Pada awal pemerintahan Republik Indonesia, kantor kantor Pegadaian dipindahkan ke Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang yang semakin memanas. Serangan militer Belanda kedua memaksa kantor Pegadaian pindah sekali lagi ke Magelang. Selain itu, setelah Perang Kemerdekaan, kantor Pegadaian dipindahkan ke Jakarta dan Pegadaian kembali dikelola oleh pemerintah Republik Indonesia.

(44)

Selama periode ini, Pegadaian beberapa kali berubah status, termasuk sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961, dan kemudian berdasarkan PP. dengan PP.No.103/2000) diubah menjadi Perusahaan Umum (PERUM).

Sampai dengan tahun 2011, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2011 tanggal 13 Desember 2011, badan hukum Pegadaian berubah menjadi Perseroan Terbatas (Persero).

PT Pegadaian adalah suatu badan atau organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa peminjaman uang dengan menggadaikan suatu barang sebagai jaminannya. Nasabah yang ingin mendapatkan uang pinjaman harus menggadaikan barang sebagai jaminan. Baru tiap pegadaian memberikan pinjaman uang sebanding dengan nilai jaminan barangnya. Tiap peminjaman memiliki jangka waktu berlaku. Nasabah dapat melunasi pinjamannya atau menebus barangnya sesuai dengan jumlah pinjaman sebelum jangka waktu habis.

Jika pinjaman tidak lunas dibayar sampai jangka waktu habis, maka barangnya akan hangus. Jika sudah hangus, maka barang tidak bisa ditebus dan akan dilelang oleh pihak pegadaian.

PT Pegadian memiliki beberapa produk yang sering digunakan oleh masyarakat luas yaitu produk pembiayaan. Produk yang sering digunakan oleh masyarakat yang baru datang di PT Pegadaian akan menggunakan salah satu produk milik pegadaian yaitu KCA (Kredit Cepat Aman) atau bisa di bilang dengan gadai konvensional pada umumnya Produk KCA ini merupakan sistem gadai yang diperuntukkan ke semua nasabah, baik itu untuk kebutuhan konsumtif ataupun produktif. KCA adalah solusi terpercaya bagi Anda yang ingin

(45)

mendapatkan pinjaman dengan cara mudah, aman, serta cepat. Untuk produk ini sendiri, nasabah diharuskan untuk membawa agunan berupa barang berharga atau surat penting kendaraan, seperti perhiasan emas, emas batangan, mobil, motor, laptop, ponsel, dan barang elektronik lain.

2. Visi dan Misi a. Visi

Menjadi The Most Valuable Financial Company di Indonesia dan sebagai agen inklusi keuangan pilihan utama masyarakat.

b. Misi

1. Memberikan manfaat dan keuntungan optimal bagi seluruh stakeholder dengan mengembangkan bisnis inti

2. Memperluas jangkauan layanan UMKM melalui sinergi ultra mikro untuk meningkatkan proposisi nilai ke nasabah dan stakeholder

3. Memberikan service excellence dengan fokus nasabah melalui : a. Bisnis proses yang lebih sederhana dan digital

b. Teknologi informasi yang handal dan mutakhir c. Praktek manajemen resiko yang kokoh

d. SDM yang profesional berbudaya kinerja baik 3. Struktur Organisasi

Dalam suatu organisasi tentunya harus ada hierarki atau struktur yang jelas, dimana hierarki atau struktur tersebut memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan organisasi. Hirarki atau struktur yang mendefinisikan garis komando atau wewenang, spesialisasi pekerjaan, bidang pekerjaan,

(46)

alokasi karyawan atau pekerjaan, struktur organisasi juga mengungkapkan siapa yang bertanggung jawab dan untuk siapa orang tersebut bertanggung jawab, struktur organisasi juga memberikan wawasan dan informasi tentang kedudukan dan kedudukan seseorang dalam organisasi. Mengingat pentingnya struktur organisasi, maka setiap organisasi tentunya membutuhkan struktur yang jelas.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Cabang Pegadaian

Sumber: Pedoman Struktur Organissi dan Tata Kerja Perum Pegadaian

(47)

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Unit Pelayanan Cabang Pegadaian

Sumber: Pedoman Struktur Organissi dan Tata Kerja Perum Pegadaian 4. Uraian Tugas

Kantor cabang dipimpin oleh seorang seorang Pemimpin Cabang dan bertanggung jawab Pemimpin Wilayah Utama/Wilayah.

1. Pemimpin Cabang

Pemimpin cabang bertanggung jawab atas perencanaan, pengorganisasian, pengaturan, dan pengendalian kegiatan operasional, administrasi, dan keuangan pegadaian dan usaha lain di dalam unit pelayanan cabang dan cabang (UPC).

Untuk menyelengarakan fungsi tersebut, Pemimpin Cabang mempunyai tugas:

a. Menyusun rencana kerja dan anggaran untuk kantor cabang dan UPC berdasarkan referensi yang telah ditentukan.

b. Merencanakan, Menyusun, mengusahakan dan mengendalikan operasional UPC.

(48)

c. Merencanakan, Menyusun, mengusahakan dan mengendalikan penatausahan barang jaminan bermasalah.

d. Merencanakan, Menyusun, mengusahakan dan mengendalikan administrasi medali kerja.

e. Merencanakan, Menyusun, mengusahakan dan mengendalikan pelaporan kegiatan administrasi dan usaha cabang.

f. Merencanakan, Menyusun, mengusahakan dan mengendalikan kebutuhan dan penggunaan sarana dan prasarana, serta kebersihan dan ketertiban cabang dan UPC.

g. Merencanakan, Menyusun, mengusahakan dan mengontrol pemasaran dan layanan pelanggan.

h. Mewakili kepentingan perusahaan baik internal maupun eksternal sesuai kewenangan yang diberikan oleh atasan.

Pemimpin Cabang kelas utama dibantu oleh : a. Manajer Operasional Usaha Gadai

b. Manajer Operasional Usaha Lain c. Pengelolaan UPC

d. Penaksir e. Penyimpan

f. Pemegang Gudang

g. Pendukung Administrasi dan Pembayaran h. Petugas Fungsional Usaha Lain

i. Petugas Layanan Konsumen

(49)

2. Manajer Operasional Usaha Gadai

Manajer Operasional Usaha Gadai mempinyai fungsi merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan memantau estimasi penetapan barang jaminan, penetapan jumlah pinjaman, pembiayaan serta administrasi usaha gadai sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Untuk menyelengarakan fungsi tersebut, Manajer Operasional Usaha Gadai mempunyai tugas :

a. Merencanakan, menyusun, mewujudkan dan mengawasi kegiatan operasional usaha gadai.

b. Menangani barang jaminan bermasalah (taksiran tinggi, rusak, palsu dan barang polisi).

c. Merencanakan, menyusun, mewujudkan dan mengawasi barang jaminan yang masuk.

d. Melakukan pengawasan serta uji petik dan terprogram terhadap barang jaminan yang masuk.

e. Mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi administrasi usaha gadai, keuangan serta pembuatan laporan kegiatan operasional usaha gadai pada Kantor Cabang.

3. Manajer Operasional Usaha Lain

Manajer Operasionalkan Usaha Lain bertanggung jawab untuk merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan memantau kegiatan operasional usaha lain, penetapan kelayakan kredit, tata Kelola, keuangan, keamanan serta pembuatan laporan kegiatan operasional usaha

(50)

lain Kantor Cabang. Untuk menjalankan fungsi tersebut, Manajer Operasional Usaha Lain mempunyai tugas :

a. Merancang, menyusun, melaksanakan dan memantau kegiatan operasional usaha lain.

b. Menangani kredit macet serta asuransi kredit.

c. Melaksanakan pengawasan survey secara berkala dan terprogram terhadap nasabah usaha lain.

d. Mengkoordinasikan, melaksanakan dan memantau pengadministrasian dokumen kredit usaha lain.

4. Pengelola UPC

Pengelola UPC mempunyai fungsi mengkoordinasikan, melaksanakan dan memantau kegiatan operasional, mengawasi pengelolaan keuangan, keamanan, ketertiban, dan kebersihan serta pembuatan laporan kegiatan UPC. Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut, Poengelola UPC mempunyai tugas:

a. Mengkoordinasikan, melakukan, dan memantau kegiatan operasional UPC.

b. Menangani barang jaminan bermasalah dan barang jaaminan lewat jatuh tempo.

c. Melakukan pengawasan secara uji petik dan terprogram terhadap barang jaminan yang masuk.

d. Mengkoordinasikan, melaksanakan dan memantau administrasi, keuangan, sarana dan prasarana, keamanan, ketertiban, dan kebersihan

(51)

serta pembuatan laporan kegiatan operasional Unit Pelayanan Cabang (UPC).

5. Penaksir

Penaksir mempunyai fungsi melakukan kegiatan penaksir barang jaminan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk memperoleh penetapan taksiran dan uang pinjaman yang wajar dan citra baik perusahaan, serta mengkoordinasikan, melaksanakan dan memantau kegiatan administrasi dan keuangan.

Untuk melaksanakan fungsi tersebut, Penaksir mempunyai tugas :

a. Melaksanakan penaksiran terhadap barang jaminan untuk mengetahui mutu dan nilai barang serta bukti kepemilikannya dalam rangka menentukan dan menetapkan golongan taksiran dan uang pinjaman.

b. Melaksanakan penaksiran terhadap barang jaminan yang akan dilelang, untuk mengetahui mutu dan nilai, dalam menentukan harga dasar barang yang akan dilelang.

c. Merencanakan dan menyiapkan barang jaminan yang akan disimpan agar terjamin keamanannya.

d. Mengkoordinasikan, melaksanakan dan memantau kegiatan administrasi dan keuangan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk mendukung kelencaran pelaksanaan operasional Kantor Cabang.

e. Mengorganisasikan pelaksanaan tugas pekerjaan Pendukung Administrasi dan Pembayaran.

(52)

f. Membimbing Pendukung Administrasi dan Pembayaran dalam rangka pembinaan dan kelancaran tugas pekerjaan.

6. Penyimpan

Penyimpan mempunyai fungsi mengelola gudang barang jaminan emas dan dokumen kredit dengan cara menerima, menyimpan, merawat dan mengeluarkan serta mengadministrasikan barang jaminan dan dokumen sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam rangka ketertiban dan keamanan serta keutuhan barang jaminan dan dokumen kredit.

7. Pemegang Gudang

Pemegang gudang mempunyai fungsi melakukan pemeriksaan, penyimpanan dan pemeliharaan dan pengeluaran serta pembukuan barang jaminan selain barang kantong sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam rangka ketertiban dan keamanan serta keutuhan barang jaminan.

8. Pendukung Administrasi dan Pembayaran

Pendukung Administrasi dan Pembayaran memiliki fungsi mendukung tugas Penaksir dalam hal penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran uang serta melaksanakan tugas administrasi keuangan di Kantor Cabang, sesuai ketentuan yang berlaku untuk mendukung kelancaran pelaksanaan operasional Kantor Cabang dan UPC.

9. Petugas Fungsional Usaha Lain

Petugas fungsional Usaha Lain mempunyai fungsi merencanakan, mengkoordanisikan dan melaksanakan kegiatan operasional usaha lain di Kantor Cabang.

(53)

10. Petugas Layanan Konsumen

Petugas Layanan Konsumen mempunyai fungsi memberikan informasi dan saran kepada nasabah yang merasa tidak puas terhadap segala kegiatan operasional Kantor Cabang.

11. Admin Kredit

Petugas admin kredit mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan administrasi dan tugas-tugas pendukung untuk memperlancar proses penyaluran kredit dengan tetap berdasarkan prinsip kehati-hatian.

12. Kasir

Petugas kasir mempunyai fungsi melaksanakan penerimaan dan pengeluaran uang atas transaksi produk maupun operasional baik tunai maupun non tunai di UPC sesuai kewenangannya berdasarkan panduan pelayanan yang berlaku.

13. Keagenan

Petugas keagenan mempunyai fungsi melakukan prospek ke calon agen, menerima aplikasi permohonan calon agen, melakukan survey kelayakan calon agen dan selanjutnya diproses lebih lanjut untuk menjadi agen sesuai dengan kriteria yang berlaku.

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan suatu responden untuk disajikan pada penelitian untuk dapat menggambarkan suatu kondisi serta keadaan responden yang dapat membagikan informasi lebih untuk menguasai hasil

(54)

pada penelitian. Responden pada penelitian kali ini merupakan Karyawan PT Pegadaian yang dimana sampel karyawan yang diambil sebanyak 32 orang, dan kemudian riset jenis kelamin, dan usia. Responden pada penelitian kali ini bisa dijabarkan sebagai berikut :

1. Karakteristik Responden Berdasakan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat diuraikan pada tabel berikut :

TABEL 4.1

KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN

NO Jenis Kelamin Responden

Orang Persentase %

1 Laki-Laki 7 22

2 Perempuan 25 78

Jumlah 32 100

Sumber : Data Diolah (2022)

Berdasarkan uraian pada tabel 4.1 di atas maka dapat dilihat bahwa responden yang ada pada penelitian ini sebagian besar merupakan responden perempuan yaitu 25 orang ataupun 78% dan responden laki-laki yaitu 7 orang ataupun 22%, sehingga dapat disimpulkan bahwaa rata-rata karyawan pada PT Pegadaian Cabang Tamalanrea didominasi oleh karyawan perempuan.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan usia

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat diuraikan pada tabel berikut ini:

(55)

TABEL 4.2

KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN USIA

NO Usia Responden

Orang Persentase %

1 20-30 Tahun 4 12,5

2 30-40 Tahun 7 21,9

3 Di atas 40 Tahun 21 65,6

Jumlah 32 100

Sumber : Data Diolah (2022)

Berdasarkan pada tabel 4.2 di atas maka dapat diuraikan bahwa dapat diketahui pada penelitian ini jumlah responden yang berusia 21-30 tahun sejumlah 12 orang ataupun 28%, umur 31-40 tahun sejumlah 26 orang ataupun 57% , dan umur 41-50 tahun sejumlah 7 orang ataupun 15%. Sehingga pada penelitian kali ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata karyawan pada PT. Pegadaian Cabang Tamalanrea dominasi oleh karyawan yang berusia 31-40 tahun.

4.2.2 Tanggapan Responden

1. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Administrasi

Berikut ini merupakan hasil tanggapan dari responden mengenai variabel administrasi (X1) sebagai berikut :

TABEL 4.3

DEKSRIPSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI VARIABEL ADMINISTRASI (X1)

Sumber: Data Diolah (2022)

NO PERTANYAAN SKOR JUMLAH

SS S K

S

T S

ST S

1 X1. P1 32 - - - - 32

2 X1. P2 13 19 - - - 32

3 X1. P3 17 15 - - - 32

4 X1. P4 13 19 - - - 32

Jumlah 75 53 - - - 128

(56)

Hasil tanggapan responden di atas, diketahui terdapat 4 bentuk pernyataan sebagai berikut :

1. Saya gagal Meng-upload dokumen penawaran

2. Saya terlambat mengetahui adanya pemberitaan mengenai pengumuman pelelangan

3. Saya tidak dapat mempersiapkan dokumen penawaran karena kurangnya estimasi waktu yang disediakan

4. Kesalahan dokumen pengadaan

Diketahui bahwa hasil tanggapan variabel administrasi X menyatakan hampir semua menjawab sangat setuju , dimana skor totalnya ada 75 yang menjawab sangat setuju 53. Sehingga dapat disimpulkan secara umum bahwa jawaban responden terhadap variabel Xdidominasi sangat setuju dimana nilainya yaitu 75.

2. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Teknis

Berikut ini merupakan hasil tanggapan dari responden mengenai variabel teknis (X2) sebagai berikut :

TABEL 4.4

DEKSRIPSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI VARIABEL TEKNIS (X2)

Sumber: Data Diolah (2022)

NO PERTANYAAN SKOR JUMLAH

SS S K

S

T S

ST S

1 X2. P1 17 15 - - - 32

2 X2. P2 20 11 1 - - 32

3 X2. P3 18 14 - - - 32

4 X2. P4 15 17 - - - 32

Jumlah 70 57 1 - - 128

(57)

Hasil tanggapan responden di atas, diketahui terdapat 4 bentuk pernyataan sebagai berikut :

1. Dokumen penawaran saya tidak lengkap

2. Saya menyusun spesifikasi teknis kurang dari yang diisyaratkan 3. Kualifikasi personil team lelang tidak sesuai persyaratan

4. Tidak ada dukungan dari supplier

Diketahui bahwa hasil tanggapan variabel teknis X menyatakan hampir semua menjawab sangat setuju , dimana skor totalnya ada 70 yang menjawab sangat setuju 57 dan kurang setuju 1. Sehingga dapat disimpulkan secara umum bahwa jawaban responden terhadap variabel X didominasi sangat setuju dimana nilainya yaitu 70.

3. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Harga

Berikut ini merupakan hasil tanggapan dari responden mengenai variabel harga (X3) sebagai berikut :

TABEL 4.5

DEKSRIPSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI VARIABEL HARGA (X3)

Sumber: Data Diolah (2022) NO PERTANYAAN

SKOR

JUMLAH

SS S K

S

T S

ST S

1 X3. P1 16 16 - - - 32

2 X3. P2 18 14 - - - 32

3 X3. P3 23 9 - - - 32

4 X3. P4 31 1 - - - 32

Jumlah 88 40 - - - 128

(58)

Hasil tanggapan responden di atas, diketahui terdapat 4 bentuk pernyataan sebagai berikut :

1. Besarnya biaya overhead proyek yang dimasukkan ke dalam biaya penawaran

2. Saya salah memprediksi harga perkiraan sendiri sehingga terlalu rendah 3. Saya salah dalam survey harga

4. Estimator yang kurang berpengalaman

Diketahui bahwa hasil tanggapan variabel harga X menyatakan hampir semua menjawab sangat setuju, dimana skor totalnya ada 88 yang menjawab sangat setuju 40. Sehingga dapat disimpulkan secara umum bahwa jawaban responden terhadap variabel Xdidominasi sangat setuju dimana nilainya yaitu 88.

4. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kualifikasi

Berikut ini merupakan hasil tanggapan dari responden mengenai variabel kualifikasi (X4) sebagai berikut :

TABEL 4.6

DEKSRIPSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI VARIABEL KUALIFIKASI (X4)

Sumber: Data Diolah (2022)

NO PERTANYAAN SKOR JUMLAH

SS S K

S

T S

ST S

1 X4. P1 11 20 1 - - 32

2 X4. P2 25 7 - - - 32

3 X4. P3 32 - - - - 32

4 X4. P4 22 10 - - - 32

Jumlah 90 37 1 - - 128

(59)

Hasil tanggapan responden di atas, diketahui terdapat 4 bentuk pern

Gambar

Gambar 4.1  Struktur Organisasi Kantor Cabang Pegadaian
Gambar 4.2  Struktur Organisasi Unit Pelayanan Cabang Pegadaian
TABEL 4.8  UJI NORMALITAS
TABEL 4.11  UJI R 2  Model Summary  Model  R
+3

Referensi

Dokumen terkait

PERNYATAAN KEORSINILAN SKRIPSI Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ERWIN ERYAWAN DARWIS Nim : 45 13 012 046 Jurusan : Manajemen Fakultas : Ekonomi Judul : Analisi

iii PERNYATAAN KEORISINILAN SKRIPSI Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Surahmi Sulihin Nim : 4517012025 Jurusan : Manajemen Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis

iii PERNYATAAN KEORSINILAN SKRIPSI Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama Mahasiswa : Muhammad Darmawan Stambuk/NIM : 4518013108 Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi dan

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : DHEA MUTIA ANGGREINI NIM : P2.06.20.1.19.048 Program Studi : DIII Keperawatan Tasikmalaya Judul

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : DHEA MUTIA ANGGREINI NIM : P2.06.20.1.19.048 Program Studi : DIII Keperawatan

iii PERNYATAAN KEORSINILAN SKRIPSI Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Tri Hartina Suwirta Nim : 4516012075 Jurusan : Manajemen Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Judul :

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Ananda Alfhadilah NIM : P00313019002 Program studi : Diploma IV Jurusan Gizi Menyatakan dengan

iii PERNYATAAN KOERSINILAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Nur Hawalya NIM : 4519013004 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Program Studi : Akuntansi Judul : Pengaruh