• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Harga Pokok Produksi

Dalam dokumen FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS (Halaman 57-66)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

E. Penetapan Harga Pokok Produksi

Untuk perbandingan pada perhitungan selanjutnya, jika perusahaan menjual 100 pack media cetak, maka labanya adalah sebagai berikut:

Penjualan Rp. 128,848,875.60

(100 unit @ Rp. 1,288,488.76) Harga Pokok penjualan

(100 unit @ Rp. 1,073,740.63) Rp. 107,374,063.00

Laba (rugi) Rp. 21,474,812.60

E. Penetapan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Actual Cost System

banyak pesanan yang diterima maka semakin banyak pula waktu yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk menyelesaikan jumlah pesanan tersebut.

c. Biaya gaji merupakan biaya tetap yang dibayarkan setiap bulan.

d. Biaya bahan bakar merupakan biaya variabel, karena besarnya biaya ini tergantung dari volume produksi yang dilakukan.

e. Biaya listrik merupakan biaya semi variabel, di mana bersifat tetap karena perusahaan merupakan pelanggan tetap dari PLN dan bersifat variabel karena digunakan untuk menjalankan mesin-mesin produksi, sehingga apabila volume pemakaian meningkat maka akan mempengaruhi biaya pemakaian listrik.

f. Biaya penyusutan merupakan biaya tetap yang dibebankan setiap tahun berdasarkan tarif yang telah ditetapkan.

g. Biaya reparasi dan pemeliharaan merupakan biaya semi variabel, di mana biaya reparasi merupakan biaya variabel karena jumlahnya tidak sama tergantung pemakaian, sedangkan biaya pemeliharaan merupakan biaya tetap karena biaya tersebut dikeluarkan secara rutin yang besarnya sesuai kebijaksanaan manajemen.

h. Biaya ATK merupakan biaya variabel yang besarnya ditentukan oleh kebijaksanaan manajemen.

i. Biaya asuransi dan biaya JAMSOSTEK merupakan biaya tetap yang dibayarkan setiap bulan.

j. Biaya telepon merupakan biaya semi variabel, di mana bersifat tetap karena perusahaan merupakan pelanggan tetap Telkom dan bersifat variabel karena besarnya tergantung pemakaian.

k. Biaya entertainment merupakan biaya variabel karena dalam melaksanakan kegiatan pemasaran sebagai upaya meningkatkan penjualan membutuhkan biaya entertainment kepada relasi bisnis.

l. Biaya transportasi bisnis merupakan biaya tetap karena besarnya ditentukan oleh kebijaksanaan manajemen.

m. Biaya tunjangan kesehatan merupakan biaya variabel karena besarnya tergantung dari jumlah klaim yang diberikan karyawan kepada perusahaan.

n. Biaya konsumsi dan rumah tangga merupakan biaya tetap karena besarnya ditentukan oleh kebijaksanaan manajemen.

Pada Tabel di bawah ini disajikan rincian biaya yang diperhitungkan untuk memproduksi media cetak sebanyak 100 unit/pack yang telah dikelompokkan sesuai dengan tingkah lakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume produksi. Dari tabel tersebut dapat dilihat besarnya biaya tetap dan biaya variabel yang terjadi.

Tabel 7

Pengelompokkan Biaya sesuai Dengan Perilakunya

Unsur Biaya Biaya Tetap Biaya Variabel Biaya Produksi:

Biaya bahan baku langsung 66,757,980.93

Biaya tenaga kerja langsung 5,214,340.86

Biaya Overhead Pabrik:

Fuel 3,100,982.71

Expendable 1,431,478.69

Electricity and Water 324,321.75 486,482.62

Fee Impor & Freight In 349,516.80

Stationary and Printing 145,987.26

Household Needs 187,697.63

Repair and Maintenance 209,652.41 314,478.62

Depreciation of Building 826,945.67 Depreciation of Machineries 2,517,902.37 Biaya penjualan dan adm:

Salaries 9,581,197.14

Medical Allowance 4,362.15

Insurance 137,110.15

Security and Cleaning 11,435.85

Household Needs 245,866.88

Jamsostek 279,088.24

Donation and Entertainment 190,491.36

Legal and Permint 506,511.01

Vehicle Expenses 3,693,783.53

Office Stationaries and

Printing

264,964.57 Tax Administration and

Pinalty 481,406.52

Telephone and Fax 496,203.15 744,304.73

Post, Stamp and Courier 103,741.22

Repair and Maintenance 541,648.07 812,472.11

Depreciation 2,396,089.30

Freight Out 4,996,334.85

Other Selling & General Adm. 4,731.57 7,097.36 Newspaper & Magazine 7,454.05

Total Biaya 18,248,750.75 89,125,311.38

Sumber: PT Aksara Grafika Makassar, 2014

Tabel 8

Taksiran Harga Pokok per Unit/Pack Produk

TAKSIRAN HARGA POKOK PER UNIT/PACK PRODUK UNTUK 100 PACK MEDIA CETAK JADI

Unsur Biaya Jumlah Biaya (Rp.)

Biaya /unit (Rp.)

Biaya bahan baku 66,757,980.93

667,579.81 Biaya tenaga kerja

langsung

5,214,340.86

52,143.41 Biaya overhead pabrik

langsung

5,828,926.70

58,289.27 Total Biaya Produksi Variabel 778,012.48 Biaya Penjualan & Adm

variable

11,324,062.89 113,240.63

Total Biaya Penjualan & Adm Variabel 113,240.63 Biaya overhead pabrik

tetap 4,066,519.83 40,665.20

Biaya penjualan & adm

tetap 14,182,230.92 141,822.31

Harga Pokok Penjualan Per Unit/Pack 1,073,740.62

Sumber: PT Aksara Grafika Makassar, 2014

2. Analisis Pemanfaatan Metode Direct Costing

Dalam menghitung harga pokok produksi, pengendalian biaya serta meninjau kebijaksanaan harga, PT Aksara Grafika Makassar masih menggunakan metode full costing. Metode ini kurang tepat bila digunakan untuk pengambilan

keputusan jangka pendek, khususnya dalam penerimaan pesanan/tawaran khusus.

Hal ini dapat dilihat yaitu bila ada pesanan khusus dengan harga permintaan/penawaran yang lebih rendah dari harga jual yang telah ditetapkan perusahaan, maka pesanan tersebut akan ditolak karena tidak memberikan laba sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.

Dengan menggunakan metode direct costing, maka pesanan khusus dengan harga permintaan yang lebih rendah dari harga jual yang telah ditetapkan perusahaan mungkin masih dapat diterima dengan syarat harga jual pesanan khusus lebih besar dari seluruh jumlah biaya variabel, perusahaan masih akan mendapat tambahan laba yang mungkin apabila pesanan tersebut ditolak maka kesempatan mendapat tambahan laba akan hilang apabila memakai standar harga dengan perhitungan biaya full costing.

Dalam hal ini analisa direct costing dalam perhitungan harga pokok produksi untuk menentukan harga jual sangat bermanfaat bagi perusahaan.

Dengan bantuan analisis Break Even dan Analisis hubungan Cost-Volume-Profit, PT Aksara Grafika Makassar dapat dibantu dalam menentukan berapa banyaknya media cetak jadi yang harus dijual dengan tingkat harga tertentu sekaligus memperhatikan biaya produksi yang ada agar tidak mengalami kerugian melainkan pulang pokok (impas), bahkan diharapkan laba dengan tingkat tertentu dapat diperoleh.

Di bawah ini adalah perhitungan Direct Costing dengan bantuan analisa break even dan hubungan Cost-Volume-Profit:

a. Dengan bantuan analisa break even, PT Aksara Grafika Makassar dapat memperkirakan besarnya penjualan/harga jual yang harus dikenakan untuk 100 unit media cetak impas (pulang pokok). Rumusnya adalah:

BEPunit = Jumlah Biaya Tetap

Harga Jual/unit – Biaya Variabel 100 unit = Rp. 18,248,750.75

harga jual/unit – Rp.89,125,311.38

100 (H. jual/unit – Rp. 89,125,311.38)= Rp. 18,248,750.75

Harja jual / unit = Rp. 89,125,311.38 + 18,248,750.75 100

= Rp. 1,073,740.62

Jadi PT Aksara Grafika Makassar harus menjual media cetak yang diproduksinya dengan harga sebesar Rp. 1,073,740.62 / unit.

Analisa Direct Costing:

Penjualan Rp. 107,374,062.00

(100 unit @ Rp. 1,073,740.62) Harga Pokok Produksi variabel

(100 unit @ Rp. 778,012.48) Rp. 77,801,248.00 Batas Kontribusi Kotor Rp. 29,572,814.00 Biaya variabel lainnya:

Penjualan dan Adm Rp. 11,324,062.89

Batas Kontribusi Bersih Rp. 18,248,751.11 Biaya tetap:

Overhead Pabrik tetap Rp. 4,066,519.83 Penjualan& adm tetap Rp. 14,182,230.92

Rp. 18,248,750.75

Laba (rugi) Rp. 0

Dari analisis direct costing yang dilakukan dapat dilihat bahwa apabila PT Aksara Grafika Makassar menjual 100 unit produknya dengan harga Rp.

1,073,740.62 / unit, maka perusahaan mengalami pulang pokok yang berarti hasil penjualan cukup untuk menutupi biaya produksi, biaya penjualan dan biaya administrasi. Angka tersebut juga sebagai peringatan untuk tidak menjual produk di bawah Rp. 1,073,740.62 / unit karena akan mengalami kerugian.

b. Dengan bantuan analisis hubungan Cost-Volume-Profit dapat dianalisis sebagai berikut:

Agar PT Aksara Grafika Makassar memperoleh laba 20% dari penjualan berarti 80% dari hasil penjualan itu harus menutupi jumlah biaya variabel dan tetap.

80% Penjualan = Rp. 89,125,311.38 + Rp. 18,248,750.75

= Rp. 107,374,062.13 Penjualan = Rp. 134,217,577.66

Dengan penjualan sebesar 134,217,577.66 untuk produksi media cetak sebanyak 100 unit/pack, maka harga jual yang dikenakan atas tiap unit produk tersebut adalah:

Harga jual = Rp. 134,217,577.66 100

= Rp.1,342,175.78/ pack

Dari analisis di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk dapat memperoleh 20% laba dari penjualan PT Aksara Grafika Makassar harus menjual 100 unit media cetak dengan harga /pack Rp. 1,342,175.78.

Dengan analisis Direct Costing tersebut hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut:

Penjualan Rp. 134,217,577.66

(100 unit @ Rp. 1,342,175.78) Harga Pokok Produksi variabel

(100 unit @ Rp.778,012.48) Rp. 77,801,248.00 Batas Kontribusi Kotor Rp. 56,416,329.66 Biaya variabel lainnya:

Penjualan dan Adm Rp. 11,324,062.89

Batas Kontribusi Bersih Rp. 45,092,266.77 Biaya tetap:

Overhead Pabrik tetap Rp. 4,066,519.83 Penjualan& adm tetap Rp. 14,182,230.92

Rp. 18,248,750.75

Laba (rugi) Rp. 26,843,516.02

Dari perhitungan di atas terlihat bahwa dari 100 pack media cetak yang terjual, dengan menggunakan metode direct costing atau actual cost system menghasilkan laba sebesar Rp. 26,843,516.02. Hal ini jika dibandingkan dengan perolehan laba dengan menggunakan metode standard cost system atau full costing di atas yang hanya menghasilkan laba dari 100 pack media cetak sebesar Rp.21,474,812.60. Dengan demikian, terdapat selisih laba sebesar Rp.

5,368,703.42. Lebih besar menggunakan actual cost system dibanding dengan menggunakan standard cost system.

Dalam dokumen FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS (Halaman 57-66)

Dokumen terkait