• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Gerbang Pecinan

G. Indikator capaian yang terukur

4.1.5. Desain Gerbang Pecinan

Pecinan adalah sebutan untuk kawasan khusus bagi masyarakat China, yang digunakan oleh masyarajat China untuk hidup, berkomunitas dan membuka usaha.

Kawasan pecinan juga dapat membentuk lingkugan permukiman skala kecil atau disebut lorong. Di kota Makassar terdapat beberapa lorong yang terletak disekitar pusat pertokoan yaitu jalan Somba Opu. Desain gerbang pada lingkungan permukiman pecinan memberikan gambaran bahwa masyarakat yang menetap pada lingkungan lorong itu adalah masyarakat China. Desain gerbang pada lingkungan lorong pecinan ini didesain seperti gambar 23 dan 24 dibawah ini. Desain gerbang memberikan gambaran beupa bentuk klenteng sebagai tempat ibadah orang China.

Desain gerbang juga peduli akan fenomena ramah lingkungan yaitu dengan menata penghijauan pada tiang gerbang sebagai variasi bentuk gerbang.

Gambar 23. Desain Gerbang Lorong Pecinan Model P1

Gambar 24. Desain Gerbang Lorong Pecinan Model P2

33 4.2. Variabel Desain Garden

Salah satu cara menanam tanaman dalam jumlah yang cukup, walaupun ruang yang ada sangat terbatas, adalah dengan konsep taman vertikal atau vertical garden (Vega). Vertikal garden adalah konsep taman tegak, yaitu tanaman dan elemen taman lainnya yang diatur sedemikian rupa dalam sebuah bidang tegak.

Dengan konsep ini, ruang tanam/space bisa jauh lebih besar dibanding dengan taman konvensional, bahkan jumlah tanaman yang dapat ditanam bisa beberapa kali lipat, sehingga dapat menambah ruang hijau secara sangat signifikan. Vertikal garden dapat diaplikasikan di berbagai bangunan (out door atau indoor) yaitu pada pagar, carport, serta dinding-dinding pembatas lainnya, sehingga terlihat lebih indah dan tidak monoton berupa dinding yang keras, tapi lebih terkesan alami, bahkan dapat menyerupai lukisan yang sangat artistik.

Vertical Garden adalah sebuah alternatif baru bagi peghuni lorong yang ingin memiliki taman tetapi tidak memiliki lahan yang luas. Vertical Garden dikenal juga dengan beberapa istilah seperti taman tegak, green wall, taman vertical dan lain-lain.

Vertical Garden adalah konsep taman tegak, yaitu tanaman dan elemen taman yang diatur sedemikian rupa dalam sebuah bidang tegak.

4.2.1. Vertikal Garden Model V

Ruang hijau sangat diperlukan untuk keseimbangan kehidupan manusia. Pada umumnya lingkungan perumahan juga menyisakan lahan terbuka yang digunakan untuk menanam tanaman sehingga dapat mengurangi dampak polusi udara dan sebagai sumber oksigen bagi kehidupan manusia pada lingkungan perumahan tersebut. Lingkungan permukiman lorong cukup sulit menata ruang hijau pada masing-masing rumah tinggal mereka, oleh karena lahan tidak mencukupinya.

Berdasarkan hal ini, penghijauan pada lingkungan pemukiman lorong lebih mengarah pada konsep penataan lorong-lorong pemukiman warga yakni pemanfaatan tembok dinding rumah dengan menanam sayur, bunga bungaan dan tumbuhan apotik hidup

34 yang bernilai ekonomi bagi warga. Salah satu cara menanam tanaman dalam jumlah yang cukup, walaupun ruang yang ada sangat terbatas, adalah dengan konsep taman vertikal atau vertical garden (Vega).

Pada penelitian ini, mendesain pola penataan tanaman dengan konsep vertikal garden pada dinding hunian yang membentuk lorong sebagai jalur sirkulasi. Gambar 10 menunjukkan penataan vertikal garden model V-1 yaitu dengan mengatur penempatan pot tanaman yang bersifat dinamis sehingga penataan ini dapat memberi kesan keindahan, bukan hanya dari jenis tanaman tetapi penataan memberi kesan yang menarik dan tidak bersifat formal, seperti terlihat pada gambar vertical garden dibawah ini (gambar 10).

Gambar 10. Vertikal Garden Model V-1

35 Vertikal garden model V-2 ditunjukkan pada gambar 11 dan model ini serupa dengan model V-1. Perbedaan desain model ini, hanya pada penataan posisi pot tanaman. Material yang digunakan sebagai wadah untuk mengantung pot tanaman adalah rangka besi dan baut anchor sebagai penguat rak tanaman. Penataan tanaman Model V-1adalah mengantung pot tanaman yang membentuk bidang dinding bervariasi sehingga terkesan dinamis (gambar 10), sedangkan model V-2 menata pot tanaman berkelompok sehingga memberi kesan tidak monoton (gambar 11). Model ini ditata sedemikian rupa apabila dinding rumah pada lingkungan permukiman lorong cukup panjang, sehingga penataan vertikal garden tidak memenuhi semua bidang dinding yang akan memberi kesan membosankan apabila dipenuhi dengan tanaman.

Model V-1 dan V-2 bukan hanya menata vertical garden tetapi juga menata tanaman diatas got sebagai saluran drainase seperti terlihat pada denah vertikal garden (gambar 10 dan 11). Model ini dapat dirancang pada lingkungan permukiman lorong apabila kondisi fisik lorong berukuran sangat lebar dan mempunyai saluran drainase yang perlu diperhatikan.

Gambar 11. Vertikal Garden Model V-2

Gambar 12 menunjukkan penataan vertikal garden model V-3 yaitu menggunakan material paralon sebagai pot tanaman. Pemilihan jenis tanaman tergantung penghuni lorong tersebut dapat berupa tanaman hias, sayuran ataupun

36 apotik hidup. Model V-2 ini dapat diaplikasikan pada lorong yang mempunyai dinding masif disepanjang jalan lorong terutama pada ujung jalan lorong sehingga view lorong tersebut sangat menarik dan menambah keindahan lorong tersebut.

Gambar 12. Vertikal Garden Model V-3 4.2.2. Horisontal Garden

Horisontal garden adalah penataan taman diatas got sepanjang saluran drainase. Model ini ditata pada lingkungan lorong dimana orientasi hunian mengarah ke jalan lorong. Model ini dapat diatur apabila jalan lorong cukup lebar sehingga tidak mengganggu sirkulasi pejalan kaki ataupun kendaraan bermotor yang melewati lorong tersebut. Model ini mengatur penempatan pot tanaman secara horisontal dan bervariasi seperti model H-1, H-2 dan H-3 (gambar 13).

37 Model H-1

Model H-2

Model H-3

Gambar 13. Vertikal Garden Model H-1, H-2 dan H-3 4.3. Pola Jalan lorong

Prasarana lingkungan merupakan kelengkapan dasar fisik yang memungkinkan lingkungan dapat berfungsi sebagai mana mestinya. Jaringan jalan merupakan sarana utama yang sangat dibutuhkan pada suatu lingkungan permukiman lorong. Jalan lorong merupakan ruang sepanjang lorong yang dibatasi lebar dan panjang lorong yang dapat difungsikan untuk bersosialisasi antara masyarakat penghuni lorong tersebut. Desain pola jalan pada lingkungan permukiman lorong hanya dapat divariasikan material jalannya yaitu paving block dengan cara mewarnai paving sebagai arahan sirkulasi lorong seperti pada gambar 14 dibawah ini.

38

Gambar 14. Pola Jalan Lorong 4.4. Drainase Lingkungan

Desain saluran drainase dapat dirancang berdasarkan lebar saluran. Apabila saluran selebar 50 cm dan tidak mengganggu sirkulasi dari penghuni lorong, maka drainase dapat didesain sebagai area garden seperti pada gambar 15 dibawah ini.

Gambar 15. Drainase Lorong

39 4.5. Desain Lorong

Penelitian ini merancang desain lorong dengan beberapa variabel yaitu desain gerbang, garden, pola jalan dan drainase lingkungan yang merupakan guide line dalam mendesain lorong-lorong di Kota Makassar. Desain Lorong berdasarkan kondisi fisik lorong yang akan didesain. Contohnya, lebar jalan 1,5 meter maka desain gerbang yang dapat dipilih adalah klasifikasi B dengan model B1, B2 atau B3 tergantung kondisi fisik jalan dan view unit hunian pada lorong tersebut. Sedangkan desain saluran drainase dapat dirancang berdasarkan lebar saluran dan apabila saluran drainase selebar 50 cm dan tidak mengganggu sirkulasi penghuni lorong, maka fisik drainase dapat ditata dan di fungsikan pula sebagai horizontal garden.

4.5.1. Desain Lorong Kelurahan Maricaya

Kondisi fisik kedua lorong yang terletak di jalan Harimau adalah klasifikasi A dimana lebar jalan lorong 0,80 meter dan 1 meter. Kedua lorong ini dapat mendesain gerbang lorong seperti pada gambar 3 yaitu model A1, A2 dan A3. Kondisi fisik lorong digambarkan pada gambar 15 dibawah ini.

40 Lokasi pada Kecamatan Makassar kelurahan Maricaya

yaitu Jalan harimau dengan panjang lorong 33,40 meter, lebar lorong 1 meter dan material jalan paving

Lokasi terletak di jalan Harimau pada kecamatan Makassar kelurahan Maricaya. Panjang lorong 14,30 meter, lebar lorong meter dan material jalan lorong adalah paving block

Gambar 15. Kondisi Fisik Lorong di Kelurahan Maricaya.

Gambar 16 menunjukkan hasil desain lorong di jalan Harimau yaitu dengan menerapkan desain garden model A2. Penerapan desain garden pada lorong ini adalah vertikal garden model V-3 dan pola sirkulasi jalan model C2. Lebar lorong adalah 1 meter dan mempunyai dinding yang dapat difungsikan sebagai vertikal garden. Desain vertikal garden pada permukaan dinding hunian didalam lorong ini, menggunakan pipa paralon sebagai pot tanaman dan ditata berkelompok seperti yang terlihat pada gambar 16 dibawah ini.

Kondisi fisik saluran drainase pada lorong ini adalah tertutup, sehingga saluran drainase tidak dapat di modifikasi, karena akan mengganggu sirkulasi pejalan kaki ataupun kendaraan bermotor karena kondisi jalan tidak luas.

J L. HARIMAU

JL.DOMBA

1 4,3 0 m 0 ,80 m ...

...

..........

..........

C ode: H -3

J L. HARIMAU

JL.DOMBA

2 3,4 0 m 1 0,3 0 m

0,30 m 2 ,50 m

C ode : H -5

...

...

.......... ..........

41 Gambar 16. Desain Lorong pada Kelurahan Maricaya

4.5.2. Desain Lorong Kelurahan Rappokalling

Lokasi lorong terdapat pada kelurahan Rappokalling dengan lebar lorong 1,7 meter sehingga lorong ini adalah klasifikasi B. Kondisi fisik lorong seperti terlihat pada gambar 17 yaitu pada satu sisi lorong terdapat dinding dimana rumah tersebut berorientasi kedepan sehingga samping kiri dinding dapat difungsikan sebagai vertical garden sehingga lorong tersebut bersifat ramah lingkungan dengan memperhatikan penghijauan di kawasan lorong tersebut.

Profil Lorong Nama lorong Panjang Lorong lebar lorong Material jalan Vertikal garden : Horizontal garden

: lorong 6, Kelurahan Rappokalling : 94,9 meter

: 1,7 meter.

: paving Block

: material botol plastik daur ulang cabe, terong dan kangkung

: materal ember cat daur ulang dan pot bunga , tanaman hias

Gambar 17. Lokasi dan Kondisi Fisik Lorong pada Kelurahan Rappokalling

42 Desain gerbang pada klasifikasi B adalah Model B1, B2 dan B3. Pada dasarnya desain klasifikasi B menggunakan 2 tiang besi sebagai penyanggah dan memodifikasi tiang seperti pada gambar 18 dibawah ini.

Gambar 18 Desain Lorong Kelurahan Rappokalling 4.5.3. Desain Lorong Kelurahan Maccini Parang

Desain lorong di jalan Muh. Yamin Kelurahan Maccini Parang. Material jalan pada lorong ini adalah paving block dan bidang dinding terdapat pada kedua sisi lorong. saluran air sebagai drainase pada lingkungan lorong ini dengan ukuran lebar 40 cm dengan kedalaman 30 cm .

43 Profil Lorong:

Jalan Muh. Yamin kelurahan Maccini Parang Kecamatan

Makassar. Lebar jalan 3,5 meter dan panjang 65 meter.

Gambar 21. Lokasi dan Kondisi Fisik Lorong di Kelurahan Maccini Parang Desain lorong pada kelurahan Maccini Parang ini tergolong klasifikasi D.

Gambar 20 menunjukkan alternatif 1 yaitu hasil desain pada lorong ini mewujudkan gerbang model D3, vertikal garden model V2, pola sirkulasi model 4B dan menutup saluran drainase untuk penataan horisontal garden. Alternatif 2 menunjukkan hasil desain lorong pada kelurahan Maccini Parang ini, dengan mengikuti bentuk desain gerbang model D1 dan desain garden model V-3 yaitu vertikal garden dengan menggunakan pipa sebagai pot tanaman. Sedangkan saluran drainase tidak difungsikan sebagai horisontal garden tetapi diperbaiki menjadi saluran tertutup dengan pertimbangan memperluas jalan lorong sehingga masyarakat dapat bersosialisasi dengan baik.

E

Ut

65m

3m

3m

50cm 40cm 40cm

44 Alternatif 1

Alternatif 2

Gambar 20. Desain Lorong Kelurahan Maccini Parang

Desain gerbang alternatif 1 dan 2 merupakan desain yang memperlihatkan masyarakat pada keindahan, ketentraman dan kenyamanan didalam lorong sehingga masyarakat penghuni lorong ini, sangat antusias menjamin kebersihan lorong.

45 BAB V.

KESIMPULAN

Hasil penelitian ini dapat menjadi panduan dalam hal desain lorong di seluruh kota Makassar. Dalam mendesain lorong, terdapat beberapa variabel yang perlu diperhatikan antara lain desain gerbang, garden, pola jalan dan drainase. Desain gerbang lorong berdasarkan klasifikasi lebar jalan lorong dan variasi bentuk gerbang tergantung kondisi fisik lorong yang akan didesain. Kepedulian tentang ramah lingkungan perlu perhatian dalam hal mendesain lorong, terutama penataan vertikal ataupun horisontal garden.

Dalam mendesain lorong, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain kondisi fisik lorong yang akan didesain, ukuran panjang dan lebar lorong serta kondisi sosial masyarakat, sehingga tercipta model desain lorong di kota Makassar.

Desain lorong sangat berpengaruh terhadap kebersamamaan dan kepedulian masyarakat penghuni lorong, sehingga dalam mendesain lorong, sebaiknya terbentuk open space yang berfungsi publik, hal ini sebagai upaya untuk mendorong masyarakat bersosialisai dengan baik.

46 Daftar pustaka

Adisasmita, Rahardjo, 2010. “Dasar-dasar Ekonomi Transportasi”. Edisi pertama Mei 2010. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Direktorat Jenderal Perumahan dan Permukiman, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Konsep Pelaksanaan Penilaian Tingkat Kekumuhan, 2002 Groat, Linda & Wang, David. 2002, Architectural Research Methods. New York:

John Wiley & Sons.

Silas, Johan, 1983, Program Perbaikan Kampung di Surabaya 1969 – 1982, Suatu Intervensi dan Evaluasi Badan Pelaksanaan Pembangunan Program Perbaikan Perbaikan Kampung Pemerintah Kota Madya Tingkat II Surabaya Bekerjasama dengan Institut Tehnologi 10 Nopember Surabaya

Undang Undang Nomor 4 Pasal 22 Tahun 1992, tentang Perumahan dan Permukiman

Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah (UUPD).

Kementrian Dalam Negeri. Jakarta. UU RI No. 27 tahun 2007

Wordpress.com, 2011, Posted on November 2011, Teori-teori Perkembangan Kota,

47

Lampiran 1.

Dokumen terkait