• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Uji Validitas dan Reliabilitas instrument

2. Deskripsi data

c. Uji analisis instrument 1. Validitas tes

Validitas adalah upaya untuk mendapatkan data yang baik. Uji coba tes dilakukan untuk memenuhi apakah butir soal dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas instrumen tes penelitian ini menggunakan validitas korelasi Product Moment. Butir soal dikatakan valid apabila rhitung>rtabel begitu juga sebaliknya butir soal tidak valid apabila nilai rhitung<rtabel contoh soal yang valid yaitu soal nomor 3 menunjukan r hitung =0,2867 sedangkan r tabel =0,3961.

Tabel 9

Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture

Jumlah Soal

Jumlah Pertanyaan Valid Jumblah Pertanyaan

tidak Valit

Keterangan

37Dokumentasi, Arsif MTs Nurul Qur,an Pagutan 2019.

68

30 (3,4,5,6,7,8,9,

11,13,14,15,16,17,18,19, 20 21,22,23,24,26,27,28,29,30)

( 1,2, 10,12,25 ) Pertanyaan dikatakan valid

jika r hitung lebih besar dari

r tabel

Berdasarkan tabel 9 di atas, dapat dilihat bahwa hasil uji validitas tes dengan menggunakan rumus product moment yaitu, dari 30 soal pilihan ganda, hanya 25 yang valid, dengan ketentuan r hitung lebih besar dari r tabel. Sehingga dapat dikatakan suatu pernyataan valid apabila nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel dalam hal ini.(Uji validitas terlampir pada halaman IV)

2. Reliabilitas tes

Uji reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsisten dari suatu instrument. Uji reliabilitas instrumen bertujuan untuk mengatahui butir soal reliabel atau tidak, untuk mengatahui butir soal dengan menggunakan rumus Kuder- Ricadrson (K-R 20).

Tabel 10

Reliabilitas Instrumen Hasil Belajar Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture

Varian Butir

Varian Skor Total

Reliabel Keretria

6.89796 8.057 0,833 Sangkat Tinggi

Bedasarkan tabel 10 di atas, dapat dilihat bahwa reliabilitas tes hasil belajar siswa memeliki varian butir yaitu 6,898 dan varian skor

69

yaitu 8,057 dan reliabel yaitu 0,849. Hal inilah menunjukan tingkat reliabel instrument pada tes hasil belajar siswa adalah yaitu sangat tinggi. (Uji reliabilitas terlampir pada lampiran V)

3. Data keterlaksanan Pembelajaran

Pengamatan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan hasil observasi dalam proses pembelajaran, observer yang bertugas mengamati peneliti selama proses pembelajaran adalah Yuliana astuti selaku observer pertama. Data uji keterlaksanaan proses pembelajaran dalam kelas untuk lebih jelas cara perhitungannya dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 11

Data Keterlaksanan Proses Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen

No Kelas Aspek yang dinilai

Pertemuan

I II III

1 Eksperimen Jumlah langkah yang

direncanakan

15 15 15

Jumlah yang terlaksana

13 14 14

Persentase(%) keterlaksanaan

86,66% 93,33% 93,33%

Kategori SB SB SB

70 Tabel 12

Data Keterlaksanan Proses Pembelajaran Pada Kelas Kontrol

No Kelas Aspek yang dinilai

Pertemuan

I II III

1 Kontrol Jumlah langkah yang

direncanakan

12 12 12

Jumlah yang terlaksana

10 10 12

Persentase(%) keterlaksanaan

83,33% 83,33% 91,66%

Kategori B B SB

Pada tabel 11 di atas keterlaksanaan proses pembelajaran ada tiga kali pertemuan yang dilakukan, pada kelas eksperimen jumlah langkah yang direncanakan ada 15 langkah, pada pertemuan I ada 13 langkah yang terlaksana, sedangkan pertemuan II ada 14 langkah yang terlaksana, kemudia pertemuan III, ada 14 langkah yang terlaksana. Perbedaan tersebut dikarenakan ada proses pembelajaran yang tidak dilaksankan oleh peneliti.

Sedangkan pada tabel 12 keterlaksanan pada proses pembelajaran pada kelas kontrol, jumblah langkah yang direncanakan tidak jauh beda dengan kelas eksperimen, pada pertemuan I jumlah yang terlaksana 10, dan pertemuan II jumlah yang terlaksana 10 kemudia pertemuan III jumlah langkah yang terlaksana 11 dan Perbedaan tersebut karna proses pembelajaran yang tidak dilaksanakan, contohnya peneliti tidak

71

menejelaskan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran selama didalam kelas. ( terlampir pada lampiran VI)

1. Data hasil belajar

Tabel 13

Jumlah dan Rata Rata Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pre-test Post-test Pre-test Post-test

Jumlah 980 1812 736 1052

Rata-rata 46,66 86,28 36,8 52,6

Dari tabel 13 di atas diperoleh bahwa hasil belajar siswa yang didapat di kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture adalah pada kelas eksperimen, jumlah nilai pretest yang diperoleh sebesar 980 dengan rata-rata 46,66 dan jumlah nilai post-test sebesar 1812 dengan rata-rata 86,28. Sedangkan pada

kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional (ceramah) jumlah nilai pretest yang diperoleh sebesar 738 dengan rata- rata 36,8 dan jumlah nilai posttest yang diperoleh sebesar 1052 dengan rata-rata 52,6. Maka kesimpulan dari data diatas bahwa, dari hasil belajar siswa di kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture memiliki nilai- nilai lebih besar dibandingkan pada kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional.(terlampir pada lampiran VII)

72 2. Pengujian Hipotesis Penelitian

a. Uji Normalitas

Uji normalitas yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk mengatahui normal atau tidaknya distribusi data kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang menjadi sampel peneliti. Rumus yang digunakan pada uji normalitas adalah klomogrov-smirnov.

Berbantuan spss statistik 22.

Tabel 14

Hasil Analisis Uji Normalitas Hasil Belajar

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

E Unstandardized Residual

N 40

Normal Parameters

a,b

Mean .0000000

Std. Deviation

14.33174510 Most

Extreme Differences

Absolute .120

Positive .120

Negative -.095

Test Statistic .120

Asymp. Sig. (2-tailed) .154c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dari data hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dengan rumus kolmogorov smirnov pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diberikan pretest dan posttest adalah yaitu tes

73

berdistribusi normal karena rhitung>rtabel 0,05<154( data uji normalitas untuk lebih jelas cara perhitungannya dapat dilihat. (dilampiran VIII) b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas sampel dilakukanpeneliti pada saat kedua kelas sampel diberikan pretest dan posttest. Uji homogenits pada penelitian ini adalah untuk melihat homogen suatu data dalam penelitian. Berikut ini rumus dari uji homogenitas adalah menggunkan test of homogeneity of varian ditampilkan hasil analisi spps statistik 22 adalah sebagai berikut.

Tabel 15

Analisi Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa

Test of Homogeneity of Variances hasil belajar

Lev ene Stat

istic df1 df2 Sig.

.287 1 39 .595

74

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa data hasil belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dengan rumus test of homogeneity of varian adalah yaitu tes bersifat homogen karena rhitung>rtabel 0,05<595( data homogenitas) untuk lebih jelas cara perhitungan dapat dilihat (dilampiran IX)

c. Uji Hipotesis

Hasil uji normalitas dan homogenitas yang menunjukkan bahwa data hasil belajar siswa berdistribusi normal dan varians kedua kelas tersebut juga homogen. Maka untuk pengujian hipotesisnya bisa menggunakan uji independent sampel t-tes.

Tabel 16 Uji Independent Sampel Test

Levene's Test for Equality of Variance

t-test for Equality of Means

75

F Sig. T Df Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95%

Confidence Interval of the Difference Lower HASIL

BELAJAR IPA

Equal variances assumed

.287 .595 19.880 39 .000 33.68571 1.69447 30.25833

Equal variances not assumed

19.802 37.416 .000 33.68571 1.70111 30.24024

Hasil yang menunjukkan bahwa uji normalitas didapatkan berdistribusi normal dan uji homogenitas memiliki varian yang homogen. Uji hipotesis pada tabel 16 di atas adalah Uji Independent Sampel Test diketahui bahwa nilai (Sig) (2-tailed)-000< 0,05 sehingga terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar kelas eskperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture, dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, maka dapat disimpulkana ada pengaruh model pembelajaran koopeartif tipe picture and picture terhadap hasil belajar siswa pada kelas VIII MTs Nurul Qur’an Pagutan Tahun Pelajaran 2019-2020. Data uji hipotesis untuk lebih jelas cara perhitungan dapat dilihat (dilampiran X)

76 B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 12 November dengan melibatkan dua kelas, yaitu kelas VIII A sebagai kelas eksperimen sedangkan kelas VIII B sebagai kelas kontrol kemudian kedua kelas tersebut

77

diberikan perlakuan dengan sub materi yang sama yaitu struktur dan fungsi pada tumbuhan. Kedua kelas tersebut menerima perlakuan atau treatment masing masing sebayak tiga kali pertemuan. Namun perlakuan yang diberikan kedua kelas tersebut berbeda-beda, adapun perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture yang menggunakan gambar dalam bentuk puzzle, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran secara konvensional (ceramah).

1. Keterlaksanaan proses pembelajaran

Dalam proses pembelajaran di kelas eksperimen, sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu guru mulai membentuk siswa dalam bentuk kelompok, kemudian guru menyampaikan langkah-langkah dari model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Setelah itu siswa diarahkan untuk belajar dan melakukan kegiatan menyusun gambar menjadi urutan yang sistematis dalam bentuk puzzle. Hal tersebut dapat dilihat dari keterlaksanaan proses pembelajaran, adapun pembelajaran dilaksanakan selama tiga kali pertemuan pada kedua sampel, Pada kelas eksperimen jumlah langkah yang direncanakan dalam setiap pertemuan sebanyak 15 langkah, jumlah langkah yang terlaksana dimulai dari pertemuan pertama 13, pertemuan kedua 14, dan yang terakhir pertemuan ketiga adalah 14.

Kemudian persentase keterlaksanna pembelajaran pada pertemuan pertama yaitu 86,66, dan pertemuan kedua 93,33 dan pertemuan ketiga 93,33, adapun

78

kategori keterlaksanaan pembelajaran adalah sangat baik. Sedangkan pada kelas kontrol jumlah langkah yang direncanakan dari pertemuan pertama sampai pertemun ketiga sebanyak 12 langkah, langkah yang terlaksana pada pertemuan pertama 10, dan pertemuan ke dua 10, dan pertemuan ke tiga 11, persentase keterlaksanan pertemuan pertama 83,33 pertemuan kedua 83,33 dan pertemuan ketiga 91,66 kategori keterlaksanan pembelajaran adalah baik dan sangat baik.

2.Hasil belajar

Bedasarkan hasil belajar yang diperoleh dari kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture sangat terlihat jelas bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil tes pretest berjumlah 986 dengan rata-rata 46,66 dan hasil posttest berjumah 1812 dengan rata-rata 86,28. sedangkan pada kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional hasil tes pretest berjumlah 736 dengan rata-rata 36,8 dan hasil posttest berjumlah 1052 dengan rata-rata 52,6 oleh karena itu peneliti dapat menyimpulkan bahwa nilai hasil belajar siswa memiliki nilai yang segnifikan dari kelas yang diajarkan menggunakan metode konvensional dengan kelas yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dalam bentuk puzzle.

Meningkatnya nilai hasil belajar siswa pada kelas eksperimen diperoleh dari peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

79

picture and picture, karena penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture ini membuat siswa mampu memahami gambar- gambar dengan konsep materi yang diajarkan, dan juga siswa mudah dalam memahami materi tentang struktur dan fungsi pada tumbuhan yang sudah disampaikan oleh guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

Berbeda halnya dengan kelas kontrol yang diajarkan dengan metode konvensional, pada metode ini penyampaian materi yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan metode ceramah saja. Hal ini sejalan dengan pendapat Eka Aryati.38 dalam penelitianya yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picure Terhadap Hasil Belajar Materi Sistem Pencernaan Makanan DI SMP. Sehingga dalam penelitian ini sama sama membahas hasil belajar yang meningkat dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture.

Adapun kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture, yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, terlihat dari cara menyampaikan materi berupa tahapan- tahapan atau langkah-langkah yang akan digunakan oleh penelitia, berupa penyusunan potongan-potongan gambar, memberi keterangan pada gambar dan juga siswa dapat

38 Eka Aryati, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture Terhadap

Hasil Belajar Materi Sistem Pencernaan Makanaan DI SMP. Skripsi Pendidikan Biologi FKIP Pontianak, hlm. 6.

80

mengatahui fungsi dan bagian-bagian yang ditunjuk pada gambar pada materi struktur dan pada tumbuhan dalam bentuk puzzle, dengan adanya penyusunan gambar peneliti dapat mengatahui kemampuan siswa dalam memahami konsep materi dan melatih berpikir logis dan sistematis, dan siswa juga dibantu dengan media yang sudah disiapkan sebagai pegangan peneliti dalam mengajar dan menjadikan hasil belajar siswa yang meningkat.

Bedasarkan uraian di atas bahwa, peningkatan hasil belajar siswa tidak terlepas dari cara guru mengajarkan siswa suatu materi, hasil belajar juga sangat dipengaruhi oleh siswa untuk belajar, oleh karena itu hasil belajar dapat dikatakan baik apabila hasil belajar yang didapatkan sempurna atau mendekati sempurna yang sesuai dengan model pembelajaran yang ditetapkan atau diajarkan. Penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan akan tercipta siswa yang aktif dan minat belajar siswa, sehingga siswa dapat memperoleh pemahaman yang mendalam terhadap materi yang telah disampaikan oleh guru dan akan menghasilkan hasil belajar yang memuaskan.

Uji normalitas tes hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan bantuan spss statistik 22 dapat dilihat hasil yang diperoleh menujukkan bahwa data hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Bedasarkan tabel 14 diketahui nilai (Sig) pada uji

81

Klomogorov-smirnov yaitu Asymp sig (2-tailed 154> 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal. Hal ini sejalan dengan pendapat Ruril dkk.39 yang meneliti tentang: Pengaruh Model Pembelajaran Natural Picture Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA. Sehingga dalam penelitian ini sama sama meningkatkan hasil belajar yang menggunakan niali sig 0.05 dengan uji Klomogorov- smirnov dan data tersebut berdistribusi normal.

Pada uji homogenitas sampel yang digunakan yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji homogenitas yang digunakan peneliti adalah uji Homogenitas Varian dengan taraf signifikan 0,05, kemudian data yang akan diambil adalah data hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Bedasarkan perhitungan data posttest yang sudah diambil dari kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan spss statistik 22 diketahui bahwa data yang diambil mengunakan uji test of homogeneity of varian bersifat homogen karena rhitung>rtabel 0,05<595 Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Retno Setya Utami.40 dalam penelitianya yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and

39Ruril Rudianto dkk, Pengaruh Model Pembelajaran Natural Picture Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA.Jurnal pembelajaran Biologi, Volume 7. No.2. 2018, hlm .75.

40Retno Setya Utami, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Peserta Didik Kelas IV DI MI Ismaria Al’quraniyyah Bandar Lampung, Skripsi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Lampung 2018, hlm. 62.

82

Picture Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Peserta Didik Kelas IV DI MI Ismaria Al’quraniyyah Bandar Lampung. Jadi penelitian ini sama-sama meneliti tentang hasil belajar siswa dan kategori homogen

Bedasarkan uji hipotesis yang dilakukan oleh peneliti, diketahui terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Bedasarkan uji t dengan menggunakan rumus uji independent sampel t-test berbantuan spss 22 diperoleh bahwa diketahui nilai (Sig) (2-tailed)-000< 0,05. Hal ini menunjukan bahwa rata rata hasil belajar siswa dari kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture lebih tinggi dibandingan rata-rata hasil belajar di kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional( ceramah). Maka Ho ditolak Ha diterima jadi kesimpulanya adalah model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture berpengaruh terhadap hasil belajar siswa di kelas VIII MTs Nurul Qur’an Pagutan Tahun Pelajaran 2019-2020. Hal ini sejalan dengan penelitian dilakukan Eko Sri Wahnyuni.41 Dalam penelitianya tentang Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Ekosistem DI SMP Siswa Dalam penelitian sama- sama melakukan uji hipotesis hasil belajar siswa dan kesimpulanya adalah model pembelajaran

41Eko Sri Wahnyuni , Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And

PictureTerhadap Hasil Belaja Pada Materi Ekosistem DI SMP, Skripsi Pendidikan Biologi Universits Tnjukpura Pontianak, hlm. 9.

83

kooperatif tipe picture and picture berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

BAB V

Dokumen terkait