• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PAPARAN DATA

B. Deskriptif Data Khusus

42

11 Kepala Wilayah

Kepah

Zamroni, S.S Nw

12 Kepala Wilayah

Timba Ekek

MUH, Isnaini As-sunnah Salafi

13 Kepala Wilayah

Telaga Tampat

Rosihan Alwi Nw

14 Kepala Wilayah Lauk kul-kul

Najamudin, A.Ma

Nw

15 Kepala Wilayah

Gelumpang

Musipuddin Nw

16 Kepala Wilayah

Gubuk Puntik

Santriadi Nw

Berdasarkan tabel di atas, dalam pemerintahan di Desa Suralaga, struktur organisasi yang paling tinggi yaitu afiliasi NW yang sebanyak 11 orang, sedangkan afiliasi As-sunnah sebanyak 4 orang dan kepala pemerintahan Suralaga ber afiliasi ke As-sunnah Annur.

43

1. Sejarah Aliran As-Sunnah dan Perkembangan di Lombok Timur

Lombok Timur sebetulnya merupakan basis massa NW dan NU. Namun belakangan ini, utamanya pasca reformasi 1998, terjadi pergeseran yang cukup signifikan. Meningkatnya jumlah bangunan masjid di Desa-desa menunjukkan jumlah komunitas As- sunnah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dari situ dapat disimpulkan bahwa peningkatan jumlah komunitas As-sunnah menunjukkan ada perpindahan massa dari NU dan NW yang bergabung dengan As-sunnah.23

Menurut Narasumber 1 selaku tokoh As-sunnah Annur di Desa Suralaga dengan panuturan sebagai berikut: Sebelum masuknya aliran ini. Bagik Nyaka itu besiknya NU dan di Desa Suralaga kebanyakan menganut organisasi NW, kemudian seiring berjalannya waktu ada tuan guru H. Abdul Manan bapak Tuan Guru H. husni beliaulah yang mengawali gerakan pembaharuan karna dulu beliau Tuan Guru H Husni mengajak masyarakat pembaharu ajaran Al Quran dan Hadis-Hadisnya karna kajian-kajian yang beliau buka dulu lebih berbagai macam banyaknya tafsir. Ada beberapa faktor yang menyebabkan migrasi Nahdliyin ke As-sunnah.

Pertama, kalangan awam tertarik terhadap ajaran pemurniantauhid yang dibalut kembali ke Al-Qur’an dan hadis, kedua faktor ekonomi, kelompok As-sunnah memaksimalkan fungsi pelayanan (serving) kepada masyarakat, misalnya pemberian santunan keluarga, pemberian beasiswa studi ke timur tengah, bantuan dan pembangunan masjid dan pesantren. Ketiga, melalui

23 Muhammad Said. Dinamika Wahabisme di Lombok Timur: Problem Identitas, Kesalehan dan kebangsawan. Hlm 180

44

perkawinan. Pengikut As-sunnah yang menikahi perempuan yang non-As-sunnah biasanya akan mengajak istrinya mengikuti Aliran As-sunnah.”24

Menurut Narasumber 1 berdasarkan hasil pengamatan gerakan As-sunnah di Desa Suralaga dapat dikatakan mengunakan strategi “Majid Movement” artinya bahwa dalam menyebarkan dan mengembangkan ideologinya kelompok ini memperbanyak membangun masjid-masjid. Temuan di lapangan menunjukkan terdapat sekitar 80 Masjid di Lombok Timur yang dibangun komunitas As-sunnah atas bantuan Saudi. Dengan massifnya pembangunan masjid maka semakin gampang menarik massa untuk bergabung dengan kelompok As-sunnah. Pembangunan masjid harus dipahami, selain sebagian kebutuhan dakwah Islam, juga sebagai strategi penyebaran ideologi As-sunnah. Mereka juga mendirikan pondok Pesantren di Desa-desa. Strategi ini tampaknya cukup efektif untuk menarik perhatian masyarakat setempat untuk bergabung dengan mereka. Disisi lain, kehadiran masjid-masjid baru yang didirikan kelompok As-sunnah memunculkan kontestasi keagamaan ditingkat lokal Desa. Sebagian kelompok As-sunnah

24Wawancara. Bapak Mahdan (Kepala Desa Suralaga). 22 Juni 2022

45

yang dahulunya bergabung dalam satu masjid dengan warga NU dan NW.25

Hal ini sama dengan yang diucapkan oleh Narasumber 2 selaku tokoh A As-sunnah Salafi di Desa Suralaga menceritakan proses awal masuknya As-sunnah di Desa Suralaga sebagai berikut:

Pada Tahun 1980-an terjadi arus balik besar-besaran pelajar-pelajar Indonesia dari Timur Tengah. Saat itu Indonesia seperti sedang panen sarjana-sarjana Islam alumni Timur Tengah. Sekitaran tahun 1991, As-sunnah dibawa ke Desa Suralaga pertama kali oleh seorang alumni timur tengah, yakni Tuan Guru Husni. Ia adalah salah seorang putra dari tokoh NU Lombok Timur, yakni Tuan Guru H.

Abdul Mannan. Tuan Guru Husni sering berpindah-pindah khalaqah pengajian (As-sunnah) dan ia memilih tekun untuk mengaji di Gudang Hesta tersebut dalam waktu yang cukup lama. Setelah mendapatkan ruang dakwah di Desa Suralaga, Tuan Guru Husni mulai melebarkan sayap dakwahnya dibeberapa wilayah Lombok Timur. Ia aktif berkeliling ke desa-desa yang berupakan basis murid-murid ayahnya dimasa lalu, yakni kalangan Nahdliyah. Menurut sebagian masyarakat , awalnya materi dakwah yang disampaikan Tuan Guru Husni tidak berbeda dengan ajaran dan tradisi NU, sehingga ia bisa diterima oleh masyarakat.26

Setelah beberapa tahun kemudian, ketika ayahnya, yakni Tuan Guru H. Abdul Mannan meninggal dunia , Tuan Guru Husni kembali berdakwah di Desa Bagik Nyaka. Sebab ia merasa berhak

25 Muhammad Said. “Dinamika Wahabisme di Lombok Timur : Problem Identitas, Kesalehan dan Kebangsaan”. Fikrah : Jurnal Ilmu Akidah dan Studi Keagamaan. Vol. 7 (1) 2019. Hal. 178

26 Bapak Isnaeni. Tokoh As-sunnah Assalafiah Desa Suralaga. Wawancara Desa Suralaga 08 Juni 2022

46

mewarisi otoritas ayahnya sebagai tokoh agama. Menyikapi kehadiran kembali tuan guru Husni di Desa Bagik Nyaka, masyarakat terpecah menjadi dua golongan, sebagaian masyarakat mendukung dan menerima kembali Tuan Guru Husni, dan sebagian yang lain tetap tidak mau mengikuti dan tidak menerima dakwahnya dan tetap setia memilih berafiliasi kepada ormas islam NU.

Pasca reformasi, perkembangan As-sunnah semakin massif di Lombok Timur. Menurut pengamatan peneliti, faktor utama perkembangan dan gerakan As-sunnah tak dapat dilepaskan dari kuatnya yang dibangun Tuan Guru Husni dengan Arab Saudi dan Riyadh. Dua Negara tersebut menjadi Negara donor bagi kegiatan dakwah As-sunnah di Lombok Timur. Desa Bagik Nyaka yang sejak tahun 1952 menjadi basis NU, kini berubah menjadi markas besar As-sunnah NTB. Di Desa ini didirikan As-sunnah center, yakni masjid Sulaiman Fauzan Al-Fauzan yang sangat megah.

Pembangunan tersebut didanai oleh Saudi Arabia dan Riyadh.

Secara berkala syekh-syekh As-sunnah dari timur tengah berkunjung ke Lombok timur untuk mengisi tabligh akbar.

Ketika berbicara tentang As-Sunnah, maka terlintas dalam pikiran adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah SAW, baik perbuatan, perkataan, maupun taqrirnya. Pengertian

47

tersebut yang selama ini dipegang teguh oleh umat Islam klasik hingga modern.27 Prinsip yang dipegang teguh oleh As-sunnah adalah bagian dari umat Islam yang rujukan utamanya tetap Al- Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Dikalangan umat Muslim kebanyakan As-sunnah adalah mereka yang memiliki pemikiran mencoba memurnikan kembali perintah Al-Qur’an dan ajaran yang dibawa Rasulullah SAW.

Dari wawancara tetang macam-macam As-Sunnah di Desa Suralaga bahwa ada perbedaan pendapat antara Narasumber 3 selaku Sekertaris Desa dengan Narasumber 2 selaku Kepala Dusun Timba Ekek.

“Menurut Narasumber 3 selaku Sekertaris Desa beliau menyatakan bahwa As-Sunnah di Desa Suralaga ada 4 yaitu, As-sunnah Salafiah, As-sunnah Annur, As-sunnah Aswaedani dan As-sunnah Pambes. Sedangkan menurut Narasumber 2 selaku Kepala Dusun Timba Ekek menyatakan bahwa As-sunnah ada 3 macam yaitu.As- sunnah Salafiah, As-sunnah Annur, Assunnah Aswaedani.28

Dalam berbagai perbedaan pandangan tentang macam- macam Asunnah masyarakat Desa Suralaga khusunya Narasumber 1 dengan Narasumber 4 berbeda pendapat tentang macam-macam

27 H.Hairillah. Kedudukan As-sunnah dan Tantangannya dalam hal Aktualisasi Hukum Islam. (Jurnal pemikiran hokum islam) Hlm 1

28 Bapak Saharuddin selaku sekertaris Desa Suralaga. Wawancara Desa Suralaga 9 Juni 2022

48

masyarakat yang menganut Aliran As-sunnah. Akan tetapi dari pengamatan peneliti menemukan berbagai macam pandangan tentang keberagaman Aliran As-Sunnah di Desa Suralaga sebanyak 3 macam yaitu As-sunnah salafi, as-sunnah annur dan as-sunnah Aswaedani. Keragaman paham keagamaan dalam masyarakat memang tidak bisa dihilangkan. Paham-paham tersebut sudah sejak lama di Desa Suralaga. Masyarakat Desa Suralaga sendiri mayoritas yang juga menganut Organisasi NW, NU dan ada juga yang menganut Tarekat.

Masuknya As-sunnah di Desa Suralaga tidak diketahui secara pasti, namun menurut Narasumber 2 selaku tokoh As-sunnah Salafi sebagai berikut:

Paham ini mulai Nampak umum ditengah masyarakat pasca pecahnya organisasi Nahdatul Wathan (NW) setelah mukhtamar ke 10 tahun 1998 yang diadakan di Praya. Menurutnya, masyarakat yang kecewa dan tidak meneriman perpecahan ini akhirnya banyak yang memilih untuk netral tidak mendukung salah satu dari kubu-kubu tersebut. Di tengah situasi inilah tampaknya para penganjur As-sunnah mulai mempropagandakan ajaran-ajaran mereka anti pengelompokkan (hizbiyah) Sehingga beberapa orang dari mereka tertarik dengan model Islam seperti ini. Tuan Guru Husni merupakan salah satu plopor berdirinya Aliran As-sunnah di Desa Suralaga. Dan berbagai macam pandangan terhadap masyarakat yang menganut Aliran As-sunnah di Desa Suralaga yaitu As-sunnah Salafiah, As-sunnah Annur, Assunnah Aswaedani. ketika masing-masing dari orang-

49

orang pada zaman dulu ingin mengembangkan diri sehingga membentuk yayasan masing-masing29

Secara umum pernyataan di atas menjelaskan bahwa As- sunnah pertama kali nampak di tengah masyarakat karna faktor terpecahnya organisasi Nahdatul Wathan (NW), sehingga masyarakat tersebut kecewa dan tidak menerima perpecahan ini akhirnya masyarakat banyak yang memilih netral. Pada tahun 1991 As-Sunnah di Desa Suralaga langsung terpecah menjadi 3 karena panutan dari Tuan Guru Husni menyatakan pecah saja yang penting tujuannya sama. Keragama tersebut sudah muncul sejak lama di Desa Suralaga. Sama halnya yang dikatakan oleh Narasumber 4 selaku Tokoh As-sunnah Aswaedani sebagai berikut:

“pada dasarnya yang menjadi bentuk kelebihan kita yang menganut Aliran As-sunnah di Desa Suralaga ini masih tinggi tingkat keluargaan kita dalam artian satu sama yang lain tidak bisa dipisahkan karna dari tokoh- tokoh dalam Aliran As-sunnah ini mempunyai ikatan keluarga dari As-sunnah Aswaedani, as-sunnah Salafi dan begitupun dengan As-sunnah An-Nuur. Sehingga dalam halnya natural dalam artian satu sama lain itu saling menghargai.30

29 Bapak Isnaeni. Tokoh As-sunnah Assalafiah Desa Suralaga. Wawancara Desa Suralaga 08 Juni 2022

30 Bapak Satriadi. Tokoh Aliran As-sunnah Aswaedani Desa Suralaga.

Wawancara Desa Suralaga 08 Juni 2022

50

Di atas menunjukkan bahwa kehidupan masyarakat yang menganut As-sunnah merujuk pada sikap saling menghargai antar sesama. Sikap menghargai ini penting untuk lingkungan yang damai dan beragam dalam masyarakat yang menganut Aliran As-sunnah ini termasuk sikap positif yang baik untuk menjaga kerukunan serta mencegah konflik dari masyarakat.Hal ini sama dengan penjelasan Narasumber 2 selaku Kepala Dusun Timba Ekek Desa Suralaga sebagai berikut :

“Setau saya, sejak lama sudah ada paham-paham seperti itu, ada Muhammadiyah dan ada NW dan NU dan ada juga Tarekat itu setahu saya muncul di desa suralaga baru-baru beberapa tahun belakangan ini. Hal tersebut dikarenakan memang kita tidak bisa memaksakan suatu kehendak pribadi orang untuk ikut paham yang mana, yang terpenting itu kita saling menghormati, saling toleransi antara paham yang satu dengan yang lain agar bisa hidup rukun dalam masyarakat”31

Dari penjelasan di atas, memang tidak bisa memaksakan semua agar orang memiliki satu paham yang sama, karena sudut pandang antara satu orang dengan yang lain selalu ada perbedaan yang terpenting dalam kehidupan dalam masyarakat adalah saling menghormati, menghargai dan toleransi yang tinggi agar

31 Bapak Isnaeni. Tokoh As-sunnah Assalafiah Desa Suralaga. Wawancara Desa Suralaga 08 Juni 2022

51

menciptakan kehidupan yang rukun dan damai dalam masyarakat.

Selain itu Narasumber 2 juga memberi penjelasan sebagai berikut:

“Misalnya jumatan saudaranya di masjid As-sunnah salafi yang tidak memiliki motor di bonceng dia di antarkan dulu ke masjid salafi balik lagi jumatan di masjid an-nur. Sehingga terlihat keharmonisan berbagaai adanya as-sunnah walaupun mereka 3 pemikiran, yang pertama masyarakat suralaga mayoritas memang NW walaupun NW ada dua, ada NW sebulloh anjani dan ada NWDI pancor, kemudian ada 3 as-sunnah kemudian ada juga yang tarekat.”32

Berdasarkan pengamatan peneliti, seperti yang disampaikan oleh Narasumber 2 selaku tokoh masyarakat yang menganut As- sunnah Salafi, bahwa memang masyarakat yang menganut As- sunnah di Desa Suralaga berbeda tempat sholat jum’at, karena dalam As-sunnah ini mereka mempunyai Masjid masing-asing.

Masyarakat saling membantu kalau ada masyarakat yang lain tidak memiliki kendaraan. Perbedaan keagamaan yang pada awalnya menjadikan hubungan antar masyarakat menjadi sedikit tidak harmonis, dengan seiringnya berjalannya waktu masyarakat Desa Suralaga bisa memahami bahwa perbedaan tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang Muslim. Mereka bisa saling menghormati, saling

32 Bapak Isnaeni. Tokoh As-sunnah Assalafiah Desa Suralaga. Wawancara Desa Suralaga 08 Juni 2022

52

toleransi dan mejalin kerukunan antar masyarakat. Berbeda-beda tetapi tetap mempunyai tujuan utama yaitu beribadah dan mencari keridhoan Allah. Narasumber 2 juga memberi penjelasan sebagai berikut:

“Munculnya keberagamaan-keragamaan tersebut memang sudah sejak lama di Desa Duralaga karena ya perbedaan mazhab yang dianutnya. Ada syafi’i, maliki, hambali, dan hanafi, sudah dijelaskan oleh allah dalam Al-Qur’an bahwasanya agama Islam akan terpecah menjadi 72 golongan. Perbedaan Aliran ini tidak ada diantara masyarakat yang tidak saling memahami, dari perbedaan-perbedaan ini sedikit demi sedikit sudah sama-sama saling mendalami. Karena dakwah yang pertama kali di sampaikan belum di dengar oleh masyarakat banyak mereka berfikir adanya agama baru, setelah masuknya tuan Guru-tuan-Guru ini yang lulusan Saudi Arabia Alhamdulillah sudah bisa menjelaskan masyarakat itu sendiri menyadari bahwa bisa memahami.

Dalam kehidupan beragama, sudah tidak asing lagi mendengar kata adanya keragaman Aliran keagamaan. Ditambah lagi dengan kehidupan yang sudah semakin modern dan semakin banyaknya paham keagamaan yang masuk di Indonesia khususnya di Desa Suralaga, Kec Suralaga. Kab Lombok Timur

Sejarah As-sunnah Annur berdasarkan dari wawancara peneliti.Menurut Narasumber 1 tentang sejarah awal penamaan As- sunnah Annur Di Desa Suralaga sebgai berikut:

53

“ Pada Masa TGH. Abdul Mannan dibangun sebuah Yayasan pondok pesantren Jamaludiin di Desa Bagik Nyaka yang merupakan cikal bakal lahirnya pondok pesantren Al-Mannan Bagik Nyaka. Yayasan ini berkembang degan pesat hingga di berbagai wilayah terutama di wilayah Desa Suralaga. As-sunnah Annur adalah yayasan dari jamaluddin, dan adapun tokoh utama panutan As-sunnah annur yaitu. Bapak Mahdan selaku kepala Desa Suralaga dan Ustadz Huzrin.33

Selanjutnya sejarah As-sunnah Aswaedani Menurut Narasumber 4 tentang sejarah awal penamaan As-sunnah Aswaedani di Desa Suralaga sebagai berikut:

” As-sunnah Aswaedani yang sering masyarakat sebut sebagai As- Sunnah Aswaedanidan masjid As-sunnah Aswaedani yang dibangun pada tahun 2000, yang pada umumnya merupakan katagori masjid umum untuk masyarakat yang menganut Aliran As-sunnah Aswaedani ini beralamat di dusun Gelumpang, Desa Suralaga. Kec Suralaga. Adapun tokoh utama dari As-sunnah Aswaedani yaitu: L. Sukarba dan H. Ghazali34

Selanjutnya Sejarah tentang As-sunnah Salafi Menurut Narasumber 5 menuturkan tentang sejarah Awal Penamaan As- sunnah Salafi di Desa Suralaga sebagai berikut:

“Kata Salafiah berasal dari kata kerja salafa yang berarti

“orang-orang yang mendahului atau hidup pada zaman ini”. Istilah Salaf dikenal pertama kali untuk memberi nama gerakan As-sunnah yang dilatar belakangi oleh Tuan Guru H. Husni yang di bagik nyaka. Tokoh utama dalam As-sunnah salafi yaitu Drs. Nasrul Jaelani dan Ustadz

33 Bapak Mahdan selaku Kepala Desa Suralaga, Tokoh Aliran As-sunnah Annur Desa Suralaga. Wawancara 22 Juni 2022

34Ustadz Huzrin. Tokoh As-sunnah Aswaedani Desa Suralaga. Wawancara Desa Suralaga 10 Juni 2022

54

Usman Munif. Masjid Salafi juga dibentuk pada tahun 1991 atas bantuan Arab Saudi. 35

2. Dampak Keberadaan As-sunnah terhadap kehidupan sosial masyarakat di Desa Suralaga, Kec Suralaga. Kab Lombok Timur

Setiap perbedaan yang terjadi dalam suatu kelompok atau masyarakat pasti akan membawa dampak tertentu bagi anggota kelompok lain, baik dampak positif maupun negatif, karena setiap permasalahan pasti ada sebab dan akibatnya, baik dampak terhadap suatu kelompok itu sendiri maupun terhadap anggota kelompoknya.

Dampak dari adanya perbedaan aliran As-sunnah terhadap kehidupan sosial masyarakat di Desa Suralaga, Kec Suralaga. Kab Lombok Timur adalah seperti yang di jelaskan bapak isnaeni selaku Kepala Dusun Timba Ekek sebagai berikut:

A. Dampak Aliran As-sunnah kepada sesama Aliran As-sunnah a) Dampak Positif

Menurut narasumber 2 dampak positifnya dari adanya As-sunnah di Desa Suralaga yaitu masyarakat tetap bisa saling menjaga hubungan dengan masyarakat

35 Ustadz Satriadi. Tokoh As-sunnah Salafi Desa Suralaga. Wawancara Desa Suralaga 08 Juni 2022

55

satu dengan yang lain. Tidak mementigkan diri sendiri, tetapi juga kepentingan bagi saudaranya.

“Dampak As-sunnah terhadap kehidupan sosial masyarakat ini kalau positifnya, masyarakat tetap menjunjung tinggi rasa saling menghormati dengan sesama masyarakat yang menganut aliran as-sunnah di desa suralaga, misalnya selalu mengikuti pengajian dan bergotong royong36

Dari ungkapan dan penjelasan dari narasumber 1 di atas, tidak berbeda jauh dengan penjelasan narasumber 4 selaku tokoh As-sunnah Annur di Desa Suralaga sebagai berikut:

“Dampak As-sunnah terhadap kehidupan sosial masyarakat ini dampak positifnya, Kalau kita disini As-sunnah Annur, ketika di lingkungan masyarakat kita ada yang meninggal dunia walaupun dia bukan dari kelompok kita, kita tetap mengikuti Takzyiyah pada siang harinya, dan jenazah kita solatkan di masjid besar di desa suralaga sampai jenazah kita makamkan. Hanya saja ketika ada acara doa tahlil yang biasa dilakukan pada malam harinya selama tujuh hari, empat puluh hari dan seterusnya, kita tidak menghadirinya, karena hal tersebut sebagai perbuatan Bid’ah yang tidak ada dasarnya baik dalam Al-Qur’an maupun Hadist.

Pendapat Narasumber 2 di atas, menjelaskan bagi masyarakat yang sudah paham agama perbedaan tersebut

36 Bapak Isnaeni. Tokoh As-sunnah Assalafiah Desa Suralaga. Wawancara Desa Suralaga 08 Juni 2022

56

menjadikan masyarakat bisa saling menerima antara satu dengan yang lain, saling intropeksi diri, dan menjaga keimanan yang ada pada pribadi masing-masing. Namun yang menarik adalah apa yang disampaikan oleh Narasumber 2 selaku tokoh As-sunnah Annur walaupun ia membid’ahkan Tahlilan yang disampaikannya. Jika tetangga mengadakan ritual tahlilan kemudian ia sebagai pengikut As-sunnah Annur namun ketika mereka dikirimi makanan darinya ia tetap menerima berkat itu sebagai bentuk penghormatan. Hal ini sama yang di ucapkan oleh Narasumber 1 selaku kepala Desa di Desa Suralaga menjelaskan terkait dampak positif tentang As-sunnah sebagai berikut:

“Kalau dampak positifnya terhadap prilaku masyarakat saya dan masyarakat masih tetap melakukan kegiatan dan kewajiban sebagai muslim dengan baik, saling menghormati, saling memaafkan, dan melakukan kebaikan-kebaikan lainnya terhadap sesama muslim.

Dari ungkapan dan penjelasan Narasumber 1 selaku Kepala Desa tidak berbeda jauh dengan penjelasan Narasumber 3 selaku Sekertaris Desa. Masyarakat Desa

57

Suralaga tetap rukun dan akur dalam hidup dimasyarakat.

Hal tersebut diperkuat oleh Bapak Saharudin sebagai beriku:

“Dampak As-sunnah menurut saya ya. Kalau dampak positifnya antara as-sunnah satu dengan yang lain kita dapat saling memahami, menghormati dan yang terpenting kita lebih banyak mendapatkan ilmu, saling intropeksi diri atas apa yang sudah kita yakini. Yang baik diterima dengan baik yang kurang baik ya tidak usah diambil.

b) Dampak Negatif

Salah satu dampak negatifnya yaitu pernah terjadinya konflik di Desa Suralaga, seperti Menurut Narasumber 4 selaku tokoh As-sunnah Annur sebagai berikut:

“kalau dampak negatifnya dulu sempat terjadi konflik bentrok fisik pada tahun 1990 karena mungkin ada keterbatasan ilmu, keterbatasan pemahaman antar masyarakat dan timbullah poderik seperti ini antara penganut aliran satu dengan yang lain, dan konfliknya tidak merembes ke desa lain bahkan tidak merembes ke pusat di bagik nyaka. Tetapi kalau sekarang insya allah sudah bisa saling memahami dan tidak ada masalah lagi.37

B. Dampak keberadaan As-sunnah terhadap kehidupan sosial masyarakat non As-sunnah di Desa Suralaga.

37 Ustadz Huzrin. Tokoh As-sunnah An-nur Desa Suralaga. Wawancara. Desa Suralaga 10 juni 2022

58

Kehadiran pendatang yang teorganisir dengan ciri dan atribut keagamaan yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya disuatu daerah tertentu tidak mudah diterima oleh masyarakat. Ketika melihat atribut As-sunnah terutama dalam bentuk berpakaian kaum perempuan (berpakaian serba hitam dan bercadar) siapapun yang belum mengenalnya tentu akan memiliki berbagai pandangan yang bernilai positif maupun negatif, karena penampilan mereka berbeda dengan keumuman masyarakat Desa Suralaga disekitarnya.

a) Dampak Positifnya

Dalam kehidupan sehari-hari di dalam masyarakatnya As-sunnah saat ini sudah tidak dipermasalahkan dan dipertentangkan lagi bagi mereka yang berada di Wilayah Suralaga. Dikarenakan hampir sebagian besar masyarakatnya menganut organisasi NW dan NU. Seperti yang dikatakan oleh Narasumber 2 sebagai berikut

“ Dalam berpakaian Ikhwal (bagi wanita) dalam melakukan intraksi maupun tolongmenolong dengan masyarakatpun tidak merasa kesulitan karena memakai cadar yang tertutup, itu dikarenakan masyarakat sekitar sudah gafal betul gerak, postur tubuh dan suara dari setiap ikhwal sehingga saat

Dokumen terkait