• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1) Dinamisasi Dakwah As-Sunnah dalam Kehidupan Sosial Masyarakat di Desa Suralaga, Kec Suralaga, Kab

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(1) Dinamisasi Dakwah As-Sunnah dalam Kehidupan Sosial Masyarakat di Desa Suralaga, Kec Suralaga, Kab"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

Dinamisasi Dakwah As-Sunnah dalam Kehidupan Sosial Masyarakat di Desa Suralaga, Kec Suralaga, Kab. Lombok Timur

oleh : Hafizatul Aeni NIM 180602038

JURUSAN SOSIOLOGI AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM 2022

(2)

Dinamisasi As-Sunnah dalam Kehidupan Sosial Masyarakat di Desa Suralaga, Kec Suralaga, Kab. Lombok Timur

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Sosial

(S. Sos)

oleh : Hafizatul Aeni NIM 180602038

JURUSAN SOSIOLOGI AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM

(3)

i

(4)

ii

(5)

iii

(6)

v

(7)

vi MOTTO

“ Martabat seorang pemuda diukur dari keyakinanya, dan setiap orang yang tidak punya keyakinan maka ia tidak akan dapat mengambil

manfaat”1

1 Nadham Imrithi Bait 17, Karya Imam Syarafuddin Yahya Al-Imrithi

(8)

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan skripsi ini untuk kedua orang tuaku yakni ibuku (Husnaeni) dan bapakku (Hafsan) yang telah mendoakan serta memberi semangat untuk terus maju sampai dapat menyelesaikan skripsi ini, dan untuk adik-adikku (Erwin dan irwan ) yang selalu menghadirkan senyum dan tawa ditengah-tengah perjuangan dalam peroses penyusunan skripsi ini.”

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur dipanjatkan atas kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan penelitian Skripsi dengan judul “ Dinamisasi Dakwah As-Sunnah Dalam Kedupan Sosial Masyarakat di Desa Suralaga, Kec Suralaga. Kab. Lombok Timur” dengan baik walaupun masih membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk tidak lanjuti penelitian yang lebih baik lagi. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Dalam penelitian ini penulis mendapatkan begitu banyak bantuan, dukungan serta do’a dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin menyampaikan banyak-banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan, bimbingan, masukan, serta dukungan baik yang berbentuk moral maupun materil. Oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati dan penuh cinta penulis sampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut:

1. Bapak Zakarian Ansori M.Hum selaku pembiming I dan ibu Miftahul Jannah M.Pd selaku pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi dan koreksi mendetail, terus menerus dan tanpa bosan di tengah kesibukannya menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.

2. Bapak Prof. Dr Abdul wahid M.Pd Selaku dosen penguji I dan Bapak Nusyamsu M.Ud selaku dosen penguji II

3. Dekan Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, atas segala kebijakannya dalam memberikan dedikasi untuk seluruh mahasiswa sampai pada titik puncak kelulusan

(10)

ix

4. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu, membina dan membimbing selama peneliti melaksanakan studi di UIN MATARAM.

5. Kedua orang tuaku (Bapak Hafsan dan Ibuku Husnaeni) dan semua keluarga besarku yang selalu memberikan semangat yang tidak henti- hentinya kepadaku dengan harapan agar tugas yang dijalani bisa meraih kesuksesan kedepannya.

6. M. Reza Ainul Hakim S.Sos. Selaku partner. Terimakasi menjadi partner dalam segala hal baik, yang telah meluangkan waktu untuk memberi bimbingan tambahan.

7. Semua pihak yang berada di Desa Suralaga, Kec Suralaga. Yang telah memberikan data sekaligus berkerja sama dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapatpahala yang berlipat ganda dari Allah SWT dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua. Aamiinn.

Mataram, 12 Mei 2022 Peneliti

Hafizatul Aeni 180602038

(11)

x DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...

HALAMAN JUDUL ...

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

NOTA DINAS PEMBIMBING ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

(12)

xi

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 9

E. Telaah Pustaka ... 9

F. Kerangka Teori ... 13

G. Metode Penelitian ... 23

1. Pendekatan dan jenis Penelitian ... 23

2. Kehadiran Peneliti ... 24

3. Lokasi Penelitian ... 24

4. Sumber Data ... 25

5. Teknik Pengumpulan Data ... 25

6. Teknik Analisis Data ... 29

7. Cek Keabsahan Data ... 32

H. Sistematika Pembahasan ... 34

BAB II PAPARAN DATA A. Profil dan Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 35

1. Profil Desa Suralaga... 35

2. Tingkat Pendidikan Penduduk ... 39

B. Deskriptif Data Khusus ... 43

1. Sejarah dan Perkembangan Aliran As-Sunnah di Lombok Timur ... 43

(13)

xii

2. Dampak Keberadaan Aliran As-Sunnah Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat di Desa Suralaga,

Kecamatan Suralaga, Kab. Lombok Timur ... 54 3. Peran Pemerintah Desa Dalam Menjaga Kondusivitas

di Desa Suralaga, Kecamatan Suralaga,

Kab. Lombok Timur ... 83 BAB III PEMBAHASAN

A. Analisis Dampak Keberadaan Aliran As-Sunnah Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat di Desa

Suralaga, Kecamatan Suralaga,Kab. Lombok Timur ... 96 B. Analisis Peran Pemerintah Desa Dalam Menjaga

Kondusivitas di Desa Suralaga, Kecamatan Suralaga,

Kab. Lombok Timur ... 108 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 115 B. Saran... 117 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Data mata pencaharian

Tabel 2.2. Jumlah penduduk Desa Suralaga

Tabel 2.3. Tingkat pendidikan masyarakat Desa Suralaga

Tabel 4.4. Struktur Organisasi dan afiliasi anggota pemerintah Desa Suralaga

(15)

xiv

DINAMISASI DAKWAH AS-SUNNAH dalam KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT DI DESA SURALAGA, KEC

SURALAGA, KAB. LOMBOK TIMUR Oleh:

Hafizatul Aeni NIM: 180602038

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Dinamisasi Dakwah As- sunnah yang merupakan salah satu paham dalam agama Islam yang pertama kali muncul di Arab Saudi yang pada mulanya ditujukan pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab. Pada dasarnya as-sunnah ini yang sering dinamai oleh masyarakat sebagai Wahabi yang biasanya mengakui bahwa As-sunnah atau metodenya adalah salafi.

Sebelum masuknya As-sunnah ini di Desa Suralaga kebanyakan yang menganut organisasi NW, kemudian seiring berjalannya waktu As-sunnah ini dibawa oleh Tuan Guru H.Husni beliaulah yang mengawali gerakan pembaharuan, adanya As-sunnah di Desa Suralaga. Fokus yang dikaji dalam skripsi ini adalah (1) Bagaimana Dampak As-sunnah terhadap kehidupan sosial masyarakat di Desa Suralaga. (2) Bagaimana peran pemerintah Desa dalam menjaga kondusivitas kehidupan sosial masyarakat terhadap As-sunnah di Desa Suralaga, Kec Suralaga. Kab Lombok Timur.

Jenis dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan sosiologis. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Teknis analisis data yaitu dengan reduksi data, penyajian data , dan yang terakhir penarikan kesimpulan. Kemudian keabsahan data dengan menggunakan Credibility dengan perpanjangan pengamatan.

Kata Kunci: Dinamisasi, Dakwah As-sunnah, masyarakat, Peran pemerintah

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

As-Sunnah merupakan salah satu kelompok paham dalam agama Islam yang pertama kali muncul di Arab Saudi. Pada mulanya ditujukan untuk pengikut Muhammad bin Abdul Wahab, yang muncul pada pertengahan abad ke-19. Ditandai dengan persekutuan antara kepala suku Nejd Selatan, Muhammad ibn Sa’ud dan Muhammad ibn Abdul Wahhab

Pada dasarnya As-Sunnah yang sering dinamai oleh masyarakat sebagai Aliran Wahabi biasanya mengakui bahwa As-Sunnah atau metodenya adalah Salafi dan mereka lebih senang jika dinamai As- Sunnah bukan Wahabi. Pernyataan membuktikan bahwa penggunaan kata Wahabi sudah terlanjut popular di kalangan masyarakat. Sementara kata As-sunnah nyaris tidak popular.

Sebutan As-Sunnah sendiri merupakan sebuah nama yang diberikan oleh lawan-lawannya karena pimpinannya bernama Muhammad bin Abdul Wahhab2. Asal mula penamaan As-sunnah

2 Nur Umamah “Peran Gerakan Wahabiyah Dalam Membantu Mewujudkan Pemerintah Raja Abdul Aziz di Arab Saudi, (Skripsi, FADH Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011). Hlm 14

(17)

2

diambil dari nama aliranya “Wahabiah”. Nama tersebut dipertalikan dengan nama pendiri, yaitu Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1787 M) untuk membedakan dengan aliran-aliran yang lain. Pendiri dan pengikut As-sunnah disebut “muwahhidun” atau “muwahhidin” yang berarti kaum pemersatu, sedangkan sistem atau tarekatnya adalah

“Muhammadan”.

Tujuan awal As-Sunnah didirikan adalah mengembalikan umat kepada ajaran Islam yang murni seperti yang termuat dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Karenanya, tauhid merupakan tema pokok dalam doktrin As-sunnah. John L. Esposito megemukakan bahwa Abdul Wahhab memandang tauhid sebagai agama Islam itu sendiri. Abdul Wahab berpendapat bahwa keesaan Allah diwahyukan dalam tiga bentuk.

Pertama, tauhid al-rububiyah, penegasan keesaan Tuhan dan Tindakannya: Tuhan sendiri adalah pencipta, penyedia, dan penentu alam semesta. Kedua, tauhid al-asma wa al-sifat, yakni keesaan nama dan sifatnya, yang berhubungan dengan sifat-sifat Tuhan. Kepunyaan- Nyalah semua yang di langit, semua yang di bumi, semua yang diantara keduanya, dan semua yang di bawah tanah.Aspek Ketiga, tauhid al- ilahiyah, menjelaskan, hanya tuhan yang berhak disembah. Penegasan

“tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad sebagai utusan-Nya”

berarti bahwa semua bentuk ibadah seharusnya dipersembahkan semata

(18)

3

kepada Tuhan, Muhammad tidak untuk disembah, tetapi sebagai Nabi, seharusnya dipatuhi dan diikuti.3

Kaum As-Sunnah adalah mereka yang mengikuti mazhab Hambali. Yaitu, pengikut Imam Ahmad bin Hanbal yang berpaham tajsim dan nawashib sekalipun ada sebagian diantara mereka yang berbeda pandangan dalam sejumlah masalah hukum Islam. Namun, mereka masih satu pandangan dalam masalah akidah tasybih, tajsim, dan sikap benci terhadap Ahlul Bait serta tidak menghormati mereka.

Mereka menganut sejumlah pemikiran demi mewujudkan tujuan mereka ini, seperti mengangkat istilah “Aliran yang selamat” dan hanya merekalah yang menjadi juru penyelamat.4 Kaum Wahabi dikenal dengan istilah Kaum Wahabi Hanbali, tapi saat di luar mereka disebut dengan istilah salafi. Kenyataannya, kaum As-sunnah terlahir dari kaum Salafi. Muhammad bin Abdul Wahab adalah orang yang menyeru untuk mengikuti pemikiran Ibnu Taimiyah dan para imam mazhab Hanbali yang berpaham tajsim, tetapi mereka berbeda pandangan dengan para salafus saleh dalam beberapa masalah fikih yang furu, seperti mengharamkan ziarah kubur. Apabila kita mencermati ajaran dan dasar

3 Syaikh Idahram, “ Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi (Pustaka Pesantren, Yogyakarta) Hlm 280

4Sayyidina Hasan Al Saqqaf, Ensiklopedi Wahabi ( Bairut 2002/1423 H ), Hlm.

4

(19)

4

pemikiran As-sunnah, maka kita akan menemukan bahwa kelompok paham tersebut adalah paham keyakinan dan tauhid. Dan dari pemikiran As-sunnah yaitu tentang tasybih dan tajsim yang diistilahkan oleh kaum As-sunnah dengan nama Tauhid dan Sifat Allah.

As-Sunnah masuk ke Indonesia sebagai identitas-identitas pada masa lampau, bahkan lebih radikal dari pada gerakan As-sunnah saat ini. Sejarah mencatat ada empat gelombang gerakan As-sunnah di Indonesia: gelombang pertama gerakan Kaum Padri atau Perang Padri di Sumatera Barat (1821-1837) antara kaum tua dan kaum muda.

Gelombang kedua, pemberontakan di Banten (1888) yang dianggap sebagai pengaruh dari gerakan Pan-Islam, paham yang bertujuan untuk menyatukan umat Islam sedunia. Pan-Islam ini berasal dari gagasan Jamaluddin Al-Afghani yang merupakan bentuk dari gerakan As- sunnah. Lalu gelombang ketiga berdirinya serakat Islam, sarekat Islam ini merupakan salah satu organisasi pertama di Indonesia yang dulu memiliki nama Sarekat Dagang Islam (SDI) diubah menjadi Sarekat Islam pada tahun (1906) dan berdiri pada tanggal 16 Oktober 1905, didirikan oleh Haji Samanhudin. Hal ini dianggap sebagai bentuk nasionalisasi dari Pan-Islam yang kemudian didukung oleh beberapa gerakan ormas keagamaan. Gelombang keempat, berdirinya gerakan

(20)

5

Darul Islam atau Tentara Islam Indonesia atau DI/TII (1949-1962).5 As- sunnah ini masuk dan bergerak secara aktif untuk menyebarkan ajarannya keseluruh Indonesia, salah satunya juga masuk ke wilayah NTB khususnya Pulau Lombok.

Masuknya As-sunnah ke Pulau Lombok pada zaman reformasi yang kemudian menunjukkan kemajuan yang signifikan beranjak dari tahun 1993. Pertama kali dakwah dilakukan di masjid Jami’ Al- Muttaqien Cakranegara, dan masjid At-taqwa Mataram. Dari kedua masjid inilah muncul kegiatan-kegiatan penyebaran dan dakwah As-sunnah berikutnya di Pulau Lombok. Secara umum, upaya penyebaran di Pulau Lombok dilakukan melalui tiga cara, Pertama melalui pendekatan untuk kelompok-kelompok elit masyarakat, seperti pengusaha, dan tokoh. Kedua dengan metode asimilasi yakni, para As- sunnah menikah gadis-gadis yang bukan As-sunnah untuk kemudian diajak pindah ke kelompok mereka. Dan Ketiga melalui masjid–masjid atau mushalla, ada banyak masjid dan mushalla yang dikelola oleh warga yang kemudian berubah menjadi milik kelompok mereka.

Dakwah As-sunnah inipun masuk kesetiap pelosok Desa di pulau Lombok terutama di Lombok Timur.

5 Nur Khalik Ridwan: Kajian Kritis dan Komprehensif Sejarah Lengkap Wahahbi: Perjalanan panjang Sejarah, Dokterin,Amaliah, dan Pergulatannya; 2020.

(21)

6

Seperti halnya fenomena yang ada di Desa Suralaga, Kecematan Suralaga. Kabupaten Lombok Timur. Muncul perbedaan doktrin ajaran agama mengakibatkan perbedaan keyakinan, pemahaman atau keagamaan yang baru dikalangan masyarakat. Meskipun pada dasarnya sumber ajaran agama Islam adalah Al-Qur’an dan Hadis, tingkat pemahaman dalam diri seseorang memang tidak bisa dihindarkan terutama pada tingkat pengetahuan, pemahaman, pengalaman serta perkembangan dalam masyarakat.

Di Desa Suralaga terdapat fenomena unik dimana masyarakat yang menganut As-sunnah ini terpecah menjadi 3 golongan yaitu. As- sunnah Salafi, as-sunnah Annur, dan As-sunnah Aswaedani. Hakikat As-sunnah memang satu yang bikin As-sunnah berbeda ketika masing- masing dari tokoh yang menganut As-sunnah ingin mengembangkan diri sehingga membentuk yayasan masing-masing.6 Dari keragaman tersebut kehidupannya masyarakat di Desa Suralaga tetap harmonis dan tidak menimbulkan berbagai persoalan dalam masyarakat seperti konflik antar masyarakat, dan berbagai persoalan lain yang muncul dalam masyarakat. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Dinamisasi Dakwah As-sunnah dalam

6 Bapak Isnaeni. Tokoh As-sunnah Salafiah Desa Suralaga. Wawancara Desa Suralaga 08 Juni 2022

(22)

7

Kehidupan Sosial Masyarakat di Desa Suralaga, Kec Suralaga. Kab Lombok Timur. :

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Dampak keberadaan As-Sunnah terhadap kehidupan sosial masyarakat di Desa Suralaga. Kec, Suralaga, Kab. Lombok Timur ?

2. Bagaimana peran pemerintah Desa dalam menjaga kondusivitas kehidupan sosial masyarakat terhadap As-sunnah di Desa Suralaga.

Kec. Suralaga, Kab. Lombok Timur ? C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui Dampak keberadaan As-Sunnah terhadap kehidupan sosial masyarakat di Desa Suralaga. Kec, Suralaga, Kab. Lombok Timur ?

2. Untuk mengetahui Peran Pemerintah Desa dalam menjaga kondusivitas kehidupan sosial masyarakat terhadap As-sunnah di Desa Suralaga. Kec. Suralaga, Kab. Lombok Timur ?

D. Manfaat Penelitian

(23)

8

Hasil Penelitian diharapkan akan memiliki manfaat yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan sebagai bahan informasi serta acuan bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian lebih lanjut

b. Diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang memiliki kesamaan variable penelitian, Serta sebagai perbandingan dalam beberapa penelitian selanjutnya, dapat juga menjadi rujukan atau materi penelitian dalam bentuk tulisan ilmiah

2. Maanfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:

a. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman dan pengetahuan baru dalam melakukan penelitian.

b. Bagi Pembaca dan Masyarakat

Penelitian ini diharapkan meningkatkan kualitas dan dapat menanamkan nilai-nilai agama dalam masyarakat dan membentuk masyarakat yang berilmu, beragama dan toleransi.

E. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup

(24)

9

Penelitian ini berfokus pada Bentuk Keragaman As-sunnah dalam kehidupan sosial masyarakat di Desa Suralaga, dan Dampak keberadaan As-sunnah terhadap kehidupan sosial masyarakat di Desa Suralaga, kec. Suralaga. Kab Lombok Timur serta Bagaimanakah peran Pemerintah Desa dalam menjaga kondusivitas kehidupan sosial masyarakat terhadap As-sunnah di Desa Suralaga.

2. Setting Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini yaitu di Desa Suralaga.Kec, Suralaga yang menurut pandangan peneliti, karena As-sunnah hanya ditemukan di Desa Suralaga Kec Suralaga. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama beberapa bulan, dimulai pada bulan Oktober 2021, yang dimulai pada saat mencari data di Desa Suralaga.

3. Kajian Pustaka

Dalam penelitian ini, peneliti meninjau penelitian yang lain untuk menyamakan dan membedakan akar pembahasan dari penelitian sebelumnya serta sebagai bukti penelitian. Bagian ini membuat uraian secara sistematis tentang hasil penelitian terdahulu (prior research) yang relavan dengan persoalan yang akan dikaji dalam skripsi. Oleh karena itu tinjauan kritis yang memuat

(25)

10

kelebihan, kekurangan dan hasil penelitian terdahulu dikemukakan dalam bagian ini. Penelitian mengemukakan dan menunjukkan dengan tegas bahwa masalah yang akan dibahas belum pernah diteliti sebelumnya atau menjelaskan posisi penelitian penulis diantara penelitian-penelitian terdahulu7. Adapun kajian pustanya ialah sbb;

Pertama Jurnal karya Ubaidillah yang berjudul “Global Sufism dan Pengaruhnya di Indonesia. Tulisan ini mendiskripsikan upaya gerakan Salafi-Wahabi dalam menyebarkan ideologinya di penjuru dunia (Global salafism) serta pengaruhnya di Nusantara.

Upaya penyebaran ideology salafi ke seluruh penjuru dunia ini antara lain berupa pemberian beasiswa kepada mahasiswa di Negara Arab Saudi dengan dana petrodollar yang mereka miliki, lalu alumninya didaulat untuk menjadi agen penyebaran ideology mereka di Negara asal para mahasiswa tersebut8. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti terkait gerakan salafi-wahabi. Perbedannya adalah dalam penelitian tersebut menjelaskan bahwa mengkaji gerakan salafi dalam

7 Maimun, Ali Jadid Al Idrus, Dkk, Pedoman skripsi Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Uin Mataram,2018,hlm. 21-22

8 Ubaidillah, Global Salafism dan Pengaruhnya di Indonesia, Jurnal, Thaqafiyyat, Vol. 13, No. 1, Juni 2012. Hlm 35

(26)

11

penyebarannya bersifat global, tidak focus di Negara Indonesia, Bahkan objek yang dikaji bukan tokoh yang mengkritik gerakan ekstrem ini. Objek kajian global semacam ini belum menyentuh persoalan yang terjadi di Negara Indonesia.

Kedua Skripsi karya Arina Rahmatika dengan judul “ Analisis Wacana Citra Wahabi. Hasil penelitian tersebut bahwa wahabi yang meresahkan masyarakat dengan mengacak kitab, wahabi Indonesia yang salah paham dalam melihat wahabi di Saudi, Wahabi sebagai penyebar virus radikal dan Wahabi yang salah menunjuk ulama panutan.9 Pada tulisan ketiga ini,

Ketiga, Skripsi Karya Siti Nailatun Nadzifah dengan judul Pandangan GP Ansor Terhadap Salafi Wahabi. Secara umum dalam penelitian tersebut membahas tentang pada permasalahan mempertahankan Tradisi Islam Nusantara yang saat ini sedang mengalami berbagai tantangan baru dalam gerakan Wahabi. Oleh karenanya, kini perjuangan GP Ansor dalam upaya meneguhkan tradisi Islam Nusantara, yang kini sedang menghadapi tantangan munculnya gerakan-gerakan Islam Tradisional yang dalam berbagai cara ingin mengubah Islam Nusantara menjadi Islam Arab.

9 Arina Rahmatika, “Analisis Wacana Citra Wahabi dalam Majalah Aula Edisi Februari 2016”, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017. Hlm 214

(27)

12

Persamaan penelitian tersebut dengan peneliti adalah sama-sama membahas tentang Aliran wahabi. Perbedaanya adalah dalam penelitian tersebut memfokuskan pertama tentang pandangan GP Ansor tentang salafi wahabi yang kedua tentang motif pembubaran pengajian oleh GP Ansor. Sedangkan dalam penelitian ini membahas tentang Dampak Aliran As-sunnah Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat.10

Keempat. Skripsi Karya Nur Umamah dengan judul peranan Gerakan Wahabiyah Dalam Membantu Mewujudkan Pemerintahan Raja Abdul Aziz di Arab Saudi. Secara Umum dalam penelitian tersebut membahas tentang munculnya gerakan wahabiyah di arab Saudi yang meliputi proses dan konsep-konsep ajaran-ajaran wahabiyah di arab Saudi ketika dipimpin oleh Raja Abdul Aziz.

Persamaan dalam peneliti tersebut dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang Aliran As-sunnah (Wahabi).

Perbedaannya adalah dalam penelitian tersebut menjelaskan gerakan Wahabiyah digunakan oleh Raja Abdul Aziz dalam membentuk pemerintahannya di Arab Saudi. Sedangkan dalam

10 Siti Nailatun Nadzifah, “Pandangan GP Ansor Terhadap Salafi Wahabi.”(

Skripsi, UIN, Sunan Ampel Surabaya, 2018) hlm 4.

(28)

13

penelitian ini akan meneliti terkait Dampak Aliran As-sunnah Terhadap Kehidupan Sosial Masyrakat.11

F. Kajian Teori

1. Terminologi tentang Dampak

menurut para ahli adalah akibat, imbas atau pengaruh yang terjadi (baik itu negatif maupun positif) dari sebuah tindakan yang dilakukan oleh seseorang maupun sekelompok orang yang melakukan kegiatan tertentu. Dampak dibagi dalam dampak positif dan negatif, dampak positif adalah keinginan untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi dan memeberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung keinginan yang baik. Sedangkan dampak negative adalah keinginan untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi dan memberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung keinginannya yang buruk dan menimbulkan akibat tertentu. Dampak dari adanya As-sunnah bagi masyarakat Desa Suralaga menimbulkan dampak positifnya, maupun negatif.

Dampak positifnya yaitu masyarakat tetap menjunjung tinggi rasa saling menghormati,menghargai dan tolong menolong dengan

11 Nur Umamah, Peranan Gerakan Wahabiyah Dalam Membantu Mewujudkan Pemerintahan Raja Abdul Aziz di Arab, “ (Skripsi, UIN, Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011),hlm 1.

(29)

14

sesama masyarakat. Sedangkan dampak negatifnya yaitu dulu sempat terjadi konflik bentrok pisik pada tahun 1991.

2. Tinjauan As-Sunnah a. Pengertian As-sunnah

Menurut bahasa, kata paham adalah terjemahan dari kata arab ةقرفلا yang berbentuk tunggal درفم mempunyai banyak makna diantaranya: Aliran, golongan dan faham. (Al-Mu’jam al-Wasith II/685)

Firman Allah

َل ْوَلَف ًةَف اَك او ُرِفْنَيل َنوُنِم ْؤُمْلا َناَك اَم َو ِ لُك ْنِم ٌرَفَن

َط ْمُهْنِم ٍةَق ْرِف ا

ْوَق ا ْو ُرِذْنُيِل َو ِنْي ِ دلا ىِف ا ْوُهَّقَفَتَيِل ٌةفِء ُهَّلَعَل ْمِهْيَلِإ ْوُعَج َر اَذِإ ْمُهَم

ْم

:ةبوتلا( َن ْو ُرَذْحَي 122

)

“Tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan perang) mengapa tidak pergi dari tiap- tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan agama dan member peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah pulang kepada mereka, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” . (QS.At- Taubah: 122) 12

Di, dalam ajaran Islam, dikenal istilah paham untuk menunjukkan bahwa ada banyak pemikiran dan pandangan yang berbeda di dalamnya. Yang dimaksud aliran adalah sekelompok manusia yang berhimpun dalam suatu ikatan atau organisasi,

12 Sufyan Raji Abdullah. Mengenal Aliran-aliran dalam islam dan ciri-ciri ajarannya.(Jakarta. Pustaka, 2003), hlm 16.

(30)

15

lembaga, jama’ah, paguyuban atau ikatan lainnya dibawah ajaran agama islam

b. Sejarah Tentang As-sunnah

As-sunnah merupakan suatu paham keagamaan yang pertama kali muncul di Arab Saudi sekitar abad ke-19. Bersandar pada paham keagamaan yang dikenalkan oleh Muhammad ibn al- Wahhab (1703-1791). Ia merupakan salah satu ulama terkemuka yang pemikiranya kemudian menjadi wacana dominan diseluruh jazirah Arab. Sejarah pemikiran Muhammad ibn al-Wahhab tidak lepas dari pengaruh riwayat pendidikan yang dia tempuh. As-sunnah tidak hanya menjadi suatu paham keagamaan yang menghawatirkan diawal kelahiranya, namun hingga dewasa ini As-sunnah menjadi salah satu paham yang banyak mendapat perhatian.

As-Sunnah masuk ke Indonesia, dimulai pada masa munculnya Gerakan Padri di Sumatera Barat pada awal abad XIX.

Di-Indonesia, intraksi antara pemikiran As-sunnah dengan masyarakat Indonesia mulai terlihat pada abad ke-18. Ide dakwah Ibn Abdul Wahhab dianggap menginspirasi ulama asal Sumatera Barat yang dikenal dengan kaum padri yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol, Namun fakta sejarahnya ini menurut Martin Van

(31)

16

Bruinessen kurang kuat dalam mendukung argument pengaruh Wahabi dalam gerakan padri. Pemikiran As-sunnah di Indonesia juga dianggap telah mempengaruhi pemikiran Syaikh Ahmad Syurkati pendiri Madrasah al-Irsyad di awal-awal abad 20.

Pengaruh pemikiran As-Sunnah secara massif masuk di Indonesia melalui Peran Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) yang didirikan oleh Muhammad Natsir. Melalui dukungan dari dana Arab Saudi, Lembaga ini banyak mengirimkan mahasiswa ke Timur Tengah untuk belajar Islam. Dari sinilah lahir kader-kader dakwah As-sunnah melalui kitab-kitab yang dicetak serta dibagikan gratis oleh Lembaga ini. 13

Menurut beberapa catatan sejarah, Islamisasi di Lombok telah dilakukan oleh Sunan Prapen atas perintah Sunan Giri. Dengan gaya dakwah yang doplomatis rombongan ulama’ dari Giri berhasil menyampaikan misi menyebarkan Islam di Lombok secara damai.

Selain itu ada juga yang berpendapat bahwa Islamisasi Lombok datang dari jalur timur, yakni melalui jalur Bima dan Sumbawa.

Pada tahun 1618 M, Sumbawa diduduki oleh Makasar, kemudian pada tahun 1623, Sumbawa resmi menjadi bagian dari wilayah

13 Fatmawatun, “Kritik terhadap teologi Wahabiyyah di Indonesia Dalam Pemikiran Said Aqil Siradj(Skripsi,UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019), hlm 31.

(32)

17

kekuasaan Makasar. Dengan demikian, hubungan teritori yang dekat antara Sumbawa dan Lombok memberi pengaruh bagi perkembangan Islam di Lombok.14

3. Teori Fungsionalisme Struktural

Dalam teori ini, peneliti menggunakan teori Fungsionalisme Struktural. Teori ini menekankan keteraturan (order) dan mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan dalam masyarakat, konsep-konsep utamanya antara lain fungsi, difungsi dan keseimbangan (equlibrum).

Menyangkut hal ini Wallace dan Alison mengatakan bahwa functionalits (para penganut pendekatan fungsional) melihat masyarakat dan lembaga-lembaga sosial sebagai suatu sistem dan seluruh bagiannya saling bergantungan satu sama lain dan bekerja sama menciptakan keseimbangan (equlibirum). Mereka memang tidak menolak keberdaan konflik didalam masyarakat, akan tetapi mereka percaya benar bahwa masyarakat itu sendiri akan mengambangkan mekanisme yang dapat mengontrol konflik yang timbul. Menurut teori ini, masyarakat suatu sistem sosial yang

14 Muhammad Said “Dinamika Wahabisme di Lombok Timur: Problem Identitas, Kesalehan dan Kebangsaan.Jurnal Stainkudus. Vol 7, 2019, 167-194. Hlm 171

(33)

18

terdiri dari atas bagian-bagian atau elemen-elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan.

Dari sinilah masyarakat berada dalam keharmonisan sebagai suatu organisme sosial dengan fungsi-fungsi yang tidak bisa dilepaskan. Asumsi-asumsi dasar dari teori ini adalah; (1), Masyarakat dipandang sebagai suatu sistem dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung. (2). Hubungan antar bagian- bagian tersebut sifatnya ganda, timbal balik dan saling memperngaruhi. (3). Integrasi sosial tidak akan pernah tercapai secara sempurna, tetapi secara mendasar sistem sosial cendrung berproses kearah keseimbangan yang dinamis (4). Disfungsi, ketegangan-ketegangan maupun penyimpangan-penyimpangan bisa terjadi dalam sistem sosial, tetapi dalam jangka waktu panjang keadaan tersebut bisa diatasi melalui penyesuaian-penyesuaian atau proses intitusionalisasi, masyarakat ditinjau dari fungsionalisme.

Peneliti melihat relevansi dalam penggunaan teori dengan realitas yang terjadi di masyarakat di Desa Suralaga. Kec, Suralaga Terhadap Dinamisasi Dakwah As-sunnah dalam Kehidupan Sosial Masyarakat, menggambarkan dan menjelaskan bahwa, keharmonisan sosial di dalam masyarakat masih sangat kental dan masih memegang teguh sebuah kerja sama dan saling menghormati

(34)

19

satu sama lain di dalam lingkungan kehidupan bermasyarakat.

Walaupun banyak beberapa keragaman dalam As-sunnah di Desa Suralaga kec, Suralaga dapat memelihara sebuah hubugan keharmonisan sosial.

Teori fungsional structural (Takcott parson) yaitu bahwa masyarakat menjadi suatu kesatuan atas dasar kesepakatan dari para anggotanya terhadap nilai-nilai tertentu yang mampu mengatasi perbedaan-perbedaan sehingga masyarakat tersebut dipandang sebagai suatu sistem yang secara fungsional, terintegrasi dalam suatu keseimbangan. Dengan demikian masyarakat adalah merupakan kumpulan sistem-sistem sosial yang satu sama lain berhubungan dan saling memiliki ketergantungan.15

Person juga mengenalkan teori AGIL untuk memperjelas hierarki mengendalikan sibenertika. Hierarki sibenertika dapat dicermati melalui energi dan integrasi, yang meliputi sistem budaya, sistem sosial, sistem kepribadian dan sistem organisasi, subsistem dalam kesatuan holistik. Tindakan induvidu dan tindakan sosial yang dapat diamati menekankan pada sistem dan kondisi energi.

15 I.B.Wirawan. Teori-teori sosial dalam tiga paradigm: fakta sosial, definisi sosial & prilaku sosial. (Jakarta: Kencana, 2021).Hlm 48.

(35)

20

Strukruktur dalam pandangan Parson bersifat fungsional.

Hal inilah yang dijelaskan dalam teori AGIL (Adaptation, Goal, Integration, Laten). Adaptasi, berarti keharusan bagi sistem-sistem sosial untuk menghadapi lingkungan dengan baik. Goal, berarti persyaratan fungsioal yang muncul dari pandangan bahwa tindakan itu diarahkan pada tujuan-tujuannya. Integrasi, berarti persyaratan yang berhubungan dengan interelasi antarpara anggota dalam sistem sosial. Laten, merupakan konsep latensi yang menunjukkan berhentinya intraksi.16

Di dalam setiap masyarakat, menurut pandangan fungsionalisme structural, selalu terdapat tujuan dan prinsip dasar tertentu, sistem nilai tersebut tidak saja merupakan sumber yang menyebabkan berkembangnya integrasi sosial, akan tetapi sekaligus merupakan unsur yang menstabilisasi sosial budaya itu sendiri.

4. Perspektif Struktural Konflik

Dalam penelitian ini, penelitian ini menggunakan teori perspektif structural konflik yang dikemukakan oleh Lewis Coser.

Teori ini menjelaskan tentang sebuah sistem sosial yang bersifat fungsional. Bagi Lewis A. Coser. Konflik yang terjadi dalam

16 Ibid. Hlm 54

(36)

21

masyarakat tidak semata-mata menunjukkan fungsi negatifnya saja, tetapi dapat pula menimbulkan dampak positifnya. Oleh karena itu, konflik bisa menguntungkan bagi sistem yang bersangkutan. Bagi Coser, konflik merupakan salah satu bentuk intraksi dan tak perlu diingkari keberadaannya. Coser tidak terlalu banyak menaruh perhatian pada hubungan timbal balik yang kompleks antara bentuk- bentuk konflik dan intraksi lainnya pada tingkat antar pribadi, tetapi lebih menyoroti pada konsekuensi-konsekuensi yang timbul bagi sistem sosial dimana konflik itu terjadi. Coser bermaksud menunjukkan bahwa konflik tidak harus merusakkan atau bersifat

“disfungsional” bagi sistem yang bersangkutan. Konflik bisa juga menimbulkan konsekuensi positif. Dengan demikian, konflik bisa bersifat menguntungkan bagi sistem yang bersangkutan.

Coser juga menyatakan konflik itu merupakan unsur intraksi yang penting, dan sama sekali tidak boleh dikatakan bahwa konflik selalu tidak baik atau memecah belah ataupun merusak.

Konflik bisa saja menyumbang banyak kepada kelestarian kelompok dan mempererat hubungan antara anggotanya. Seperti menghadapi musuh bersama dapat mengintegrasikan orang, menghasilkan solidaritas dan keterlibatan, dan membuat orang lupa akan perselisihan intern mereka sendiri.

(37)

22

a. Fungsi positif konflik menurut Lewis Coser

Konflik merupakan cara atau alat untuk mempertahankan, mempersatukan, dan bahkan mempertegas sistem sosial yang ada.

Contoh yang paling jelas untuk memahami fungsi positif konflik adalah hal-hal yang menyangkut dinamika hubungan antara “ in group” (kelompok dalam) dengan “ out group” (kelompok luar).

Coser dengan konflik fungsionalnya menyatakan, bahwa konflik dapat mengubah bentuk intraksi, sedangkan ungkapan perasaan permusuhan tidaklah demikian. Coser merumuskan fungsionalisme ketika membincangkan tentang konflik disfungsional bagi struktur sosial ketika terdapat konflik. Intensitas konflik itu lantas mengancam adanya suatu perpecahan yang akan menyerang basis consensus sistem sosial berhubungan dengan kekuatan suatu struktur. Apa yang mengancam kondisi pecah belah bukanlah konflik melainkan kekacauan struktur itu sendiri, yang mendorong adanya permusuhan yang terakumulasi dan tertuju pada suatu garis pokok perpecahan yang dapat meledakkan konflik.17

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

17Ibid. Hlm 82.

(38)

23

Penelitian ini, menggunakan metode kualitatif, penelitian kualitatif merupakan strategi inquiry dimana pencarian makna, simbol, konsep deskripsi suatu fenomena adalah yang ditekankan dalam penelitian yang bersifat alami dan holistik.18 penelitian ini termasuk penelitian menggunakan pendekatan sosiologis. Jenis penelitian sosiologis ini dapat mengungkapkan untuk memahami suatu pristiwa secara detail dan mendalam terhadap suatu objek dan situasi.19

Dengan mengamati tindakan dan prilaku sosial masyarakat khususnya yang berkaitan dengan Dinamisasi Dakwah As-sunnah dalam kehidupan sosial masyarakat di Desa Suralaga, Kec. Suralaga Kab. Lombok Timur.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif dengan hadirnya peneliti di lokasi penelitian sangatlah berperan penting sebagai instrument kunci sekaligus berperan penting sebagai pengumpul data demi memproleh keabsahan data. Kehadiran peneliti di lokasi penelitian perlu digambarkan secara eksplisit dalam laporan penelitian. Perlu

18 A. Muri Yusuf. “Metode Penelitian:Kuantitatif, kualitatif danPenelitian gabungan’’ (Jakarta: KENCANA, 2017), hlm. 329.

19 Ibid. Hlm. 339

(39)

24

juga dijelaskan apakah kehadiran peneliti sebagai partisipan penuh, pengamat partisipan, atau pengamat penuh. Oleh karena itu untuk memproleh data yang dibutuhkan maka peneliti membutuhkan alat isntrumen, sebagai berikut:

Melaksanakan observasi ketempat penelitian, melakukan, wawancara tatap muka dengan pihak yang bersangkutan dan melakukan pencatatan (dokumentasi) mengenai segala data yang dibutuhkan.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini yaitu di Desa Suralaga, Kec. Suralaga.

Kab Lombok Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut karena adanya Dinamisasi Dakwah As-sunnah. Sehingga memunculkan Dinamisasi Dakwah As-sunnah dalam Kehidupan Sosial Masyarakat di Desa Suralaga, Kec Suralaga. Kab Lombok Timur.

4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer, yaitu data utama yang digunakan dalam penelitian. Diperoleh dari sumber yang berasal dari hasil wawancara dan observasi, oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang ril peneliti bekerja sama dengan pemeberi informasi

(40)

25

seperti Kepala Desa, dan Tokoh masyarakat setempat yang menganut As-sunnah.

b. Data Skunder, yaitu data pendukung yang diperoleh dari objek peneliti, data ini diperoleh melalui media atau dokumentasi perpustakaan seperti: buku, dan jurnal ilmiah, yang sudah dianggap rasional

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.20 Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

a. Observasi

Jenis penelitian ini menggunakan observasi langsung dimana observasi langsung ini dilakukan ditengah masyarakat di Desa Suralaga, hal ini dilakukan untuk mengetahui tata cara pelaksanaan ibadah yang meliputi, Sholat, puasa, mengadakan Ziarah kubur dan tidak memperbolehkan kaum wanita ikut memakam jenazah, membid’ahkan merokok bagi kaum laki- laki, melaksanakan perayaan hari besar Islam dan

20 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm 308.

(41)

26

menganjurkan berniqob bagi wanita dari berbagai As-sunnah di Desa Suralaga, Kec. Suralaga. Kab Lombok Timur.

Peneliti menggunakan instrument checklist, (lampiran 2) adalah alat rekam observasi yang membuat sebuah daftar pertanyaan tentang Dinamisasi Dakwah As-sunnah dalam Kehidupan Sosial masyarakat.

b. Wawancara

Jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur yaitu peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan diproleh. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara peneliti telah menyiapkan instrument penelitian berupa daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada narasumber. Adapun alat yang dipersiapkan ketika hendak melakukan wawancara adalah brosur tanya jawab, alat tulis, handpone, dan camera.

Salah satu instrument penelitian yang kerap dipakai untuk penelitian kualitatif. Peneliti sebelumnya menyiapkan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian. (Lampiran 1) Penentuan Sampel informan yaitu Purposive Sampling merupakan teknik dengan ketentuan tertentu sesuai dengan kriteria yang ditentukan, karena informan sangat penting bagi

(42)

27

peneliti, untuk terus mencari informasi tentang hal tersebut sampai datanya pas, dan akurat. Dengan menggunakan Purposive sampling peneliti memilih data yang sesuai dengan data yang didapatkan dari informan yang ditentukan oleh peneliti. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah:

1) Kepala Desa Suralaga.

Karena kepala Desa adalah struktur pemerintahan yang membidangi di Desa tersebut, yang memiliki wewenang untuk mengetahui kondisi sosial masyarakat setempat dan mampu memberikan data-data dan informasi sosiologis masyarakat terkait keragamaan As-sunnah di Desa Suralaga, Kec Suralaga, Kab Lombok timur.

2) Masyarakat yang menganut As-sunnah

Peneliti mewawancarai masyarakat yang menganut Aliran As-sunnah, jumlah narasumber yang dilakukan peneliti sebanyak 5 orang agar bisa mendapatkan data yang lengkap. Alasan peneliti melakukan wawancara pada beberapa narasumber diatas karena dari masyarakat tersebut adalah informan utama yang menjalani kehidupan bermasyarakat secara langsung, serta dianggap

(43)

28

mengetahui pola intraksi antar masyarakat yang berbeda paham As-sunnah di Desa Suralaga.

3) Masyarakat Desa Suralaga yang menganut non As-sunnah Peneliti mewawancarai masyarakat sekitar non As- sunnah, jumlah narasumber yang dilakukan peneliti sebanyak 2 orang, Karena dari masyarakat tersebut adalah informan pendukung yang berdampingan langsung dengan masyarakat yang menganut As-sunnah sehingga mereka merasakan langsung Dampak dari As-sunnah di Desa Suralaga.

c. Dokumentasi

Informasi terkait dengan pebedaanAs-sunnah ini ditemukan di buku, jurnal, dan majalah. Selama melaksanakan kegiatan penelitian, peneliti mendokumentasikan kegiatan- kegiatan sehari-hari yang menganut As-Sunnah baik di masjid, sekolah, atau di tempat umum. Dokumentasi ini berupa rekaman, wawancara, foto, atau buku pembelajaran.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data penelitian merupakan langkah yang sangat kritis dalam melakukan penelitian yang bersifat ilmiah, karena dari analis data itulah didapatkan arti dan makna dalam memecahkan masalah-

(44)

29

masalah yang diteliti. Data yang terkumpul selama melakukan penelitian, diklasifikasi, dianalisis dan diinterprestasikan secara mendetail untuk memperoleh kesimpulan yang lebih obyektif dari suatu penelitian.

a. Reduksi Data

Mereduksi data dalam konteks penelitian yang dimaksud adalah data yang telah didapat dari lapangan dan ditulis secara rapi, terperinci dan sistematis dalam setiap pengumpulan data. Data yang telah ditulis direduksi kembali dengan dipilih hal-hal pokok yang sesuai dan fokus penelitian, proses ini berlangsung selama penelitian ini dilakukan dari awal sampai akhir penelitian

Data dari hasil penelitian didapatkan melalui observasi dan wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 10 juni 2022 di Desa Suralaga, Kec Suralaga. Kab Lombok Timur.

Wawancara yang dihasilkan dalam penelitian ini menghasilkan ragam jawaban dari informan penelitian.

Pertanyaan yang diajukan kepada informan berbeda. Dari data-data hasil wawancara itu kemudian tidak semua hasil wawancara dimasukkan dalam penelitian ini, peneliti meilih

(45)

30

data-data mana yang penting dan mana yang tidak masuk kriteria sesuai dengan fokus penelitian. Dengan mereduksi data memberikan gambaran yang lebih jelas tentang Dinamisasi Dakwah As-Sunnah dalam Kehidupan Sosial Masyarakat di Desa Suralaga. Kec, Suralaga. Kab Lombok Timur

Dari Penelitian ini, peneliti melakukan interview pada lima orang yang menganut As-sunnah, Kepala Desa, dan tokoh masyarakat sekitar di Desa Suralaga

b. Penyajian Data

Pada penelitian ini, penyajian yang digunakan yaitu Deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Karena data yang didapatkan yaitu berupa data verbal dan kemudian disumpulkan menjadi data-data yang padu. Melalui penyajian data tersebut maka data-data tersebut dapat dikelompokkan sesuai katagori yang ditetapkan sesuai dengan tema yang terkait Dampak Perbedaan Aliran As-sunnah Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat.

Bahwa Penyajian data digunakan yaitu berupa deskriptif wawancara dari hasil wawancara ini hanya diambil poin-poin yang berupa penting, agar data yangtelah dikumpulkan dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

(46)

31 c. Penarikan Kesimpulan

Pada Penelitian ini setelah data didapatkan melalui proses wawancara dan observasi kemudian data disajikan kemudia data-data ditarik kesimpulannya. Kesimpulan ini berkaitan dengan bagaimana Dampak keberadaan As-sunnah terhadap kehidupan sosial masyarakat serta bagaimana peran pemerintah Desa dalam menjaga kondusivitas kehidupan sosial masyarakat terhadap As-sunnah di Desa Suralaga, Kec Suralaga. Kab Lombok Timur.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian memiliki tujuan untuk membuktikan bahwa apakah data yang diperoleh dari lapangan sungguh valid atau bahkan tidak, oleh karenannya menggabungkannya dengan landasan teori yang telah menjadi landasan hasil pada tujuan penelitian dilapangan. Dalam penelitian kualitatif temuan data dinyatakan valid apalabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek diteliti.21

21 Sugiyono, Memahami penelitian kualitatif, (Bandung: Alfabeta CV, 2014), Hlm 119

(47)

32

Adapun tujuan pengecekan keabsahan data adalah untuk memproleh data yang valid dan realible dalam rangka mencari sumber datanya serta apakah data yang diberikan berkorelasi dengan dunia nyata atau di lapangan. Adapun uji keabsahan data yang dapat dilaksanakan.

1. Credibility

Uji credibility (kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap data hasil penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan tidak meragukan sebagai sebuah penelitian dilakukan.

a. Perpanjangan Pengamatan

Dari perpanjangan pengamatan dari awal peneliti melakukan penelitian dari tanggal 10 juni - 20 juni 2022 namun selama penelitian berlangsung peneliti belum mendapatkan data yang diinginkan sehingga peneliti melakukan perpanjangan pengamatan peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang ditemui maupun sumber data yang lebih baru di lapangan dari tanggal 20 - 27 juni agar data yang kurang dapat dilengkapi dari hasil perpanjangan pengamatan. Perpanjang pengamatan untuk menguji

(48)

33

kredibilitas data penelitian difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diproleh. Data yang diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, ada perubahan atau tetap. Setelah dicek kembali kelapangan data yang telah diproleh sudah dapat dipertanggung jawabkan/

benar berarti kredibel, maka perpanjangan pengamatan perlu diakhiri.

H. Sistematika Pembahasan.

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami hasil penelitian ini, maka sistimatika pembahasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I. Dalam bab ini berisi tentang pendahuluan, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka, kajian teori, metode penelitian, dan sistimatika pembahasan

BAB II. Pada bab II ini peneliti akan memaparkan data yang ditemukan di lapangan. Dalam memaparkan data, peneliti akan

(49)

34

menyajikan data yang valid dan apa adanya sehingga tidak mencampuri fakta yang ada di lapangan.

BAB III. Dan pada bab selanjutnya berisi tentang pembahasan serta mengungkapkan hasil analisis terhadap proses temuan peneliti yang sesuai dengan paparan dari bab I pendahuluan dan bab II yaitu tentang teorinya

BAB IV. Dalam bab IV ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan yang berasal dari data-data yang sudah dirumuskan pada bab I sebagian rumusan masalah. Bukan hanya kesimpulan, namun pada bagian ini peneliti juga akan menulis saran-saran kepada stekholder yang terkait yang peneliti anggap penting untuk dilakukan dikemudian hari.

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Profil dan Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Profil Desa Suralaga

Desa Suralaga merupakan salah satu Wilayah hamparan padang rumput yang bernama Dusun Tundung yang sampai sekarang disebut Dusun Presak, dusun tersebut letaknya di atas bukit (memontong), yaitu sebagai tempat rumahnya guru kertasis bersama

(50)

35

keluarganya. Kemudian mengingat tempat itu sangat sempit mereka berpindah mencari tempat yang agak datar yang dimukumi oleh masyarakat suralaga sampai sekarag ini, kemudian dengan proses yang cukup lama tempat tersebut akhirnya diberikan nama Suralaga.22

Desa Suralaga berasal dari bahasa sangsekerta yang merupakan bahasa ke dua masyarakat sasak zaman dahulu (hanya dipakai oleh kalangan bangsawan) yang terdiri dari 2 kata yaitu Sura dan Laga, kata Sura artinya Majlis sedangkan Laga artinya Berani, jadi Suralaga menurut bahasa tersebut Majlis yang Berani.

Desa Suralaaga merupakan salah satu Desa yang berada di Kecematan Suralaga, dan merupakan Desa induk dari Desa-Desa yang ada di sekitarnya. Desa Suralaga mempunyai luas wilayah sekitar 52.000 Ha dengan ketinggian rata-rata 190 meter dari permukaan laut. Dari keseluruhan kawasan yang ada terbagi menjadi dua kawasan yaitu kawasan perumahan dan persawahan.

Adapun batas-batas Desa Suralaga dengan Desa lain yaitu sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Kecamatan Aikmel

22 Profil Desa Suralaga, Tahun 2022

(51)

36

 Sebelah barat: Kecamatan Pringgasela

 Sebelah Selatan: Kecamatan Selong

 Sebelah Timur: Kecamatan Labuan Hajji

Mayoritas mata pencaharian masyarakat Desa Suralaga, Kec Suralaga sebagian besar adalah petani, buruh tani dan pedagang.

Tidak hanya berkembang disektor pertanian akan tetapi juga sektor perdagangan dan perktenakan. Dalam hal ini menurut data kependudukan dapat dilihat pada table 2.1

Tabel 2.1 Data Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah Persentasi

1 PNS 80 Orang 1, 56 %

2 Petani 2080 Orang 40, 73%

3 Buruh Tani 309 Orang 6,05 %

(52)

37

Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat ekonomi dan penghasilan masyarakat Desa Suralaga, sesuai dengan jenis

4 Pedagang 746 Orang 14 %

5 Montir/Sopir 73 Orang 1,4 %

6 Pengrajinan industry Rumah Tangga

6 Orang 0,11 %

7 Dosen Swasta 77 Orang 1,50 %

8 Polri 6 Orang 0,11 %

9 Buruh Migran

Perempuan

533 Orang 10 %

10 Buruh Migran Laki-laki 595 Orang 11 %

11 Bidan Swasta 15 Orang 15 %

12 Guru 206 Orang 40 %

13 Karyawan Swasta 207 Orang 40 %

14 Tukang Kayu 173 Orang 30 %

Total: 5.106 100 %

(53)

38

pekerjaan, dan pekerjaan yang paling mendominasi adalah sebagai Petani dengan jumlah 2080Orang (40,73%) dan buruh migran laki- laki 595 Orang.(11%). Sedangkan pekerjaan yang paling rendah adalah polri sejumlah 6 (0,11 %)Orang.

Adapun jumlah penduduk di Desa Suralaga sebanyak 7.647 jiwa, dari jumlah tersebut sebanyak 3.532 jiwa laki-laki dan 4.115 jiwa perempuan terbagi dalam 6 Dusan yaitu:

2.2

Tabel Jumlah penduduk Desa Suralaga

B

Nama Dusun Jumlah Persentasi

Dusun Kepah 1083 orang 14,1 %

Dusun Timba Ekek 941 orang 12,3 % Dusun Telaga Tampat 881 orang 11,5 % Dusun Lendang Kul-Kul 1205 orang 15,7 % Dususn Gelumpang 1941 orang 25,3 % Dusun Gubuk Puntik 1596 orang 20,8 %

Total 7.647 100 %

(54)

39

Berdasarkan Tabel di atas, maka dapat diketahui persentasi jumlah penduduk yang paling banyak yaitu dusun Gelumpang dengan jumlah 1596Orang. (20,80%), dan dengan penduduk yang sedikit yaitu Dusun Telaga Tampat berjumlah 881 Orang. (11,5 % ) 2. Tingkat Pendidikan Penduduk

Tabel 2.3

Tingkat pendidikan masyarakat Desa Suralaga NO Tingkat Pendidikan Jumlah Presentasi 1 Pasca Sarjana 18 orang 0, 23 %

2 Sarjana S1 378 orang 4, 96 %

3 Diploma D3 56 orang 0, 73 %

4 D2 127 orang 1, 66 %

5 D1 49 orang 0, 64 %

6 SMA 1074 orang 14, 1 %

7 SMP 1856 orang 24, 3 %

8 SD/MI 1540 orang 20, 3 %

9 Tidak tamat SD 1145 orang 15, 0 % 10 Buta Huruf 1366 orang 17, 9 %

(55)

40

Total 7. 609 100 %

Berdasarkan tabel di atas, tingkat pendidikan masyarakat Desa Suralaga. Kec Suralaga, sangat berjenjang berdasarkan startifikasi penduduk yang sekolah paling tinggi yaitu jenjang SMP dengan jumlah 1856.orang (24,3 %). SD/MI dengan jumlah 1540 Orang (20,3%).Namun masyarakat yang buta huruf juga cukup tinggi dengan jumlah 1366 Orang (17,9%).

Tabel 4.4

Struktur Organisasi dan Afiliasi Anggota Pemerintah Desa Suralaga

NO Pejabat Desa Nama

Anggota

Afiliasi

(56)

41

1 Kepala Desa Suralaga Mahdan S,sos As-sunnah Annur 2 Sekertaris Desa Saharudin, SH NWDI 3 Kaur tata usaha dan

umum

Siti

musdalipah

NW

4 Kaur Perencanaan M. Zakirim S.Pd

NW

5 Kaur Keuangan M. Tobrani

S.Hi

Nw

6 Staf Kaur Tata Usaha dan Umum

Sahiruddin Nw

7 Kasi Kesra MUH. Yopani As-sunnah

Salafi

8 Kasi Pelayanan Nirmala As-sunnah

Salafi 9 Kasi Pemerintahan Akwan

Wijaya, S,Si

Nw

10 Staf Kasi Kesra Handrianto, SE

Nw

(57)

42

11 Kepala Wilayah

Kepah

Zamroni, S.S Nw

12 Kepala Wilayah

Timba Ekek

MUH, Isnaini As-sunnah Salafi

13 Kepala Wilayah

Telaga Tampat

Rosihan Alwi Nw

14 Kepala Wilayah Lauk kul-kul

Najamudin, A.Ma

Nw

15 Kepala Wilayah

Gelumpang

Musipuddin Nw

16 Kepala Wilayah

Gubuk Puntik

Santriadi Nw

Berdasarkan tabel di atas, dalam pemerintahan di Desa Suralaga, struktur organisasi yang paling tinggi yaitu afiliasi NW yang sebanyak 11 orang, sedangkan afiliasi As-sunnah sebanyak 4 orang dan kepala pemerintahan Suralaga ber afiliasi ke As-sunnah Annur.

B. Deskriptif Data Khusus

(58)

43

1. Sejarah Aliran As-Sunnah dan Perkembangan di Lombok Timur

Lombok Timur sebetulnya merupakan basis massa NW dan NU. Namun belakangan ini, utamanya pasca reformasi 1998, terjadi pergeseran yang cukup signifikan. Meningkatnya jumlah bangunan masjid di Desa-desa menunjukkan jumlah komunitas As- sunnah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dari situ dapat disimpulkan bahwa peningkatan jumlah komunitas As-sunnah menunjukkan ada perpindahan massa dari NU dan NW yang bergabung dengan As-sunnah.23

Menurut Narasumber 1 selaku tokoh As-sunnah Annur di Desa Suralaga dengan panuturan sebagai berikut: Sebelum masuknya aliran ini. Bagik Nyaka itu besiknya NU dan di Desa Suralaga kebanyakan menganut organisasi NW, kemudian seiring berjalannya waktu ada tuan guru H. Abdul Manan bapak Tuan Guru H. husni beliaulah yang mengawali gerakan pembaharuan karna dulu beliau Tuan Guru H Husni mengajak masyarakat pembaharu ajaran Al Quran dan Hadis-Hadisnya karna kajian-kajian yang beliau buka dulu lebih berbagai macam banyaknya tafsir. Ada beberapa faktor yang menyebabkan migrasi Nahdliyin ke As-sunnah.

Pertama, kalangan awam tertarik terhadap ajaran pemurniantauhid yang dibalut kembali ke Al-Qur’an dan hadis, kedua faktor ekonomi, kelompok As-sunnah memaksimalkan fungsi pelayanan (serving) kepada masyarakat, misalnya pemberian santunan keluarga, pemberian beasiswa studi ke timur tengah, bantuan dan pembangunan masjid dan pesantren. Ketiga, melalui

23 Muhammad Said. Dinamika Wahabisme di Lombok Timur: Problem Identitas, Kesalehan dan kebangsawan. Hlm 180

(59)

44

perkawinan. Pengikut As-sunnah yang menikahi perempuan yang non-As-sunnah biasanya akan mengajak istrinya mengikuti Aliran As-sunnah.”24

Menurut Narasumber 1 berdasarkan hasil pengamatan gerakan As-sunnah di Desa Suralaga dapat dikatakan mengunakan strategi “Majid Movement” artinya bahwa dalam menyebarkan dan mengembangkan ideologinya kelompok ini memperbanyak membangun masjid-masjid. Temuan di lapangan menunjukkan terdapat sekitar 80 Masjid di Lombok Timur yang dibangun komunitas As-sunnah atas bantuan Saudi. Dengan massifnya pembangunan masjid maka semakin gampang menarik massa untuk bergabung dengan kelompok As-sunnah. Pembangunan masjid harus dipahami, selain sebagian kebutuhan dakwah Islam, juga sebagai strategi penyebaran ideologi As-sunnah. Mereka juga mendirikan pondok Pesantren di Desa-desa. Strategi ini tampaknya cukup efektif untuk menarik perhatian masyarakat setempat untuk bergabung dengan mereka. Disisi lain, kehadiran masjid-masjid baru yang didirikan kelompok As-sunnah memunculkan kontestasi keagamaan ditingkat lokal Desa. Sebagian kelompok As-sunnah

24Wawancara. Bapak Mahdan (Kepala Desa Suralaga). 22 Juni 2022

(60)

45

yang dahulunya bergabung dalam satu masjid dengan warga NU dan NW.25

Hal ini sama dengan yang diucapkan oleh Narasumber 2 selaku tokoh A As-sunnah Salafi di Desa Suralaga menceritakan proses awal masuknya As-sunnah di Desa Suralaga sebagai berikut:

Pada Tahun 1980-an terjadi arus balik besar-besaran pelajar-pelajar Indonesia dari Timur Tengah. Saat itu Indonesia seperti sedang panen sarjana-sarjana Islam alumni Timur Tengah. Sekitaran tahun 1991, As-sunnah dibawa ke Desa Suralaga pertama kali oleh seorang alumni timur tengah, yakni Tuan Guru Husni. Ia adalah salah seorang putra dari tokoh NU Lombok Timur, yakni Tuan Guru H.

Abdul Mannan. Tuan Guru Husni sering berpindah-pindah khalaqah pengajian (As-sunnah) dan ia memilih tekun untuk mengaji di Gudang Hesta tersebut dalam waktu yang cukup lama. Setelah mendapatkan ruang dakwah di Desa Suralaga, Tuan Guru Husni mulai melebarkan sayap dakwahnya dibeberapa wilayah Lombok Timur. Ia aktif berkeliling ke desa-desa yang berupakan basis murid-murid ayahnya dimasa lalu, yakni kalangan Nahdliyah. Menurut sebagian masyarakat , awalnya materi dakwah yang disampaikan Tuan Guru Husni tidak berbeda dengan ajaran dan tradisi NU, sehingga ia bisa diterima oleh masyarakat.26

Setelah beberapa tahun kemudian, ketika ayahnya, yakni Tuan Guru H. Abdul Mannan meninggal dunia , Tuan Guru Husni kembali berdakwah di Desa Bagik Nyaka. Sebab ia merasa berhak

25 Muhammad Said. “Dinamika Wahabisme di Lombok Timur : Problem Identitas, Kesalehan dan Kebangsaan”. Fikrah : Jurnal Ilmu Akidah dan Studi Keagamaan. Vol. 7 (1) 2019. Hal. 178

26 Bapak Isnaeni. Tokoh As-sunnah Assalafiah Desa Suralaga. Wawancara Desa Suralaga 08 Juni 2022

(61)

46

mewarisi otoritas ayahnya sebagai tokoh agama. Menyikapi kehadiran kembali tuan guru Husni di Desa Bagik Nyaka, masyarakat terpecah menjadi dua golongan, sebagaian masyarakat mendukung dan menerima kembali Tuan Guru Husni, dan sebagian yang lain tetap tidak mau mengikuti dan tidak menerima dakwahnya dan tetap setia memilih berafiliasi kepada ormas islam NU.

Pasca reformasi, perkembangan As-sunnah semakin massif di Lombok Timur. Menurut pengamatan peneliti, faktor utama perkembangan dan gerakan As-sunnah tak dapat dilepaskan dari kuatnya yang dibangun Tuan Guru Husni dengan Arab Saudi dan Riyadh. Dua Negara tersebut menjadi Negara donor bagi kegiatan dakwah As-sunnah di Lombok Timur. Desa Bagik Nyaka yang sejak tahun 1952 menjadi basis NU, kini berubah menjadi markas besar As-sunnah NTB. Di Desa ini didirikan As-sunnah center, yakni masjid Sulaiman Fauzan Al-Fauzan yang sangat megah.

Pembangunan tersebut didanai oleh Saudi Arabia dan Riyadh.

Secara berkala syekh-syekh As-sunnah dari timur tengah berkunjung ke Lombok timur untuk mengisi tabligh akbar.

Ketika berbicara tentang As-Sunnah, maka terlintas dalam pikiran adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah SAW, baik perbuatan, perkataan, maupun taqrirnya. Pengertian

(62)

47

tersebut yang selama ini dipegang teguh oleh umat Islam klasik hingga modern.27 Prinsip yang dipegang teguh oleh As-sunnah adalah bagian dari umat Islam yang rujukan utamanya tetap Al- Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Dikalangan umat Muslim kebanyakan As-sunnah adalah mereka yang memiliki pemikiran mencoba memurnikan kembali perintah Al-Qur’an dan ajaran yang dibawa Rasulullah SAW.

Dari wawancara tetang macam-macam As-Sunnah di Desa Suralaga bahwa ada perbedaan pendapat antara Narasumber 3 selaku Sekertaris Desa dengan Narasumber 2 selaku Kepala Dusun Timba Ekek.

“Menurut Narasumber 3 selaku Sekertaris Desa beliau menyatakan bahwa As-Sunnah di Desa Suralaga ada 4 yaitu, As-sunnah Salafiah, As-sunnah Annur, As-sunnah Aswaedani dan As-sunnah Pambes. Sedangkan menurut Narasumber 2 selaku Kepala Dusun Timba Ekek menyatakan bahwa As-sunnah ada 3 macam yaitu.As- sunnah Salafiah, As-sunnah Annur, Assunnah Aswaedani.28

Dalam berbagai perbedaan pandangan tentang macam- macam Asunnah masyarakat Desa Suralaga khusunya Narasumber 1 dengan Narasumber 4 berbeda pendapat tentang macam-macam

27 H.Hairillah. Kedudukan As-sunnah dan Tantangannya dalam hal Aktualisasi Hukum Islam. (Jurnal pemikiran hokum islam) Hlm 1

28 Bapak Saharuddin selaku sekertaris Desa Suralaga. Wawancara Desa Suralaga 9 Juni 2022

(63)

48

masyarakat yang menganut Aliran As-sunnah. Akan tetapi dari pengamatan peneliti menemukan berbagai macam pandangan tentang keberagaman Aliran As-Sunnah di Desa Suralaga sebanyak 3 macam yaitu As-sunnah salafi, as-sunnah annur dan as-sunnah Aswaedani. Keragaman paham keagamaan dalam masyarakat memang tidak bisa dihilangkan. Paham-paham tersebut sudah sejak lama di Desa Suralaga. Masyarakat Desa Suralaga sendiri mayoritas yang juga menganut Organisasi NW, NU dan ada juga yang menganut Tarekat.

Masuknya As-sunnah di Desa Suralaga tidak diketahui secara pasti, namun menurut Narasumber 2 selaku tokoh As-sunnah Salafi sebagai berikut:

Paham ini mulai Nampak umum ditengah masyarakat pasca pecahnya organisasi Nahdatul Wathan (NW) setelah mukhtamar ke 10 tahun 1998 yang diadakan di Praya. Menurutnya, masyarakat yang kecewa dan tidak meneriman perpecahan ini akhirnya banyak yang memilih untuk netral tidak mendukung salah satu dari kubu-kubu tersebut. Di tengah situasi inilah tampaknya para penganjur As-sunnah mulai mempropagandakan ajaran-ajaran mereka anti pengelompokkan (hizbiyah) Sehingga beberapa orang dari mereka tertarik dengan model Islam seperti ini. Tuan Guru Husni merupakan salah satu plopor berdirinya Aliran As-sunnah di Desa Suralaga. Dan berbagai macam pandangan terhadap masyarakat yang menganut Aliran As-sunnah di Desa Suralaga yaitu As-sunnah Salafiah, As-sunnah Annur, Assunnah Aswaedani. ketika masing-masing dari orang-

Gambar

Tabel 2.1. Data mata pencaharian
Tabel 2.1  Data Mata Pencaharian
Tabel  di  atas  menunjukkan  bahwa  tingkat  ekonomi  dan  penghasilan  masyarakat  Desa  Suralaga,  sesuai  dengan  jenis
Tabel Jumlah penduduk Desa Suralaga
+2

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah- Nya yang sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang