• Tidak ada hasil yang ditemukan

Apa yang Harus Dilakukan?

Dalam dokumen Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti (Halaman 77-81)

Bab 3 Demokrasi dan Hak Asasi Manusia dalam Perspektif

H. Apa yang Harus Dilakukan?

Puisi “Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia” pada pembukaan pelajaran ini menggambarkan betapa rakyat kecil dan kaum lemah lainnya di negeri ini sering diperlakukan dengan sewenang-wenang, sehingga dalam keputusasaan akhirnya mereka pun ikut merampok. Mengapa terjadi pemerkosaan? Mengapa mereka dibunuh?

Apa yang terjadi selama ini? Apakah gereja sudah melakukan tugas-tugasnya seperti yang telah dibahas di bagian sebelumnya? Tampaknya ada beberapa pola partisipasi gereja dalam perjuangan demi keadilan dan kebenaran, misalnya:

1. Gereja paham bahwa ia mempunyai tugas dan panggilan untuk bersaksi, bersekutu, dan melayani. Namun, pelayanan gereja hanya terbatas kepada hal-hal yang karitatif (karitatif adalah bantuan gereja yang diberikan secara langsung pada mereka yang membutuhkan, misalnya makanan, minuman, pakaian dan obat-obatan) saja, tidak menggali ke akar persoalannya karena berbagai alasan. Mungkin karena gereja tidak mengerti analisis sosial. Atau gereja takut melakukannya apabila di balik semua itu ada penguasa yang mau berbuat apa saja untuk mempertahankan kedudukannya.

2. Gereja melakukan pelayanan rohani saja karena untuk pelayanan sosial bukankah sudah ada Kementerian Sosial dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat? Penyebab utama dari pemikiran ini adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jasmani, dengan tubuh manusia dan bukan jiwanya, dianggap remeh, rendah, dan duniawi.

3. Gereja paham akan panggilannya untuk membela orang miskin dan tertindas.

Akan tetapi, khawatir karena jumlah orang Kristen sangat sedikit. Bagaimana kalau nanti gereja dan orang Kristen ditindas?

4. Gereja terjebak pada praktik-praktik politik praktis. Ketika gereja aktif dalam kegiatan membela rakyat miskin, gereja malah aktif mendukung partai politik tertentu, berkampanye untuk calon-calon tertentu. Keadaan seperti ini dapat berbahaya bagi gereja. Gereja dapat menutup mata ketika pihak yang didukungnya melakukan hal-hal yang negatif, seperti korupsi, membohongi rakyat dengan janji-janji kosong, atau bahkan merampas hak-hak rakyat baik secara halus maupun terang-terangan.

Masalah lainnya ialah gereja terpengaruh oleh suatu kekuatan politik tertentu. Bila kekuatan itu korup, gereja pun dituduh korup. Posisi seperti ini akan mempesulit gereja dalam menyuarakan suara kenabiannya.

Beberapa pemaparan di atas kiranya memotivasi kamu sebagai remaja Kristen untuk merenungkan makna hidup sebagai orang beriman. Apakah yang harus dilakukan gereja dan orang Kristen dalam menghadapi isu-isu di atas. Di berbagai tempat di dunia kita menyaksikan tokoh-tokoh gereja yang ikut turun memperjuangkan ditegakkannya hak asasi manusia. Misalnya, Pdt. Dr. Martin Luther King, Jr. dari Amerika Serikat, Uskup Desmond Tutu dari Afrika Selatan, Kim Dae Jung dari Korea Selatan yang pernah menjabat presiden negara itu.

Dari Indonesia ada Dr. Yap Thiam Hien, Pdt. Rinaldy Damanik dari Poso, Sulawesi Tengah, Ibu Yosepha Alomang atau  Mama Yosepha dari Papua, Ibu Ade Sitompul

dari Jakarta, dan lain-lain. Cobalah cari informasi lebih jauh di surat kabar atau internet tentang tokoh-tokoh ini!

Bagaimana dengan kamu sendiri? Apakah kamu merasa tergerak atau terpanggil untuk ikut serta di dalam perjuangan seperti tokoh-tokoh di atas? Tentu saja kamu tidak perlu dan tidak mungkin menjadi sama persis dengan tokoh- tokoh tadi. Mulailah dengan hal yang paling sederhana: berani berkata benar dan bersikap benar serta jujur. Berani membela kebenaran dan bukan membela orang.

Konsekuensinya, sekali pun seseorang itu teman atau sahabatmu, tetapi jika dia melakukan kesalahan, kamu mampu mengatakan padanya bahwa ia salah. Tidak mudah melakukannya, tetapi belajarlah untuk melakukannya.

I. Dialog Mengenai Kesadaran HAM

Lakukan dialog di depan kelas bersama dua orang temanmu mengenai sikap remaja Kristen terhadap hak asasi manusia sesuai dengan pengetahuan dan pengalamanmu.

Contoh percakapan:

Remaja 1 : Hai, kawan, tadi kami baru melakukan jalan kaki ke kantor DPRD lho!

Remaja 2 : Oh ya? Ada apa?

Remaja 1 : Wah, kamu tidak tahu ya? Kan ada para pedagang kaki lima yang gerobaknya diambil lalu disita, kasihan sekali

Remaja 2 : Wah..memang kasihan... dan mereka patut dibela tuh…

Remaja 1 : Ya iyalah …karena itu kita ramai-ramai ke kantor DPRD Remaja 2 : Terus, bagaimana selanjutnya?

Remaja 1 : Ya, kami minta bertemu dengan pimpinan dan anggota DPRD. Kami dibantu oleh kakak-kakak mahasiswa yang jadi pemimpin rombongan. Kami diwakili oleh beberapa remaja saja.

Remaja 3 : Lho, kan seharusnya kalian semua ikut bertemu dengan para wakil rakyat itu?

Remaja 1 dan 2: Wah, tidak bisa demikian … kalau semua masuk, ruan- gannya tak cukup, lagi pula, percakapan tidak bisa ter- arah karena terlalu banyak orang. Akhirnya nanti hanya ribut saja…

Remaja 3: Ya, kalian benar!

Remaja 2 & 3: Lalu, apa hasil pertemuan itu?

Remaja 1: Ya, para anggota Dewan itu berjanji akan menindak- lanjuti laporan kami dengan mengadakan pertemuan dengan pemerintah kota dan kami akan diberitahu apa hasil pertemuan mereka.

Remaja 2 & 3: Wah…luar biasa ya…kamu telah ikut membela para pedagang kecil itu.

Remaja 1 : Ya, mereka pedagang kecil yang hanya mengandalkan hasil dagangannya untuk menghidupi keluarganya. Kita semua terpanggil untuk menunjukkan sikap solidaritas kita. Bukan hanya kepada para pedangan kecil itu saja, tetapi juga kepada semua remaja yang diperlakukan tidak adil. Tetapi kamu melakukannya dengan tertib dan sesuai aturan. Menurut Alkitab, kita melakukannya dengan kasih dan kesabaran.

Dari dialog tersebut, kamu diminta menilai sikap gereja di tempatmu sehu- bungan hak asasi manusia. Apakah kamu pernah menyaksikan gereja sebagai lembaga, melalui para anggota majelis, pendeta atau pun warganya yang melaku- kan pembelaan terhadap orang-orang yang tertindas dan diperlakukan secara ti- dak adil? Kamu dapat memberikan penilaianmu atau bercerita tentang apakah ada konsultasi hukum yang diberikan secara cuma-cuma di gerejamu? Bagaimana hal itu dilakukan? Kamu dapat menceritakannya di depan kelas atau membahas- nya dalam diskusi kelompok dan kemudian melaporkan hasilnya di depan kelas.

Siapakah yang dimaksudkan dengan “gereja” itu? Gereja tidak lain daripada orang-orangnya, kita semua. Setiap anggota gereja, termasuk kamu sendiri sebagai seorang remaja Kristen, harus ikut serta di dalam tugas ini. Kita semua perlu berjuang dalam pembebasan banyak orang Indonesia dari keterkungkungan dan belenggu oleh berbagai hal: kemiskinan, konsep tentang kedudukan laki-laki dan perempuan yang keliru, pemahaman yang keliru tentang seks dan seksualitas, konsep tentang kebebasan beragama dan berkeyakinan, dan lain-lain. Untuk melakukan semua tugas itu, gereja dan kita semua dapat bekerja sama dengan orang lain yang berbeda keyakinan namun memiliki kepedulian yang sama. Kita sadar akan keterbatasan kita untuk melakukan semua tugas tersebut sendirian.

Diskusi

Diskusikan dalam kelompok dikelasmu beberapa poin di bawah ini kemudian buat laporan tertulis dan dikumpulkan untuk dinilai oleh guru.

1. Jelaskan sikap yang diambil oleh gereja dalam menunjukkan keberpihakan- nya pada hak asasi manusia!

2. Jelaskan sikap Yesus tentang hak manusia yang berkaitan dengan kebutuhan hidupnya! Cobalah baca Matius 20:1-16 dan diskusikan pesan apa yang ingin disampaikan Yesus lewat perumpamaan ini!

3. Sebagai remaja Kristen, apa yang dapat kamu lakukan untuk lebih mensosialisasikan tentang kesadaran demokrasi dan hak asasi manusia diantara teman-temanmu? Bandingkan dengan percakapan atau dialog yang kalian lakukan di depan kelas!

Dalam dokumen Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti (Halaman 77-81)