BAB II LANDASAN TEORI
B. Kemampuan Membaca Al-Quran
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan
Kegiatan belajar-mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam harus memperhatikan akan berbagai faktor. Diharapkan keberadaan
25 Zakiah Dradjat, dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), 91.
faktor- faktor ini akan sangat menentukan dan memberi pengaruh terhadap kelancaran proses belajar mengajar. Untuk itu apabila salah satu faktor kurang mendukung maka segera di carikan jalan keluarnya atau di perbaiki karna semua itu akan memberikan pengaruh terhadap keberhasilan pendidikan. Kemudian kalau ada faktor yang sudah memenuhi syarat / atau cukup menunjang akan pencapaian terhadap kemampuan membaca Al- Qur"an maka yang demikian itu harus di perhatikan dan di tingkatkan agar peranan dan fungsinya berjalan terus.
Pada akhirnya proses belajar mengajar pun berjalan dengan lancar serta tujuan akan kemampuan membaca Al-Qur"an pun diharapkan dapat tercapai dengan hasil secara umum.
Faktor kemampuan membaca Al-Qur"an yaitu diantaranya:
a. Kemampuan membedakan huruf.
b. Kemampuan mengetahui antara lambang dan bunyinya.
c. Kemampuan mengenal kata, baik didalam kalimat atau tidak d. Kemampuan memahami makna kata sesuai dengan konteks.
e. Kemampuan dalam ketelitian membaca dan kelancaran membaca.
f. Kemampuan tingkat intelegensi membaca. intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
g. Kemampuan sikap dan minat, sikap biasanya ditunjukan oleh rasa senang dan tidak senang, sedangkan minat merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Mengukur kemampuan membaca bahasa arab adalah memahami texs bacaan bahasa arab, akan tetapi ada yang menambahnya dengan
24
mengukur kemampuan kebenaran membaca yang meliputi kebenaran dalam membaca.26
Pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mengukur kemampuan dan memahami teks bacaan arab harus dengan suara keras dan memahami. Selain itu, ketika membaca Al-Qur"an juga harus mengetahui ilmu tajwid.
C. Tugas Guru PAI dalam Mempraktikan Membaca Al-Quran
Membaca adalah kunci dasar pembelajaran al-qur‟an. Setiap muslim wajib hukumnya mempelajari dan memahami al-qur‟an. Dalam menunaikan kewajiban tersebut maka seseorang harus memiliki dua kemampuan yaitu kemampuan membaca dan menulis lafadz al-qur‟an sehingga hikmah-hikmah yang terkandung dalam al-qur‟an dapat dipahami dan direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kata kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang mendapat awalan ke dan akhiran an yang berarti kesungguhan, kecakapan, kekuatan.
Selanjutnya membaca dapat dipahami sebagai usaha mendapat sesuatu yang ingin diketahui, mempelajari sesuatu yang akan dilakukan, atau mendapat kesenangan atau pengalaman, atau melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dihati).
Jadi kemampuan membaca al-qur‟an adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang yang diperoleh dari pengalaman. Dengan demikian, kemampuan
26 M. Quraish Shihab, Membumikan Al - Qur’an Fungsi dan Peranan Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 2006), 57.
membaca al-qur‟an merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan aktifitas dalam jangka waktu tertentu. Ayat al-qur’an yang pertama disampaikan oleh malaikat Jibril as. adalah memerintahkan kepada manusia untuk membaca. Membaca dapat di interpretasikan dalam arti yang luas, baik membaca ayat-ayat qauliyah (firman allah yang tertulis dalam al-qur‟an) maupun ayat-ayat kauniyah (keseluruhan makhluk dan fenomena alam semesta). Perintah membaca merupakan sesuatu yang paling berharga yang pernah dan dapat diberikan kepada umat manusia. Membaca maknanya adalah syarat pertama dan utama mengembangkan ilmu dan teknologi, serta syarat utama membangun peradaban.
Semua peradaban yang berhasil bertahan lama diawali dari bacaan.
Sebagaimana terdapat dalam Al-qur‟an Q.S: Al-Alaq:1-5Surah Al-Alaq merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw. Kata Iqra’ atau perintah membaca adalah kata pertama dari wahyu tersebut. Kata ini sedemikian pentingnya sehingga diulang dua kali dalam rangkaian wahyu pertama. Ulama berbeda pendapat mengenai tujuan pengulangan itu. Ada yang menyatakan bahwa perintah pertama ditujukan kepada pribadi Nabi Muhammad saw.
Sedangkan yang kedua kepada umatnya. Pendapat kedua menyatakan bahwa perintah pertama untuk membaca dalam salat, sedangkan yang kedua membaca di luar shalat. Pendapat ketiga menyatakan bahwa yang pertama perintah untuk belajar, sedangkan yang kedua adalah perintah mengajar orang lain. Pendapat keempat menyatakan bahwa perintah pertama adalah perintah
26
agar nabi muhammad membaca, sedangkan perintah kedua berfungsi mengukuhkan guna menanamkan rasa percaya diri kepada nabi muhammad saw. tentang kemampuan beliau membaca, karena sebelumnya beliau tidak pernah membaca.
Muh. Room berpendapat bahwa perintah pertama penekanannya adalah pengenalan kepada Allah swt. sebagai Tuhan Pencipta atas segala sesuatunya, termasuk alam dan manusia. Sedangkan pada perintah yang kedua menekankan bahwa sumber ilmu pengetahuan adalah Tuhan yang Maha Tahu segalanya, sehingga implikasinya adalah suatu ilmu dipandang benar apabila dengan ilmu itu ia sudah sampai pada mengenal Tuhan(ma’rifatullah).27
Seorang pendidik terutama bagi guru yang mengampu mata pelajaran pendidikan agama Islam diharapkan memiliki keterampilan membaca al-qur’an yang lebih baik, sehingga dalam pembelajaran mampu memberikan keahlian membaca al-qur’an kepada siswa dengan menggunakan metode yang sesuai dengan kondisi siswa. Dengan demikian siswa diharapkan mudah dalam memahami materi pembelajaran yang diajarkan.
27 Muh Room, Implementasi Nilai-nilai Tasawuf Dalam Pendidikan Islam: Solusi Mengantisifasi Krisis Spiritual di Era Globalisasi, (Makassar: Yapma, 2006), 46.
27 BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian 1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian misalnya: persepsi, pelaku, tindakan, motivasi, dan lain-lain. menurut Lexy penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptifi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.1
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bawah peneliatian kualitatif adalah penelitian yang dimana menghasilkan sebuah data yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari seorang yang diamati, yang dimana digunakan oleh seorang peneliti untuk mengambil data.
Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah ex post facto yang artinya sesudah fakta, dengan pengambilan data secara survey. Penelitian ex post facto merupakan penelitian yang bertujuan menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau
1Lexy. J. Moleong,i Metodologi PenelitianiKualitatif, (Bandung: PTiRemajai Rosdakarya, 2019),i3.
28
hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variabel bebas yang secara keseluruhan sudah terjadi.2
Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan metode penulisan kualitatif, yang dimana ingin lebih mendalam meneliti tentang peran guru agama islam dalam meningkatkan kedisiplinan beragama dan kemampuan membaca al-quran peserta didik di SD N 5 Metro Utara. Dalam penelitian ini subjek penelitian adalah guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD N 5 Metro Utara, sedangkan objek penelitiannya adalah upaya guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan kedisiplinan beragama dan kemampuan membaca al-quran siswa SD N 5 Metro Utara.
Berdasarkan definisi di atas, dapat dipahami bahwa penelitian ini adalah penelitian lapangan dimana peneliti ke lapangan langsung untuk mengetahui tentang upaya guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan kedisplinan beragama dan kemampuan membaca al-quran siswa SD N 5 Metro Utara.
2. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu mengumpulkan sebanyak-banyakanya informasi mengenai upaya guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan kedisiplinan beragama dan kemampuan membaca al-quran siswa SD N 5 Metro Utara.
2Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), 174.
Dari keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai upaya guru pendidikan agama islam yang kemudian diuraikan kalimat untuk memperoleh kesimpulan.
B. Sumber Data
Sumber data adalah salah satu yang paling inten dalam sebuah penelitian, Menurut arikunto sumber data dalam penelitian merupakan subjek darimana data diperoleh. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa upaya guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan kedisiplinan beragama dan kemampuan membaca al-quran pada sisiwa SD N 5 Metro Utara idilihat dari segi iperolehan data, maka dalam sumber data terdapat dua jenis data yaitu:
1. Sumber Data Primer
Data primer merupakan data dapat diperoleh langsung dari lapangan termasuk laboratorium3. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah guru PAI dan siswa ipeserta didik iSD N 5 Metro Utara iyang dalam penelitian in hanya berfokus pada kelas IV.
Semua itu dapat diperoleh melalui tes, observasi, dokumentasi, yang diperoleh dari SD N 5 Metro Utara.4
3S.i iNasution,i iMetodei iResearchi i(Penelitiani iIlmiah),i i(Jakarta:i iBumii iAksara,i i2019), 143.
4 Wawancara Guru PAI SD N 5 Metro, Bapak Kurniawan.15 Juni 2020
30
2. Sumber Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia sehingga kita hanya mencari dan mengumpulkan data tersebut.5 Jadi dapat disimpulkan bahwa data sekunder adalah data yang sudah ada sebelumnya dan mempunyai suatu hubungan masalah yang akan diteliti melalui literature-literatur yang sudah ada. Dalam penelitian ini sumber data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen yang terkait dengan SD N 5 Metro Utara yakni wawancara dengan kepala sekolah dan wali kelas.
C. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Burhan Bungin, dalam suatu kegiatan penelitian dibutuhkan objek atau sasaran penelitian,yang biasanya eksis dalam jumlah yang besar atau banyak.6
Untuk memperoleh data dilapangan dan agar penelitian ini berjalan dengan baik, maka peneliti menggunakan beberapa metode untuk melakukan penelitian di SD N 5 Metro Utara, adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dimana melalui proses tanya jawab secara lisan dan berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan
5i iSarwono,i iJhonatan,i imetodei ipenelitiani ikualitatifi idani ikuantitatif,i i(Yogyakarta:i iGrahai iIlmu,i i2006),i i123.
6Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2017), 43.
jawaban diberikan oleh yang diwawancara.7 Selain itu, peneliti juga menyiapkan garis besar pertanyaan tentang kinerja karyawan . Dalam melakukan wawancara, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang telah dirancang, wawancara tersebut akan ditunjukan kepada beberapa pihak antara lain:
a. Kepala sekolah untuk memperoleh data tentang gambaran umum SD N 5 Meto Utara.
b. Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu untuk memperoleh data tentang bagaimana upaya guru yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca al-quran siswa kelas IV di SD N 5 Metro Utara.
2. Obervasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.8
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Observasi sebagai alat pengumpulan data dapat dilakukan secara spontan dapat pula dengan daftar isian yang telah disiapkan sebelumnya. Menurut cara pelaksanaan kegiatan observasi dan tujuan dilakukanya observasi, dapat dibedakan ke dalam dua bentuk yaitu
7Abdurrahmati iFathoni,i iMetodologii iPenelitiani i&i iTekniki iPenyusunani iSkripsi,i i(Jakarta:i iRinekai iCipta,i i2016),i i105.
8 Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, ( Jakarta : PT Bumi Aksara, 2007 ), 158.
32
observasi partisipatif (pengamatan terlibat) dan observasi non partisipatif (pengamatan tidak terlibat).9
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode observasi adalah sesuatu yang disengaja secara sistematis dilakukan untuk mendapatkan dan mengumpulkan data-data. Misalkan tentang kondisi lingkungan sekolah, fasilitas, letak geografis, hubungan antara guru dan siswa, serta proses pembelajaran disekolah SD N 5 Metro Utara. Metode ini digunakan untuk mengetahui secara langsung kegiatan yang dilakukan guru PAI dalam menigkatkan kemampuan membaca Al-Quran di SD N 5 Metro Utara.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan melihat sumber-sumber dokumen yang ada kaitannya dengan jenis data yang diperlukan. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang nilai membaca Al-Quran siswa diawal dan di akhir, denah lokas, struktur organisasi, keadaan guru dan karyawan, kurikulum, visi dan misi, serta sarana dan prasarana.
D. Teknik Penjamin Keabsahan Data
Penelitian ini berangkat dari data, dimana data merupakan suatu yang paling pokok dalam sebuah penelitian. kepercayaan sebuah data yang terdapat pada penelitian kualitatif antara lain:
9 Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), 63.
1. Triangulasi.
Triangulasi dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.10 Dalam penelitian ini peneliti membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil obeservasi serta dokumentasi yang saling berkaitan., dalam triangulasi yang peneliti gunakan adalah triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Contohnya adalah peneliti menggunakan teknik wawancara dan observasi untuk mengetahui peran guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan kedisiplinan beragama dan kemampuan membaca al-quran pada peserta didik. Triangulasi sumber berarti mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.11 Triangulasi sumber dilakukan dengan cara wawancara, wawancara dengan kepala sekolah, guru, atau siswa.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata data secara sistematis untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti. Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data. Oleh karena itu, data yang diperoleh harus merupakan
10Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif, R & D (Bandung:
Alfabeta, 2016), 96.
11Ibid.
34
data yang benar-benar terjadi atau valid, ukuran kevalidan data untuk sebuah penelitian terdapat pada alat untuk menjaring data, apakah data itu tepat, benar atau sesuai. Alat untuk menjaring data pada penelitian kualitatif terletak pada metode interview atau wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Teknik pengecekan keabsahan data merupakan hal yang sangat menentukan kualitas hasil penelitian, ada beberapa cara untuk mengecek terkumpul dari berbagai sumber.Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan analisis kualitatif dengan pendekatan berfikir.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan cara berfikir induktif, cara berfikir induktif merupakan bertitik tolak dari fakta-fakta khusus, peristiwa-peristiwa tersebut yang kemudian ditarik sehingga menjadi sifat yang umum. Dalam penelitian ini peneliti memberikan gambaran secara menyeluruh tentang upaya guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan kedisiplinan beragama dan kemampuan membaca al-quran di SD N 5 Metro Utara menggambaran hasil penelitian tersebut kemudian ditelaah, dikaji, dan disimpulkan sesuai dengan tujuan penelitian.
Menurut Miles dan Huberman Langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis data penelitian kualitatif terlihat dalam gambar berikut:12
12Ibid.
Gambar 3.1 Analisis data kualitatif
1. Tahapan Pengumpulan data yaitu proses memasuki lingkungan penelitian (SD N 5 Metro Utara) dan melakukan pengumpulan data.
2. Tahap reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dari lapangan.
3. Tahap penyajian data yaitu tahap penyajian informasi untuk memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
4. Tahap penarikan kesimpulan verivikasi yaitu penarikan kesimpulan dari data yang telah dianalisis.13
13 Ibid. 246-253
36 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran lokasi penelitian
1. Sejarah berdirinya SD N 5 Metro Utara
SD Negeri 5 Metro Utara berdiri pada tahun 1975 tepatnya terletak di Jln Komodo No.1 Kelurahan Purwoasri Kecamatan Metro Utara. Awal mula berdiri berupa bangunan yang sederhana dan digunakan pemerintah untuk membantu di bidang pendidikan.
Selanjutnya bangunan sederhana ini dikenal dengan nama ” Sekolah Dasar Negeri 2 Purwosari ” jln Gajah Purwosaari . Kemudian dalam perjalannya mulai tahun 1990an di ganti dengan nama “SD Negeri 5 Metro Utara “ Mulai tahun 1977 pemerintah memberikan bantuan berupa guru DPK sejumlah 12 orang. Hingga saat ini guru negeri yang diperbantukan di SD Negeri 5 Metro Utara tersebut hampir semua sudah memasuki masa pensiun.
Tugas perutusan sebagai Kepala Sekolah kemudian dijabat oleh:
1) Bapak Komari
2) Bapak Slamet Rahayu 3) Bapak Damahuri 4) Bapak Surip 5) Ibu Purwati 6) Ibu Mundriyani 7) Ibu Umu Amidah
SD Negeri 5 Metro terletak di Jalan Komodo No. 1, Kecamatan Metro Utara, Kota Metro. Lokasi sekolah yang terletak di tengah permukiman warga,di selbelah timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Timur dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah. orang mudah untuk menemukannya.
Jalur transportasi untuk menuju ke SD Negeri 5 Metro Utara termasuk sangat mudah.
2. Visi dan Misi SD N 5 Metro Utara a. VISI
“Unggul dalam prestasi berdasarkan IMTAK maupun IPTEK melestarikan dan peduli Lingkungan”.
Berikut ini adalah Indikator Visi Sekolah SD N 5 Metro Utara : 1) Unggul prestasi hasil belajar siswa baik akademik
maupun non akademik sehingga makin berkurangnya presentase siswa tinggal kelas
2) Unggul prestasi ujian sekolah, mampu bersaing dan meningkat presentase lulusan yang diterima di SMP Negeri / Unggulan
3) Unggul prestasi dalam berbagai lomba baik akademik maupun non akademik
4) Cerdas, terampil dan memiliki kemampuan dasar life skill sebagai salah satu bekal hidup mandiri di masa depan
5) Unggul dalam pengalaman ajaran agama sehingga terbangun insen yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia.
38
6) Unggul dalam penguasaan IMTEK dan penerapannya serta mampu mengikuti arus perkembangannya,
7) Terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat
8) Terwujudnya perilaku membuang sampah pada tempatnya dengan cara melaksanakan pengelolaan sampah dengan cara 3R ( Reus, Redus, Resicel )
b. MISI
Berikut ini adalah Indikator Misi Sekolah SD N 5 Metro Utara : 1) Mewujudkan pembalajaran yang aktif, inovatif, kratif dan menyenangkan 2) Memiliki lulusan yang berkualitas serta unggul dalam
prestasi akademik maupun non akademik
3) Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, bersih dan sehat
4) Melestarikan dan peduli lingkungan
5) Mencegah dan menghindari pencemaran dan kerusakan lingkungan
6) Mengambangkan pembelajaran tentang pendidikan lingkungan Hidup dengan menfaatkan lingkungan sebagi sumber belajar
7) Menerapkan nilai – nalai karakter bangsa dalam kehidupan sehari – hari
8) Menyiapkan siswa untuk dapat melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih baik.
3. Kondisi Guru dan Siswa SD N 5 Metro Utara
Guru SD SD Negeri 5 Metro Utara berjumlah 9 orang guru negeri terdiri dari 1 orang laki – laki, dan 8 orang perempuan. Dari jumlah tersebut yang mempunyai ijazah S1 ada 5 orang guru, dan 4 orang guru lulusan D2. Berdasarkan fungsinya karyawan SD Negeri 5 Metro Utara digolongkan sebagai berikut:
NO Jabatan Status GTT
1. Guru 1
2. Tata Usaha 1
3. Petugas Perpustakaan 1
4. Penjaga 1
TABEL KEADAAN MURID SDN 5 METRO UTARA TA 2015 / 2016
JUMLAH MURID
Ket.
kelas Rombel L P Jumlah
1 1 7 9 16
2 1 13 17 30
3 1 7 13 20
4 1 18 13 31
5 1 14 13 27
6 1 15 13 28
JUMLAH 6
ROMBEL 74 78 152
4. Kondisi Sarana dan prasarana SD N 5 Metro Utara
Gedung sekolah dan sarana prasarana pembelajaran cukup memadahi sebagai penyelengara jasa pendidikan. SD Negeri 5 Metro Utara menempati tanah seluas 4749m2. Pada tahun pelajaran 2014 /
40
2015 SD SD Negeri 5 Metro Utara memiliki 6 rombongan belajar.
Sarana prasarana pendukung guru kaitannya dengan kemajuan zaman sekarang yaitu komputer dirasakan masih kurang meskipun baru ada 3 PC dan, 1 LCD dengan layarnya, ditambah dengan satu ruang .Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap proses pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Pada tahun anggaran 2007 SD SD Negeri 5 Metro Utara ,mendapat dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah pusat , sehingga dapat membenahi ruang perpustakaan dan buku-buku referensi pendukung pembelajaran bertambah banyak, bisa digunakan secara maksimal.
berikut ini adalah sarana dan prasarana yang ada di SD N 5 Metro Utara:
1) Lapangan Olah raga 2) Sarana Lompat jauh 3) Ruang Belajar 4) Perpustakaan 5) UKS
6) Komputer 7) Kantin Sekolah
8) Ruang sekretariat KMDM 9) Ruang pembelajaran AGAMA 10) Kebun bibit sekolah
11) Kebun Toga 12) Kebun sayur
13) Kebun ketahanan pangan 14) Green House.
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi mengenai peranan guru PAI dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran siswa, metode yang dilakukan guru PAI dalam meningkatkan kemampuan membaca Al- quran siswa.
1. Upaya guru PAI dalam pembelajaran membaca al-quran.
Guru berusaha membimbing siswanya agar dapat mengetahui potensi yang dimilikinya, guru membimbing siswanya agar bisa mencapai dan melaksanakan kewajibannya sebagai pengajar, dan pembimbing, sehingga dengan ketercapaiannya mereka dapat menjadi siswa yang bias membaca dan mengamalkan ayat-ayat Al-Quran.
Guru PAI membimbing dengan terus menerus dan dapat membantu siswa ketika siswa dalam membaca al-quran, serta meningkatkan siswa ketita dalam memahami suatu pelajaran al-quran.
Guru PAI juga bisa memberi materi tentang ilmu tajwid saat siswa belum memahaminya, serta membenarkan ketika siswa ada yang masih salah dalam membaca al-quran, sehingga guru berperan dalam meningkatkan kemampuan membaca al-quran.ga
Peran guru PAI sebagai pembimbbing BTQ juga selalu mengkoordinir dan memberikan materi tentang ibadah sehari-hari dan memberikan materi hafalan kepada siswanya.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya seorang pendidik memiliki beberapa peran yang
42
sangatlah penting dalam membentuk karakter atau akhlaq siswa dalam kegiatan baca tulis Al-Qur‟an.
2. Upaya guru PAI dalam pembelajaran membaca al-quran
Upaya guru PAI selain membimbing peserta didiknya yaitu mencari beberapa metode agar peserta didiknya dapat dengan mudah untuk memahami suatu materi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bu hawini’amah guru PAI SD N 5 Metro Utara bahwa:
“Ketika ekstrakulikuler BTQ berlangsung guru PAI memberikan materi seperti pengenalan huruf hijaiyyah, dan tentang ilmu tajwid, seperti hokum nun mati, madd, dan lain-lain”.
Dengan adanya upaya guru Pai maka peserta didik akan mudah memahami ketika memberikan pelajaran tentang ilmu tajwid.
Sehingga, peserta didik dapat cepat memahami dan dapat mengetahui dan betapa bermanfaat ketika membaca Al-Quran bagii dirinya sendiri dan orang lain.
C. Pembahasan
1. Upaya guru PAI dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran
Hasil data wawancara tentang upaya guru PAI dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran siswa SD N 5 Metro Utara dilakukan analisis sebagai berikut :
Upaya guru PAI dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran siswa yaitu Pembimbing dan memberi motivasi.