BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN
C. Faktor Penghambat Implementasi Pembelajaran IPS
(c) Sikap tangung jawab dalam belajar secara daring dengan adanya tes tersebut seorang guru bisa mengetahui sikap tangung jawab peserta didiknya dalam kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan secara daring.
C. Faktor Penghambat Implementasi Pembelajaran IPS Pada Masa
memanfaatkan teknologi komunikasi. Pembelajaran daring memanfaatkan internet sebagai metode penyampaian, interaksi dan fasilitas, dan didukung oleh berbagai bentuk layanan lainnya.
Peralihan pembelajaran tatap muka ke pembelajaran daring tentu masih terdapat hambatan dalam pelaksanaan, karena sebagian besar guru dan siswa belum pernah melakukan pembelajaran daring. Berikut ini hambatan pembelajaran daring yang di temukan peneliti pada saat melakukan wawancara yang di lakukan SMPN 14 Mataram yaitu:
1. Kuota Internet
Proses pelaksanaan Pembelajaran IPS secara daring yang memerlukan akses internet tentunya membutuhkan kuota internet dalam pelaksanaannya. Peningkatan kebutuhan di masa pandemi Covid-19 yang tidak diiringi dengan penghasilan yang mencukupi membuat beberapa kalangan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari tak terkecuali pembelian kuota internet bagi pelajar guna tetap ikut dalam proses pembelajaran. Bahkan tak jarang banyak kalangan yang mengalami penurunan pendapatan utamanya bagi pekerja dengan penghasilan tidak tetap salah satunya bagi para pedagang yang merasakan langsung dampak dari pandemi Covid-19.
Sehingga untuk mengatasi keresahan-keresahan yang terjadi terkait kuota internet, pemerintah mengeluarkan kebijakan pembagian kuota internet khusus pelajar yang dibagikan melalui perantara Kemendikbud.
Jumlah kuota yang di berikan pemerintah sebesar 30 Gb, kuota ini di berikan sebagai bentuk Pemerintah memberikan bantuan kuota gratis kepada sekolah atapun siswa dengan jumlah
30 Gb, untuk memberikan keringanan kepada siswa agar pembelajaran daring dapat berjalan dengan maksimal.
Faktanya pembagian kuota bersubsidi yang dilakukan oleh pemerintah tidak menjadi solusi pemakaian kuota internet di SMPN 14 Mataram. Hal ini dikarekan Kuota bersubsidi yang dibagikan kepada pelajar hanya digunakan pada aplikasi yang berbasis pembelajaran. Aplikasi yang dijadikan sebagai media pembelajaran daring di SMPN 14 Mataram bukanlah aplikasi khusus berbasis pembelajaran melainkan mempunyai fungsi utama sebagai media untuk mengirimkan pesan (Chat). sehingga kuota bersubsidi tidak dapat digunakan pada aplikasi WhatsApp yang digunakan sebagai media pembelajaran daring di SMPN 14 Mataram menggunakan kuota internet utama.
Hasil wawancara dengan guru IPS yang bernama Tohirin, M.Pd. mengatakan bahwa:
Kuota internet menjadi salah satu faktor penghambat implementasi pembelajaran IPS di masa pandemi ini, dikarenakan kuota internet yang mahal yang tidak diiringi dengan penghasilan yang mencukupi membuat beberapa kalangan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari tak terkecuali pembelian kuota.51
Hal yang serupa juga di sampaikan oleh guru IPS yang bernama Arbaiyah, S. Pd mengatakan bahwa:
Salah satu penghambat proses belajar mengajar IPS secara daring adalah kuota internet yang terlalu mahal bagi sebagian siswa yang orangtuanya tidak punya penghasilan yang cukup untuk membeli kuota. Apalagi didalam rumah
51 Tohirin, M.Pd. Wawancara, Guru IPS Kelas IX SMPN 14 Mataram, Mataram, 24 Mei
2021.
itu anaknya semuanya sekolah tentu ini sangat memberatkan orang tua siswa52
Hasil wawancara dengan Aryudi siswa kelas IX yang mengatakan bahwa:
Kami mendapatkan bantuan kuota gratis dari pemerintah sebesar 30 GB yang di berikan kepada sekolah atapun siswa namun itu hanya berlalu untuk aplikasi tertentu saja dan bukan kuota utama sehingga kita tidak bisa mengakses Whatsaap, google dll.53
Hasil wawancara dengan Roy siswa kelas IX yang mengatakan bahwa:
Saya pusing karena pembelajaran daring ini kak, karena banyak sekali tugas baru atau sedang dalam proses belajar terus saya kehabisan kuota karena bukan saya sendiri yang memakai tapi saudara-saudara saya juga.54
Dari hasil wawancara di atas yang diberikan Guru IPS dan siswa SMPN 14 Mataram dapat disimpulkan bahwa biaya pembelian kuota internet menjadi keluhan bagi para siswa terutama yang memiliki kondisi finansial kurang baik dan kuota internet yang habis saat pembelajaran berlangsung menyebabkan siswa ketinggalan materi pembelajaran serta sulit memahami materi pembelajaran.
52 Arbaiyah, S. Pd, Wawancara, Guru IPS Kelas IX SMPN 14 Mataram, Mataram, 25 Mei 2021.
53 Aryudi, Wawancara, Siswa IPS Kelas IX SMPN 14 Mataram, Mataram, 26 Mei 2021
54 Roy, Wawancara, Siswa IPS Kelas IX SMPN 14 Mataram, Mataram, 26 Mei 2021
2. Minat belajar siswa yang rendah
Guru mata pelajaran mengatakan salah satu yang menjadi hambatan pada saat proses pembelajaran adalah minat belajar siswa yang rendah.
Memang tidak semua siswa memiliki minat belajar yang rendah namun tentunya dengan adanya beberapa siswa yang memiliki minat belajar yang rendah tetap menjadi salah satu hambatan dalam proses pembelajaran. Hal ini tentunya menjadi tantangan untuk guru mata pelajaran IPS agar semua siswanya tetap antusias dalam mengikuti pembelajaran IPS Terpadu dan tentunya juga dengan hasil yang baik.
Oleh karena itu guru harus memiliki strategi untuk meningkatkan mina belajar siswa. Hal ini sangat penting diketahui karena akan mempengaruhi proses pembelajaran. Hal ini pun telah disampaikan oleh bapak Tohirin, M.Pd. pada saat wawancara seperti berikut ini:
Susahnya kalau anak-anak ada pertanyaan kita tidak bisa langsung menjawab, apalagi anak-anak kan minat belajarnya menurun jadi anak yang rajin akan berinisiatif sendiri untuk chat pribadi ke saya menanyakan tentang materi yang belum diketahui tapi untuk anak yang malas ya sudah banyak yang tidak paham sama tugasnya55
Hal tersebut selaras dengan pernyataan dari Nisa Kamelia Faradis seperti berikut ini:
55 Tohirin, M.Pd. Wawancara, Guru IPS Kelas IX SMPN 14 Mataram, Mataram, 24 Mei 2021.
Nggak enak kak kalo belajar sendiri dirumah soalnya nggak ada temennya jadi males kak kalo disekolah kan enak banyak temen.56
Hasil wawancara dengan guru IPS Bernama Hj.
Hudiati SP yang mengatakan bahwa:
Salah satu yang menjadi hambatan pada saat proses pembelajaran adalah minat belajar siswa yang rendah.
Memang tidak semua siswa memiliki minat belajar yang rendah namun tentunya dengan adanya beberapa siswa yang memiliki minat belajar yang rendah tetap menjadi salah satu hambatan dalam proses pembelajaran.57
Dari hasil wawancara di atas yang diberikan Guru IPS dan siswa SMPN 14 Mataram dapat disimpulkan bahwa salah satu yang menjadi hambatan pada saat proses pembelajaran adalah minat belajar siswa yang rendah. Memang tidak semua siswa memiliki minat belajar yang rendah namun tentunya dengan adanya beberapa siswa yang memiliki minat belajar yang rendah tetap menjadi salah satu hambatan dalam proses pembelajaran.
3. Rasa percaya diri siswa yang rendah.
Tidak sedikit siswa yang sebetulnya mereka memiliki penguasaan yang baik pada materi mata pelajaran IPS namun seringkali siswa merasa tidak percaya diri pada kemampuannya sendiri yang mengakibatkan siswa mencari contekan pada siswa lain yang belum pasti kemampuannya sehingga tak jarang nilai
56 Nisa Kamelia Faradis, Wawancara, Siswa IPS Kelas IX SMPN 14 Mataram, Mataram, 26Mei 2021
57 Hj. Hudiati SP, Wawancara, Guru IPS Kelas IX SMPN 14 Mataram, Mataram, 26 Mei 2021.
yang didapatkan justru menurun setelah mencontek punya temannya. Selain itu ada juga beberapa siswa yang sudah menyadari bahwa kurang menguasai materi pelajaran IPS namun mereka malu untuk bertanya kepada gurunya akibatnya seringkali siswa hanya copy paste dari internet kemudian langsung dikumpulkan kepada guru dan mereka tidak tahu dengan isi yang mereka kumpulkan tersebut.
Seperti yang diungkapkan oleh bapak Arbaiyah, S. Pd berikut ini:
Anak-anak itu ada saja alasannya kalau ditanya “kenapa tidak ditanyakan kalau belum paham?” yang katanya malu lah apalah pokoknya ada saja alasannya, jadi ada beberapa anak tugasnya itu saya lihat hasil copy paste semua dan lagi tidak cocok sama tugasnya.58
Hal tersebut juga diungkapkan oleh Cahya Syair Mardhian salah satu siswi kelas IX seperti berikut ini:
Biasanya kalo pas ada yang gak paham ya nyari di internet kak, kadang ya nanya ke temen-temen juga.59
Hasil wawancara dengan guru IPS yang Bernama Hj.
Hudiati SP yang mengatakan bahwa:
Tidak sedikit siswa yang sebetulnya mereka memiliki penguasaan yang baik pada materi mata pelajaran IPS namun seringkali siswa merasa tidak percaya diri pada kemampuannya sendiri yang mengakibatkan siswa mencari contekan pada siswa lain yang belum pasti kemampuannya
58 Arbaiyah, S. Pd, Wawancara, Guru IPS Kelas IX SMPN 14 Mataram, Mataram, 25 Mei 2021.
59 Cahya Syair Mardhian, Wawancara, Siswa IPS Kelas IX SMPN 14 Mataram, Mataram, 26 Mei 2021
sehingga tak jarang nilai yang didapatkan justru menurun setelah mencontek punya temannya.60
Dari hasil wawancara di atas yang diberikan Guru IPS dan siswa SMPN 14 Mataram dapat disimpulkan bahwa Tidak sedikit siswa yang sebetulnya mereka memiliki penguasaan yang baik pada materi mata pelajaran IPS namun seringkali siswa merasa tidak percaya diri pada kemampuannya sendiri yang mengakibatkan siswa mencari contekan pada siswa lain yang belum pasti kemampuannya sehingga tak jarang nilai yang didapatkan justru menurun setelah mencontek punya temannya.
Selain itu ada juga beberapa siswa yang sudah menyadari bahwa kurang menguasai materi pelajaran IPS namun mereka malu untuk bertanya kepada gurunya akibatnya seringkali siswa hanya copy paste dari internet kemudian langsung dikumpulkan kepada guru dan mereka tidak tahu dengan isi yang mereka kumpulkan tersebut.
D. Faktor Pendukung Implementasi Pembelajaran IPS Pada Masa