• Tidak ada hasil yang ditemukan

implementasi pembelajaran ips pada masa pandemi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "implementasi pembelajaran ips pada masa pandemi"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPS PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SMPN 14 MATARAM TAHUN PELAJARAN

2020/2021

Oleh

M. Fachrudin Nizar NIM:1501050639

JURUSAN IPS EKONOMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2021

(2)

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPS PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SMPN 14 MATARAM TAHUN PELAJARAN

2020/2021

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi

persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

M. Fachrudin Nizar NIM: 1501050639

JURUSAN IPS EKONOMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2021

(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO :

“Jangan Lelah Mencoba. Tidak Ada Jaminan Kesuksesan, Tetapi Memilih Untuk Tidak

Mencoba Adalah Jaminan Kegagalan.”

1

1https://www.brilio.net/wow/105-motto-hidup-sosial-tingkatkan-rasa- kepedulian-211214o.html, diakses pada tanggal 24 desember 2021, pukul 12:43

(7)

PERSEMBAHAN

Karya sederhana berupa Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Ayahandaku (Usman Mariadi) dan Ibundaku (Emi Nuryani) tercinta, yang telah membesarkanku, mendidik dan membimbingku dengan penuh kesabaran dalam sebuah keluarga sederhana yang penuh dengan cinta dan kasih sayang, pengorbananmu tiada terhingga, do’a tulusmu selalu mengalir untuk putra dan putrimu, tiada bongkahan emas yang bisa ananda persembahkan untuk membalasnya, selain untaian do’a dan pengabdian kepadamu. Semoga Allah SWT, selalu melimpahkan Ridho-Nya.

Kakakku (Nurzaeni Akbar) dan Adik-adikku (Zenita Zarhadiyani dan Husna Izmilia Zein), yang selalu menmberikan kehangatan dalam keluarga, kalian adalah motivasiku, jangan pernah kecewakan ayah dan bunda, kita persembahkan pengabdian untuk agama, bangsa dan negara.

Teman-teman seperjuanganku di Jurusan Tadris IPS Ekonomi angkatan 2015, khususnya teman-teman kelas B jurusan Tadris IPS Ekonomi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram.

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. karena atas hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi ini tepat pada waktunya.

Selanjutnya shalawat serta salam kepada sang revolusioner sejati Nabi Muhammad Saw. yang telah membawa petunjuk untuk perubahan peradaban manusia.

Skripsi ini penulis susun sebagai syarat akhir studi untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di Jurusan Tadris IPS Ekonomi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram.

Dengan berbagai upaya yang telah penulis lakukan dan akan selalu penulis kenang, skripsi yang berjudul “Implementasi Pembelajaran IPS Pada Masa Pandemi Covid-19 di SMPN 14 Mataram Tahun Pelajaran 2020/2021” ini dapat penulis selesaikan dengan baik, walaupun dalam proses penulisannya banyak kendala yang menuntut kesabaran dan keikhlasan serta kekuatan penulis. Semoga karya sederhana ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Dalam penulisan skripsi ini, tentu banyak pihak yang dengan tulus ikut andil, memberi semangat dan motifasi serta membantu penulis menyelesaikannya. Oleh karena itu, kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini, dari hati yang tulus, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga Allah SWT.

memberikan balasan kebaikan yang berlipat ganda. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada:

1. Bapak H. Ibnu Hizam, M.Pd., selaku pembimbing I dan Muh. Zainur Rahman, M.Pd., selaku pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta motivasi dengan penuh kesabaran kepada penulis sehingga skripsi ini selesai tepat waktu, semoga Allah SWT membalasnya dengan kebaikan yang berlipat ganda dan tercatat sebagai amal ibadah di sisi-Nya.

2. Bapak Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram beserta para dosen yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan bagi penulis selama berada di bangku kuliah dan seluruh karyawan/staf pegawai UIN Mataram atas bantuan yang diberikan selama penulis mengikuti studi di UIN Mataram.

(9)

3. Bunda Dr. Jumarim M.H.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Mataram, yang selalu memberikan motivasi kepada mahasiswa khususnya Mahasiswa/i Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

4. Bapak Ahmad Khalakul Khairi, M.Ag selaku ketua Jurusan IPS Ekonomi UIN Mataram yang selalu memberikan motivasi kepada mahasiswa/i khususnya Mahasiswa/i Jurusan Tadris IPS Ekonomi UIN Mataram.

5. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram yang senantiasa telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga penulis tidak banyak kesulitan dalam melaksanakan proses penelitian sampai laporan penelitian.

6. Orang tuaku tercinta (Usman Mariadi dan Emi Nuryani) yang selama ini selalu berjuang sekuat tenaga dan selalu mengalir do’a untuk kesuksesanku dan kepada Kakakku (Nurzaeni Akbar) dan Adik-adikku (Zenita Zarhadiyani dan Husna Izmilia Zein) yang selalu memberikan keceriaan dan kehangatan dalam keluarga, sehingga memberiku motivasi dan semangat untuk berkarya.

7. Untuk teman-teman Pendidikan Tadris IPS Ekonomi angkatan 2015 yang telah memberikan dukungan serta motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis juga menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari kekurangan dan kehilafan yang tidak disengaja. Oleh karena itu, penulis berharap akan saran dan kritikan yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan karya ini. Akhirnya semoga karya serta jerih payah penulis ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya, serta tercatat sebagai amal ibadah di sisi Allah SWT. Aamiin.

Mataram, ... 2021

Penulis

M. Fachrudin Nizar

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ...ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

HALAMAN MOTTO ...vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

ABSTRAK ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 7

1. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

2. Setting Penelitian ... 8

E.Telaah Pustaka ... 8

F. Kerangka Teori ... 11

1. Pengertian Implementasi ... 11

2. Pembelajaran Daring ... 13

3. Guru ... 19

4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 19

(11)

5. Covid-19 ... 22

G. Metode Penelitian ... 23

1. Jenis Penelitian ... 23

2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

3. Sumber Data ... 25

4. Prosedur Pengumpulan Data ... 26

5. Analisis Data ... 28

6. Pengecekan Keabsahan Data ... 30

H. Sistematika Pembahasan ... 31

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 33

A. Gambaran Umum SMPN 14 MATARAM ... 33

1. Visi dan Misi SMPN 14 Mataram... 34

2. Identitas Sekolah ... 35

3. Data Siswa... 36

B. Implementasi Pembelajaran IPS Pada Masa Pandemi Covid-19 ... 36

1. Perencanaan Pembelajaran ... 36

2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 39

3. Evaluasi Pembelajaran ... 42

C. Faktor Penghambat Implementasi Pembelajaran IPS Pada Masa Pandemi Covid-19 ... 45

1. Kouta Internet ... 46

2. Minat Belajar Siswa Yang Rendah ... 49

3. Rasa Percaya Diri Siswa Yang Rendah ... 50

D. Faktor Pendukung Implementasi Pembelajaran IPS Pada Masa Pandemi Covid-19 ... 52

(12)

BAB III PEMBAHASAN ... 56

A. Implementasi Pembalajaran IPS Pada Masa Pandemi Covid-19 ... 56

1. Perencanaan Pembelajaran ... 58

2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 60

3. Evaluasi Pembelajaran ... 63

B. Faktor Penghambat Implementasi Pembelajaran IPS Pada Masa Pandemi Covid-19 ... 66

1. Kouta Internet ... 68

2. Minat Belajar Siswa Yang Rendah ... 69

3. Rasa Percaya Diri Yang Rendah ... 70

C. Faktor Pendukung Pembelajaran Daring ... 71

BAB IV PENUTUP ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Siswa SMPN 14 Mataram Tahun 2020

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Documentasi

Lampiran 2: Instrumen Wawancara Lampiran 3: Surat Keterangan Penelitian Lampiran 4: Kartu Konsultassi

(15)

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPS PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SMPN 14 MATARAM TAHUN PELAJARAN

2020/2021

Oleh:

M. Fachrudin Nizar NIM. 1501050639

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implemenasi Pembelajaran IPS Pada Masa Pandemi Covid- 19 Di SMPN 14 Mataram Tahun Pelajaran 2020/2021. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena. Metode pengumpulan data penulis peroleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara tak berstruktur, kemudian hasil wawancara diuji menggunakan teknik triangulasi yaitu mengecek kembali kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu atau situasi yang berbeda. Adapun Implemenasi Pembelajaran IPS Pada Masa Pandemi Covid- 19 Di SMPN 14 Mataram yakni: a). Perencanaan Pembelajaran, b). Pelaksanaan Pembelajaran, c). Evaluasi Pembelajaran.

Faktor Penghambat Implemenasi Pembelajaran IPS Pada Masa Pandemi Covid- 19 Di SMPN 14 Mataram, diantarnya yaitu: a). Kuota Internet, b).

Minat Belajar Siswa Yang Rendah, c). Rasa Percaya Diri Siswa Yang Rendah, d). Faktor Pendukung Implemenasi Pembelajaran IPS Pada Masa Pandemi Covid- 19 Di SMPN 14 Mataram, yaitu: a). Fasilitas Wifi Dari Sekolah, b). Penggunaan Media Pembelajaran.

Kata Kunci: Implementasi Pembelajaran IPS, Pandemi Covid-19

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 perihal sistem pendidikan nasional Bab I Pasal I Ayat 1 dinyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha secara sadar dan terencana untuk menghasilkan suasana dalam belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, keterampilan, dan kecerdasan yang diperlukan dirinya, masyarakat sekitar, bangsa dan Negara”.

Berdasarkan undang-undang tersebut pendidikan sangat berperan pada kehidupan seseorang dan masyarakat yang memiliki tujuan mengembangkan potensi diri yang menentukan arah kehidupan seseorang dan akan bermanfaat untuk bangsa dan Negara.2

Saat ini dunia dihadapkan dengan wabah penyakit yang disebabkan oleh virus yang bernama Coronavirus Diseases atau dikenal dengan istilah Covid-19. Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia. Dampak Covid-19 di Indonesia saat ini cukup besar bagi seluruh masyarakat. Dengan terus melonjaknya kasus positif virus corona di Indonesia mendesak pemerintah Indonesia untuk segera menangani pandemi Covid-19 dengan membuat berbagai kebijakan seperti menerapkan phsycal distancing, PSBB (pembatasan sosial berskala besar), dan lockdown. Dengan adanya kebijakan pemerintah

2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bidang DIKBUD KBRI Tokyo, hal. 1-3

(17)

tersebut tentu menimbulkan dampak yang besar diberbagai aspek kehidupan, khususnya pada aspek pendidikan di Indonesia. Dengan diterapkannya pembatasan sosial berskala besar mendorong pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan terhadap pelaksanaan pendidikan di Indonesia, karena bagaimanapun proses pembelajaran harus tetap berlangsung agar tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai secara utuh.3 Pada tanggal 24 Maret, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan surat edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19, dalam surat edaran tersebut dijelaskan bahwa proses pembelajaran dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring atau dalam jaringan. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona.4 Untuk memperkuat surat edaran ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menerbitkan Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang pedoman penyelenggaraan pembelajaran dari rumah dalam masa darurat penyebaran Covid-19.5 Adanya pandemi Covid-19 ini menuntut lembaga Pendidikan untuk melakukan inovasi dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuk inovasi tersebut adalah dengan melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau dalam jaringan (daring).

Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 15, dijelaskan bahwa PJJ adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi dan media lain.

3Fatimah Dewi, “Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar”, (Skripsi, Universitas Jambi, 2021), hal. 1.

4Menteri Pendidikan, Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat Corona Virus (Covid-19).

5Menteri Pendidikan, Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 Tentang pedoman penyelenggaraan pembelajaran dari rumah dalam masa darurat penyebaran Covid-19.

(18)

Dalam pelaksanaannya, PJJ dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring) dan pembelajaran jarak jauh luar jaringan (luring). Dalam pelaksanaan PJJ, satuan pendidikan dapat memilih pendekatan (daring atau luring atau kombinasi keduanya) sesuai dengan karakteristik dan ketersediaan, kesiapan sarana dan prasarana. Dari paparan di atas, salah satu jenis PJJ adalah pembelajaran daring.

Pembelajaran daring merupakan sebuah tantangan baru bagi para tenaga pendidik dimasa pandemi ini, yang mengharuskan mereka para guru mampu menggunakan media pembelajaran online, untuk dapat melaksanakan pembelajaran secara online dan diharapkan mampu meningkatkan kreativitasnya dalam proses pembelajaran.6 Untuk melaksanakan pembelajaran dalam jaringan atau daring, seluruh pihak yang ikut berperan dalam proses pembelajaran harus memiliki kesiapan seperti jaringan internet dengan konektivias yang memadai serta fasilitas lainnya yang dapat menunjang agar proses pembelajaran secara daring dapat dilaksanakan dengan baik dan efektif. Oleh karena itu, pembelajaran daring bukan sekedar materi yang dipindah melalui media internet, bukan juga sekedar tugas dan soal-soal yang dikirimkan melalui aplikasi sosial media.

Pembelajaran memang tidak semudah yang dipikirkan atau diperkirakan, sebab dalam kenyataannya; guru sering kali berhadapan dengan kendala yang datang dari dalam maupun dari luar lingkungan sistem pembelajaran, baik fisik maupun non fisik. Pembelajaran merupakan kegiatan atau upaya yang dilakukan oleh guru agar peserta didik belajar. Guru memegang peranan penting, sebab gurulah yang

6Ibid., hlm. 3.

(19)

membuat perencanaan, persiapan bahan, sumber, alat dan faktor pendukung pembelajaran lainnya, serta memberikan sejumlah layanan dan perlakuan kepada peserta didik agar mereka melakukan proses belajar dengan baik dan memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan harapan.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu- ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru di SMPN 14 Mataram, penulis memperoleh hasil temuan bahwa pelaksanaan pembelajaran selama pandemi, sesuai surat edaran dari dinas Pendidikan kota Mataram di lakukan dengan dua model yaitu daring dan luring, pada pembelajaran daring guru menggunakan aplikasi Whatsapp dan dan aplikasi google classroom, dan semua mata pelajaran diberi kebebasan untuk mengelola pembelajaran daring.

Dalam proses pembelajaran siswa diberi penugasan oleh guru dan mengirimkan hasil tugasnya ke aplikasi google classroom dan terkadang ke aplikasi whatsapp didukung dengan fasilitas yang menunjang pembelajaran daring, selain itu guru melakukan persiapan sebelum proses pembelajaran berlangsung dan terkadang menggunakan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) Ketika pembelajaran selesai. Sedangkan pada model luring, pembelajaran dilakukan dengan cara pemberian modul selama satu bulan sekali.

(20)

Sekolah menyiapkan modul yang berisi semua mata pelajaran, materi- materi, tugas-tugas, petunjuk cara mengerjakan dan cara belajar dalam setiap materi. Orang tua siswa datang ke sekolah untuk mengambil modul dan diberitahu jadwal pengambilan modul. Ketika sekolah melakukan ulangan, sekolah menggunakan model luring dengan cara setiap siswa di jadwalkan untuk mengambil soal ke sekolah.7

Untuk mengetahui kebenaran pelaksanaan pembelajaran daring pada Guru IPS di SMPN 14 Mataram, penulis mengadakan penelitian di SMPN 14 Mataram dan berketetapan hati untuk mengambil judul:

“IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPS PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SMPN 14 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2020/2021”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, pada peneliti ini berfokus pada Implementasi Pembelajaran IPS pada masa pandemi covid-19 di SMPN 14 Mataram, dengan rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Implementasi Pembelajaran IPS pada masa pandemi covid-19 di SMPN 14 Mataram Tahun Pelajaran 2020/2021?

2. Apa Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Implementasi Pembelajaran IPS pada masa pandemi covid-19 di SMPN 14 Mataram Tahun Pelajaran 2020/2021?

7 Tohirin, M.Pd. Wawancara, Guru SMPN 14 Mataram, Mataram, 30 April 2021.

(21)

C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana Implementasi Pembelajaran IPS pada masa pandemi covid-19 di SMPN 14 Maataram Tahun Pelajaran 2020/2021.

b. Untuk mengetahui Faktor penghambat dan pendukung dalam Implementasi Pembelajaran IPS pada masa pandemi covid-19 di SMPN 14 Mataram Tahun Pelajaran 2020/2021.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Secara Teoritik

1) Dapat meningkatkan warga sekolah dalam mengoperasikan media elektronik (Hand Phone) untuk pembelajaran daring.

2) Memperdalam pengetahuan warga sekolah pada mata pelajaran IPS.

b. Manfaat Secara Praktis 1) Manfaat bagi Guru

a) Meningkatkan Guru IPS dalam mengoperaskan Hand Phone.

b) Memberi wawasan yang lebih luas kepada guru IPS dalam pembelajaran daring.

2) Manfaat bagi Sekolah

a) Dengan pembelajaran daring dapat memberi kontribusi untuk meningkatkan prestasi sekolah.

(22)

b) Meningkatkan sumber daya manusia guru-guru di Sekolah Dasar

3) Manfaat bagi Peneliti

a) Dengan pembelajaran daring dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada penulis dalam mengoperasikan Hand Phone.

b) Penulis lebih memahami materi pelajara IPS di SMP.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang lingkup: Dalam sebuah penelitian yang dikaji dalam hal-hal seputar

“Implementasi pembelajaran IPS pada masa pandemi covid-19 serta fakor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran IPS di sekolah” yang tentunya memiliki batasan-batasan yang harus diketahui oleh peneliti agar peneliti tidak melebar terlalu jauh dari rumusan masalah yang diteliti. Oleh karena itu ruang lingkup penelitian ini berfokus pada indicator yang dibahas.

2. Setting Penelitian: setting penelitian yang akan dilakukan berbentuk penelitian dengan para guru di sekolah, untuk itu peneliti mempersiapkan setting penelitian, yang dimana lokasi penelitian yaitu di “SMPN 14 Mataram”.

Dalam proses pembelajarannya para guru menggunakan dua model yaitu pembelajaran daring dan luring. Dalam melaksanakan penelitian implementasi pembelajaran serta menemukan fakor pendukung dan penghambat dalam proses pembelajaran, peneliti memerlukan waktu yang tepat sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan yaitu memperoleh hasil yang maksimal.

(23)

E. Telaah Pustaka

Pada penelitian ini penulis melakukan telaah Pustaka sebagai Langkah dari penyusunan skripsi yang penulis ingin teliti agar terhindar dari kesamaan judul dari penelitian sebelumnya:

1. Penelitian yang dilakukan Ahmad Muzadi Kirom mahasiswa Jurusan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Dengan judul

“Strategi Pembelajaran Online Guru IPS Dalam Meningkatkan Efektifitas Belajar Siswa di Tengah Pandemi Covid-19 Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII di SMPN 1 Sarirejo Lamongan”.8 Hasil penelitian ini menunjukkan adanya faktor pendukung dan penghambat dalam Implementasi Pembelajaran Daring pada Guru IPS MI Negeri 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2020/2021.

2. Penelitian yang dilakukan Trisnawati Khusnul Qotimah dengan judul

“Implementasi Pembelajaran Daring Pada Guru IPS MI Negeri 4 Sukoharjo Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2020/2021”.9 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada saat penelitian guru menggunakan beberapa metode dan pada saat proses pembelajaran online berlangsung ada beberapa hambatan di antaranya perbedaan karakter siswa, perbedaan daya serap siswa dan beberapa siswa yang pasif dan tidak memperhatikan.

8Ahmad Muzadi Kirom, Strategi Pembelajaran Online Guru IPS Dalam Meningkatkan Efektifitas Belajar Siswa di Tengah Pandemi Covid-19 Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII di SMPN 1 Sarirejo Lamongan, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2020) hlm. 101

9 Trisnawati Khusnul Kotimah, Implementasi Pembelajaran Daring Pada Guru IPS MI Negeri 4 Sukoharjo Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2020/2021, (Skripsi, IAIN Salatiga, 2020) hlm. 63

(24)

3. Penelitian yang dilakukan Nafiah Damayanti dengan judul

“Pelaksanaan

Pembelajaran Daring Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar Mata Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas V A di MI Asas Islam Kalibening Tahun Pelajaran 2019/2020”.10Hasil penelitian ini menunjukkan standar yang digunakan dalam pembelajaran daring mata pelajaran IPS di kelas V A pada umunya sama dengan standar yang diatur di permendikbud no. 22 tahun 2016 Dalam realitanya selama pelaksanaan pembelajaran daring banyak hal-hal yang guru

temukan dalam pembelajaran, antara lain keefektifan pelaksanaan pembelajaran di mata pelajaran IPS yang dinilai kurang efektif dalam penerapannya guru masih menggunakan metode yang sama karena penerapan pembelajaran daring yang terkesan terburu-buru.

Pelaksanaan pembelajaran daring, yang awalnya guru menginginkan siswa selalu antusias, siswa selalu mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas tepat waktu namun terhalang dengan berbagai kegiatan sehingga hanya beberapa ekspektasi guru yang terlaksana. Dan adanya faktor internal dan faktor eksternal dalam proses pembelajaran.

4. Penelitian yang dilakukan Arwidana Putra Krismadika dengan judul

“Implementasi Pembelajaran Jarak Jauh Selama Pandemi Covid-19 di SD IT Al-Huda Wonogiri.11 Hasil penelitian ini menunjukkan perencanaan kegiatan pembelajarn jarak jauh digunakan untuk

10Nafiah Damayanti, Pelaksanaan Pembelajaran Daring Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar Mata Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas V A di MI Asas Islam Kalibening Tahun Pelajaran 2019/2020, (Skripsi, IAIN Salatiga, 2020) hlm. 75

11 Arwidana Putra Krismadika, “Implementasi Pembelajaran Jarak Jauh Selama PandemiCovid-19 di SD IT Al-Huda Wonogiri”. (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2020), hlm 67.

(25)

menghadapi pembelajaran di tengah-tengah pandemic covid-19 yang sedang berlangsung dan pembelajaran jarak jauh agar dapat berjalan dengan optimal maka dibutuhkan dukungan serta pengawasan dari pihak orang tua agar proses belajar siswa selalu terpantau dan terawasi serta hubungan antara guru dengan orang tua memiliki komunikasi yang baik.

F. Kerangka Teori

1. Pengertian Implemenasi

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia implementasi berarti pelaksanaan atau penerapan.12 Firdianti menyatakan implementasi dapat diartikan sebagai penerapan atau operasionalisasi suatu aktivitas guna mencapai suatu tujuan atau sasaran.13

Implementasi menurut Muhammad Joko Susila bahwa implementasi merupakan suatu penerapan ide-konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suara tindakan praktis sehingga mendapaykan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.14

Secara garis besar pengertian dari implementasi adalah suatu proses, suatu aktivitas yang digunakan untuk mentransfer ide atau gagasan, program atau harapan-harapan yang dituangkann dalam bentuk kurikulum desain (tertulis) agar dilaksanakan sesuai

12DEPDIKBUD, op. cit., hlm.327

13Firdianti, Arinda. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. (Jogyakarta: CV GRE PUBLISHING.

2018), hal.19.

14Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Implemntasi Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Peningkatan Lembaga Pendidikan Islam Secara Holistik, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 189-191.

(26)

dengan desain tersebut. Masing-masing pendekatan itu mencerminkan tingkat pelaksanaan yang berbeda.

Dalam kaitannya dengan pendekatan yang dimaksud, Nurdin menjelaskan bahwa pendekatan pertama, menggambarkan implementasi itu dilakukan sebelum penyebaran (desiminasi) kurikulum desain. Kata proses dalam pendekatan ini adalah aktivitas yang berkaitan dengan penjelasan tujuan program, mendeskripsikan sumber-sumber baru dan memaparkan metode pengajaran yang digunakan.15 Pendekatan kedua, menekankan pada fase penyempurnaan. Kata proses dalam pendekatan ini lebih menekankan pada interaksi antara pengembang dan guru (praktisi pendidikan). Pengembang melakukan pemeriksaan pada program baru yang direncanakan, sumbersumber baru, dan memasukkan isi atau materi baru ke program yang sudah ada berdasarkan hasil uji coba di lapangan dan pengalaman pengalaman guru. Interaksi antara pengembang dan guru terjadi dalam rangka penyempurnaan program, pengembang mengadakan lokakarya atau diskusi-diskusi dengan guru-guru untuk memperoleh masukan. Implementasi dianggap selesai manakala proses penyempurnaan program baru dipandang sudah lengkap.16

Pendekatan ketiga memandang implementasi sebagai bagian dari program kurikulum. Proses implementasi dilakukan dengan mengikuti perkembangan dan mengadopsi programprogram yang sudah direncanakan dan sudah diorganisasikan dalam bentuk kurikulum desain (dokumentasi).

15Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Yogyakarta: Insan Media,2002), 67.

16Ibid

(27)

Pendekatan ketiga memandang implementasi sebagai bagian dari program kurikulum. Proses implementasi dilakukan dengan mengikuti perkembangan dan mengadopsi programprogram yang sudah direncanakan dan sudah diorganisasikan dalam bentuk kurikulum desain (dokumentasi).17 a. Tahap-tahap implementasi, diantaranya adalah:

1) Pengembangan program, yaitu mencakup program tahunan, semester atau catur wulan, bulanan, mingguan dan harian.

Selain itu juga ada program bimbingan dan konseling atau program remidial.

2) Pelaksanaan pembelajaran. Pada hakekatnya, pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. Sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.

3) Evaluasi, yaitu proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum caturwulan atau semester serta penilaian akhir formatif atau sumatif mencakup penilaian keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksanaan kurikulum.18

2. Pembelajaran Daring

a. Pengertian Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring terdiri dari kata pembelajaran dan daring, yang masing-masing pengertiannya adalah:

17 Ibid

18 Ghufrondimyati. Blogspot.co. id/2014/05/pengkur-9-implementasi- kurikulum.html?m=1 Diunduh Pada Kamis 15 Juli 2021 Pukul 20.00 Wita

(28)

1) Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik. Alat yang digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan, sesuai dengan karakteristik peserta didik, dan dipandang secara efektif untuk menyampaikan infoemasi, sehingga siswa dapat memahami dengan baik. Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar (guru) pada suatu lingkungan untuk menciptakan terjadinya tindakan belajar belajar siswa.

2) Pengertian Daring

Dalam jaringan dan luar jaringan-Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, Daring(bahasa inggris:

online) dan luring (bahasa inggris: offline) memiliki makna tertentu dalam hal teknologi komputer dan telekomunikasi.

Secara umum, “online” menunjukkan keadaan terhubung, sementara “offline” menunjukkan keadaan terputus. Daring juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan computer yang dapat saling bertukar informasi karena sudah terhubung ke sebuah internet. Pembelajaran daring merupakan program penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan untuk menjangkau kelompok target yang masif dan luas.

Dari beberapa pendapat di atas penulis berpendapat bahwa daring diartikan sebagai suatu keadaan computer

(29)

online sehingga dapat digunakan pembelajaran atau saling bertukar informasi yang terhubung ke sebuah internet.

3) Pengertian Pembelajaran Daring

Menurut Kuntarto pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang memanfaatkan teknologi multimedia, video, teks online animasi, pesan suara, email, telepon konferensi, dan video streaming online.19

Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran daring adalah suatu pembelajaran yang dalam pelaksanaanya menggunakan jaringan internet, intranet dan ekstranet atau komputet yang terhubung langsung dan cakupannya global (luas).

b. Karakteristik Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia. Segala bentuk materi pelajaran didistribusikan secara online, dan tes juga dilaksanakan secara online.

Daring juga menyatakan kondisi pada suatu alat perlengkapan atau suatu unit fungsional. Sebuah kondisi dikatakan daring apabila memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut.

1) Di bawah pengendalian langsung dari alat yang lainnya.

2) Di bawah pengendalian langsung dari sebuah sistem.

19 Kuntarto Eko. Keefektifan Model Pembelajaran Daring dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. 201, hal.101.

https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&assdt=0%2C5&q=pembelajaran=dari ng&btnG=#d=gsqabs &u=%23p%Dr50EAD7pdwJ pada tanggal 28 April 2021.

(30)

3) Tersedia untuk penggunaan segera atau real time.

4) Tersambung pada suatu sistem dalam pengoperasiannya.

5) Bersifat fungsional dan siap melayani.

c. Dasar Hukum Daring

Sebagai dasar hukum Pendidikan dan pelaksanaan pembelajaran daring di Indonesia adalah:

1) Undang-Undang Dasar Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301).

2) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 119 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

3) Surat Edaran Kemendikbud Nomor 15 tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid 19).

4) Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 01/KB/2020, Nomor 516 Tahun 2020, Nomor HK.03.01/Menkes/363/2020, Nomor 440-882 Tahun 2020 Tentang Paduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 Di Masa Pandemic Corona Virus Disease 2019 (Covid 19).

(31)

d. Kriteria Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring merupakan salah satu pembelajaran yang dianggap mampu memberikan solusi dalam penanganan kebijakan pemerintah yang menerapkan sistem belajar dari rumah (work from home). Walaupun dengan keterbatasan dan kurangnya persiapan, tentunya pembelajaran daring harus memenuhi kriteria tertentu guna menciptakan pembelajaran yang baik layaknya pembelajaran tatap muka seperti biasanya. Kriteria tersebut terangkum sebagai berikut:20 1) Tersedianya kelas virtual yang merupakan sebuah fitur atau

aplikasi yang terhubung dengan jejaring internet dibuat menggunakan teknologi web konferensi. Kelas virtual dapat memberikan akses bagi peserta didik dari berbagai lokasi untuk dapat bersama dan membagi pengalaman belajar yang telah didapatkan. Kelas virtual yang sekarang banyak digunakan sebagai fasilitas Pendidikan diantaranya adalah zoom meeting, google meet, Edmodo, Quipper school, dan lainnya. Berbagai fitur conference yang telah disebutkan mempunyai banyak fitur yang dapat mendukung dan membantu terciptanya kondisi kelas yang nyaman.

Beberapa fitur pendukung diantaranya fitur absensi kelas bagi guru, pengawasan aktivitas siswa, kalender pengingat, fitur catatan dan lainnya.

2) Tersedianya ruang diskusi untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan interaktif, didalam ruang diskusi biasnya peserta didik yang berpartisipasi dalam kelas

20 Cornelius Sarah, Gordon Carole, and Schyma Jan, live online learning (China:

Palgrave Macmillan,n.d), hlm. 3-12

(32)

virtual dapat berkomunikasi melalui microfone atau video call.

3) Tersedianya materi serta referensi yang memadai sangat mempengaruhi hasil pembelajaran pada model pembelajaran daring ini. Hal ini disebabkan karena guru pada pembelajaran daring ini hanya bersifat fasilitator bagi peserta didik, sedangkan fungsi dari materi dan media pembelajaran yang diberikan adalah sebagai pedoman utama dalam kegiatan pembelajar. Oleh karena itu adanya materi dan media pembelajaran yang menarik sangat diperlukan dalam pembelajaran model daring ini. Materi dan media yang diberikan tidak hanya harus menarik tapi mudah untuk dipahami, sehingga peserta didik nantinya tidak mengalami kesulitan Ketika belajar Kembali.

4) Tersedianya evaluasi pembelajaran yang merupakan salah satu rangkaian yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Pentingnya proses evaluasi ditujukan untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik perihal materi yang telah diajarkan. Evaluasi pembelajaran biasanya dirancang oleh pendidik dengan model soal, portofolio maupun tugas yang diberikan Ketika pembelajaran dikatakan telah memenuhi capaian yang rencanakan. Model pembelajaran daring tentunya wajib menyediakan rangkaian evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran yang diambil tidak harus bersifat ujian tulis, akan tetapi bisa dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, ujian lisan

(33)

menggunakan video call whatsapp, kuis yang dilakukan di kahoot dan lain sebagainya.

3. Guru

Secara etimologi guru sering di sebut pendidik. Guru adalah seseorang yang mengajar, khususnya disekolah/madrasah.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sebagaimana dijelaskan Mujtahid dalam bukunya yang berjudul “Pengembangan Profesi Guru”, definisi guru adalah orang yang pekerjaan, mata pencaharian, atau profesinya mengajar.

Berdasarkan UU no 14. Tahun 2005 Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan terjemahan dari social studies. Bahwa social studies merupakan ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan meliputi aspek-aspek ilmu sejarah, ilmu ekonomi, ilmu politik, sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu geografi dan filsafat yang dalam prakteknya dipilih untuk tujuan pembelajaran disekolah dan perguruan tinggi. Bila dianalisis dengan cermat bahwa pengertian social studies mengandung hal-hal sebagai berikut:

1) Social Studies merupakan turunan dari ilmu-ilmu sosial.

(34)

2) Disiplin ini dikembangkan untuk memenuhi tujuan pendidikan pada tingkat persekolahan maupun tingkat perguruan tinggi.

3) Aspek-aspek dari masing-masing disiplin ilmu sosial itu perlu diseleksi sesuai dengan tujuan tersebut.

Menurut Sapriya, dkk IPS adalah perpaduan dari pilihan konsep-konsep ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, budaya dan sebagainya yan diperuntukkan sebagai pembelajaran pada tingkat persekolahan.21

IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau panduan sejumlah mata pelajaran sosial. 22Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial.

Dari pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa IPS adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar, menengah maupun tingkat perguruan tinggi.

21 Sapriya, dkk. Pembelajaran dan Hasil Evaluasi Hasil Belajar IPS (Bandung: Upl Press. 2006). hal.3.

22 Trisnawati Khusnul Qotimah. “Implementasi Pembelajaran Daring Pada Guru IPS MI Negeri 4 Sukoharjo Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2020/2021” (Skripsi, IAIN SALATIGA, 2020) hal. 18.

(35)

b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Setiap mata pelajaran yang diberikan di sekolah memiliki tujuan yang berbeda-beda.23 Menutut Departemen Pendidikan Nasional (2008) tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah agar siswa memiliki kemampuan:

1) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

2) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orang lain, bekerja sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan tingkat global.

5. Covid-19

Di tahun 2020 ini seluruh dunia mengalami wabah yaitu pandemi covid-19 yang merupakan penyakit yang menular disebabkan oleh coronavirus SARS-CoV-2 pneumonia virus yang dapat menyebabkan kegagalan pada multiorgan. Pandemi ini berdampak pada berbagai bidang, dan salah satunya di bidang pendidikan. Banyak Negara yang sementara sudah menutup sekolah, perguruan tinggi selama masa pandemic covid-19. adalah belajar dari rumah dengan kegiatan pembelajaran secara daring atau jarak jauh. Maka selama pandemi covid-19 berlangsung setiap

23 Ibid.

(36)

sekolah melaksanakan kegiatan pendidikan dengan cara pembelajaran jarak jauh.

Pendidikan Jarak Jauh dapat didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang tidak memperhitungkan ruang dan waktu pembelajaran dan memiliki sifat mandiri untuk proses pengembangan peserta didik menggunakan metode maupun media dalam kegiatan pembelajaran.

G. Metode Penelitian

Metodelogi penelitian ialah hal-hal yang dilakukan peneliti dalam mengklarifikasi, menganalisis, dan mengumpulkan apa yang terjadi di tempat penelitian dengan menggunakan ukuran dan pengetahuan. Maka, hal ini digunakan untuk menemukan kebenaran.

Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:24

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis di SMPN 14 Mataram, Cakranegara, Kota Mataram menggunakan jenis pendekatan penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil

24 Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2014), hlm.155.

(37)

penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. 25

Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang- orang yang menjadi subyek atau obyek yang diamati. Juga dalam penelitian ini digunakan karena Teknik ini dapat memahami realitas rasional sebagai realitas subyektif khususnya warga sekolah. 26

Jadi, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data dari hasil penelitian yang diperoleh, dikembangkan dan dijelaskan pada kesimpulan secara deskripsi yang berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang yang menjadi subyek atau obyek yang diamati dari penulis sendiri.

2. Lokasi dan Waktu penelitian a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang penulis lakukan adalah di daerah Cakranegara Kota Mataram, tepatnya di SMPN 14 Mataram, Jl. Brawijaya No. 23 /Cakranegara Selatan.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2021.

3. Sumber Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sumber data primer dan data sekunder, sebagai berikut:

25Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. (Bandung :Alfabeta. 2016), hal. 9.

26 Mamik, Metodologi Kualitatif. (Sidoarjo: Zifatama Publisher.2015), hal. 3.

(38)

a. Sumber Data Primer

Menurut Bungin Sumber Data Primer adalah sumber utama yang dapat memberikan informasi, fakta, dan gambaran peristiwa yang diinginkan dalam penelitian. Menurut Lofland dalam Basrowi (2008: 169), Sumber data primer atau sumber data utama adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai.27

Hal ini tercermin dengan adanya kata-kata yang di peroleh dari lapangan mewawancarai guru IPS. Penulis menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi langsung tentang implementasi pembelajaran IPS.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

Untuk memperkuat dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan pada penelitian di SMPN 14 Mataram ini, sebagai data sekundernya adalah dokumen tertulis seperti foto, profil sekolah dan lain sebagainya.

4. Prosedur Pengumpulan Data

Adapun prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Observasi

Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subjek yang diamati. Dalam observasi ini, peneliti

27 Lofland dan Basrowi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif Jakarta: Rineka Cipta. Hal.169

(39)

terlebita dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melaksanakan apa saja yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut melaksanakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat mana dari setiap prilaku yang tampak.28

b. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Esterberg dalam Sugiyono mengemukakan beberapa macam wawancara yaitu wawancara terstuktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur. Mengacu pada pendapat

Esterberg, penelitimemilih menggunakan wawancara semiterstruktur. Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.29

Untuk mendapatkan informasi dan data mengenai implementasi pembelajaran IPS di SMPN 14 Mataram, dalam hal ini penulis menggunakan wawancara terstruktur yakni wawancara yang dilaksanakan secara terencana dengan

28 Endang Widi Winarni, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Bengkulu: Bumi Aksara,2018) hlm. 160.

29 Ibid., hlm.164.

(40)

berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan pristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya- karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.30

Dalam penelitian ini penulis mendapatkan beberapa dokumen, antara lain berupa dokumen tertulis, foto, data dalam buku-buku atau file komputer dan sebagainya yang diambil dari SMPN 14 Mataram maupun sumber lain yang terkait dengan penelitian ini.

5. Analisis Data

Pada penelitian ini teknik analisa data menggnakan metode induktif dan deduktif. metode induktif digunakan dalam mengalisa data yang diproleh yakni data kulitatif, data yang tidak berbetuk angka yang kemudian dideskrifsikan secara verbal. Teknik analisa data dengan menggunakan metode induktif merupakan tehnik anlisa yang dilakukan dengan cara megomparasikan sumber pustaka yang berkaian dengan fokus penelitian atau dengan kata lain metode induktif adalah metode analisa data yang berangkat dari faktor-faktor yang bersifat khusus untuk ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Dengan metode ini peneliti menagkap beragai fakta atau penomena melalui pengamatan lapangan kemudian

30 Ibid., hlm.167

(41)

menganalisisnya dan berupaya melakukan pengamatan teori berdasarkan apa yang diamati.31

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data dalam periode tertentu selesai. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai telah dianalisis dan ternyata belum memuaskan, peneliti akan melanjutkan pertayaan lagi sampai tahap tertentu sehingga diproleh data yang diangap kredibel. Miles dan Huberman (1984) mengemukakan aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus- menerus sampai tuntas hingga datanya sudah jenuh.32

Pada analisis data kualitatif peneliti dihadapkan kepada data yang diperoleh dari lapangan. Dari data tersebut peneliti harus menganalisis sehingga menemukan makna yang kemudian makna itulah yang menjadi hasil penelitian.

Analisis data dalam penelitian ini diolah melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Menurt Miles dan Huberman dalam buku Analisis Kualitatif (2018), menyatakan bahwa analisis data kualitatif, yang langkah-langkah sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah analisis data yang dilakukan dengan memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang penting, dan dicari tema serta polanya. Dengan demikian data yang direduksi akan memberi gambaran yang jelas.

31 Sutrisno Hadi, Metode Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hlm. 66

32 Ibid., hlm. 171.

(42)

b. Display Data (Penyajian Data)

Display Data (Penyajian Data) adalah sekumpulan informasi tersusun yang memeberi kmungkinan adanya penarikan kesimpulan.

Penyajian Data ini dilakukan untuk dapat melihat bagian-bagian tertentu dari gambaran keseluruhan. Pada tahap ini peneliti berupaya mengklsifikasikan dan menyajikan data sesuai dengan pokok permasalahan yang diawali dengan pengkodean pada setiap sub pokok permasalahan

c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh. Setelah tahap penyajian data selesai, tahap analisis selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dimana peneliti mencari makna dalam data yang dikumpulkan, kemudian disimpulkan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian.

6. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan dan dilaksanakan untuk membuktikan kebenaran temuan hasil penelitian dengan kenyataan di lapangan. Adapun cara untuk mengecek keabsahan data yaitu dengan perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, analisis kasus negative, menggunakan bahan referensi dan mengadakan member chek. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Teknik triangulasi.

Moleong membedakan empat macam Triangulasi sebagai Teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyelidik dan teori. Dalam penelitian ini peneliti

(43)

menggunakan Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan sumber dan triangulasi dengan metode.

Menurut Patton (dalam Lexy J. Moleong 2012), menyatakan Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.

Teknik Triangulasi dengan sumber, peneliti membandingkan hasil wawancara yang diperoleh dari masing- masing sumber atau informasi penelitian sebagai pembanding untuk mengecek kebenaran informasi yang didapatkan. Selain itu peneliti juga melakukan derajat kepercayaan melalui teknik Triangulasi dengan metode, yaitu dengan melakukan pengecekan hasil penelitian dengan teknik pengumpulan data yang berbeda yakni observasi, dokumentasi atau kuesioner sehingga derajat kepercayaan data dapat valid.

H. Sistematika Pembahasan

Penelitian bini memiliki sistematika penulisan yang telah disusun oleh peneliti untuk memudahkan peneliti dalam menyusun hasil penelitian in secara sistematis.

Adapun sistematika ini disusun menjadi 4 bab yaitu bab awal pendahuluan, bab kedua, paparan data dan temuan, bab ketiga pembahasan, dan bab akhir penutup.

BAB I: PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah

(44)

pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB II: PAPARAN DATA DAN TEMUAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang paparan data dan temuan penelitian di lapangan, yang berisi uraian tentang gambaran umum lokasi penelitian. Dalam hal ini peneliti sebisa mungkin menjaga jarak dan menahan diri untuk tidak mencampuri fakta terlebih dahulu.

BAB III: PEMBAHASAN (Gambaran umum) Pada bab ini berisi tentang temuan penelitian dan jawaban atas pertanyaa yang disebut dalam rumusan masalah yaitu bagaimanaimplementasi pembelajaran IPS serta apa faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi pembelajaran IPS pada masa pandemi covid-19 di SMPN 14 Mataram.

BAB IV: PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran terhadap data penelitian.

(45)

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum SMPN 14 Mataram

Bulan Juni/ Juli 1991 penerimaan siawa baru pertama sebagai cikal bakal SMP Negeri 4 Cakranegara yang berfilial pada SMP Negeri 2 Cakranegara yang berlokasi di jalan Anak Agung Ngurah (sekarang BDN/Bank Mandiri) jumlah siswa diterima 40 orang, dengan Kepala Sekolah bapak Ketjir Yasa. Bulan desember 1992 SMP Negeri 2 Cakranegara pindah gedung ke lokasi jalan Lalu Mesir di Babakan, maka cikal bakal SMP Negeri 4 yang berfilial mengikutinya.

Pada awal 20 Maret 1993 cikal bakal SMP Negeri 4 Cakranegara pindah menempati gedung sendiri yang berlokasi di jalan Brawijaya No.23 sampai dengan sekarang, dengan rombongan belajar 1 kelas dua dan 2 kelas satu dengan jumlah ruang belajar 5 ruang dan 1 ruang Laboratorium dan PLH Kepala Sekolah adalah Ibu B. Nurlaili. Pada tanggal 23 Agustus 1993 dikeluarkan SK berdiri dan sekaligus DIK sekolah terhitung sejak tanggal 01 April 1993 dengan SK Nomor:0313/o/1993, tentang Pembukaandan Penegerian Sekolah Tahun Pelajaran 1992/1993, tanggal 23 Agustus 1993 dengan nama SMP Negeri 4 Cakranegara, Tipe C dengan 5 ruang belajar. Pada tanggal 07 Maret 1997 dikeluarkan SK perubahan nama Sekolah dengan SK Nomor: 034/O/1997, tentang Perubahan Nomenklatur SMP Menjadi SLTP serta Organisasi dan Tata Kerja SLTP, dengan nama SLTP Negeri 14 Mataram.

Sering berlajunya waktu SMP Negeri 14 Mataram berkembang menjadi salah satu sekolah yang sangat dipandang atau

(46)

diminati oleh masyarakatdalam menyekolahkan anaknya karena berlokasi di tempat yang sangat strategis yaitu jalan besar Brawijaya yang tidak jauh dari Pusat Pemerintahan Kota Mataram dan begitu juga tidak jauh dari berbagai Pusat Pendidikan baik Sekolah Dasar, Menengah, Maupun Pergurun Tinggi yang ada di kota Mataram dan Pusat Perdagangan, sehingga sarana-prasarananyapun terus berbenah mengikuti penambahan jumlah siswa-siswi yang masuk mendaftar setiap tahunnya.

1. Visi dan Misi SMPN 14 Mataram a. Visi

Visi SMPN 14 Mataram adalah: “Berprestasi dan Berbudaya Berlandaskan Iman dan Taqwa”.

INDIKATOR :

1) Berprestasi dalam perolehan nilai Ujian Nasional 2) Berprestasi di bidang akademik dan non akademik

3) Mengembangkan budaya belajar, budaya kerja, budaya disiplin dan budaya bersih

4) Melaksanakan kegiatan keagamaan sesuai agama yang dianut.

b. Misi

1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan agar kemampuan siswa berkembang optimal dengan dilandaskan pada nilai-nilai agama dan akhlakul karimah.

2) Mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler baik di bidang seni, olahraga maupun di bidang lainnya untuk

(47)

menumbuhkan potensi diri siswa secara optimal sehingga dapat berprestasi di tingkat kota, provinsi dan nasional.

3) Mengembangkan kegiatan-kegiatan dalam rangka pengamalan nilai-nilai keagamaan untuk membentuk pribadi siswa yang berakhlakul karimah.

4) Mengembangkan dan menanamkan budaya belajar, budaya kerja, budaya disiplin dan budaya bersih di lingkungan sekolah sehingga dapat membentuk pribadi peserta didik yang berkarakter.

5) Mengupayakan ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Identitas Sekolah

1. Nama Sekolah : SMP Negeri 14 Mataram

2. Alamat : Jl. Brawijaya No. 23/ Cakranegara Selatan 3. No. Telp/ Hp : (0370) 633199

4. Nama Yayasan : -

5. NSS/ NPSN : 201236003022/ 50204475 6. Jenjang Akreditasi : AMAT BAIK 7. Tahun Didirikan : 1993

8. Tahun Beroperasi : 1993

9. Kepemilikan Tanah : Pemerintah 10. Status Tanah : Hak Pakai

11. Luas Tanah : 9.733 m2

12. Status Bangunan Milik : Pemerintah 13. Luas Seluruh Bangunan : 2.286,25 m2

(48)

3. Data Siswa

Tabel 2.1 Data Siswa SMPN 14 Mataram Tahun 2020/ 2021

No Kelas Jumlah Siswa

1 VII 272

2 VIII 295

3 IX 246

Jumlah 813 Siswa

B. Implementasi Pembelajaran IPS Pada Masa Pandemi Covid-19 Pembelajaran daring saat ini sangatlah penting dan membantu pendidik pada proses pembelajaran, pendidik harus terbiasa mengajar dengan pemanfaatan media daring yang harus dikemas secara efektiv, mudah diakses dan difahami oleh peserta didik. Sehingga pendidik dituntut mampu mendesain dan merancang pembelajaran yang efektiv dan ringan melalui pemanfaatan media atau perangkat mengunakan media pembelajaran berdasarkan materi yang akan diajarkan.

Dalam implementasi pembelajaran daring pada mata pelajaran IPS di SMPN 14 Mataram pada masa pandemi covid-19, pendidik harus melakukan beberapa tahapan yaitu tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

1. Perencanaan Pembelajaran

Sebelum proses pembelajaran IPS di mulai hal pertama yang dilakukan oleh guru adalah tahap perencanaan pembelajaran, dimana dalam tahap perencanaan ini guru IPS membuat rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP. RPP adalah sebuah perencanaan yang harus disiapkan oleh guru sebelum mengajar.

Tujuan pembuatan RPP adalah untuk mempermudah, memperlancar dan meningkatkan proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, Permendikbud No 22 Tahun 2016

(49)

menyebutkan bawa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan Pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.33 Selama melakukan observasi, peneliti mengetahui bahwa guru mata pelajaran IPS telah menyusun RPP sebagai pedoman dalam mengajar.34 Begitu pula dengan pernyataan dari pak Tohirin, S. Pd, M. Pd seperti berikut:

Setiap awal tahun ajaran baru saya membuat RPP supaya mempermudah nanti pas mengajar agar tidak bingung mikir lagi mau mengajar dengan model seperti apa.35

Berdasarkan hasil wawancara hal yang serupa juga sampaikan oleh guru IPS bernama Arbaiyah, S. Pd mengatakan bahwa:

Untuk tahapan pertama saya harus merubah RPP pembelajaran yang awalnya model pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran daring namun tetap sesuai dengan kurikulum saat ini. Selain itu, saya (pendidik) juga harus mempersiapkan media pembelajaran yang mudah, efektiv dan dapat difahami peserta didik dan

33 Permendikbud No 22 Tahun 2016

34 Observasi di SMPN 14 Mataram Pada Tanggal 5 Mei 2021

35 Tohirin, M.Pd. Wawancara, Guru IPS Kelas IX SMPN 14 Mataram, Mataram, 24 Mei 2021

(50)

saya lebih mudah mengunakan aplikasi google classroom dan whatsapp sebagai media pembelajaran.36

Selain itu ibu Hj. Hudiati SP selaku guru mata pelajaran IPS juga mengatakan alasannya yaitu:

Dalam sebuah pembelajaran memang harus berpatokan dengan rancangan pembelajaran, jadi saya (pendidik) harus membuat RPP pembelajaran daring dengan sebaik mungkin mulai dari menentukan metode sampai menentukan aplikasi serta memahami bagaimana sistem aplikasi tersebut, setelah memahami media pembelajaran tentunya harus melakukan sosialisasi kepada siswa bagaimana sistem pembelajaran daring yang akan dilakukan.37

Dari data di atas bahwasanya sebuah perencanaan pembelajaran harus mempersiapkan hal-hal yang harus diperlukan dalam kegiatan pembelajaran seperti guru harus mempersiapakn sebuah RPP, selain itu pada pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19 ini seorang guru maupun siswa harus mempunyai sebuah media yang digunakan dalam pembelajaran berlangsung, agar pembelajaran bisa berjalan seperti google classroom atau group WA.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah- langkah tertentu agar pelaksanaan mencapai hasil yang diharapkan.38 Menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain pelaksanaan pembelajaran adalah suatu

36 Arbaiyah, S. Pd, Wawancara, Guru IPS Kelas IX SMPN 14 Mataram, Mataram, 25 Mei 2021.

37 Hj. Hudiati SP, Wawancara, Guru IPS Kelas IX SMPN 14 Mataram, Mataram, 26 Mei 2021.

38 Nana Sudjana, Proses dan Hasil Belajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 136

(51)

kegiatan yang bernilai edukatif, nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan siswa.39 Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru melakukan beberapa tahap pelaksanaan pembelajaran antara lain: Membuka Pelajaran, Penyampaian Materi Pelajaran, dan Menutup Pelajaran.

Untuk pelaksanaan pembelajaran daring pada mata pelajaran IPS di SMPN 14 Mataram pak Tohirin, S. Pd, M. Pd selaku guru mata pelajaran IPS mengungkapkan:

Ketika dalam pelaksanaan pembelajaran daring saya berusaha semaksimal mungkin, karena pembelajaran daring ini suatu hal yang baru dalam proses pembelajaran di lembaga ini yang diharapkan bisa berjalan dengan baik mulai dari pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup pada mata pelajaran IPS.40

Selain itu, Bapak Arbaiyah, S. Pd juga mengungkapan hal yang harus dilakukan sebelum melaksanakan proses belajar mengajar dimulai yaitu:

Sebelum pembeajaran inti dimulai saya sebagai pendidik melakukan beberapa tahapan yaitu; mengingatkan peserta didik melalui grup whatsapp kelas bahwa hari itu jadwal mata pelajaran IPS mengunakan aplikasi google classroom, selanjutnya saya memberikan salam dan menanyakan kabar melalui aplikasi google classroom serta mengecek

39 39Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta. 2010), h. 1

40 Tohirin, M.Pd. Wawancara, Guru IPS Kelas IX SMPN 14 Mataram, Mataram, 24 Mei 2021.

Gambar

Tabel 2.1 Data Siswa SMPN 14 Mataram Tahun 2020
Tabel 2.1 Data Siswa SMPN 14 Mataram Tahun 2020/ 2021
Gambar 1.1: Wawancara Bersama Guru IPS Pak Tohirin, M.Pd
Gambar 1.4 : Gambar Depan SMPN 14 Mataram
+2

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS sebagai pelaksana tindakan dan

Guru mata pelajaran IPS disarankan untuk meng- gunakan strategi pembelajaran problem solving (pemecahan masalah) untuk materi lain pada mata pelajaran IPS. 2) Guru perlu

Guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan Metode Snowball Drilling untuk meningkatkan motivasi belajar dalam mata pelajaran IPS di Kelas VII-F SMPN 26 Kota

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran matematika di SMA Negeri 9 Mataram, kepala SMA Negeri 9 Mataram dan wakil kepala SMA Negeri 9 Mataram bidang

(2) Bagi guru mata pelajaran khususnya mata pelajaran IPS hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif bahan ajar untuk menciptakan

Solusi yang perlu dilakukan dalam mengatasi implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran IPS diantaranya: (1) perlu adanya pelatihan, guna pengembangan guru dalam

Pengembangan web blog pembelajaran pada mata pelajaran IPS kelas VIII SMPN 12 Padang dilatar belakangi dengan tidak adanya media pembelajaran web blog yang dapat mendukung proses

Hasil penelitian menunjukan faktor kendala pelaksanaan pembelajaran tuntas ditengah pandemi COVID-19 oleh guru mata pelajaran IPS SMP Negeri 1 Karangpucung, SMP Islam Karangpucung dan