• Tidak ada hasil yang ditemukan

ححهححمحححفحح

35. FATEN HAMAMA,

S.Kom.I PTY - S1

Sumber Data: Dokumen Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso

Table di atas menunjukkan bahwa para pengajar merupakan dominasi lulusan Srata Satu (S1), berdasarkan data yang diperoleh di atas, dari 35 tenaga guru, lulusan Strata Dua (S2) sebanyak 9 orang sedangkan lulusan Srata Satu (S1) sebanyak 26 orang.

B. Implementasi Metode Qira’ah dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso Kabupaten Barru

Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso merupakan madrasah yang memiliki sistem pembelajaran tersendiri dalam mendidik santrinya. Adapun penerapan metode pembelajaran bahasa Arab diserahkan sepenuhnya kepada guru yang bersangkutan karena guru berperan penting terhadap penerapan metode pembelajaran. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan seorang guru dalam menggunakan suatu metode pembelajaran, yaitu:

1. Tujuan Pembelajaran

Tidak ada satu metode pembelajaran yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu metode pembelajaran bisa dilihat dari efektif tidaknya metode tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru dalam memilih metode yang akan digunakan dalam menyajikan materi pengajaran. Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki seorang santri.

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso, guru bahasa Arab menyatakan:

Tujuannya yaitu bagaimana supaya peserta didik dapat membaca kitab gundul sesuai kaidah nah}wu dan s}araf, serta mampu menerjemahkan dan memahami sebuah bacaan, baik terjemah per kata maupun per kalimat.7

7H. Saharuddin, Guru Bahasa Arab Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso, Wawancara, Mangkoso, 06 Februari 2020.

Berdasarkan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa tujuan pembelajaran yang berlangsung di Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso lebih menekankan pada keterampilan membaca, menerjemahkan, serta memahami teks Arab gundul agar peserta didik mampu membaca teks Arab gundul sesuai dengan tujuan yang diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso.

2. Materi Pembelajaran

Dipandang dari hakikatnya, ilmu atau materi pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik ilmu atau materi pelajaran membawa implikasi terhadap penggunaan cara dan teknik dalam proses pembelajaran.

Dalam menetapkan suatu metode mengajar, guru hendaknya memperhatikan bahan pengajaran seperti isi, sifat, dan cakupannya. Guru harus mampu menguraikan bahan pengajaran ke dalam unsur-unsur secara rinci dalam rencana pembelajarannya.

Berdasarkan unsur tersebut, tampak apakah meteri itu hanya berisi fakta dan kecakapan yang hanya membutuhkan daya mental untuk menguasainya atau berisi keterampilan dan kebiasaan yang membutuhkan penguasaan secara motorik, ataukah hanya beberapa hal atau mungkin hanya satu hal.

Materi pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso merujuk pada kitab-kitab yang berbahasa Arab.

Kemahiran membaca adalah analisa dan pemahaman dari semua jenis dan kecepatan dalam membaca dan peserta didik dilatih untuk membaca bahasa asing dengan pemahaman tentang makna langsung tanpa upaya yang disengaja untuk menerjemahkan apa yang ada dalam teks qira<’ah ke bahasa ibu, dan itu dipahami

oleh orang-orang bahwa kemudahan instruksi membaca, erat kaitannya pada pengucapan yang benar dan pemahaman teks, penggunaan struktur linguistik statistik secara lisan sangat penting bagi peserta didik untuk membaca dalam hati dan membantu dia pada pemahaman yang baik tentang teks.

Pemilihan suatu metode dan materi harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik, agar pembelajaran dapat diikuti dengan baik sampai akhir. Jika metode pembelajaran yang diterapkan tidak sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik, maka yang terjadi adalah mereka tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan tidak akan memberi manfaat apa-apa.

a. Metode Qira’ah di Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso

Metode qira<’ah ini di gunakan dalam proses pembelajaran bahasa Arab di kelas, guru membaca teks bahasa Arab dengan baik dan benar dan menerjemahkan, kemudian peserta didik mendengarkan dengan seksama. Setelah guru selesai membaca dan menerjemahkan selanjutnya santri diperintahkan untuk membaca kitab tersebut secara bergiliran. Metode ini digunakan untuk melatih kemampuan membaca yang baik kepada peserta didik, baik membaca nyaring yang melibatkan pengucapan, maupun membaca pemahaman. Dalam hal ini H. Saharuddin selaku guru baha Arab mengatakan bahwa:

Pembelajaran bahasa Arab di madrasah ini lebih ditekankan pada bagaimana peserta didik mampu membaca, memahami dan mengartikan kitab Arab gundul, karenanya materi yang terdapat di dalam kitab kebanyakan qira>’ah/teks bacaan. Dalam proses pembelajaran, saya lebih sering menggunakan metode qira>’ah karena setiap materi selalu ditampilkan qira>’ah atau teks bacaan. Setiap materi dalam pembelajaran bahasa Arab erat kaitannya dengan tata bahasa/kaidah.8

8H. Saharuddin, Guru Bahasa Arab Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso, Wawancara, Mangkoso, 06 Februari 2020.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, materi pembelajaran yang diterapkan saat mengajar berpusat pada peserta didik agar mampu membaca serta menerjemahkan teks arab gundul (tanpa harakat). Metode yang diterapkan pengajar bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik, baik dari segi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, maupun penilaian. Untuk mencegah peserta didik jenuh dengan proses pembelajaran, terkadang diselingi dengan diskusi antar kelompok agar belajarnya makin bervariasi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah seorang peserta didik di Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso bahwa:

Metode pembelajaran yang diterapkan oleh ustad sudah bagus karena dapat melatih kami untuk mengartikan kata perkata dalam bacaan berbahasa Arab dan mengartikan bacaan dengan baik dan benar, namun kadang saya dan teman-teman jenuh dengan metode tersebut karena dalam tiap pertemuan, metode yang digunakan selalu sama.9

Implementasi metode qira’a<h di madrasah aliyah bukan saja membekali agar peserta didik dapat membaca teks-teks bahasa Arab secara fashih dan sesuai kaidah gramatikal, akan tetapi juga dapat memahami bacaan serta dapat mengambil inti sari dari pokok-pokok pikiran yang ada di dalam bacaan untuk diterapkan dalam kehidupannya.

b. Tahapan dalam Implementasi Metode Qira’a<h

Membaca adalah salah satu metode yang amat penting dalam program pembelajaran Bahasa asing. Terkadang banyak kendala yang terjadi pada pembelajaran Bahasa Arab di tingkat madrasah Aliyah dalam implementasi metode qira’a<h, yaitu pada fase pra baca, saat baca, dan juga pasca baca, hal ini disebabkan

9Abil Akram, Peserta Didik Kelas X IPS Madrasah Aliyah Putra, Wawancara, Mangkoso, 06 Februari 2020.

kurangnya kesiapan pada peserta didik sebelum masuk kelas, walaupun pendidik telah berulang kali memberikan semangat dan motivasi kepada mereka.

Ada tiga tahapan dalam membaca, yaitu membaca teks, dalam teks dan dibalik teks. Ada yang berpendapat, membaca terdiri atas tahapan huruf, pemahaman, dan praktek. Membaca tahapan huruf adalah untuk mengetahui apa yang tertulis dalam teks, tahapan pemahaman untuk memahami, menafsirkan, menjelaskan, atau menganalisis teks, sedangkan membaca praktek adalah membaca kritis dengan memberikan pendapat atau solusi seputar masalah yang ada dalam kehidupan pembaca.

Prosedur pembelajaran membaca meliputi beberapa tahapan sebagai berikut:

1) Tahap prabaca, yakni tahapan yang dilakukan peserta didik sebelum membaca, yang berupa curahan pendapat tentang ide umum dalam teks, mempelajari berbagai visualisasi dalam teks dan prediksi tentang teks. H. Saharuddin selaku guru Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso bahwa:

Setelah saya selesai membaca dan mengartikan, saya melanjutkan proses pembelajaran dengan menjelaskan beberapa kaidah yang terdapat dalam bacaan tersebut dengan sesekali meminta siswa menyebutkan contoh-contoh lain dari contoh kaidah yang telah dijelaskan.10

2) Tahap baca, yakni tahapan inti kegiatan pembelajaran membaca. Pada tahap ini dilakukan serangkaian prosedur, yaitu:

a) Tahapan membaca skimming dan scanning untuk menemukan inti sari bacaan, mengidentifikasi ide pokok dan penunjang, memilih uraian terpenting yang terkandung dalam bacaan, mengisi format isi bacaan

10H. Saharuddin, Guru Bahasa Arab Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso, Wawancara, Mangkoso, 06 Februari 2020.

dengan kata-kata kunci, dan membuat tanggapan umum atas isi bacaan.

b) Tahap membaca teks secara intensif.

c) Tahap pemahaman.

Dalam wawancara dengan H. Saharuddin selaku guru bahasa Arab mengatakan bahwa:

Dalam proses pembelajaran, saya memulai dengan menunjuk satu persatu siswa membaca teks qira>’ah yang ada di dalam buku, kemudian saya membenarkan bacaan siswa yang keliru, setelah semuanya selesai membaca, maka saya membacakan ulang teks qira>’ah sekaligus mengartikan, baik perkata maupun perkalimat. Setelah saya selesai membaca dan mengartikan, saya melamjutkan proses pembelajaran dengan menjelaskan beberapa kaidah yang terdapat dalam bacaan tersebut dengan sesekali meminta siswa menyebutkan contoh-contoh lain dari contoh kaidah yang telah dijelaskan.11

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa pengajar menggunakan metode qira’a<h yang menekankan pada kegiatan membaca dan mengartikan teks bacaan, dan metode ini menekankan peserta didik untuk menyimak apa yang telah dibacakan oleh gurunya, serta menulis apa yang dibacakan oleh gurunya.

3) Tahap pasca baca, yakni tahap akhir yang dilakukan untuk membuktikan pemahaman pada kegiatan membaca. Tahap ini bisa dilakukan melalui kegiatan integrasi membaca dangan keterampilan berbahasa yang lain, misalnya merangkum dan menceritakan kembali isi bacaan secara lisan. Dalam wawancara dengan H. Saharuddin selaku guru bahasa Arab menyatakan:

Cara mengajar saya yaitu setelah proses pembelajaran, saya memberikan tugas kepada siswa untuk menerjemahkan beberapa bacaan dalam kitab di asrama dan menyuruh masing-masing siswa membaca hasil terjemahannya

11 Saharuddin, Guru Bahasa Arab Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso, Wawancara, Mangkoso, 06 Februari 2020.

kemudian saya mengoreksi apabila ada cara baca ataupun terjemahan yang salah dan menjelaskan materi tersebut.12

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat dipahami bahwa pengajar menggunakan metode qira>’ah dalam proses pembelajannya. Metode ini dinilai efektif karena dapat melatih siswa untuk mempu membaca teks Bahasa Arab dan memahami kaidah penerjemahan dengan baik dan benar.

Terkait dengan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru, salah satu peserta didiknya menanggapi metode pembelajaran yang diterapkan:

Cara mengajarnya sudah bagus karena dapat melatih kami untuk mengetahui cara membaca teks bahasa Arab dengan baik dan benar serta mengartikan kata perkata dalam bacaan berbahasa Arab dan mengartikan bacaan dengan baik dan benar. Selain itu, kita juga diajarkan untuk berdiskusi dengan membuat kelompok-kelompok kecil dan mempresentasikan materi yang telah diberikan.13

Dari hasil wawancara tersebut, metode pembelajaran yang diterapkan pengajar adalah metode qira>’ah dengan teknik diskusi yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik dengan mengetahui cara membaca dan menerjemahkan teks arab gundul sesuai dengan kaidah yang ada, serta melatih peserta didik untuk aktif dalam merespon pembelajaran dengan membuat kelompok untuk menjelaskan materi yang telah diberikan.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa pengajar menggunakan metode qira<’ah yang menekankan pada kegiatan membaca dan mengartikan teks bacaan, dan metode ini menekankan peserta didik untuk menyimak

12Saharuddin, Guru Bahasa Arab Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso, Wawancara, Mangkoso, 06 Februari 2020.

13Muh. Fadhil Zakiussilmi, , Peserta Didik Kelas X IPS Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso, Wawancara, Mangkoso, 20 Februari 2020.

apa yang telah dibacakan oleh gurunya, serta menulis apa yang dibacakan oleh gurunya.

Dalam implementasi metode qira<’ah peserta didik ditekankan untuk lebih memahami akan teks berbahasa arab, karena metode ini dituntut agar peserta didik membaca teks bahasa arab sesuai lafadz, makhraj, dan tutur bahasanya. Dengan itu pendidik dalam menyampaikan proses pembelajaran harus lebih kreatif dan inovatif karena ketika peserta didik membaca teks bahasa Arab bukan hanya mampu membaca saja akan tetapi mampu memahami inti sari bacaan dalam teks tersebut.

Dalam pembejaran bahasa Arab juga berbagai macam cara pendidik untuk menerapkan metode ini dengan baik serta menarik, dimana pendidik memberikan gambar di dalam teks berbahasa Arab tersebut ataupun kosa kata yang sulit untuk di artikan di dalam teks tersebut, Dengan itu peserta didik lebih memahami isi teks berbahasa Arab.

Dimana tujuan terakhir dalam proses pembelajaran Bahasa Arab ini bukan hanya memahami teks berbahasa Arab saja akan tetapi seorang peserta didik mampu terbiasa mendapatkan informasi bukan hanya dari teks Indonesia saja akan tetapi peserta didik juga dapat memperoleh informasi dari teks berbasa Arab, jika sudah terbiasa memahami seperti ini ketika seorang peserta didik berbicara dengan penutur asli, orang tersebut tidak kaku dan pasif, ia akan mudah memahami setiap apa yang disampaikan oleh penutur asli tersebut.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Metode Qira’a<h pada Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah DDI Mangkoso

Sebagai sebuah lembaga satuan pendidikan, Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso di kabupaten Barru tentu mempunyai satu atau lebih tujuan yang

lazimnya tertulis di dalam visi dan misi madrasah. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut madrasah perlu menyusun rencana dan cara mencapai tujuan. Salah satu yang menjadi prioritas bagi madrasah adalah masalah implementasi metode qira<’ah. Dalam implementasi metode qira<’ah pada proses pembelajaran tersebut adakalanya berjalan secara optimal dan adakalanya belum optimal, sehingga ada faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi implementasi metode qira<’ah pada pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso Kabupaten Barru, yaitu:

1. Faktor Pendukung

Adapun faktor-faktor yang mendukung keberhasilan implementasi metode qira<’ah dalam pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso, antara lain:

a. Dari sisi metode belajar siswa.

Dalam pembelajaran bahasa Arab semestinya guru/pengajar bahasa Arab di Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso tidak monoton, namun mereka seharusnya lebih kreatif dalam proses pembelajaran memilih metode yang relevan dengan sifat materi yang diajarkan. Menurut hasil pengamatan peneliti, didapatkan bahwa metode yang sering digunakan dalam pengajaran bahasa Arab pada Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso itu bergantung pada beberapa faktor, yaitu pertama, tingkat pemahaman pengajar terhadap metodologi pembelajaran. kedua, tingkat atau kedalaman dan keluasan ilmu pengetahuan bahasa Arab yang dimiliki pengajar;

ketiga, latar belakang pendidikan dalam memperdalam ilmu yang berkaitan dengan bahasa arab.

Pengajar yang memiliki bekal keterampilan mengajar dan mempunyai pengetahuan dalam hal metodologi pembelajaran cenderung lebih kreatif menyajikan materi pemebelajaran dalam bentuk metode yang bervariasi. Tidak selalu terpaku pada metode klasik dalam pembelajaran bahasa Arab. Apalagi jika dipadukan dengan pengetahuan dan penguasaan tentang bahasa Arab yang mumpuni. Pengajar model seperti ini selalu berinovasi demi tercapainya tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran yang dipakai dalam pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso membuat siswa dengan mudah memahami dan menguasai pelajaran. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh H. Saharuddin selaku guru bahasa Arab:

Metode pembelajaran yang saya terapkan dalam proses pembelajaran bahasa Arab di kelas dengan cara memaparkan materi ajar kemudian memberikan evaluasi bagi para santri dengan memperhatikan bagaimana cara mereka dalam membaca teks bahasa Arab dan memahami isi dari teks tersebut, metode ini lebih memfokuskan kepada peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran yang membuat para peserta didik lebih antusias dalam memperdalam pelajaran bahasa Arab.14

Menurut M. Rafli Faiz dalam wanwancara menyatakan;

Dengan cara mengajar yang lakukan oleh ustadz ini, saya bisa mendapatkan kemudahan dalam memahami penjelasan dan saya dapat mengerti bagaimana cara membaca teks yang berbahasa Arab saat proses belajar.15

Pada wawancara diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode yang di terapkan oleh guru dalam proses pembelajaran bahasa Arab lebih menekankan pada kemampuan membaca peserta didik dan bagaimana mereka memahami inti sari dari sebuah bacaan bahasa Arab, dan ini dapat menunjang tercapainya tujuan dari proses pembelajaran bahasa Arab tersebut.

14H. Saharuddin, Guru Bahasa Arab Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso, Wawancara, Mangkoso, 06 Februari 2020.

15M. Rafli Faiz, , Peserta Didik Kelas X IPS Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso, Wawancara, Mangkoso, 20 Februari 2020.

b. Dari sisi guru/tenaga pendidik.

Secara garis besar standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan dan perencanaan yang matang untuk mewujudkan tujuan dari proses pembelajaran. Dalam kaitannya dengan perencanaan seperti ini tentu Abdul Gaffar sebagai kepala Madrasah menyatakan bahwa:

Dalam rangka mengamalkan dan melestarikan bahasa Arab, maka saya sebagai kepala Madrasah ini selalu menyampaikan kepada semua guru, bukan hanya untuk guru bahasa Arab saja agar menasehati para santri agar selalu belajar dan mengajarkan bahasa Arab pada para santri, program seperti akan memunculkan kemampuan santri untuk mampu berbahasa Arab dan membaca kitab gundul/kuning.16

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap para guru bahasa Arab di Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso, beliau menyatakan bahwa perencanaan pembinaan pengetahuan bahasa Arab yang diprogramkan dan dijalankan sangat baik, karena terbukti dengan progam tersebut memunculkan kesadaran dari kalangan santri bahwa dirinya kurang kemampuannya dalam membaca teks-teks bahasa Arab atau kitab gundul.

Guru adalah pelaku utama dalam proses pembelajaran. Gurulah yang berperan penting dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu guru dianggap sebagai agen pembelajaran sehingga harus memiliki kompetensi yaitu: pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Guru merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu lembaga pendidikan.

16Abdul Gaffar, Kepala Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso, Wawancara, Mangkoso, 06 Februari 2020.

Pendidik pada tingkatan sekolah atau bentuk lain yang sederajat memilki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S-1), latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Para guru Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso adalah tenaga pendidik yang sudah berpengalaman membimbing pembelajaran bahasa Arab.

Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pendidik antara lain:

1) Memulai dan mengakhiri proses belajar mengajar tepat waktu sesuai jadwal/roster pelaksanaan pembelajaran Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso.

2) Melakukan kontrol terhadap kehadiran santri Madarasah Aliyah Putra DDI Mangkoso baik di kelas maupun pada pelaksanaan shalat berjamaah.

3) Memotivasi santri untuk aktif mengikuti seluruh aktifitas yang dilaksanakan dalam pembelajaran di Madrasah.

4) Mengadakan evaluasi secara berkelanjutan serta controlling terhadap santri mengenai hasil belajarnya.

Dukungan kepala madrasah untuk lebih meningkatkan wawasan guru memfasilitasi seluruh guru untuk ikut serta dalam kegiatan pelatihan ataupun workshop. Berdasarakan hasil wawancara peneliti dengan H. Saharuddin selaku pengajar bidang studi ahasa Arab, menjelaskan bahwa:

Kalau faktor pendukungnya yaitu, dengan adanya dukungan kepala madrasah yang mewadahi setiap kegiatan-kegiatan pelatihan atau workshop guru-guru dalam meningkatkan kualitas para pendidik.17

17H. Saharuddin, Guru Bahasa Arab Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso, Wawancara, Mangkoso, 06 Februari 2020.

Dengan adanya peningkatan kualifikasi pendidik merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh dalam mengembangkan atau meningkatkan kompetensi profesional guru untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran.

c. Dari sisi lingkungan.

Sistem bi’ah lughawiyah (penciptaan lingkungan bernuansa Arab) yang dilaksanakan sepanjang waktu dimulainya proses pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren DDI Mangkoso Putra juga merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran bahasa Arab, Abdul Gaffar selaku kepala sekolah di Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso mengatakan :

Di Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso ini ada beberapa kegiatan yang menjadi penunjang demi berjalannya pembelajaran bahasa Arab dan dapat menambah wawasan santri dalam mempelajari bahasa arab, seperti adanya pengajian kitab kuning setiap selesai shalat subuh dan shalat magrib yang di laksanakan secara berjama’ah di masjid, takhas{s}us (kursus) nahwu, lomba baca kitab kuning (musa>baqah qira’ah al-kutub), santri diasramakan pada satu asrama, adanya kegiatan belajar malam.18

Dari hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa lingkungan dalam proses pembelajaran Bahasa Arab di sebuah madrasah menjadi suatu komponen penting dalam menunjang para santri agar dapat mencapai tujuan pembelajaran Bahasa Arab di madrasah tersebut.

Dari ungkapan tersebut jelaslah bahwa lingkungan merupakan salah satu faktor pendukung dalam menentukan keberhasilan implementasi metode qira<’ah dalam pembelajaran bahasa Arab.

18Abdul Gaffar, Kepala Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso, Wawancara, Mangkoso, 06 Februari 2020.

2. Faktor Penghambat

Berkaitan dengan problematika umum dalam implementasi metode qira<’ah, seperti,saran dan prasaran, kurangnya penguasaan mufrada<t, kurangnya membaca buku-buku dalam bahasa Arab juga tampak di Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso.

Untuk mengimplementasikan suatu metode pembelajaran di madrasah tidak akan lepas dari kendala atau hambatan, hambatan metode qira<’ah adalah masalah implementasi, artinya perencanaan yang baik belum tentu akan menghasilkan produk yang baik. Hal ini bergantung pada implementasi, yaitu harus ada dukungan dari semua pihak.

Adapun faktor-faktor yang menghambat keberhasilan implementasi metode qira<’ah dalam pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso ini, antara lain:

a. Motivasi dan minat santri dalam belajar bahasa Arab

Minat adalah perasaan seseorang bahwa apa yang dipelajari atau dilakukannya bermakna bagi dirinya. Pemberian penghargaan atau ganjaran merupakan salah satu teknik yang di anggap berhasil menumbuhkan perkembangan minat siswa. Seperti di contohkan, seorang anak yang belajar dengan giat dan dia dapat memahami pelajaran yang diberikan, maka guru akan memberikan penghargaan pada anak itu dengan nilai yang tinggi, pujian dan hadiah. Berkat pemberian penghargaan ini, maka anak tersebut akan belajar lebih rajin dan lebih bersemangat lagi . Tujuan pemberian penghargaan dalam belajar adalah bahwa setelah seseorang menerima penghargaan dia telah melakukan sesuatu dengan baik, ia harus terus melakukan kegiatan belajar sendiri di luar kelas, sedangkan bakat

Dokumen terkait