• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Metode Qirā’ah dalam pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Implementasi Metode Qirā’ah dalam pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

DDI MANGKOSO KABUPATEN BARRU

Tesis

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister dalam Bidang Pendidikan Bahasa Arab

Pada Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Oleh:

MUH. FAJAR SHIDDIQ AL HAQ NIM: 80400216005

PASCASARJANA UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2021

(2)

i

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Muh. Fajar Shiddiq Al Haq

NIM : 80400216005

Tempat/Tanggal Lahir : Biak, 07 Mei 1993 Jenjang Pendidikan : Strata Dua (S-2)

Program : Magister

Konsentrasi : Pendidikan Bahasa Arab

Alamat : BTN. Nusa Idaman Blok C2/08 Maros

Judul : Implementasi Metode Qira>’ah dalam Pembelajaran Bahasa arab di Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa tesis ini adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebahagian atau seluruhnya, maka tesis dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Demikian surat penyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Makassar, Februari 2021 Yang Menyatakan,

Muh. Fajar Shiddiq Al Haq NIM 80400216005

(3)

Tesis dengan judul “Implementasi Metode Qira>’ah dalam pembelajaran Bahasa arab di Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru, yang disusun oleh Saudara/i Muh. Fajar Shiddiq Al Haq NIM: 80400216005, telah diujikan dan dipertahankan dalam Sidang Ujian Munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Rabu, 12 Februari 2021 Masehi, bertepatan dengan tanggal 05 Rajab 1442 Hijriah, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dalam bidang Pendidikan Bahasa Arab pada Pascasarjana UIN Alauddin Makassar.

PROMOTOR:

1. Prof. Dr. H. Azhar Arsyad, M. A. (………...) KOPROMOTOR:

1. Dr. H. Munir, M. Ag. ( )

PENGUJI:

1. Prof. Dr. H. Syahruddin Usman, M.Pd. ( )

2. Dr. Hj. Haniah, Lc., M.A. ( )

3. Prof. Dr. H. Azhar Arsyad, M. A. ( )

4. Dr. H. Munir, M. Ag. ( )

Makassar, April 2021

(4)

ii

ححلحعححمحلاحسلاحوححةحلاحصلاححوححنحيحدلاحوحاحيح نحدلاححرحوحمحأححىلحعحححيْحعحتحسحنححهحبحوح حيْحمحلاحعحلاححبحرححلله حححدحمححلْا ح حيْحرحكحلاححللهاح حلحوحسحرحى

:حد حعح بحاحمحأح, حيْحعححجْحأححهحباحححصحأحوححهحلآحىحلحعحوحححيْحلحسحرحمحلاحوححءاحيحبحنحلأحاحححتِاحخ ح

Puji syukur ke hadirat Allah swt. karena atas petunjuk, taufik, cahaya ilmu dan rahmat-Nya sehingga penelitian dengan judul “ Implementasi Metode Qira>’ah dalam Pembelajaran Bahasa arab di Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru”, dapat terselesaikan. Tesis ini diajukan guna memenuhi syarat dalam penyelesaian pendidikan pada Program Magister Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

Salawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad saw. beserta keluarga, sahabat dan kepada seluruh umat Islam.

Penyusunan tesis ini telah dilakukan secara maksimal. Karena itu, di- harapkan koreksi dan saran-saran demi untuk perbaikan dan kesempurnaan tesis ini.

Selesainya tesis ini, tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak yang turut memberikan andil, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik moral maupun material. Oleh karena itu, sepatutnya mengucapkan rasa syukur, terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. H. Hamdam Juhannis, M.A., Ph.D., dan wakil rektor I Prof. Dr. Mardan, M.Ag., wakil rektor II Dr. H.

Wahyuddin Naro, M. Hum., wakil rektor III Prof. Dr. Darussalam, M.

Ag., dan wakil rektor IV Dr. H. Kamaluddin Abunawas, M.Ag., yang telah me-mimpin kampus UIN Alauddin Makassar tempat menimba ilmu penge-tahuan.

(5)

iii

M.A., dan wakil direktur Dr. H. Andi Aderus, Lc. M.A., yang telah memberikan kesempatan dengan segala fasilitas dan kemudahan dalam menyelesaikan studi pada Pascasarjana UIN Alauddin Makassar.

3. Dr. Hj. Haniah, Lc. M.A., selaku ketua Prodi Pendidikan Bahasa Arab dan Dr. Hamka, M.Th.I., selaku sekertaris Prodi Pendidikan Bahasa Arab Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, yang telah memberikan arahan dalam menyelesaikan studi ini.

4. Prof. Dr. H. Azhar Arsyad, M.A., selaku promotor, Dr. H. Munir, M.Ag.

selaku kopromotor, Prof. Dr. Syahruddin Usman, M.Pd. selaku penguji utama 1 dan Dr. Hj. Haniah, Lc. M.A. selaku penguji utama 2 yang secara langsung memberikan bimbingan, arahan dan saran-saran berharga dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Para Guru Besar dan dosen Pascasarjana UIN Alauddin Makassar yang tidak dapat disebut namanya satu persatu, yang telah banyak memberi- kan konstribusi ilmiah sehingga dapat membuka cakrawala berpikir selama masa studi.

6. Kepala Perpustakaan Pusat UIN Alauddin Makassar beserta segenap staf yang telah menyiapkan literatur dan memberikan kemudahan untuk dapat memanfaatkan secara maksimal demi penyelesaian tesis ini.

7. Seluruh pegawai dan staf Pascasarjana UIN Alauddin Makassar yang telah membantu memberikan pelayanan administrasi maupun informasi dan kemudahan-kemudahan lainnya selama menjalani studi.

8. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya saya haturkan kepada kedua orang tua saya yang tercinta; H. Abd. Haq Idrus, S.H., M.H. dan Hj. Salmiah Saleh, S.Ag., semoga jerih payah mereka yang telah

(6)

iv

kehadirat Ilahi untuk memohon keberkahan dan kesuksesan bagi anak- anaknya. Semoga Allah memberikan pahala yang berlipat ganda.

Aamiin.

9. Para keluarga, khususnya saudara-saudara penulis yang tercinta, Muh.

Faried Wadjedy Al Haq, S.H, Muh. Faisal Mubarak Al Haq, Muh. Fadhil Zakiussilmi Al Haq, dan Fakhira Nailatusysyarafah Al Haq yang selalu memberikan motivasi dan do’a dalam penyelesaian tesis ini.

10. Kepala Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso Kabupaten Barru beserta jajarannya, guru-guru bahasa Arab M.A Pa DDI Mangkoso, serta yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, yang telah banyak membantu kelancaran pelaksanaan penelitian dan memberikan berbagai informasi penting yang dibutuhkan dalam penulisan tesis ini.

11. Rekan-rekan mahasiswa Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar angkatan 2016 (Majdah, Uni, Musfira, Syarif, Ibnu, Dirman, Mahasin, Ghafur, Sabri, dan Akram) dan khususnya Prodi PBA seruangan penulis yang setia menemani serta memberikan banyak motivasi dalam penyelesaian tesis ini.

Akhirnya, semoga Allah swt. senantiasa meridai semua amal dan usaha yang kita laksanakan dengan baik dan penuh kesungguhan serta keikhlasan karena Allah swt.

Makassar, Februari 2020 Penulis,

Muh. Fajar Shiddiq Al Haq NIM: 80400216005

(7)

v

HALAMAN JUDUL i

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ii

PERSETUJUAN PROMOTOR iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

TRANSLITERASI xi

ABSTRAK xvii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

5

C. Rumusan Masalah 7

D. Penelitian Terdahulu 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 10

BAB II TINJAUN TEORETIS 12

A. Teori Pembelajaran Bahasa Arab 12

B. Teori Qira<’ah 38

C. Kerangka Konseptual 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 53

A. Jenis dan Lokasi Penelitian 53

B. Pencdekatan Penelitian 57

C. Sumber Data 57

D. Teknik Pengumpulan Data 58

E. Instrumen Penelitian 62

F. Teknik Pengolahan Data 64

G. Pengujian Keabsahan Data 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 69

A. Profil Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren

DDI Mangkoso 69

B. Implementasi Metode Qira>’ah dalam Pembelajaran Bahasa

Arab di Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso 80

(8)

vi

Aliyah Putra DDI Mangkoso 88

D. Solusi Mengatasi Faktor Penghambat Implementasi

Metode Qira>’ah pada Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah

Aliyah Putra DDI Mangkoso 102

BAB V PENUTUP 107

A. Kesimpulan 107

B. Implikasi Penelitian 119

DAFTAR PUSTAKA 111

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

vii

No. Halaman

1. Luas Tanah Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso 74 2. Gedung Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso 74

3. Sarana Tempat Tinggal/Asrama 75

4. Sarana Olaraga 75

5. Daftar Nama Guru Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso

Tahun Pelajaran 2019/2020 77

(10)

viii

No. Halaman

1. Kerangka Konseptual 51

(11)

ix

Pada prinsipnya “Pedoman Transliterasi Arab Latin” yang digunakan dalam penulisan disertasi ini mengacu pada hasil keputusan bersama (SKB) Menteri Agama R.I., dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I tahun 1987, Nomor: 0543/b/U/1987.

A. Transliterasi 1. Konsonan

Huruf hijaiyyah ditransliterasi ke dalam huruf latin, sebagai berikut:

Huruf

Arab Nama Huruf Latin Nama

1 2 3 4

ا

alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan

ب

ba B Be

ت

ta T Te

ث

s\a s\ es\ (dengan titik di atas)

ج

jim J Je

ح

h}a h} ha (dengan titik di bawah)

خ

kha Kh ka dan ha

د

dal D De

ذ

z\al z\ zet (dengan titik di atas)

ر

ra R Er

ز

zai Z Zet

س

sin S Es

ش

syin Sy es dan ye

ص

s}ad s} es}

ض

d}ad d} d}e

ط

t}a t} t}e

ظ

z}a z} z}et

ع

‘ai apostrof terbalik
(12)

x

ف

fa F Ef

Lanjutan

1 2 3 4

ق

qaf Q Qi

ك

kaf K Ka

ل

lam L El

م

mim M Em

ن

nun N En

و

wau W We

ه

ha H Ha

ء hamzah , apostrof

ى ya Y Ye

Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’).

2. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

ََا

fath}ah A A

َََِا

kasrah I I

ََا

d}ammah U U

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

ََىَـ fath}ah dan ya ai a dan i

(13)

xi Contoh:

ََفـَيـَك : kaifa

ََوـَه

ََلَ : haula 3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harkat dan

Huruf Nama Huruf dan

Tanda Nama

ََََ...

حا

ََ

ََ...

ىَ fath}ah dan alif atau

ya a a dan garis di atas

ى َََ Kasrah dan ya i i dan garis di atas وــَـ d}ammah dan wau u u dan garis di atas Contoh:

ما

ححتح : ma>ta

ححمحر

ى

: rama>

ححيحق

ححل

: qi>la

ححتحو ححي

: yamu>tu

4. Ta marbu>t}ah

Transliterasi untuk ta marbu>t}ah ada dua, yaitu: ta marbu>t}ah yang hidup atau mendapat harkat fath}ah, kasrah, dan d}ammah, transliterasinya adalah [t]. Sedangkan ta marbu>t}ah yang mati atau mendapat harkat sukun, trans-literasinya adalah [h].

Kalau pada kata yang berakhir dengan ta marbu>t}ah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbu>t}ah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

Contoh:

لأاحةحضحوحر

ححلاحفحط ح

: raud}ah al-at}fa>l

ةحلحضافحلحاحةحنح يحدحمحلحا

ححُ : al-madi>nah al-fa>d}ilah

(14)

xii

5. Syaddah (Tasydi>d )

Syaddah atau tasydi>d yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda tasydi>d (

َََ

), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.

Contoh:

انحبحر

ححُ

ححح : rabbana>

ححيححنَ

انح

: najjai>na>

ححقحلْحا ح

َََ : al-h}aqq

ححجحلْحا

ححُ ح

: al-h}ajj

ححمحعح ن

حح : nu“ima

ححوحدحع

ح

: ‘aduwwun

Jika huruf ى ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah (ححى), maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah (i>).

Contoh:

ححلحع

ححى

: ‘Ali> (bukan ‘Aliyy atau ‘Aly)

ححبحر ححع

: ‘Arabi> (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby)

6. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf َلا

(alif lam ma‘arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiah maupun huruf qamariah.

Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengi-kutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-).

Contohnya:

ححسحمحُحشلحا

ح

: al-syamsu (bukan asy-syamsu)

ةلحزلحزلحا

ححُح ح

: al-zalzalah (az-zalzalah)

ةحفسحلحفلحا

ححُ ح

: al-falsafah
(15)

xiii

Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

Contohnya:

ححمأت

ححنحوحر

: ta’muru>na

حح نلحُ

ا

ححءحو

حح

: al-nau’

ححءحي ححش

حح

: syai’un

ححأححم

ححتحر

: umirtu

8. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia

Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi. Misalnya kata Al-Qur’an (dari al-Qur’a>n), Sunnah, khusus dan umum.

Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka mereka harus ditransliterasi secara utuh.

Contoh:

Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n

Al-Sunnah qabl al-tadwi>n

Al-‘Iba>ra>t bi ‘umu>m al-lafz} la> bi khus}u>s} al-sabab

9. Lafz} al-Jala>lah (الله)

Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai mud}a>f ilaih (frasa nominal), ditransli-terasi tanpa huruf hamzah.

Contoh:

ححنح يحد

ححللها

di>nulla>h

ََاللَاَب

billa>h

Adapun ta marbu>t

}

ah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz} al-jala>lah, ditransliterasi dengan huruf [t]. Contoh:

ححهححم حححفح ح ححححر ححةح

ححللها

hum fi> rah}matilla>h
(16)

xiv Kategori singkatan yang dibakukan adalah:

a.s. = ‘alaihi al-sala>m Cf. = Bandingkan dengan Cet. = Cetakan

swt = subh}a>nahu> wa ta‘a>la>

saw = s}allalla>hu ‘alaihi wa sallam H = Hijrah

h = halaman

M = Masehi

No. = Nomor Pen. = Penerbit pen. = penulis Q.S. = Qur’an, Surah /… : …. = Nomor Surah : ayat r.a. = radiyalla>hu ‘anhu (’anha) s.M = sebelum Masehi

t.d. = tanpa data t.p. = tanpa penerbit t.t. = tanpa tempat t.th. = tanpa tahun w. = wafat tahun

(17)

xvi

ABSTRAK Nama : Muh. Fajar Shiddiq Al Haq Nim : 80400216005

Judul : Implementasi Metode Qira>’ah dalam pembelajaran Bahasa arab di Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru.

Tesis ini membahas tentang implementasi metode qira>’ah dalam pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru. Pokok permasalahan tersebut selanjutnya dijabarkan:1) mengungkapkan implementasi metode qira>’ah pada pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru. 2) Mengungkapkan faktor pendukung dan penghambat implementasi metode qira>’ah pada pembelajaran bahasa arab di Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru, 3) Merumuskan solusi mengatasi faktor penghambat implementasi metode qira>’ah pada pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru.

Metodologi penelitian dalam tesis ini menggunakan pendekatan pedagogis.

Penelitian ini tergolong penelitian lapangan (field research). Proses pengumpulan data menggunakan data pustaka dan data lapangan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian mengulas dan menyimpulkannya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Implementasi metode qira>’ah pada pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru secara umum sudah berjalan, dimana pendidik menggunakan berbagai cara agar peserta didik mampu membaca teks bahasa Arab bahkan mampu memahami inti sari dari bacaan dalam teks tersebut. (2) Faktor pendukung dalam implementasi metode qira>’ah dalam pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru adalah metode belajar peserta didik, dari sisi guru/tenaga pendidik dan dari sisi lingkungan peserta didik. Adapun faktor penghambatnya adalah motivasi dan minat peserta didik dalam belajar bahasa Arab, sarana dan prasarana yang kurang memadai, kurangnya kamus-kamus bahasa Arab dan buku-buku yang berbahsa Arab dan latar belakang peserta didik yang berbeda, kurangnya jam pelajaran. (3) Solusi mengatasi faktor penghambat implementasi metode qira>’ah pada santri di Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru adalah guru lebih memotivasi peserta didik agar senang dalam mempelajari bahasa Arab, melengkapi sarana dan prasarana, kamus dan buku-buku bacaan berbahsa Arab yang menjadi penunjang pelaksanaan pembelajaran, serta penambahan waktu pembelajaran mufrada<t diluar jam sekolah .

Implikasi dari penelitian ini yaitu para guru bahasa Arab lebih mempersiapkan penggunaan metode qira<’ah dalam pembelajaran bahasa Arab agar para santri dapat membaca buku bacaan yang berbahasa Arab dengan baik dan benar, serta dapat memahaminya.

(18)

xvi

(19)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Arab masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya agama Islam ke Nusantara. Sekarang ini, ada dua alasan bahasa Arab dipelajari khususnya di Indonesia, yang pertama alasan komunikasi, kedua tuntutan dan tuntunan dari agama karena sangat erat kaitannya dengan berbagai bentuk peribadatan dalam Islam.1

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa mayor yang dituturkan oleh lebih dari dua ratus juta umat manusia di dunia. Bahasa ini digunakan bahasa resmi oleh kurang lebih dua puluh negara.2 Bahasa Arab sebagai bahasa al-Qur’an (Agama) sejak dulu menjadi bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi. Posisi bahasa Arab di tingkat Internasional sudah disejajarkan dengan bahasa-bahasa resmi yang digunakan di PBB. Kongkritnya, kini dunia Internasional telah mengakui bahasa Arab sebagai bahasa Internasional yang sejajar dengan bahasa Inggris, Perancis, Rusia, Cina dan Spanyol. Sebuah pengakuan yang tidaklah berlebihan, oleh karena itu, peranan bahasa Arab sejak dulu hingga kini tidak dapat dinafikan sebagai bahasa Agama dan bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi.3

Berbicara mengenai pendidikan Islam, tentu tidak terlepas dari bahasa Arab. Sebagai bahasa al-Qur’an dan hadis yang merupakan sumber utama

1Ahmad Fuad Efendi, Metodologi Pengajaran Bahasa, (Malang: Misykat, 2005), h. 23.

2Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h.1.

3Anwar Abd Rahman, Keterampilan Membaca dan Teknik Pengembangan dalam Pembelajaran Bahasa Arab, Jurnal Diwan Vol.3 No.2 2017, h. 156.

(20)

agama Islam, tentu bahasa Arab menjadi salah satu bahasa yang harus dikuasai atau paling tidak dimengerti oleh umat Islam. Sebagaimana ditegaskan dalam QS Yu>suf/12: 2















Terjemahnya:

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya”4

Pembelajaran bahasa Arab sampai saat ini masih menjadi fenomena dan problema. Problema tersebut termanifestasikan dalam beberapa hal yang banyak ditemukan dalam lembaga-lembaga pendidikan di negeri ini baik di sekolah umum, madrasah, pondok pesantren, maupun perguruan tinggi. Sejauh ini, belajar bahasa Arab masih kurang diminati masyarakat karena pada umumnya bahasa Arab tidak menggema dalam lingkungan kehidupan sehari-hari.Untuk itu, perlu adanya suasana yang dapat menumbuhkan minat dan motivasi siswa yang lebih mengenai belajar bahasa Arab. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode dan media pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi dan menarik minat, serta mengaktifkan semua siswa dalam proses belajar mengajar bahasa Arab.5

Metode qira>’ah pada siswa muncul setelah adanya ketidak puasan terhadap metode langsung yang kurang memberikan perhatian kepada kemahiran

4Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Terjemah dan Tajwid (Jawa Barat: Sygma, 2014), h.

235.

5Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, Beberapa Pokok Pikiran (Cet.III; Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h.125.

(21)

membaca. Membaca merupakan suatu kemahiran yang pertama kali diajarkan kepada pembelajar bahasa asing, termasuk bahasa Arab. Mengajarkan bahasa Arab dengan waktu yang terbatas tidak dapat memberikan semua keterampilan berbahasa yang mencakup membaca, menyimak, berbicara dan menulis.6

Tidak dapat dipungkiri, bahwasanya antara bahasa Arab dengan materi nahwu sharaf memang tidak dapat terpisahkan satu sama lain. Ilmu nahwu dan sharaf adalah ilmu dasar yang bersifat strategis. Mengingat, menguasai keduanya baik secara teori maupun praktek, sedikit banyaknya akan memengaruhi kemampuan membaca bahasa Arab dengan baik dan memahami bahasa Arab dengan tepat.7 Namun tetap saja, idealnya penguasaan bahasa Arab mencakup empat aspek keterampilan berbahasa.

Sebagaimana lazimnya bahasa-bahasa yang lain, bahasa Arab memiliki 4 (empat) aspek keterampilan berbahasa (mahārah al-lughah) yang dikenal pula dengan istilah funuun al-lughah (seni-seni bahasa). Substansinya, aspek paling mendasar dari bahasa adalah alat komunikasi dan keterampilan adalah bagian paling mendasar ketika menggunakan bahasa.8 Keempat mahārah tersebut antara lain sebagai berikut: mahārah al-istima’, marahārah al-kalam, mahārah al-qirā`ah, dan mahārah al-kitabah.

6Sri Dahlia, Urgensi Metode Qiroah dalan Pembelajaran Bahasa Arab di PTAI, Jurnal Arabia, Vol. 5 No. 1 2013, h. 14.

7AH. Akrom Fahmi, Ilmu Nahwu dan Sharaf (Tata Bahasa Arab) Praktis dan Aplikatif, (Cet. III; Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003), h. xi.

8Imam Makruf, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Aktif, (Cet. I; Semarang: Need’s Press), h. 18.

(22)

Metode qira>’ah merupakan metode yang tidak kalah pentingnya dibanding metode yang lainnya. Dalam pembelajaran bahasa arab, santri memiliki banyak keterbatasan baik dari sisi waktu berlatih,, dan kurang terpenuhinya sarana yang dibutuhkan. Metode qira>’ah ini kebanyakan dipakai oleh pengajar pada tingkat Madrasah Aliyah terutama di Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso Barru.

Penerapan menggunakan metode qira>’ah ini menurut penulis pada saat melakukan observasi di Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso, bisa dikatakan belum memuaskan, karena masih ada dari beberapa santri yang belum mampu mengaplikasikan pemahaman tentang nahwu dan sharaf pada kitab-kitab yang berkaitan dengan bahasa arab, karena faktor dari latar belakang yang berbeda, ada yang baru beradaptasi dengan lingkungan, ada pula yang belum mengetahui pentingnya mempelajari bahasa Arab serta kurangnya mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu metode yang diterapkan di Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso adalah metode qira>’ah, dimana mengingat pentingnya memahami bacaan al- Qur’an/bacaan bahasa Arab maka perlunya melatih peserta didik dalam hal membaca. Metode ini juga bertujuan antara lain agar santri mampu untuk memahami teks ilmiah yang mereka perlukan dalam studi mereka nantinya.

Setiap peserta didik di Madrasah Aliyah Putra DDI Mangkoso, pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk menguasai bahasa arab, walaupun dalam kadar dan dorongan yang berbeda. Adapun di antara perbedaan-perbedaan tersebut adalah tujuan-tujuan pengajaran yang ingin dicapai, kemampuan dasar

(23)

yang dimiliki, motivasi yang ada di dalam diri serta minat dan ketekunannya mempelajari bahasa Arab akan lebih sulit dipahami dari pada bahasa ibu (bahasa sendiri) karena selain kosakata yang jarang digunakan, struktur kata dan kalimat pun memerlukan waktu khusus untuk dipelajari.

Olehnya itu, sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka penulis akan membahas lebih lanjut mengenai implementasi metode qira>’ah dengan harapan dapat memberi input bagi para rekan-rekan pengajar dalam proses pembelajaran.

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus 1. Fokus Penelitian

Urgensi fokus penelitian menjadi mutlak diperlukan ketika pandangan dalam suatu penelitian memandang bahwa gejala suatu objek itu sifatnya holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisahkan), sehingga peneliti tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor), dan aktifitas (activity) yang berinteraksi secara sinergi.9

Adapun fokus penelitian ini diarahkan pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode qira>’ah dalam pembelajaran bahasa Arab.

9Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D (Cet. X; Bandung: Alfabeta, 2010), h. 285.

(24)

Adapun aspek-aspek yang menjadi fokus penelitian ini adalah:

No Fokus Penelitian Deskripsi Fokus

1. Implementasi metode qira>’ah dalam pembelajaran bahasa Arab

- Tujuan Pembelajaran - Materi Pembelajaran

2. Faktor pendukung dan penghambat implementasi metode qira>’ah dalam pembelajaran bahasa Arab

Faktor Pendukung:

- Dari sisi metode belajar peserta didik

- Dari sisi guru/tenaga pendidik - Dari sisi lingkungan

Faktor Penghambat:

- Motivasi dan minat santri dalam belajar bahasa Arab - Sarana dan prasarana

- Latar belakang peserta didik - Kurangnya jam pelajaran 3. Solusi dalam mengatasi

hambatan implementasi metode qira>’ah dalam pembelajaran bahasa Arab

- Guru harus mampu memberi rangsangan atau memotivasi kepada para peserta didik - Melengkapi sarana dan prasana - Memberikan pembinaan kepada

para peserta didik

- Penambahan jam pelajaran di luar jam sekolah

2. Deskripsi Fokus

Fokus utama pada penelitian ini adalah proses pembelajaran dengan menggunakan metode qira>’ah dalam pembelajaran bahasa Arab.

Adapun pengertian dari metode qira>’ah adalah menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dahulu mengutamakan membaca, dimana guru yang membacakan topik bacaan kemudian diikuti oleh santri.

(25)

Jadi, peneliti akan menggambarkan metode qira>’ah yang digunakan guru bahasa Arab, serta menelusuri keberhasilan metode qira>’ah yang diterapkan dengan melihat output santri, baik keberhasilan santri melalui bidang akademik maupun non akademik.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka pokok masalah yang menjadi pembahasan untuk diteliti adalah bagaimana implementasi metode qira>’ah pada santri di Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru. Untuk terarahnya pembahasan pada penelitian ini, maka pokok masalah tersebut akan dianalisis secara teoritis dan empiris ke dalam sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi metode qira>’ah pada pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru ?

2. Apa faktor pendukung dan penghambat implementasi metode qira>’ah pada santri di Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru ?

3. Bagaimana solusi mengatasi faktor penghambat implementasi metode qira>’ah pada santri di Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru ?

(26)

D. Kajian Pustaka

Kajian pustaka yang dimaksudkan di sini adalah beberapa penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi dengan tesis ini. Substansi pada penelitian ini memfokuskan pada implementasi metode qira>’ah pada santri di Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru. Berdasarkan penelusuran terhadap jurnal-jurnal yang berkaitan dengan objek kajian penelitian ini, diantaranya:

1. Marni, tesis “Pengaruh Metode Pembelajaran Qira>’ah terhadap Pemahaman Peserta Didik tentang Isim Nakirah dan Ma’rifah di Madrasah Aliyah Hubbul Wathan Konawe”.10 Tesis Marni menjelaskan tentang pengaruh suatu metode pembelajaran bahasa Arab dengan memfokuskan pemahaman siswa terhadap satu materi dalam pembelajaran bahasa Arab. Adapun yang membedakan tesis Marni dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah peneliti menggambarkan implementasi metode qira>’ah yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru .

2. Kemas Abdul Hai dan Neldi Harianto, jurnal “Efektifitas Pembelajaran Qira>’ah pada Peogram Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu

10Marni, “Pengaruh Metode Pembelajaran Qira’ah terhadap Pemahaman Peserta Didik tentang Isim Nakirah dan Ma’rifah di Madrasah Aliyah Hubbul Wathan Konawe”, tesis, Makassar: PPs UIN Alauddin Makassar, 2016.

(27)

Budaya Universitas Jambi”.11 Jurnal ini membahas tentang bagaimana menekankan pada pemahaman isi teks bacaan bahasa Arab. Yang membedakan jurnal Kemas dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian ini menggambarkan menggambarkan implementasi metode qira>’ah yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru.

3. Khoirutum Nikmah, jurnal “Metode Think Pair Share dalam Pembelajaran Qira>’ah Bahasa Arab”.12 Jurnal ini membahas tentang metode think pair share untuk meningkatkan kemampuan membaca bahasa Arab, namun yang membedakan penelitian yang peneliti adakan adalah peneliti hanya menggambarkan implementasi metode Qira>’ah yang digunakan guru bahasa Arab dalam proses pembelajaran.

4. Bintang Rosada dan Muhammad Afif Amrulloh, jurnal “Metode Pembelajaran Qira>’ah Perspektif Teori Kognitif Sosial Albert Bandura (Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta)”.13 Jurnal Bintang memfokuskan pada metode qira>’ah yang merujuk kepada teori kognitif sosial Albert Bandura . Yang membedakan dengan tesis ini adalah

11Kemas Abdul Hai dan Neldi Harianto, “Efektifitas Pembelajaran Qira>’ah pada Peogram Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jambi”, (Jurnal Titian:

Vol. 1, No. 2, 2017).

12 Khoiratun Nikmah, “Metode Think Pair Share dalam Pembelajaran Qira>’ah Bahasa Arab”, (Jurnal, Studi Keagamaan, Pendidikan dan Humaniora: Vol. 3, No. 1, 2016).

13Bintang Rosada dan Muhammad Afif Amrulloh, “Metode Pembelajaran Qira>’ah Perspektif Teori Kognitif Sosial Albert Bandura (Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta)”, (Jurnal,Tarbawi: Vol. 15, No. 1, 2018).

(28)

bagaimana implementasi metode qira>’ah tanpa merujuk ke teori Albert Bandura.

5. Sri Dahlia, tesis “Urgensi Metode Qira>’ah dalam Pembelajaran Bahasa Arab”.14 Jurnal yang ditulis Sri Dahlia membahas tentang pentingnya metode qira>’ah dalam memahami kitab-kitab bahasa Arab, namun berbeda dengan penelitian ini karena penelitian ini memfokuskan tentang implementasi metode qira>’ah dalam pembelajaran bahasa Arab, dan lokasi penelitiannya berbeda.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mendeskripsikan implementasi metode qira>’ah pada santri di Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru.

b. Untuk mengungkapkan faktor pendukung dan penghambat implementasi metode qira>’ah pada santri di Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru.

c. Untuk menemukan solusi mengatasi faktor penghambat implementasi metode qira>’ah pada santri di Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru.

14H. Abd. Mujib, “Metode Pembelajaran Bahasa Inggris dalam hubungannya dengan Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Madrasah S}anawiyah Yasrib Limpomajang Kabupaten Soppeng”,tesis, Makassar: PPs UIN Alauddin Makassar, 2009.

(29)

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Ilmiah; penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi positif, konstruktif, dan dapat memperkaya khazanah intelektual terutama bagi guru bahasa Arab dalam menerapkan metode qira>’ah menjadi pembelajaran yang menarik dan memotivasi santri, serta dapat memberi kontribusi dalam membina santri untuk mencintai bahasa Arab sebagai bahasa al-Qur’an, dan tesis ini dapat memperkaya khazanah intelektual.

b. Kegunaan Praktis; Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan (input) dalam dunia pembelajaran bahasa Arab, sehingga memberi implikasi pada penanaman nilai-nilai cinta dan senang serta termotivasi mempelajari bahasa Arab, dan menambah pengalaman serta pengetahuan bagi peneliti sendiri terutama dalam penulisan karya ilmiah.

(30)

12

TINJAUAN TEORITIS A. Teori Pembelajaran Bahasa Arab

1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab

Pembelajaran menurut Depdiknas adalah proses interaksi antara peserta didik dan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar baik lingkungan pendidikan formal maupun non-formal. 1 Pembelajaran dapat diartikan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh seorang pendidik dalam menciptakan kegiatan belajar materi tertentu yang kondusif untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, pembelajaran bahasa asing adalah kegiatan mengajar yang dilakukan secara maksimal oleh pendidik agar peserta didik memahami materi bahasa asing yang sedang diajarkan dengan kegiatan belajar yang baik, sehingga kondusif untuk mencapai tujuan belajar bahasa asing.2

Pembelajaran menurut kamus besar bahasa Indonesia diidentikkan dengan kata “mengajar” yang berasal dari kata “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe”

dan akhiran “an” menjadi pembelajaran yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. Pembelajaran

1 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), h. 31.

2 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 32.

(31)

berdasarkan makna leksikal kamus berarti proses, cara, perbuatan mempelajari atau menjadikan orang belajar.3

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Di sisi lain, pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pembelajaran hingga mencapai suatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek efektif), serta keterampilan (aspek psikomotpr) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberikan kesan sebagai pekerja sutu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja.

Sedangkan pembelajaran mengisyaratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yakni dengan menggunakan berbagai media pembelajaran.4 Pendapat lain menyebutkan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara terintegrasi dengan memperhitungkan faktor-faktor

3Depatemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat (Cet.

II; Jakarta: Balai Pustaka, t.th.), h. 23.

4Rusman, Model-Model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru (Cet.VI;

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), h.134.

(32)

lingkungan belajar, karakteristik siswa, karakteristik materi, serta berbagai strategi pembelajaran, baik penyampaian, pengelolaan, maupun pengorganisasian pembelajaran.5

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan peserta didik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.6

Pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat peserta didik berakhlak baik. Proses tersebut meliputi;

a. Persiapan

Persiapan dimulai dengan merencanakan program pembelajaran tahunan, semester, dan penyusunan persiapan mengajar. Juga penyiapan perangkat pembelajaran antara lain berupa; alat peraga dan alat evaluasi. Persiapan perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan guru dengan menyiapkan materi ajar yang baik dan sempurna atau media cetak yang akan disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. Bilamana seorang guru akan menggunakan perlengkapan mengajar, maka guru diperlukan untuk mengadakan pengecekan akan

5Hamzah B. Uno, Model-Model Pembelajaran; Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 5.

6Muh. Rapi, Pengantar Strategi Pembelajaran (Pendekatan Standar Proses) (Makassar:

Alauddin University Press, 2012), h. 19

(33)

ketersediaan kelengkapan tersebut sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.

b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada persiapan pembelajaran yang telah dibuat.

c. Menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelola.7

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya. Rumusan tersebut tidak terbatas dalam ruang saja. Sistem pembelajaran dapat dilaksanakan dengan cara membaca buku, belajar di kelas atau di sekolah, karena diwarnai oleh organisasi dan interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk membelajarkan peserta didik.8

Setiap perbuatan belajar bahasa mengandung beberapa unsur, yang sifatnya dinamis. Unsur-unsur tersebut dikatakan dinamis karena dapat berubah-berubah, dalam arti dapat menjadi lebih kuat atau menjadi lebih lemah. Kedinamisan ini

7Nurkhalisa Latuconsina, Pengelolaan dalam Kelas Pembelajaran (Makassar: Alauddin University Press, 2013), h. 7

8Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Cet. XI; Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.

57.

(34)

dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yang ada dalam diri peserta didik dan yang ada di luar peserta didik bersangkutan. Perubahan unsur-unsur tersebut sudah tentu ada pengaruhnya terhadap kegiatan belajar dan hasil yang diperoleh.

Unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran yang terkait dalam proses pembelajaran bahasa diantaranya:

a. Unsur Dinamis Pembelajaran Pada Diri Guru 1) Motivasi pembelajaran siswa

Motivasi berasal dari kata “Motif” yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata

“Motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.9 Guru harus memiliki motivasi untuk membelajarkan siswa.

Motivasi itu sebaliknya timbul dari kesadaran yang tinggi untuk mendidik peserta didik menjadi warga negara yang baik. Jadi, guru memiliki hasrat untuk menyiapkan siswa menjadi pribadi yang memiliki pengetahuan dan kemampuan tertentu. Namun, diakui bahwa motivasi membelajarkan itu sering timbul karena insentif yang diberikan, sehingga guru melaksanakan tugasnya sebaik mungkin.

Kedua jenis motivasi itu diperlukan untuk membelajarkan siswa. Dengan demikian, motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu

9Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 73.

(35)

yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu sangat tergantung dari motivasi yang dimilikinya.10

2) Kondisi guru siap membelajarkan siswa

Guru memiliki kemampuan dalam proses pembelajaran, disamping kemampuan kepribadian dan kemampuan kemasyarakatan. Kemampuan dalam proses pembelajaran sering disebut kemampuan profesional. Kemampuan profesional adalah kemampuan penguasaan substansi materi pembelajaran secara luas dan mendalam. 11 Guru perlu berupaya meningkatkan kemampuan- kemampuan tersebut agar senantiasa berada dalam kondisi siap untuk membelajarkan siswa.

b. Unsur pembelajaran kongruen dengan unsur belajar

1) Motivasi belajar menuntut sikap tanggap dari pihak guru serta kemampuan untuk mendorong motivasi dengan berbagai upaya pembelajaran.

2) Sumber-sumber yang digunakan sebagai bahan belajar terdapat pada buku pelajaran, pribadi guru, dan sumber masyarakat.

3) Pengadaan alat-alat bantu belajar dilakukan oleh guru, siswa sendiri, dan bantuan orangtua. Namun harus dipertimbangkan kesesuaian alat bantu belajar itu dengan tujuan belajar, kemampuan siswa sendiri, bahan yang dipelajari, dan ketersediaannya disekolah.

4) Menjamin dan membina suasana belajar yang efektif.

10Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (Cet. V; Jakarta: Kencana, 2013), h. 250.

11Chaeruddin, Etika dan Pengembangan Profesionalitas Guru (Makassar: Alauddin University Press, 2013), h. 40.

(36)

5) Subjek belajar yang berada dalam kondisi kurang mantap perlu diberikan binaan. Pembinaan kesehatan, penyesuaian bahan belajar dengan tingkat kecerdasan siswa, memperhatikan tingkat kesiapan belajar yang tepat waktunya, penyesuaian bahan belajar dengan kemampuan dan bakatnya, dan memberikan pengalaman-pengalaman perekuisit, semua kondisi itu perlu dikontrol oleh guru.

Sediakan waktu yang khusus untuk mengenal dan mengetahui dengan seksama semua kondisi subjek belajar. Bila diketahui terdapat ketidak seimbangan dan gangguan pada kondisi mereka, maka guru perlu segera melakukan upaya untuk memperbaiki dan meningkatkannya.12

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran bahasa Arab adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada peserta didik yang didasarkan pada pendekatan yang dipilih.

Pembelajaran yang berkualitas sangat bergantung pada motivasi belajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajaran yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut dan akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar.

Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memadai, ditambah dengan kratifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah belajar.

12Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Cet. III; Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 66.

(37)

Pengajaran bahasa ibu atau bahasa pertama lebih mudah karena terjadi secara alamiah melalui kegiatan dengan orang tua dan lingkungannya. Berbeda dengan bahasa asing, pengajarannya cenderung lebih sulit karena bahasa tersebut jarang digunakan atau bahkan tidak pernah sebelumnya sehingga penguasaan kosa kata dan struktur kalimatnya tidak dikenal oleh mastarakat itu. Oleh karena itu, pengajaran bahasa asing membutuhkan banyak waktu dan latihan yang teratur dan terus menerus sampai bahasa asing tersebut bisa terkondisikan dan terbiasa bagi masyarakat yang mempelajarinya, demekian juga dengan bahasa Arab.

Dalam pembelajaran bahasa Arab ada tiga istilah yang perlu dipahami pengertian dan konsepnya secara tepat, yakni pendekatan, metode dan teknik.

Artikel yang disajikan oleh Edward M. Anthony dalam artikelnya “Apporach, Method and Technique” ketiga tersebut sebagai berikut:13

a) Approach yang didalam bahasa Arab disebut

لخدملا

adalah

seperangkat asumsi mengenai hakekat bahasa dan hakekat belajar mengajar bahasa. Sifatnya aksiomatik (filosofis).

b) Method yang didalam bahasa Arab disebut

ةقيرطلا

adalah rencana menyeluruh yang berkenaan dengan penyajian materi bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan dengan yang lain dan semuanya berdasarkan atas approach yang telah dipilih. Sifatnya prosedural.

13Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya (Cet II; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h. 19.

(38)

c) Technique yang didalam bahasa Arab disebut

بولسلأا

adalah apa yang sesungguhnya terjadi di dalam kelas dan merupakan pelaksanaan dari metode. Sifatnya implementatif.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa ketiga istilah tersebut memiliki hubungan yang hirarkis. Dari satu pendekatan bisa menghadirkan satu atau beberapa metode, dan dari satu metode bisa mengimplementasikan satu atau beberapa strategi. Sebaliknya strategi harus konsisten dengan metode dan karena itu tidak boleh bertentangan dengan pendekatan.

Secara etimologis (bahasa), metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu methodos. Kata ini terdiri dari dua kata, yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.14 Dalam bahasa Inggris dikenal term method dan way yang diterjemahkan dengan metode dan cara. Dalam bahasa Arab, kata metode diungkapkan dengan berbagai kata seperti al-t}ari>qah, al-manhaj, dan al-wasi>lah. Al-t}ari>qah berarti jalan, al-manhaj berarti sistem, dan al-wasi>lah berarti mediator atau perantara. Dengan demikian, kata Arab yang paling dekat dengan arti metode adalah al-t}ari>qah.15

14M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. V; Jakarta: Bumi Askara, 1996), h. 61.

15Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Semarang: LSIS dan RASAIL Media Group, 2009), h.7.

(39)

Apabila ditinjau dari segi terminologis (istilah), metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan agar tujuan yang telah disusun dapat tercapai secara optimal16.

Metode juga merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, metode sangat diperlukan oleh guru, dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menguasai metode pembelajaran merupakan keniscayaan, sebab seorang guru tidak akan dapat mengajar dengan baik apabila ia tidak menguasai metode secara tepat. Lebih lanjut dalam jurnal yang berjudul Effective Method of Teaching Reading Edward dan Approach menjelaskan bahwa:

Method is a way to deliver the materials from the teacher to the students.

The teachers should know the way how to deliver the materials well to the students. According to Edward and Approach(Edward & Aproach, 1963), method is an overall plan which have systematic step to deliver the materials consists of certain procedural of teaching.17

Sedangkan menurut Abdurahman Ginting, metode pembelajaran adalah cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumberdaya yang terkait agar terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajar.18

Dengan kata lain metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh seorang guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada murid di

16Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berioentasi Standar Proses Penidikan (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 147.

17Ahmad Girsa Ariandika dan Dina Kartikawati, “ Effective Method of Teaching Reading”, Lingua Scientia 10, no. 2 (November 2018): h. 3.

18 Abdurrahman Ginting, Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran (Bandung:

Humaniora, 2008), h. 42.

(40)

dalam kelas baik secara individual maupun secara kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh murid dengan baik.19

Dengan demikian metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting, keberhasilan implementasi pembelajaran tergantung cara guru dalam menggunakan metode pembelajaran karena suatu strategi pembelajaran mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.

Sementara itu, bahasa Arab merupakan salah satu bahasa dunia yang telah mengalami perkembangan sosial masyarakat dan ilmu penegetahuan. Bahasa Arab dalam kajian sejarah termasuk rumpun bahasa Semit yaitu rumpun-rumpun bahasa yang dipakai bangsa-bangsa yang tinggal di sekitar singai Tigris dan Furat, daratan Syria dan Jazirah Arabia (Timur Tengah).20 Dengan demikian pembelajaran bahasa Arab dapat difinisikan suatu upaya membelajarkan siswa untuk belajar bahasa Arab dengan guru sebagai fasilitator dengan mengorganisasikan berbagai unsur untuk memperoleh tujuan yang ingin dicapai.

Kajian mengenai bahasa Arab pasti akan selalu dihubungkan dengan kajian agama dan al-Qur’an. Dalam kenyataannya al-Qur’an diturunkan oleh Allah dalam bahasa Arab. Istilah bahasa Arab seringkali dipergunakan dalam bahasa al-Qur’an, ini memberikan dasar penilaian bahwa bahasa Arab adalah

19 Abu Ahmadi dan Joko Prastya, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: CV Pustaka setia, 2005), h. 52.

20Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya (Surabaya: Pustaka Pelajar, 2003), h. 25.

(41)

bahasa agama, orang yang berbicara tentang islam tentu berbicara tentang al- Qur’an dan al-Qur’an itu berbahasa Arab.

Ada beberapa hal yang menunjukkan pentingnya bahasa Arab di luar motif agama, yaitu:21

a) Bahasa Arab kaya akan kosakata dan struktur bahasa, sehingga cocok untuk mengekspresikan pikiran dan emosi serta sebagai alat untuk mengajarkan bermacam-macam ilmu pengetahuan.

b) Bahasa arab mempunyai keputusan besar di semua bidang ilmu pengetahuan, orang sangat mengatakan bahwa filsafat dan matematika Yunani sampai ke barat melalui terjemahan dan tafsiran orang-orang Arab.

c) Bahasa Arab adalah bahasa dimana semua ilmu pengetahuan modern dan kesastraan modern dapat dikemukakan dengan baik dalam bahasa asli maupun dalam bahasa terjemahan.

d) Bahasa Arab adalah bahasa dari kelompok terbesar dunia ketiga, untuk mrmpersatukan dunia ketiga, bahasa ini patut diperhatikan di Indonesia.

2. Pengertian Bahasa Arab

Bahasa Arab merupakan bahasa dengan struktur gramatika yang paling detil dan akurat menggambarkan sebuah kondisi, paling luas kosakatanya, dan paling mampu untuk memverbalkan ide dan perasaan manusia. Kata-kata dalam

21Hadari Namawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1993), h. 63.

(42)

bahasa Arab saling terkait satu sama lain dan terkait oleh kesamaan akar kata, makna, jumlah huruf dan bunyi dari kata-kata yang berbeda tersebut.22

Bahasa Arab termasuk rumpun bahasa Semit, mereka adalah penghuni daerah antara dua sungai antara semenanjung Arab serta Syam. Bahasa-bahasa dari rumpun bahasa Semit yang paling terkenal adalah bahasa Arab, Suryani, Ibrani, Habasyi, Finiqi dan Asyuri. Empat dari pertama masih hidup hingga kini.23

Bahasa Arab termasuk rumpun bahasa Semit, mereka adalah penghuni daerah antara dua sungai antara semenanjung Arab serta Syam. Bahasa-bahasa dari rumpun bahasa Semit yang paling terkenal adalah bahasa Arab, Suryani, Ibrani, Habasyi, Finiqi dan Asyuri. Empat dari pertama masih hidup hingga kini.24

Dalam pengklasifikasian bahasa-bahasa dunia berdasarkan pendekatan genetis, bahasa Arab termasuk pada rumpun Hamito-Semit atau Afro-Asiatik atau lebih khusus lagi pada sub-rumpun Semit.25 Konsekuensinya, keberadaan Bahasa Arab sebagai bagian dari rumpun Hamito-Semit atau bahasa Afro-Asiatik tentunya diwarnai oleh beberapa karakteristik yang melekat pada rumpun bahasa tersebut.

22 Muhammad Zulifan, Bahasa Arab Untuk Semua Metode Praktis Memahami Bahasa arab dan Al-Qur’an (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2018), h.3.

23Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 32.

24 Jurjī Zidān, Tārikh Adāb al-Lugah al-ʻArabiyyah, jilid I (Beirut; Dār al-Fikr, 1996), h.

36.

25Safriandi, Pengelompokan Bahasa di Dunia, http://nahulinguistik.wordpress.com //

pengelompokan-bahasa-di-dunia. (03 November 2018).

(43)

Dalam menyikapi hal tersebut, Amrah Kasim menjelaskan beberapa karakteristik yang melekat pada bahasa-bahasa dalam sub-rumpun Semit yaitu:

1. Mayoritas kata dasar yang dimiliki bahasa-bahasa dalam sub-rumpun Semit terdiri dari tiga huruf konsonan dan selalu diawali dengan huruf konsonan dalam tulisan.

2. Kata kerja dibentuk berdasarkan waktu terjadinya pekerjaan, sementara kata benda dibentuk dengan sistematika jenis dan jumlah hurufnya.

3. Rumpun bahasa ini mempunyai ciri khusus dalam hal qiyās dan isytiqāk.

4. Kata majemuk jarang didapat seperti pada rumpun bahasa Ariyah kecuali pada hal-hal yang khusus seperti pada bilangan.

5. Derivasi dilakukan dengan menambah huruf atau

mengurangi tanpa batasan dengan konsistensi pada makna kata dasar.

6. Kata ganti dan cara menyambungnya dengan kata benda, kata kerja, dan huruf adalah sama.26

Di Indonesia terdapat dua tipe sekolah Islam yaitu pesantren dan madrasah. Bahkan beberapa orang tua lebih suka mengirim anak mereka ke pesantren dan dimana santri laki-laki dan wanita di tempatkan pada kelas yang berbeda dan lingkungan belajar, dan biasanya lembaga pendidikan tersebut berdomisili di daerah pedesaan dengan bimbingan kiyai. Di pesantren siswa

26 Amrah Kasim, Bahasa Arab di Tengah-tengah Bahasa Dunia (Yogyakarta: Penerbit Kota Kembang, 2009), h. 21.

(44)

dituntut untuk mendalami dan mengerti al-Qur‘an, bahasa Arab dan hukum Islam.27

Bahasa Arab adalah sebuah bahasa yang terbesar dari segi jumlah penutur dalam keluarga bahasa simitik. Menurut Al-Ghalayin, bahasa Arab ialah kalimat- kalimat yang dipergunakan oleh orang arab untuk mengungkapkan tujuan-tujuan (pikiran dan perasaan) mereka.28

Adapun pengertian bahasa Arab dari kalangan ahli nahwu, yaitu:29

a) Menurut Syaikh Musthafa al-Ghulayainiy, bahasa arab adalah kalimat yang diungkapkan oleh Allah untuk menyatakan maksud mereka.

b) Menurut Ismail HS, bahasa Arab adalah bahasa yang dipilih oleh Allah untuk berkomunikasi oleh hamba-Nya yang telah menurunkan sebagai penutup syari’at-Nya kepada utusan yang mulia ialah Nabi Muhammad saw., yaitu al-Qur’an dan Hadist Nabi.

c) Menurut Abd. Rauf Shadry, bahasa arab adalah bahasa umat manusia yang dipilih oleh Allah untuk berkomunikasi dengan hamba-Nya Nabi Muhammad saw., yang diabadikan dalam al- Qur’an dan Hadist Nabi yang sampai kepada kita dan tersebar ke seluruh pelosok bumi.

27 Muhammad Wayong, University Management (A Gender Perspective) (Yogyakarta:

Penerbit Cakrawala, 2010), h. 150.

28Mustafa al-Ghalayin, Jami’ ad-Durus al-‘abiyah (Jilid I; Beirut: Dar al-Kutub al-

‘ilmiyah, 2005) h. 7.

29Wiwin Dita Wahyu Triningsih, Bahasa Arab Bahasa Al-Qur’an, Jurnal Dakwah, h. 3.

(45)

Penegrtian bahasa Arab dalam al-Mu’jam al-Wasith disebutkan, bahasa adalah suara-suara yang diungkapkan oleh setiap masyarakat untuk menyampaikan maksud mereka.30 Sedangkan menurut Ahmad al-Hasyimy, bahasa arab adalah suara-suara yang megandung sebagian dari huruf hijaiyyah.31

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa asing yang sejak dahulu dipelajari oleh para generasi muslim di dunia. Di Indonesia bahasa Arab mulai dipelajari sejak dini, karena mayoritas beraga Islam, dimana mereka memiliki kitab al-Qur’an yang diturunkan dengan bahasa Arab.32 Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang paling banyak digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi. Sekitar 200.000.000 umat manusia menggunakan bahasa arab.

Bahasa ini digunakan secara resmi kurang lebih 20 negara. Karena itu, merupakan bahasa kitab suci dan tuntunan agama umat Islam sedunia, yang berkebangsaan Arab maupun bukan.33

3. Tujuan dan Pentingnya Pembelajaran Bahasa Arab

Mata pelajaran Bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap Bahasa Arab baik reseptif maupun produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memahami

30 Ibrahim Mustafa dkk, al-Mu’jam al-Wasit (Cet. IV; Istambul: al-Maktaba al- Islamiyah, 2004), h. 831.

31 Ahmad al-Hisyimi, al-qawa’id al-Asasiyyah li al-Lugat al-‘Arabiyyah (Beirut: Dar al- Kutub al-Ilmiyyah), h. 7.

32 Syaiful Mustafa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif (Malang: UIN Maliki Press, 2011) h. 26.

33 Azhar Arsyad, Bahasa dan Metode Pengajarannya (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2003) h. 1.

(46)

pembicaraan orang lain dan memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis.

Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap Bahasa Arab tersebut sangat penting dalam membantu memahami sumber ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan Hadis, serta kitab- kitab berbahasa Arab yang berkenaan dengan Islam bagi peserta didik.34

Pembelajaran bahasa Arab diperlukan agar seseorang dapat berkomunikasi dengan baik dan benar dengan sesamanya dan lingkungannya, baik secara lisan maupu

Gambar

Gambar 2.1 (Kerangka Konseptual) Implementasi Metode Qira&gt;’ah
Tabel 4.1 Luas tanah yang ada di Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren DDI  Mangkoso
Tabel 4.2 Gedung-gedung yang ada di Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren  DDI Mangkoso
Tabel 4.3 Sarana Tempat Tinggal/Asrama   d.  Sarana Olahraga
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tingkat orientasi keberagamaan santri pondok pesantren dan siswa madrasah aliyah negeri memiliki kategori kriteria orientasi keberagamaan yang sama sama tergolong

Penilitian ini dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan tentang implementasi standar proses dalam pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam

Pembentukan karakter sebenarnya juga berlangsung pada pembelajaran bahasa Arab di berbagai Pondok Pesantren (Izfanna &amp; Hisyam, 2012). Tradisi Pondok Pesantren yang

Rekonstruksi pengalaman terbukti dalam menunjang proses pembelajaran di Pondok Pesantren As’adiyah, Pembelajaran bahasa Arab di Pesantren As’adiyah sangat menekankan

garis besar dari pengamatan peneliti mengenai pendidikan sikap toleransi yang terdapat di Pondok Pesantren Madrasah Aliyah Diponogoro Bali adalah cenderung baik

Keempat, bahwa ke tiga madrasah tersebut merupakan madrasah aliyah swasta yang berada dibawah pondok pesantren, jadi perencanaan mutu yang dilakukan tidak terlepas dari peran

Penilitian ini dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan tentang implementasi standar proses dalam pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam

Adapun tradisi belajar bagi Siswa/santri pada Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Sabilul Hasanah, memilik kekhasan tersendiri, diantaranya adalah para siswa/santri yang “mukim” di