• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori

2.1.10 Fungsi dan tugas kepabeanan

management techniques has focused attention on more productive targets for intervention”. Pelaksanaan teknik manajemen risiko telah menyebabkan dipusatkannya perhatian intervensi hanya pada sasaran- sasaran yang produktif.

sarana dan prasarana yang diperlukan dan di gunakan secara sama atau bersamaan oleh orang banyak.

b. Tugas pengawasan atas lalu lintas barang dengan tujuan identifikasi jenis dan jumlah barang untuk kepentingan berikut:

1. Penghitungan besarnya pungutan keuangan negara atas barang yang dimasukkan dan dikeluarkan ke dan dari daerah pabean

2. Kompilasi statistik perdagangan luar negeri yang disusun atas dasar dokumen pemberitahuan impor dan ekspor barang yang menyangkut elemen data jenis dan jumlah barang, niali barang, negara asal dan tujuan, mengingat data perdagangan yang diambil dari sumber-sumber institusi pabean cenderung lebih akurat dan komprehensif bila dibandingkan dengan data yang diambil dari sumber-sumber yang lain. Pengamanan atas penguasaan data oleh pihak yang tidak berhak yang dapat merugikan atau membahayakan kondisi kehidupan perekonomian masional yang sehat. Dalam pasal 115 C UU kepabeanan juga diatur ketentuan larangan bagi pegawai Bea Cukai untuk memberitahukan segala sesuatu yang diketahui dalam rangka pelaksanaan pekerjaannya berdasarkan UU Kepabeanan kepada pihak yang lain yang tidak berhak.

3. Pencegahan dan penegahan pemasukan barang-barang yang secara teknis dapat mengganggu dan mebahayakan keamanan dan keselamatan penduduk, seperti senjata api, amunisi, bahan peledak dan sebagainya.

4. Pencegahan dan penegahan pemasukan barang-barang cetak yang mengandung pandangan, paham, dan ajaran yang dapat mengganggu dan membahayakan ideologi negara dan stabilitas politik dalam negeri.

5. Pencegahan dan penegahan pemasukan barang-barang cetak, audio, atau visual pornografis yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan akhlak dan kehidupan seksual masyarakat dan generasi muda 6. Pencegahan dan penegahan pemasukan bahan dan barang-barang

narkoba atau psikotropika yang dapat mebahayakan dan merusak mental kehidupan dan orientasi masyarakat yang pada gilirannya dapat menurunkan produktivitas kehidupan masyarakat dan meningkatkan jumlah dan intensitas peristiwa kriminal di masyarakat.

7. Pencegahan dan penegahan pemasukan bahan dan barang-barang makanan dan minuman serta obat- obatan yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan jiwa dan jasmani masyarakat.

8. Pencegahan dan penegahan pemasukan bahan dan barang-barang yang merupakan limbah industri yang dapat merusak atau mengganggu lingkungan hidup sehat.

9. Pencegahan dan penegahan pemasukan flora dan fauna yang membawa wabah penyakit bagi kehidupan dan perkembangan flora dan fauna yang ada dalam lingkungan kehidupan alam.

10. Pencegaha dan penegahan pengeluaran benda-benda yang merugikan pelestarian warisan benda- benda purbakala.

11. Pencegahan dan penegahan pemasukan atau pengeluaran bahan dan barng-barang yang tidak sesuai dengan kebijakan untuk melindungi pengembangan dan pertumbuhan industri dalam negeri.

Untuk menjamin kepentingan nasional dari perdagangan luar negeri yang tidak terhindarkan, maka terhadap perdangangan luar negeri diberlakukan fungsi kepabeanan yang meliputi segala urusan, kegiatan, dan tindakan yang harus dilakuakn dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan atas lalu lintas barang dan tugas pemungutan keuangan Negara yang berkaitan dengan pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari daerah pabean.

Berbagai kewajiban kepabeanan yang harus dipenuhi dalam rangka perwujudan pengawasan pabean diataur lebih lanjut dalam UU kepabeanan yang pada pokoknya meliputi:

1. Kewajiban pengangkut dan pemilik barang untuk menyampaikan pemberitahuan pabean di kantor pabean

2. Kewajiban pemeriksaan pabean yang meliputi penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik barang

3. Pembayaran bea masuk paling lambat tangga pendaftaran pemberitahuan pabean impor untuk dipakai

4. Penetapan pejabat bead an cukai atas tariff dan nilai pabean untuk perhitungan bea masuk

5. Pengeluaran barang impor ke peredaran bebas setetalah dipenuhi kewajiban kepabeanan dan dapat mendapatkan persetujuan pengeluaran dari pejabat

bead an cukai

6. Kewenangan pejabat Bea dan Cukai untuk malakukan pengawasan, pemeriksaan, dan penegahan saran pengangkut.

Penelitian terdahulu menjadi acuan peneliti yang dalam melakukan penelitian sehinggah dapat memperdalam teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu:

Adhitya Alfani (2018) yang berjudul Pengendalian Internal Pada Siklus Penerimaan Bea Masuk Untuk Kawasan Berikat, hasil penelitian menunjukan bahwa pada umumnya penerapan penerapan sistem pelayanan impor sokumen BC 2.5 dilingkungan KPPBC Bekasi sudah memiliki pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Namun, masih terdapat kelemahan terikat dengan sistem penempatan pegawai, kecakapan pegawai khususnya di bagian-bagian yang sangat penting, rekonsilasi data dan update data base yang masih manual dapat mengakibatkan tengkat akurasi data yang berkurang.

David Sandro Simorangkir (2017) yang berjudul Evaluasi Implementasi Penerapan Pengendalian Internal Pelaksanaan Impor Sementara Di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya X, hasil penelitian ini menyimpulkan : 1) KPPBC Tipe Madya X dalam prosedur pengurusan perizinan impor sementara sudah dilaksanakan dengan baik, mulai dari pengajuan permohonan, pemeriksaan kelengkapan dokumen sampai penetapan klasifikasi barang dan perizinan impor sementara, namun KPPBC Tipe X belum pernah menerbitkan laporan semester atas izin impor sementara atau realisasi ekspor atas barang impor seementara kepada kepala kantor wilayah sebagaimana diatur dalam pasal 36 ayat (1) PER-51 /BC/2012. 2) KPPBC Tipe Madya X dalam prosedur

impor sementara telah berjalan dengan cukup baik, namun terdapat sedikit kekurangan dalam perusahaan / administrasi dokumen antara lain pada saat penomoran dan pengarsipan PIB. (3) Aktivitas pengendalian internal telah diterapkan dengan baik oleh KPPBC Tipe Madya X pada penerbitan izin impor sementara. Namun pada proses pelaksanaannya masih terdapat kekurangan, seperti belum dilakukannya pengawasan dan pengendalian fisik atas penggunaan dan jumlah barang impor sementara apakah telah sesuai dangan izin yang diterbitkan.

Timons P.M.Mamentu dan Novi S. Budiarso (2018) yang berjudul Ipteks Pengendalian Intern terhadap Aset Tetap di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C/KPPBC TMP C Bitung. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengendalian intern yang dilakukan di KPPBC TMP C Bitung telah berjalan dengan baik, teratur, dan sistematik serta telah memenuhi unsur- unsur dalam pengendalian intern. Aset tetap yang dimiliki terjaga dan dipelihara, laporan dan data-data transaksi mengenai aset disimpan dan dijaga dengan baik.

Kegiatan operasional telah berjalan dengan efektif fan efisien.

Fadlan Saragi (2016) yang berjudul Sistem Pengendalian Internal atas Aset Tetap pada Kantor Wilayah Direktrat Jendral Bea dan Cukai Sumatera Utara. (1) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengendalian internal terhadap aset tetap pada Kantor wilayah direktorat jendral Bea dan Cukai Sumatera Utara telah dilaksanakan dengan baik dan efektif. (2) Struktur organisasi pada Kantor wilayah direktorat Jendral Bea dan Cukai Sumatra Utara dinilai sudah cukup baik karena dapat menunjang terbentuknya kesatuan perintah yang terarah dan pembagian

tugas, fungsi, wewenang serta tanggungjawab yang jelas. Hal ini sangat membantu dalam pelaksanaan pengendalian internal aset tetap yang dilakukan

Dokumen terkait