• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 Hasil Pengembangan Model

4.1.2 Gambar Model Latihan yang Dikembangkan

Adapun dibawah ini merupakan beberapa Model Latihan yang sudah dikembangkan antara lain :

a. Formasi 1 – 1 – 2 – 1

Sumber : Desain Peneliti

Gambar 4. 1 Pengembangan Formasi Futsal 1 – 1 – 2 – 1

31

Posisi pemain pada formasi ini membentuk dimanod shape, dimana ada pemain yang melebar (width) ke sisi area permainan lapangan dan ada pemain yang menjaga kedalaman (depth). Pemain anchor menjaga kedalaman dengan pemain pivot dan dua pemain flank membuka ruang dengan melebar ke sisi area permainan.

Formasi ini memudahkan pemain yang sedang menguasai bola, karena memiliki banyak pilihan ketika ingin melakukan passing, dimana pemain yang sedang menguasai bola dapat melakukan passing ke depan (passing forward), passing diagonal, atau passing ke belakang (back pass).

Pemain anchor pada formasi ini bertugas untuk mendistribusikan bola ke pemain flank dan pivot. Pemain anchor harus memiliki kualitas passing yang baik agar tidak mudah di intercept oleh pemain lawan. Pemain anchor juga harus memiliki awareness yang baik untuk mengetahui situasi pemain yang memberikan support dan defence pemain lawan, sehingga dapat mengambil keputusan untuk melakukan passing ke depan, passing diagonal, atau passing ke belakang.

Pemain flank dalam formasi ini bertugas untuk melakukan penetrasi ke area circle penalty lawan atau melakukan kombinasi permainan dengan pemain D dan menciptakan peluang untuk mencetak gol, dibutuhkan pemain yang memiliki kecepatan untuk bertugas sebagai pemain flank. Posisi badan 66 (body shape) pemain flank harus terbuka dengan melihat pemain yang sedang menguasai bola dan gawang tim lawan.

Pemain pivot pada formasi ini yang bertugas untuk menjadi goal getter, pemain pivot harus memiliki kekuatan ketika sedang menguasai bola di daerah pertahanan lawan agar tidak mudah di intercept oleh pemain lawan. Pemain pivot selain bertugas sebagai goal getter juga dapat bertugas sebagai pemain yang

32

menciptakan ruang di area pertahanan lawan dengan cara melebar ke sisi area pertahanan lawan, sehingga jika pemain lawan mengikuti pemain pivot yang membuka ruang dengan melebar, maka terdapat ruang kosong di area tengah lapangan yang dapat dimanfaatkan oleh pemain flank atau pivot untuk melakukan penetrasi dan mencetak gol. Posisi badan (body shape) pemain pivot sebaiknya tidak membelakangi gawang tim lawan, namun tetap harus melihat gawang tim lawan ketika sedang menguasai bola dengan cara satu kaki di depan yang berada dengan bola, jika pemain lawan berada di sisi kiri, maka bola berada di kaki kanan dan apabila pemain lawan berada di sisi kanan, maka bola berada di kaki kiri.

Formasi ini sangat ideal untuk digunakan ketika tim sedang menguasai bola dan akan melakukan serangan, karena di dalam formasi ini terdapat pemain yang menjaga kedalaman (depth) dan pemain yang membuka ruang dengan melebar (width) sehingga memberika banyak pilihan passing bagi pemain yang sedang menguasai bola.

b. Formasi 1 – 2 – 2

Sumber : Desain Peneliti

Gambar 4. 2 Pengembangan Formasi Futsal 1 – 2 – 2

33

Formasi ini bertujuan agar defence pemain lawan ikut melebar sehingga terdapat ruang kosong di area tengah pertahanan lawan dan dapat dimanfaatkan untuk mencetak gol. Posisi pemain pada formasi ini terbagi menjadi, dua pemain anchor dan pivot. Formasi ini juga tetap memperhatikan width dan depth.

Pemain anchor yang memanfaatkan lebar lapangan dengan berada di sisi area permainan bertujuan untuk membangun serangan dari bawah. Pemain pivot yang melebar di sisi area pertahanan lawan menjaga kedalaman dengan dua pemain anchor. Posisi dua pemain anchor dan pivot tidak berdiri sejajar namun salah satu dari masing-masing pemain anchor dan pivot sedikit lebih di belakang. Hal ini bertujuan agar tetap membentuk team shape yang ideal dengan adanya width, depth, dan support, sehingga memudahkan pemain untuk merencanakan serangan ke pertahanan lawan.

Posisi dua pemain anchor yang diagonal bertujuan agar tidak terjadi passing parallel di daerah pertahanan sendiri, karena sangat membahayakan apabila bola berhasil di intercept oleh pemain lawan dan tidak ada pemain yang melakukan cover, dan akan langsung berhadapan dengan penjaga gawang. Kedua pemain anchor memiliki tugas yang sama yaitu mendistribusikan bola ke dua pemain pivot.

Pemain anchor pada formasi ini harus memiliki kualitas passing yang baik karena jarak antar pemain yang melebar di sisi area permainan. Pemain anchor pada formasi ini harus saling melakukan cover ketika salah satu dari pemain anchor sedang menguasai bola, sehingga apabila terjadi kesalahan masih ada pemain yang cover.

Pemain anchor pada formasi ini juga harus memiliki kualitas shooting yang baik karena tujuan dari formasi ini adalah memaksa defence pemain lawan menjadi

34

melebar, sehingga terdapat ruang kosong di area tengah pertahanan lawan yang dapat diisi oleh pemain anchor lain untuk menerima cute back dari pemain pivot dan dapat melakukan shooting ke gawang untuk menciptakan gol.

Pemain pivot pada formasi ini bertugas menjadi goal getter. Posisi pemain pivot yang berdiri diagonal bertujuan agar defence pemain lawan menjadi melebar, sehingga membuat ruang kosong di area tengah pertahanan tim lawan dan dapat dimanfaatkan untuk melakukan kombinasi permainan antara pemain pivot dan anchor. Pemain pivot pada formasi ini juga bertugas untuk memanfaatkan ruang yang berada di area tengah pertahanan lawan, sehingga terdapat ruang kosong di sisi pertahanan lawan yang dapat dieksploitasi oleh pemain anchor untuk melakukan finishing.

c. Formasi 1 – 3 – 1

Sumber : Desain Peneliti

Gambar 4. 3 Pengembangan Formasi Futsal 1 – 3 – 1

35

Formasi 1 – 3 – 1 ini secara garis besar sama dengan formasi 1 – 1 – 2 – 1 yang membedakan adalah jarak dua pemain flank yang berada dalam satu lini dengan pemain anchor dan pemain flank yang berada di formasi ini memiliki kemampuan yang sama baiknya dengan pemain anchor. Formasi ini diterapkan untuk memaksa lawan keluar dari daerah pertahanan sendiri untuk melakukan pressure, sehingga terdapat ruang kosong yang ditinggalkan oleh pemain lawan ketika melakukan pressure, dan dimanfaatkan oleh pemain pivot untuk melakukan kombinasi dengan pemain flank atau melakukan penetrasi sendiri.

Pemain anchor pada formasi ini harus memiliki kemampuan passing yang baik agar alur bola tetap berjalan dengan baik. Pemain anchor juga harus cepat memindahkan bola dengan cepat antar flank agar lawan tidak mudah untuk melakukan intercept. Pemain anchor pada formasi ini harus memiliki kemampuan support yang baik kepada dua pemain flank agar pemain flank ketika di pressure tetap memiliki pilihan passing.

Pemain flank pada formasi ini harus memiliki kemampuan yang sama dengan pemain anchor, dimana pemain flank juga harus memiliki kemampuan passing satu dua sentuhan yang baik untuk mempertahankan area ketika di pressure agar tidak dapat di intercept oleh pemain lawan. Pemain flank pada formasi ini juga harus memiliki awaraness yang baik untuk melihat ruang kosong di sisi flank yang lain agar dapat melakukan through pass ke area pertahanan lawan dan melihat pergerakan pemain pivot agar dapat melakukan kombinasi. Pemain flank juga harus mememiliki kecepatan agar dapat melakukan penetrasi ke daerah pertahanan lawan

36

dan cepat memberikan support ketika bola sudah berada di daerah pertahanan lawan.

Pemain pivot pada formasi ini harus memiliki kualitas kontrol yang baik ketika menerima bola dari pemain anchor dan flank. Pemain pivot pada formasi ini juga harus memiliki kekuatan ketika sedang menguasai bola, karena jarak yang cukup jauh membutuhkan waktu bagi pemain anchor atau flank untuk memberikan support ke pemain pivot. Kemampuan individual offence yang baik juga harus dimiliki oleh pemain pivot pada formasi ini, karena ketika pemain bertahan lawan melakukan pressure kepada pemain anchor dan flank serta bola berhasil diberikan kepada pemain pivot, maka pemain pivot akan berhadapan satu lawan satu dengan pemain bertahan lawan, sehingga dibutuhkan kemampuan individual offence yang baik oleh pemain pivot untuk memanfaatkan peluang dan mencetak gol.

Formasi 1 – 3 – 1 ini cenderung statis dan tidak banyak melakukan rotasi karena hanya melakukan passing di daerah pertahanan sendiri antara pemain anchor dan flank untuk memaksa pemain lawan melakukan pressure. Ketika pemain lawan sudah melakukan pressure, maka akan terdapat ruang kosong di area pertahanan lawan yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan peluang dan mencetak gol.

37 d. Formasi 1 – 4 – 0

Sumber : Desain Peneliti

Formasi 1 – 4 – 0 dapat digunakan jika pemain lawan melakukan pressure.

Formasi ini diterapkan jika sebuah tim memiliki empat pemain yang mampu bermain secara all around. Pada formasi ini semua pemain harus bisa bermain sebagai anchor, flank, atau pivot karena tidak ada posisi tetap. Keempat pemain pada formasi ini juga harus memiliki kualitas passing satu dua sentuhan yang baik agar tidak dapat di intercept ketika sedang di pressure oleh pemain lawan. Formasi ini juga mengharuskan pemain untuk memiliki fisik yang baik, karena karakteristik dari formasi ini cenderung dinamis dan cepat yang mengharuskan pemain untuk terus bergerak dan berotasi setiap saat.

4. 2. Validasi Ahli

Tahap pertama yang telah dilalui oleh peneliti adalah melakukan studi pendahuluan, merencanakan penelitian dan pengembangan desain. Langkah Selanjutnya adalah melakukan validasi model oleh ahli. Validasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah model pelatihan yang telah dirancang memenuhi kriteria kelayakan untuk dijadikan sebuah model pelatihan nantinya.

Gambar 4. 4 Pengembangan Formasi Futsal 1 - 4 - 0

38

Setelah validasi ahli maka dilakukan revisi tahap I terhadap masukan dan saran yang diberikan. Setelah direvisi dilanjutkan dengan uji coba. Berdasarkan uji coba ini, diperoleh beberapa masukan dari validator pertama, setelah uji coba pemakaian kemudian dilakukan revisi tahap II. Tahap selanjutnya adalah uji coba produk, kemudian peneliti melakukan revisi tahap III untuk kesempurnaan model ini.

Setelah validasi ahli maka dilakukan revisi tahap I terhadap masukan dan saran yang diberikan. Setelah direvisi dilanjutkan dengan uji coba. Berdasarkan uji coba ini, diperoleh beberapa masukan dari validator pertama, Setelah uji coba pemakaian Kemudian dilakukan revisi tahap II. Tahap Selanjutnya adalah uji coba produk, Kemudian peneliti melakukan revisi tahap III untuk kesempurnaan model ini.

Berikut ini ahli (expert judgment) yang dipilih dalam melakukan validasi terhadap model yang telah disusun:

1) Bapak Amir Fachra Alfaruqi sebagai ahli validasi bagiah pelatih.

2) Bapak Ikrar Dinata, S. Pd., sebagai ahli bagian materi.

3) Bapak Aris Juanda sebagai ahli bagian desain produk.

Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan sampai menghasilkan model final:

a. Validasi Ahli Revisi I

Revisi tahap I dilakukan berdasarkan hasil validasi ahli terhadap model yang telah disusun. Validasi dilakukan oleh expert judgment. Ahli yang dipilih

39

untuk melakukan validasi terhadap model yang disusun ini merupakan orang yang berkompeten dibidangnya dan memiliki pengetahuan baik secara akademik maupun secara ilmu kepelatihan.

Dari validasi ahli yang dilakukan terhadap model pelatihan, ada beberapa bentuk model pelatihan yang direkomendasikan dan utuk dilanjutkan. Berikut ini rekapitulasi hasil validasi ahli I.

No

Nama Variasi/Bentuk

Latihan

Penerapan

Saran dan Masukan Validasi 1 1 Formasi 1 – 1 – 2

– 1

Dalam formasi ini, pemain bertahan mengalirkan bola ke anchor yang mengatur serangan. Dua flank bergerak aktif untuk menciptakan ruang, sementara salah satu flank bertindak sebagai pivot untuk menahan bola dan memberi umpan.

Serangan difokuskan pada pergerakan cepat dan eksploitasi celah di pertahanan lawan.

Variasi ini baik dan dapat digunakan, variasi ini

disempurnakan dengan adanya check in-check out.

2 Formasi 1 – 2 – 2 Dalam formasi ini, Pemain bertahan mengalirkan bola ke dua anchor tengah yang mengatur serangan. Dua flank bergerak check in check out untuk mencari ruang, sementara flank memberikan umpan terobosan atau silang untuk menciptakan peluang gol. Serangan dibangun dengan kecepatan dan koordinasi antar lini.

Variasi ini baik dan dapat digunakan untuk tim futsal Irhasindo FC

3 Formasi 1 – 3 – 1 Dalam formasi ini, kiper mengalirkan bola ke tiga anchor yang mengontrol permainan. anchor sayap lebar memberi opsi umpan, sementara pemain pivot menjadi titik akhir serangan. Fokus serangan adalah pada umpan cepat dan pergerakan terkoordinasi antar lini.

Variasi ini baik digunakan bila tim lawan menggunakan pressing/man to man.

40

3 Formasi 1 – 4 – 0 Dalam formasi ini, kiper mengalirkan bola ke empat anchor yang bergerak dinamis untuk menyerang. Tanpa pergerakan, flank bertanggung jawab untuk menciptakan peluang dan mencetak gol melalui tembakan atau umpan silang. Serangan berfokus pada pergerakan cepat dan variasi dalam distribusi bola.

Variasi ini baik dan dapat digunakan saat tim dipresing ketat oleh tim lawan.

b. Validasi Ahli II

Revisi tahap II hampir sama dilakukannya seperti validasi ahli I berdasarkan hasil validasi ahli terhadap model yang telah disusun. Validasi dilakukan oleh expert judgment. Ahli yang dipilih untuk melakukan validasi terhadap model yang telah disusun ini merupakan orang yang berkompeten dibidangnya dan memiliki pengetahuan baik secara akademik maupun ilmu kepelatihan.

Dari hasil validasi II yang dilakukan terhadap model strategi latihan, ada beberapa bentuk model formasi yang harus diperbaiki pada deskripsi model strategi latihan yang dibuat oleh peneliti. Berikut ini rekapitulasi validasi ahli II.

41 No

Nama Variasi/Bentuk

Latihan

Penerapan

Saran dan Masukan Validasi 1 1 Formasi 1 – 1 – 2

– 1

Dalam formasi ini, pemain bertahan mengalirkan bola ke anchor yang mengatur serangan. Dua flank bergerak aktif untuk menciptakan ruang, sementara salah satu flank bertindak sebagai pivot untuk menahan bola dan memberi umpan.

Serangan difokuskan pada pergerakan cepat dan eksploitasi celah di pertahanan lawan.

Latihan variasi baik dan dapat digunakan sebagai latihan maupun saat pertandingan untuk menciptakan gol melalui flank disini flank harus lebih aktif dalam bergerak.

2 Formasi 1 – 2 – 2 Dalam formasi ini, Pemain bertahan mengalirkan bola ke dua anchor tengah yang mengatur serangan. Dua flank bergerak check in check out untuk mencari ruang, sementara flank memberikan umpan terobosan atau silang untuk menciptakan peluang gol. Serangan dibangun dengan kecepatan dan koordinasi antar lini.

Pada variasi ini usahakan diminimkan dalam penguasaan bola karna bola harus cepat dialirkan kepertahanan lawan dan pemain harus melakukan rotasi secara cepat.

3 Formasi 1 – 3 – 1 Dalam formasi ini, kiper mengalirkan bola ke tiga anchor yang mengontrol permainan. anchor sayap lebar memberi opsi umpan, sementara pemain pivot menjadi titik akhir serangan. Fokus serangan adalah pada umpan cepat dan pergerakan terkoordinasi antar lini.

Pada variasi ini diusahakan untuk memancing pemain lawan agar dapat terpancing ke depan, usahakan flank cepat support Ketika pivot sudah menguasai bola.

3 Formasi 1 – 4 – 0 Dalam formasi ini, kiper mengalirkan bola ke empat anchor yang bergerak dinamis untuk menyerang. Tanpa pergerakan, flank bertanggung jawab untuk menciptakan peluang dan mencetak gol melalui tembakan atau umpan silang. Serangan berfokus pada pergerakan cepat dan variasi dalam distribusi bola.

Masukan pada variasi ini upayakan pemain untuk minim dalam pengerjar bola karna harus dengan satu sampai dua sentuhan saja bola harus cepat dialirkan ke area permainan lawan.

42 c. Validasi Ahli III

Pada validasi ahli III yaitu validasi ahli desain strategi menyerang pada permainan bola futsal adalah berdasarkan hasil validasi ahli terhadap model yang telah disusun. Validasi dilakukan oleh expert judgment. Ahli yang dipilih untuk melakukan validasi terhadap model yang telah disusun ini merupakan orang yang berkompeten dibidangnya dan memiliki pengetahuan baik secara akademik maupun secara ilmu kepelatihan.

Dari hasil validasi ahli III yang dilakukan terhadap model strategi, terdapat beberapa penjelasan dan perbaikan yang harus diperbaiki pada desain strategi menyerang yang dibuat oleh peneliti. Berikut ini rekapitulasi hasil validasi ahli III.

No

Nama Variasi/Bentuk

Latihan

Penerapan

Saran dan Masukan Validasi 1 1 Formasi 1 – 1 – 2

– 1

Dalam formasi ini, pemain bertahan mengalirkan bola ke anchor yang mengatur serangan. Dua flank bergerak aktif untuk menciptakan ruang, sementara salah satu flank bertindak sebagai pivot untuk menahan bola dan memberi umpan.

Serangan difokuskan pada pergerakan cepat dan eksploitasi celah di pertahanan lawan.

Dalam pelaksanaan pada variasi ini diupayakan ada pergerakan check in dan check out sebelum melakukan variasi ini agar dapat menipu lawan.

2 Formasi 1 – 2 – 2 Dalam formasi ini, Pemain bertahan mengalirkan bola ke dua anchor

Pada variasi formasi 1-2-2 ini coba

43

tengah yang mengatur serangan. Dua flank bergerak check in check out untuk mencari ruang, sementara flank memberikan umpan terobosan atau silang untuk menciptakan peluang gol. Serangan dibangun dengan kecepatan dan koordinasi antar lini.

berikan Batasan untuk sentuhan bola terhadap pemain agar melalui bola passing pemain sudah sampai kea rah pertahanan lawan.

3 Formasi 1 – 3 – 1 Dalam formasi ini, kiper mengalirkan bola ke tiga anchor yang mengontrol permainan. anchor sayap lebar memberi opsi umpan, sementara pemain pivot menjadi titik akhir serangan. Fokus serangan adalah pada umpan cepat dan pergerakan terkoordinasi antar lini.

Pada variasi ini pivot jorgan jangan hanya stay di tengah area pertahanan lawan.

tapi harus aktif mencari ruang kosong agar pemain lain dapat dengan mudah memberikan umpan.

3 Formasi 1 – 4 – 0 Dalam formasi ini, kiper mengalirkan bola ke empat anchor yang bergerak dinamis untuk menyerang. Tanpa pergerakan, flank bertanggung jawab untuk menciptakan peluang dan mencetak gol melalui tembakan atau umpan silang. Serangan berfokus pada pergerakan cepat dan variasi dalam distribusi bola.

Pada formasi ini usahakan pemain dapat mencari ruang kosong diarea lapangan lawan.

44

Berdasarkan saran dan masukan dari ahli menyatakan bahwa variasi strategi ini telah sesuai dengan tujuan pengembangan strategi menyerang offensive berbentuk permainan transisi pemain pada tim futsal, tujuannya untuk memanfaatkan perubahan cepat antara serangan dan bertahan, guna menciptakan peluang gol yang efektif.

Diusahakan materi untuk disesuaikan dengan analisis kebutuhan dan perkembangan, sejalan dengan hal tersebut, ahli juga menyatakan bahwa materi harus lebih ritmis dengan menyempurnakan strategi menyerang. Dalam hal penentuan materi, peneliti telah mengidentifikasi materi berdasarkan analisis kebutuhan pemain dimana materi sudah sesui dengan kebutuhan pemain. Dari saran yang ada para ahli menyarankan agar kedepannya variasi strategi menyerang ini dikembangkan lagi kepada tim-tim futsal agar bisa membantu pelatih dalam proses melatih para pemain dalam tim.

45

DAFTAR PUSTAKA

Aji, (2016). Buku Olahraga Lengkap. Jakarta: Ilmu

Ambarukmi, dkk. (2014). “Pelatihan pelatih fisik level 1”

Jakarta: Asdep Pengembangan Tenaga dan Pembinaan Keolahragaan Deputi

Bidang Peningkatan Prestasi dan IPTEK Olahraga Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga.

Arikunto, Suharsimi, (2017). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Anwar, Desi (2017) Kamus Pelajar. Jakarta: Gramedia

Aswadi, Nyak Amir dan Karimuddin, (2015). Penelitian Perkembangan cabang Olah raga futsal. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UnsyiahVolume 1, Nomor 1: 38 –44

Ashari, R. F. , & Adi, S. (2019). Pengembangan model latihan menyerang futsal menggunakan formasi 3-1. Sport Science and Health, 1(2), 110-115.

Badaru. 2(017). Latihan Taktik BEYB Bermain Futsal Modern. Bekasi: Cakrawala Cendiki

Bafirman dan Asep Sujana (2018) Pembentukan Kondisi Fisik. Depok:

RajaGrafindo Perkas

Bompa, T. O. and Harf, G. G. (2014). Periodization Training for Sports: Theory and Methodelogy of Training, 2009–2010.

Budiyato. (2012). Metode Latihan Olahraga: Malang: Universitas Negeri Malang Hasyim dan Saharullah (2019) Dasar-Dasar Ilmu Kepelatihan. Makasar: UNM Hugiono dan Purwanta, (2016) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Iman, dkk (2018) Survei Kebugaran Pemain Fustsal. Juenal Penjaskes

Jayakesima (2017) Kamus Populer Bahasa Indonesia. Jakarta: Media Elekkomputindo

Lhaksana, J. D. (2018). Mahir Bermain Futsal. Jakarta: Dar Mizan Lopescu. (2017). UEFA. Futsal Coaching Manual. Switzerland: UEFA

Novriza (2015 Hubungan Kecepatan dengan Keteampilan Passing Bola Atlet Futsal Klub Airlanga Kabupaten Sijunjung.

Prakoso, dkk. (2013). Minat Bermain Futsal di jenis Lapangan Vinyl, Parquette di Semarang. Jurnal JSSF. Vol (2), No (2)

Dokumen terkait