• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Lingkungan Lendang Jangkrik

Musuh Indonesia yaitu Belanda masuk ke pulau Lombok dan ingin menguasai pulau Lombok, belanda masuk ke Gerunung melalui bayan yang arti dari kata bayan itu adalah nampak jelas, dan berlanjut ke timur bayan yang na manya muntung sirik yang artinya bukit tempat saling serang antara Sasak dan Belanda, Sasak mundur dikejar ketimur melewati satu kampung dan isi kampung itu hanya melihat saja tanpa ada yang mau membantu maka kampung itu dinamakan nanggak (Tanggak) yang artinya melihat, dan berkelanjutan Belanda menyerang ke satu kampung dan kampung itu memiliki tanah yang lapang atau lendang, disanalah Sasak dibantu oleh masyarakat gunung (Gerunung) dan saling serang maju mndur berimbang sampai tempat itu seperti suara bergemuruh ( jangke begerik) maka lendang (tanah lapang) dan kata jangke begerik disingkat jangkrik, dari sanalah nama Lendang Jangkrik itu tercipta, dan setelah kemerdekaan indonesia, barulah 3 lingkungan tersebut memilih kepala lingkungan, dan kepala lingkungan yang pertama dipilih bernama H. Muh Kholidi yang menjadi kepala 3 lingkungan yaitu Bayan, Tanggak Dan Lendang Jangkrik, setelah kepala lingkungan yang pertama wafat baru diganti oleh H.Nazri, disaat H.Nazri menjabat sebagai kepala lingkungan, lingkungan Bayan Dan Tanggak memilih untuk pecah dengan alasan supaya disetiap lingkungan itu bisa mandiri dengan memilih kepala lingkungan masing-masing.

48

Setelah sekian lama H.Nazri menjabat sebagai kepala lingkungan diganti oleh H.M Nuri, A. Md. sebagai kepala lingkungan, dan setelah H.M Nuri, A. Md. sakit-sakitan digantilah oleh anaknya yang bernama H. M.

Hairul Anwar, S. Pd.I sampai sekarang.69 1. Visi, Misi

a. Visi:

Terbangunnya tata kelola masyarakat Lingkungan Lendang Jangkrik, yang baik dan bersih guna mewujudkan kehidupan msyarakat Lingkungan Lendang Jangkrik yang adil, makmur dan sejahtera.

b. Misi:

1) Mewujudkan kualitas hidup masyarakat Lingkungan Lendang Jangkrik

2) Mewujudkan masyarakat Lingkungan Lendang Jangkrik yang sejahtera

3) Mewujudkan Lingkungan Lendang Jangkrik yang religius70

2. Letak Geografis

Berdasarkan data dan keterangan yang peneliti peroleh dari kepala lingkungan lendang jangkrik, lingkungan lendang jangkrik terletak di jalan laskar, lingkungan lendang jangkrik kelurahan Gerunung Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah.

69 H. M. Hairul Anwar, S.Pd.I., Wawancara, 12 September 2022.

70 Profil Lingkungan Lendang Jangkrik, Dokumentasi, 12 September 2022.

49 Tabel 2.1

Letak Geografis Lingkungan Lendang jangkrik71 Sebelah

utara

Kelurahan Gonjak, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah

Sebelah selatan

Prapen Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah Sebelah

barat

Kelurahan Renteng Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah

Sebelah timur

Desa Bunut Baok Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah

Jarak Lingkungan Lendang Jangkrik ke kota praya sejauh -+ 4 km, dengan jarak tempuh jika menggunakan kendaraan bermotor 5 menit, jarak ke kantor bupati Lombok Tengah sejauh 6 km, jarak ke kota Mataram sejauh 27,4 km.

3. Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di lingkungan lendang jangkrik cukup memadai, dari sarana pendidikan yang sudah ada di lingkungan seperti SDN Tanggak yang dekat dengan Lingkungan Lendang Jangkrik, MTS dan MA Nurul Aini Lendang Jangkrik yang dibangun langsung oleh para tokoh agama dan masyarakat Lingkungan Lendang Jangkrik.

Sedangkan untuk fasilitas kesehatan Rumah sakit umum Praya hanya berjarak 5,6 km dari lingkungan lendang jangkrik.72

71 Lingkungan Lendang Jangkrik, Dokumentasi 12 September 2022.

72 Keadaan sarana dan Prasarana, Dokumentasi, 12 September 2022.

50

4. Data Keadaan Masyarakat Lingkungan lendang Jangkrik Tabel 2.2

Data Masyarakat Lingkungan lendang Jangkrik73

NO JUMLAH KETERANGAN

1. KK 323 (Tiga Ratus Dua Puluh Tiga) 2. Usia Dini 170 ( Seratus Tujuh Puluh) 3. Lansia 151 ( Seratus Lima Puluh Satu) 4. Laki-Laki 471 ( Empat Ratus Tujuh Puluh

Satu)

5. Prempuan 663 ( Enam Ratus Enam Puluh Tiga)

6. Jumlah Warga

1.134 ( Seribu Seratus Tiga Puluh Empat)

Sumber : Dokumentasi Data Masyarakat Lingkungan Lendang Jangkrik.

Dari tabel 2.2 pada data keadaan masyarakat Lingkungan Lendang Jangkrik dapat diuraikan sebagai berikut. Data keadaan masyarakat Lingkungan Lendang Jangkrik, dua tahun terakhir, yaitu pada tahun 2021/2022 dapat dirincikan, jumlah KK (323 Kepala keluarga), Usia dini (170 anak), Lansia (151 orang), laki-laki (471 orang), Perempuan (663 orang), total dari keseluruhan berjumlah 1.134 masyarakat.

73 Lingkungan Lendang Jangkrik, Dokumentasi 12 September 2022.

51

5. Struktur Organisasi Lingkungan Lendang Jangkrik

Gambar 2.1

Gambar Struktur Organisasi Lingkungan Lendang Jangkrik74

Dari bagan struktur organisasi Lingkungan Lendang Jangkrik di atas, dapat diuaraikan sebagai berikut. Lingkungan Lendang Jangkrik merupakan salah lingkungan di kelurahan Gerunung, adapun nama Kepala Lingkungan:

H. M. Hairul Anwar, S.Pd,I. Lingkungan Lendang Jangkrik terdiri beberapa RT dan nama RT. Yaitu, RT 1 M. Hamzan Wadi, RT 2 H.M Awaludin,

74 Lingkungan Lendang Jangkrik, Dokumentasi, 12 September 2022.

Kepala Lingkungan H.M. Haerul Anwar, S.Pd.I

RT 1 M. Hamzan Wadi

RT 3 Amrillah, ST

RT 5 Muzakkir, S.Pd RT 2

H.M. Awaludin, S.Pd

RT 4 Ahsan Nuri, S.Pd

RT 6

M. Riplan RT 7

Masyarakat

52

S.Pd., RT 3 Amrillah, ST, RT 4 Ahsan Nuri, S.Pd., RT 5 Muzakkir, S.Pd., RT 6 M. Riplan, RT 7 M. , dan Ketua Remaja Khairul Umam, S.Kom.I.

Struktur organisasi merupakan bagian tupoksi masing-masing jabatan dan kedudukan dalam suatu lingkungan. Sturuktur organisasi ini berfungsi untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab yang diamanahkan oleh lingkungan, sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam melaksanakan tugas dimaksud.

B. Persepsi Orang tua Terhadap Penggunaan Gawai Pada Anak Usia 4-5 Tahun di Lingkungan Lendang Jangrkik

Adapun hasil temuan peneliti terkait persepsi orang tua terhadap penggunaan gawai pada anak usia 4-5 tahun di Lingkungan Lendang Jangrkik yaitu sebagai berikut:

1. Pemahaman Orang Tua Tentang Gawai.

Sebelum kepada persepsi orangtua terhadap penggunaan gawai bagi anak penting bagi peneliti untuk melihat sejauh mana pemahaman informan/persepsi tentang gawai. Diketahui bahwa semua informan sudah memiliki dan menggunakan gawai namun masih belum terlalu faham dengan fitur-fitur yang ada didalam gawai tersebut.

Berdasarkan hasil observasi peneliti tentang pemahaman orang tua tentang gawai, Ibu Sri Hasyati dan Ibu Sudiati masih belum terlalu faham apa itu gawai, bahkan bisa dikatakan sangat asing bagi mereka mengenai kata gawai karna dilingkungan mereka sangat jarang mendengar kata gawai

53

atau membahas tentang gawai, sedangkan Ibu Ayu Sofiani sudah tau apa itu gawai dan bagaimana cara menggunakannya sehingga lebih mudah dalam mengontrol anak dalam bermain gawai.

Berdasrkan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa orang tua dilingkungan Lendang Jangkrik bisa dikatkan lumayan memahami tentang gawai yaitu sebagai alat komunikasi. Sedangkan menurut singkat peneliti, gawai merupakan perangkat elektronik yang memiliki fungsi khusus untuk mengunduh informasi-informasi terbaru dengan berbagai teknologi maupun fitur terbaru.75

Hasil wawancara dari Ibu Sri Hasyati terkait pemahaman orang tua tentang gawai, Pemahaman Ibu Sri Hasyati tentang gawai masih kurang atau bisa dikatakan tidak memahami tentang gawai, karna di keluarga Ibu Sri Hasyamti yang main gawai hanya anak-anaknya jadinya pengontrolan tentang gawai masih kurang dan bahkan bisa dikatakan jauh dari kata pengontrolan gawai 76

Selaras dengan Ibu Sudiati, terkait dengan pemahaman orang tua tentang gawai, pemahaman Ibu Sudiati tentang gawai hampir dikatakan sama atau selaras dengan pendapat Ibu Sri Hasyati yang mengatakan mereka belum tau dan belum paham mengenai gawai, bahkan untuk kata gawai aja mereka begitu asing asing untuk didenger atau jarang 77

75 Lingkungan Lendang Jangkrik, Observasi. 16 September 2022

76 Ibu Sri Hasyati, Wawancara, 22 September 2022.

77 Ibu Sudiati, Wawancara, 22 September 2022.

54

Hasil wawancara dengan Ibu Ayu Sufiani terkait pemahaman tentang gawai. menurut Ibu Ayu Sufiani mengenai pemahaman tentang gawai terbanding terbalik dengan Ibu Sri Asyanti dan Ibu Sudiati, pemahaman Ibu Ayu Sufiani tentang sangat baik dan sangat paham mengenai gawai, jadi dapat dipahami bahwa pengontrolan gawai bagi anak Ibu Ayu Sufiani bisa dilakukan dan selalu melakukan pengontrolan gawai kepada anaknya 78

Mencermati hasil wawancara terkait pemahaman orangtua tentang gawai menunjukkan bahwa informan masih sangat asing dengan istilah gawai. Informan baru mengerti ketika peneliti mengatakan bahwa handphone (android, smartphone) merupakan bagian dari gawai. Jadi dapat disimpulkan orang tua di Lingkungan Lendang Jangkrik lumayan memahami tentang gawai yaitu sebagai alat komunikasi. Adapun menurut singkat peneliti, gawai merupakan perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus untuk mengunduh informasi-informasi terbaru dengan berbagai teknologi maupun fitur terbaru, sehingga membuat hidup manusia menjadi lebih praktis.

Sementara itu, minimnya pemahaman dan pengalaman seseorang tentang suatu hal akan berpengaruh terhadap cara pandang dan berpikir seseorang terkait perihal tersebut. Sama halnya dengan pemahaman dan pengalaman orangtua tentang gawai akan berpengaruh terhadap persepsinya terhadap penggunaan gawai pada anak.

78 Ibu Ayu Sofiani, Wawancara, 22 September 2022.

55

2. Sikap orang tua terhadap penggunaan gawai pada anak

Sikap orang tua terhadap penggunaan gawai pada anak merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Selain untuk mengetahui aktivitas anak ketika menggunakan gawai juga akan mengantisipasi anak untuk tidak menggunakan gawai yang tidak semestinya.

Berdasarkan hasil observasi peneliti tentang sikap orang tua terhadap penggunaan gawai pada anak, Ibu Makiyah dan Ibu Sri Hasyati mengontrol penggunaan gawai pada anak hanya sekedar melalui ucapan karna Ibu Makiyah, Ibu Sudiati dan Ibu Sri Hasyati kurang bisa menggunakan gawai sehingga kurang bisa mengecek apa saja yang sudah dibuka oleh anak ketika sedang bermain gawai, sedangkan Bapak Najumudin dan Ibu Ayu Sofiani selalu mengontrol waktu anak bermain gawai dan mengecek gawai yang digunakan anak untuk mengetahui apa saja yang di buka anak ketika sedang bermain gawai.

Pengawasan orangtua terhadap anak dalam penggunaan gawai sudah dilakukan, yakni berupa teguran, mengingatkan, menasehati bahkan memarahi ketika anak berlebihan dalam menggunakannya. Namun seharusnya pengawasan langsung juga perlu dilakukan, seperti halnya mengecek isi gawai anak, aplikasi apa saja yang digunakan, bahkan untuk apa saja anak menggunakan situs online. Faktanya kurangnya pemahaman orangtua sendiri terhadap cara kerja maupun penggunaan gawai mengakibatkan orangtua tidak bisa melakukan pengawasan tersebut.79

79 Lingkungan Lendang Jangkrik, Observasi. 16 September 2022

56

Dokumentasi observasi tentang Sikap orang tua terhadap penggunaan gawai pada anak

Adapun hasil wawancara dengan Ibu Sri Hasyati terkait sikap orang tua terhadap penggunaan gawai pada anak adalah:

menggunakan gawai untuk hal yang bermanfaat, dijadikan sebagai media belajar, tidak disalahgunakan. Sementara kalau untuk mengecek saya hanya bisa sekedar membuka sms dan telpon, sementara kalau untuk yang lainnya saya tidak

.80

Hasil wawancara bersama Ibu Sri Hasyati

80 Ibu Makiyah, Wawancara. 16 September 2022.

57

Hal serupa juga disampaikan oleh Ibu Sudiati saat wawancara, ungkapnya beliau sering menegur, menasehati bahkan memarahi ketika anak terlalu lama bermain hp. Ketika ditanya kemampuannya untuk menggunakan hp (android/smartphone) beliau mengaku tidak bisa menggunakannya. Sehingga untuk membuka atau mengecek hp anak beliau mengatakan tidak pernah sama sekali.

Sementara pendapat Pak Najamudin terkait sikap orang tua terhadap penggunaan gawai pada anak, beliau mengungkapkan:

Hasil wawancara bersama Bapak Najamudin

ketika waktunya belajar agar tidak bermain hp, waktunya ibadah ya ibadah, begitu juga dengan istirahat. Kalau untuk buka-buka hp nya saya tidak pernah, karena saya pun tidak tahu cara kerja hp, apalagi

81

Hal senada juga sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu Sri Hasyati menyatakan sebagai berikut:

81 Pak Najamudin. Wawancara, 22 September 2022.

58

Hasil wawancara bersama Ibu Sri Hasyati

marah-marah, karena kalau sudah asik bermain hp anak jadi lupa waktu dan istirahat. Kalau untuk mengecek hp secara langsung saya tidak pernah, karena saya sendiri pun tidak bisa menggunaka .82

Pengawasan serupa juga diungkapkan oleh Ibu Ayu Sufiani, tuturnya:

Hasil wawancara bersama Ibu Ayu Sufiani

-terusan makanya saya cerewet banget kalau anak saya sudah mulai lupa waktu, sering saya ingatkan kalau waktunya istirahat ya istirahat, Kalau untuk

82 Ibu Hasyati, Wawancara, 22 September 2022.

59

mengecek hp ya sekedarnya saja cuman melihat apa yang sudah di tonton sama anak .83

Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pengawasan orangtua terhadap anak dalam penggunaan gawai sudah dilakukan, yakni berupa teguran, mengingatkan, menasehati bahkan memarahi ketika anak berlebihan dalam menggunakannya. Namun seharusnya pengawasan langsung juga perlu dilakukan, seperti halnya mengecek isi gawai anak, aplikasi apa saja yang digunakan, bahkan untuk apa saja anak menggunakan situs online. Faktanya kurangnya pemahaman orangtua sendiri terhadap cara kerja maupun penggunaan gawai mengakibatkan orangtua tidak bisa melakukan pengawasan tersebut.84

C. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Orang Tua Terhadap Penggunaan Gawai Pada Anak Usia 4-5 Tahun di Lingkungan Lendang Jangkrik

Faktor yang mempengaruhi Persepsi Orang tua Terhadap Penggunaan Gawai Pada Anak Usia 4-5 Tahun di Lingkungan Lendang Jangrkik:

1. Tingkat Pendidikan orang tua.

Tingkat pendidikan orang tua sangat berpengaruh dalam persepsi terhadap penggunaan gawai pada anak usia 4-5 tahun di lingkungan lendang jangkrik.

Berdasarkan hasil observasi, peneliti melihat bahwa rata-rata orang tua yang ada di Lingkungan Lendang Jangkrik ketika anaknya sedang bermain gawai mereka tidak terlalu memperhatikan dan tidak membatasi waktu

83 Ayu sofiani. Wawancara, 22 September 2022.

84 Lingkungan Lendang Jangkrik, Observasi. 16 September 2022.

60

untuk anaknya dalam bermain gawai, sehingga banyak anak-anak di Lingkungan tersebut bermain gawai sampai berjam-jam tanpa ada batasan, yang membuat anak-anak disana malas dalam beraktivitas, belajar, bahkan bermain dengan teman-temannya. Hal ini merupakan sikap orang tua yang ada di Lingkungan Lendang Jangkrik yang rata-rata tingkat pendidikan orang tua disana mayoritas lulusan SMA, dimana tingkat pendidikan orang tua itu sangat berpengaruh dalam pengontrolan penggunaan gawai.

Dapat dipahami bahwa tingkat pendidikan orang tua di lingkungan Lendang jangkrik Tingkat pendidikan orang tua itu tidak menjamin pemahaman orang tua tentang penggunaan gawai pada anak, karena saat ini orang tua yang pendidikannya tinggi itu sibuk dengan pekerjaannya sehingga jarang mengontrol atau memperhatikan anaknya ketika bermain gawai dari sana bisa kita lihat bahwa tingkat pendidikan orang tua itu belum bisa untuk kita mengukur tingkat pemahaman orang tua tentang gawai85

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Haerul Anwar menyatakan sebagai berikut:

ingkat pendidikan orang tua itu sangat berpengaruh dalam sudut pandang penggunaan gawai, yang dimana semakin rendah tingkat pendidikan orang tua, semakin kurang pemahamannya tentang gawai, dikarenakan banyak orang tua yang pendidikannya rendah bekerja menjadi ibu rumah tangga atau petani, yang pekerjaan dari orang tua itu jarang memegang gawai sehingga orang tua yang pendidikannya rendah kurang memahami apa itu gawai apalagi cara penggunaannya, beda dengan orang tua yang pendidikannya tinggi, mereka rata-rata bekerja sebagai guru atau di perkantoran, sehingga orang tua yang berpendidikan sangat sering memegang alat elektronik seperti komputer ataupun handpone, sehingga mereka lebih faham mengenai gawai. 86

85 Lingkungan Lendang Jangkrik, Observasi. 16 September 2022.

86 Bapak Haerul Anwar. Wawancara. 16 September 2022.

61

Hal senada juga sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak H.

menyatakan sebagai berikut:

Menurut saya, tingkat pendidikan orangtua itu berpengaruh dalam penggunaan gawai karna orangtua yang berpendidikan itu rata-rata ekonominya tinggi sehingga gawai yang mereka gunakan itu lebih bagus daripada orang-orang yang pendidikan rendah dan ekonominya sulit 87

Berbeda dengan hasil wawancara bersama Bapak Riplan yang mengatakan bahwa:

ingkat pendidikan orang tua itu tidak menjamin pemahaman orang tua tentang penggunaan gawai pada anak, karena saat ini orang tua yang pendidikannya tinggi itu sibuk dengan pekerjaannya sehingga jarang mengontrol atau memperhatikan anaknya ketika bermain gawai dari sana bisa kita lihat bahwa tingkat pendidikan orang tua itu belum bisa untuk kita mengukur tingkat pemahaman orang tua tentang gawai, sedangkan orang tua yang pendidikannya sampai SMA, mereka hanya mengerjakan pekerjaan rumah dan sering juga bermain gawai sehingga mereka lebih faham tentang gawai dan bisa mengontrol anaknya ketika bermain gawai.

88

Berdasarkan paparan hasil wawancara di atas dipahami bahwa tingkat pendidikan orang tua di lingkungan Lendang jangkrik Tingkat pendidikan orang tua itu tidak menjamin pemahaman orang tua tentang penggunaan gawai pada anak, karena saat ini orang tua yang pendidikannya tinggi itu sibuk dengan pekerjaannya sehingga jarang mengontrol atau memperhatikan anaknya ketika bermain gawai dari sana bisa kita lihat bahwa tingkat pendidikan orang tua itu belum bisa untuk kita mengukur tingkat pemahaman orang tua tentang gawai.

87 Zul Khairi. Wawancara. 16 September 2022.

88 Bapak Akhirudin. Wawancara. 16 September 2022.

62

2. Pemahaman terhadap dampak negative penggunaan gawai.

Teknologi pada hakikatnya mengandung sifat menimbulkan masalah pada lingkungannya jika digunakan secara meluas. Begitu pula dengan gawai, pengunaan yang secara terus menerus dan dalam jangka waktu yang lama tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan dampak bagi penggunanya.

Terdapat beberapa persepsi yang diungkapkan oleh informan terhadap dampak negatif maupun dampak positif yang ditimbulkan dari penggunaan gawai bagi anak usia dini.

Berdasarkan hasil observasi, peneliti melihat anak-anak di Lingkungan Lendang Jangkrik sudah kecanduan dalam bermain gawai, sehingga banyak anak mengabaikan teguran orang tuanya. Ketika orang tuanya memerintahkan untuk tidur siang atau makan anak-anak mengabaikan perintah orangtuanya, dari hasil observasi juga dampak negatif penggunaan gawai bagi anak yang penelti temukan yaitu, anak jadi malas- malasan, sering tidak menghiraukan panggilan maupun perintah orangtua, lupa waktu, merusak kesehatan (telinga, mata dan radiasi), dan anak jadi enggan/malas untuk melakukan sosial lingkungan sekitar.

Hal inilah yang perlu diperhatikan oleh orang tua yaitu pemahaman terhadap dampak negatif penggunaan gawai. Menurut orangtua anak dampak positif penggunaan gawai bagi anak usia 4-5 tahun di Lingkungan Lendang Jangkrik diantaranya yaitu; memudahkan komunikasi,

63

memudahkan anak untuk belajar, dapat dijadikan media hiburan anak, anak menjadi semangat belajar.89

Hasil wawancara dengan Ibu Ketty Novianti tentang Pemahaman terhadap dampak negative penggunaan gawai,

Hasil wawancara dengan Ibu Ketty Novianti tentang Pemahaman terhadap dampak negative penggunaan gawai.

as, belajar jadi tertunda-tunda, kadang ketika saya panggil pun sering tidak menjawab karena terlalu asik bermain hp, kadang dia juga ngeluh matanya jadi panas, pedih karena terlalu lama bermain hp. Tapi meski begitu ya tetap nggak jera dia. Kalau dampak positifnya jadi enak, lancar dalam berkomunikasi, dan bisa sambil belajara 90

Ungkapan serupa juga disampaikan oleh Ibu Sri Hasyati saat wawancara, beliau mengatakan bahwa anaknya jadi males, kadang mengabaikan panggilan orangtua,

89 Lingkungan Lendang Jangkrik, Observasi. 16 September 2022.

90 Ibu Kety. Wawancara. 16 September 2022.

64

Hasil wawancara dengan Ibu Sri Hasyati tentang Pemahaman terhadap dampak negative penggunaan gawai.

asik bermain hp sampai lupa belajar, susah disuruh tidur siang, apalagi hp dapat merusak kesehatan mata, telinga dan juga radiasi 91

Sementara dampak positif yang beliau rasakan adalah anak menjadi mudah dalam belajar dan berkomunikasi.

Hal senada juga sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu Sudiati menyatakan sebagai berikut:

91 Ibu Sri Hasyati. Wawancara. 16 September 2022.

65

Hasil wawancara dengan Ibu Sudiati tentang Pemahaman terhadap dampak negative penggunaan gawai.

menonton youtube, jadi kurang tidur, teledor, hp nya sering lupa dimatikan karena sudah ketiduran, musiknya tetap berputar meskipun orangnya sudah tidur, alhasil saya yang sering mematikan. Adapun dampak positif yang didapatkan ialah anak menjadi tidak ketinggalan zaman, dapat menjadi media hiburan anak misalnya

92

Berdasarkan paparan hasil wawancara di atas dipahami bahwa penggunaan gawai pada anak usia dini memiliki dampak positif maupun dampak negatif. Menurut orangtua anak dampak positif penggunaan gawai bagi anak usia 4-5 tahun di Lingkungan Lendang Jangkrik diantaranya yaitu; memudahkan komunikasi, memudahkan anak untuk belajar, dapat dijadikan media hiburan anak, anak menjadi semangat belajar. Sementara dampak negatif penggunaan gawai bagi anak yaitu, anak jadi malas- malasan, lupa istirahat, sering tidak menghiraukan panggilan maupun perintah orangtua, lupa waktu, teledor, merusak kesehatan (telinga, mata dan radiasi), dan anak jadi enggan/malas untuk melakukan sosial lingkungan sekitar.

3. Pengontrolan penggunaan gawai

Pengontrolan penggunaan gawai pada anak usia dini sangat penting dilakukan oleh orang tua supaya anak tidak terjerumus kedalam sisi negatif gawai, akan tetapi setiap orang tua pasti caranya berbeda-beda untuk mengontrol anaknya dalam bermain gawai.

92 Ibu Sudiati. Wawancara. 16 September 2022.

66

Berdasarkan hasil observasi, peneliti melihat ada sebagian orang tua memberikan pengontrolan dengan baik, ketika anaknya ingin menggunakan gawai terlebih dahulu menguji hafalan Al-

waktu anaknya dalam menggunakan gawai. Hal tersebut merupakan sikap pengontrolan yang sangat baik dan sangat penting dalam upaya untuk menangkal munculnya dampak negatif dalam penggunaan gawai pada anak.

Dapat dipahami bahwa peran orang tua dalam pengontrolan penggunaan gawai pada anak sebagian besar adalah baik, yaitu dengan menyertakan orang tua atau anggota keluarga yang lebih tua dan faham sisi negatif dan positif gawai untuk mengawasi anak dalam penggunaan gawai.

pengontrolan ini sangat penting dalam upaya untuk menangkal munculnya dampak negatif dalam penggunaan gawai pada anak.93

Hasil observasi bersama Bapak Khairul Umam dan Bapak Fahrurriyadi

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan pak Fahrurriyadi menyatakan sebagai berikut:

93Lingkungan Lendang Jangkrik, Observasi. 16 September 2022.

Dokumen terkait