BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Kota Makassar merupakan wilayah pesisir datar dengan kemiringan ke arah barat 0-5 derajat, yang berbatasan dengan 2 (dua) muara sungai, yaitu pada bagian selatan kota bermuara Sungai Jeneberang dan pada bagian utara kota bermuara Sungai Tallo. Kota Makassar memiliki luas wilayah perairan sekitar 100 km2 dan daratan sekitar 175,77 km2, dengan memiliki 11 pulau-pulau yang eksotis yang terletak di Selat Makassar.
Wilayah Kota Makassar terdiri atas 15 kecamatan dan 153 kelurahan.
Terdapat 8 (delapan) Kecamatan yang wilayahnya berbatasan langsung dengan pantai, yaitu: Sangkarrang, Mariso, Wajo, Tamalanrea, Ujung Tanah, Biringkanaya, Tallo, dan Tamalate.
Kota Makassar bebratasan langsung dengan 3 (tiga) Kabupaten, yaitu Kabupaten maros di sebelah utara dan timur, Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar di sebelah selatan, dan 1 (satu) selat di sebelah barat, yaitu Selat Makassar 2. Penduduk
Penduduk Kota Makassar didominasi oleh kaum muda, sesuai dengan struktur penduduknya. Populasi terutama terkonsentrasi pada kelompok usia 20-24 tahun, sedangkan kelompok usia 60-64 tahun termasuk kelompok usia paling
sedikit. Hal tersebut merupakan modal utama untuk meningkatkan produksi daerah, dengan dominasi usia produktif pada struktur penduduk, berbagai potensi besar Kota Makassar dapat diwujudkan sepenuhnya dan dimanfaatkan secara kompetitif dengan terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia..
Tabel 5.1. Data Kependudukan Kota Makassar
Uraian 2018 2019
(1) (2) (3)
Penduduk 1.508.154 1.526.677
a. Laki-laki 746.951 755.968
b. Perempuan 761.203 770.709
Sex Ratio 98,13 98,09
Rumah Tangga 341.460 345.969
Rata-rata Anggota Rumah
Tangga 4 4
Kepadatan Penduduk
(Jiwa/Km2) 8.580 8.686
Pertumbuhan Penduduk (%) 1,28 1,23
Sumber: Buku Potret Kota Makassar, 2020
150 000 100 000 50 000 0 50 000 100 000 150 000 0-4
10-14 20-24 30-34 40-44 50-54 60-64 70-74
Laki-laki Perempuan
Gambar 5.1
Piramida Penduduk Kota Makassar 2019
Tabel berikut memberikan gambaran lebih rinci tentang jumlah penduduk, kepadatan penduduk, jumlah rumah, dan luas wilayah di Kota Makassar tahun 2019.
Tabel 5.2. Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, Luas, dan Kepadatan Penduduk Kota Makassar Tahun 2019
Kode
Wil. Kecamatan Rumah
Tangga Penduduk Luas (Km2)
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)
(1) (2) (2) (3) (4) (5)
010 Mariso 13.432 60.499 1,82 33.241
020 Mamajang 14.409 61.452 2,25 27.312
030 Tamalate 47.206 205.541 20,21 10.170
031 Rappocini 38.217 170.121 9,23 18.431
040 Makassar 18.936 85.515 2,52 33.935
050 Ujung Pandang 6.244 29.054 2,63 11.047
060 Wajo 6.599 31.453 1,99 15.806
070 Bontoala 12.296 57.197 2,10 27.237
080 Ujung Tanah 7.291 35.534 4,40 8.076
081 Sangkarrang 3.137 14.531 1,54 9.436
090 Tallo 30.459 140.330 5,83 24.070 100 Panakkukang 37.508 149.664 17,05 8.778
101 Manggala 29.375 149.487 24,14 6.193
110 Biringkanaya 45.773 220.456 48,22 4.572 111 Tamalanrea 34.814 115.843 31,84 3.638 7371 Makassar 345.696 1.526.677 175,77 8.686
Sumber: Buku Potret Kota Makassar, 2020
3. Pendidikan
Banyak orang percaya bahwa di era globalisasi, hanya negara-negara dengan kualitas Sumber Daya Manusia yang tinggi yang dapat bertahan dalam persaingan. Dalam kaitan ini, pemerintah dalam hal ini pemerintah daerah, harus lebih memprioritaskan segala macam cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui berbagai macam program pembangunan yang berfokus pada unsur pemenuhan kebutuhan pada bidang pendidikan baik itu pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Karena inilah saatnya bagi semua orang untuk menyadari bahwa pendidikan sama pentingnya dengan kebutuhan lainnya.
Pendidikan seharusnya menjadi prioritas utama di lembaga terkecil, seperti keluarga..
Rasio guru-siswa di SD Kota Makassar tahun ajaran 2019/2020 adalah 1:19. Pada tahun ajaran 2019/2020, rasio guru-murid di SMP tercatat sebesar 1:17.
Selanjutnya, pada tahun ajaran 2019/2020, rasio guru-murid untuk SMA dilaporkan sebesar 1:18.
Selanjutnya untuk menilai keberhasilan sektor pendidikan salah satu indikatornya adalah tingkat partisipasi sekolah. Dengan adanya peningkatan pada angka partisipasi sekolah, maka hal ini kemudian menjadi tolak ukur kemampuan bagi lembaga pendidikan dalam hal penyerapan anak usia sekolah yang membutuhkan Pendidikan yang layak dan berkualitas. Ankgka partisipasi sekolah semakin meningkat berbanding lurus dengan peningkatan jumlah penduduk usia sekolah yang mengandalkan lembaga pendidikan.
Menurut statistik 2019, angka partisipasi sekolah untuk usia 5-6 tahun adalah 16,87 persen, 99,76 persen untuk usia 7-12 tahun, 92,66 persen untuk usia 13-15 tahun, dan 92,66 persen untuk kelompok usia. 72,81 selama 16-18 tahun.
Tingkat kehadiran di sekolah perempuan di semua kelompok umur agak lebih tinggi daripada laki-laki jika dilihat berdasarkan jenis kelamin.
4. Kesehatan
Tujuan pembangunan pelayanan kesehatan adalah untuk memenuhi dan mendistribusikan permintaan pelayanan kesehatan masyarakat secara adil dan merata untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan membangun masyarakat yang lebih sejahtera. Oleh karena itu, maka pembangunan kesehatan menjadi komponen penting dari inisiatif untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta pertumbuhan ekonomi, serta untuk membantu pengentasan kemiskinan.
Pembangunan kesehatan berupaya meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan setiap orang untuk hidup sehat guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Masalah kesehatan harus ditekankan, terutama dalam hal
pemerataan pelayanan kesehatan, sehingga setiap orang dapat dengan mudah mengakses dan memenuhi kebutuhan kesehatannya dengan perawatan yang cukup dan berkualitas tinggi..
Keberadaan fasilitas kesehatan dan jumlah tenaga kesehatan di suatu wilayah dapat dijadikan indikator akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
Hal ini dimaksudkan agar semakin tinggi jumlah fasilitas dan tenaga kesehatan yang tersedia maka akan semakin baik pula akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan..
Berdasarkan tabel 5.3, jumlah institusi kesehatan di Kota Makassar pada tahun 2019 adalah 29 rumah sakit umum, 21 rumah sakit khusus, 44 puskesmas, 30 puskesmas pembantu, 51 poliklinik, dan 105 apotek. Di Kota Makassar, jumlah fasilitas kesehatan yang ada saat ini diproyeksikan cukup untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan.
Tabel 5.3. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kota Makassar Tahun 2019
Fasilitas Kesehatan 2019
(1) (2)
Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Khusus Rumah Sakit Bersalin Apotek
27 23 20 571 Klinik/Balai Kesehatan
Puskesmas
Puskesmas Pembantu Posyandu
183 47 33 1.010 Sumber: Buku Potret Kota Makassar 2020
5. Keagamaan
Pemerintah Kota Makassar sebagai Kota Metropolitan dengan masyarakat dari berbagai suku dan agama selalu memfasilitasi kerukunan umat beragama, mengkoordinasikan segala bentuk kegiatan dalam rangka menjaga kerukunan umat beragama, dan membina kerukunan antar umat beragama.
Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu semuanya terwakili di Kota Makassar. Mayoritas penduduk Kota Makassar menganut agama Islam sebagai agamanya. Pada 2019, data dari Kementerian Agama Kota Makassar Sebagian besar penduduk adalah Muslim, dengan jumlah 1.308.694 Muslim dan 1375 orang berangkat haji. 40.430 Kristen, 91.063 Katolik, 1.629 Hindu, 15.762 Buddha, dan 46 Konghucu. Meski memiliki banyak pemeluk agama, Kota Makassar memiliki tingkat perdamaian antar umat yang tinggi. Sementara 912 masjid, 73 mushola, 137 gereja Kristen, 8 gereja Katolik, 15 unit vihara, 6 unit kelnteng, dan 2 pura/sanggah telah dibangun pada tahun 2019.
6. Pemerintahan
Penataan administrasi dan manajemen pemerintahan perlu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam melayani masyarakat dengan lebih efektif dan efisien. Kota Makassar terbagi menjadi 15 kelurahan dan 153 kelurahan, dengan jumlah penduduk 996 RW dan 4.978 RT. Kota Makassar membentuk kecamatan baru, Kepulauan Sangkarrang, yang merupakan pecahan dari Kabupaten Ujung Tanah, sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 3 Tahun 2015, sehingga jumlah kecamatan di Kota Makassar menjadi 15 kecamatan, naik dari sebelumnya 14 kecamatan. Desa Minasa Upa, Bonto Duri,
Biring Romang, Bitowa, Laikang, Berua, Kaimbang, Bakung, Buntusu, dan Kapasa Raya semuanya masuk dalam aturan sebagai bagian dari pembentukan kelurahan baru.
Aparatur pemerintah diklasifikasikan sebagai pegawai negeri atau abdi masyarakat sebagai bagian dari mesin pemerintahan. Sementara tujuannya adalah untuk lebih bertanggung jawab, professional, jujur, dan adil dalam melayani masyarakat. Untuk itu diperlukan SDM yang memadai.
Tabel 5.4. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Kota Makassar Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2019
Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4)
SD/sederajat SMP/sederajat SMA/sederajat D I, II/ Akta I, II
Diploma III/ Akta III/ Sarjana Muda Tingkat Sarjana/ Doktor/ Ph.D
122 131 759 38 82 2.627
1 10 742 160 509 5.707
123 141 1.501
198 591 8.334
Total 3.759 7.129 10.888
Sumber: Buku Potret Kota Makassar, 2020
Diyakini bahwa dengan meningkatnya pendidikan, aparatur pemerintah akan menjadi lebih kompeten dan dapat dipercaya. Sebagian besar pegawai Pemerintah Kota Makassar, sekitar 76,54 persen, telah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi, sedangkan 23,46 persen baru menyelesaikan sekolah menengah.
7. Kondisi Umum Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Makassar a. Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika
Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Makassar berlokasi di Jalan A.P. Pettarani No.62 Kelurahan Tamamaung, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar. Lokasi kantor tersebut sangat strategis karena terletak di kawasan yang sangat mudah dijangkau dari segala arah karena tersedianya sarana dan prasarana transportasi darat yang memadai dan didukung oleh infrastruktur jalan yang sangat lengkap di Kota Makassar saat ini.
Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika berdiri diatas tanah seluas 2.053,68 m² dengan luas bangunan 913,33 m² yang terdiri atas Aula, Gudang, Ruang Kepala Dinas, Ruang Sekretariat, Ruang Bidang, Ruang Kepala Bidang, Ruang Kepala Seksi, Ruang Server, Ruang Keuangan, Ruang Keuangan, Musholla, dan Kantin. Hingga saat ini seluruh ruang tersebut berada dalam kondisi yang baik dan layak fungsi. Dengan ketersediaan bangunan kantor yang cukup representative maka diharapkan pelayanan dan aktivitas kegiatan pada Dinas Komunikasi dan Informatika berjalan dengan baik dan kondusif.
b. Struktur Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Makassar Struktur organisasi dan tata kerja Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Makassar sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor 97 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisas, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Komunikasi dan Informatika, yaitu sebagai berikut:
Gambar 5.2 Bagan Struktur Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika
c. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika
Sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor 97 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisas, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Komunikasi dan Informatika pada BAB III, menyatakan “bahwa tugas, fungsi dan uraian tugas adalah sebagai berikut:
(1) Dinas Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas membantu walikota melaksanakan Urusan Pemerintahan Bidang Komunikasi dan Informatika yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah
(2) Dinas Komunikasi dan Informatika dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan penyelenggaraan Urusan Pemerintahan bidang komunikasi dan informatika;
b. pelaksanaan kebijakan Urusan Pemerintahan bidang komunikasi dan informatika;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Urusan Pemerintahan bidang komunikasi dan informatika;
d. pelaksanaan administrasi dinas Urusan Pemerintahan bidang komunikasi dan informatika;
e. pembinaan, pengoordinasian, pengelolaan, pengendalian, dan pengawasan program dan kegiatan bidang komunikasi dan informatika;
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh walikota terkait dengan tugas dan fungsinya.
(3) Berdasarkan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Dinas Komunikasi dan Informatika mempunyai uraian tugas :
a. merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang komunikasi dan informatika;
b. merumuskan dan melaksanakan visi dan misi dinas;
c. merumuskan dan mengendalikan pelaksanaan program dan kegiatan Sekretariat dan Bidang Aplikasi dan Informatika, Bidang Informasi dan Komunikasi Publik, Bidang Pengolahan Data Elektronik dan Bidang Persandian;
d. merumuskan Rencana Strategis (RENSTRA) dan Rencana Kerja (RENJA), Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Kerja dan Anggaran
(RKA)/RKPA, Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA dan Perjanjian Kinerja (PK) dinas;
e. mengoordinasikan dan merumuskan bahan penyiapan penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD), Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)/Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kota dan segala bentuk pelaporan lainnya sesuai bidang tugasnya;
f. merumuskan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)/Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dinas;
g. mengoordinasikan pembinaan dan pengembangan kapasitas organisasi dan tata laksana;
h. melaksanakan pengendalian dan perencanaan teknis operasional di Bidang Aplikasi dan Informatika, Bidang Informasi dan Komunikasi Publik, Bidang Pengolahan Data Elektronik dan Bidang Persandian;
i. melaksanakan perencanaan dan pengendalian teknis operasional pengelolaan keuangan, kepegawaian dan pengurusan barang milik Daerah yang berada dalam penguasaannya;
j. melaksanaan tugas pembantuan dari pemerintah Provinsi ke pemerintah Kota sesuai dengan bidang tugasnya;
k. mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya;
l. mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan perundang- undangan yang berkaitan dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas;
m. memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada pimpinan;
n. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait lainnya sesuai dengan lingkup tugasnya;”
8. Kondisi Pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Makassar Hingga akhir Januari 2021, Dinas Komunikasi dan Informatika mempekerjakan 80 orang, 40 orang laki-laki dan 40 orang perempuan. Mayoritas pegawai di Dinas Komunikasi dan Informatika bergelar sarjana, berdasarkan jenjang pendidikannya.
9. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari yang ideal diperlukan untuk memungkinkan keberhasilan pelaksanaan tugas sehari-hari.
Ketersediaan sarana dan prasarana kerja berdampak pada bagaimana tugas kantor diselesaikan dengan baik dimanapun, baik itu di dalam area kantor maupun di luar kantor, sehingga pelayanan terhadapa kebutuhan publik dapat lebih dimaksimalkan.
Selain itu, kebutuhan akan kehandalan sarana telekomunikasi dan teknologi informasi juga harus terpenuhi agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada pegawai dan juga kepada masyarakat.
Sumber: Data Primer (Kuesioner), diolah Agustus 2021