BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum
1. Sejarah Pondok Tahfizh Darul Itqon
Pondok Tahfizh Darul Itqon merupakan Pondok Tahfizh pertama yang ada di dusun Bilasundung. Pada awalnya Pondok Tahfizh Darul Itqon hanya diperuntukkan bagi anak-anak yang hanya ada di dusun Bilasundung, namun sampai sekarang sudah ada beberapa santri yang berasal dari luar dusun Bilasundung. Pondok Tahfizh Darul Itqon berdiri sejak bulan Januari tahun 2015, Santri yang ada di pondok Tahfizh Darul Itqon berasal dari TPQ yang ada di dusun Bilasundung. Di dusun Bilasundung sudah terdapat 6 TPQ yang masih aktif, masing-masing TPQ mengajukan 5-10 nama santri yang ingin di masukkan ke Pondok Tahfizh Darul Itqon.
Pada awalnya kegiatan menghafal Alquran berlangsung di masjid Bilasundung selama kurang lebih 2,5 tahun dengan jadwal pada hari minggu hingga hari rabu. Kemudian karena beberapa alasan Pondok Tahfizh Darul Itqon berpindah ke rumah pimpinan Darul Itqon yaitu TGH Muhammad Asroni Lc. sampai sekarang dengan jadwal mulai dari hari senin hingga hari kamis, kegiatan di Pondok Tahfizh dimulai dari sore hari hingga menjelang magrib.
Awal sejarah berdirinya Pondok Tahfizh Darul Itqon berawal dari keinginan dan cita-cita dari TGH Muhammad Aroni Lc. selaku pimpinan dan pendiri pondok Tahfizh Darul Itqon, beliau mengatakan bahwa:
“Niat awal untuk mendirikan Pondok Tahfizh sudah ada semenjak masih menuntut ilmu di Timur Tengah, Madinah. Setiap hari ada dilingkungan Alquran tentunya menjadi salah satu motivasi untuk mengamalkan kembali ilmu yang sudah didapatkan. Pada saat ini kekhawatiran terhadap generasi muda sudah cukup mengkhawatirkan, lingkungan yang mendukung untuk generasi muda merupakan harapan positif untuk membangun generasi Qurani.”54
Sejarah awal Pondok tahfizh diberikan nama Darul Itqon, diperjelas oleh TGH Muhammad Asroni Lc. Selaku pendiri pondok, yaitu:
“Awalnya kegiatan menghafal di sini memang belum terpikirkan untuk diberikan nama, seiring berjalannya waktu pemberian nama memang penting, hingga terpikirkan untuk memberikan nama Pondok Tahfizh ini dengan sebutan Darul Itqon. Itqon berarti menunjukkan suatu kualitas yang sempurna, jadi diharapkan kelak santri yang ada di Pondok Tahfizh ini dapat menjadi penghafal Alquran dengan kualitas hafalan yang baik dan sempurna.”55
Secara spesifik letak geografis Pondok Tahfizh Darul Itqon sebagai berikut:56
Sebelah utara : Rumah Penduduk Sebelah selatan : Rumah Penduduk Sebelah timur : Rumah Penduduk Sebelah barat : Rumah Penduduk
Dilihat dari letak geografis menghafal Alquran yang bersebelahan langsung dengan rumah penduduk tentu akan mendapat berbagai kendala, namun kegiatan penghafal Alquran ini dilaksanakan di lantai atas rumah pimpinan dengan berbagai pertimbangan kenyamanan, kegiatan menghafal berlangsung di ruangan khusus di rumah tersebut, yaitu ruang belajar TGH Muhammad Aroni Lc. ruangan tersebut berisi kitab-kitab yang tersusun
54TGH Muhammad Asroni Lc., Wawancara, Bilasundung, 5 Desember 2019.
55Ibid.
56Observasi, Bilasundung, 27 November 2019.
rapi, beliau mengizinkan untuk menggunakan ruangan tersebut sebagai tempat menghafal Alquran.57
2. Visi dan Misi
a. Visi Pondok Tahfizh Darul Itqon
“Membangun lingkungan Qurani dan generasi Penghafal Alquran yang Itqon”
b. Misi Pondok Tahfizh Darul Itqon
Untuk mewujudkan visi yang telah di rumuskan, pimpinan pondok Darul Itqon merencakan misi untuk mewujudkan visi tersebut, yaitu:
1) Mencetak para penghafal Alquran
2) Meningkatkan kuantitas dan kualitas hafalan para santri 3) Menanamkan sikap santun dan rendah hati kepada para santri
4) Memberikan motivasi kepada para santri untuk selalu berada di lingkungan Qurani
5) Membekali ilmu pengetahuan keislaman kepada para santri agar mampu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari
3. Tujuan Pondok Tahfizh Darul Itqon
Tujuan didirikannya Pondok Tahfizh Darul Itqon, yaitu:58
a. Untuk mencetak generasi Qurani yang mampu menghafal Alquran dengan Itqon
b. Sebagai sarana mendakwahkan pendidikan Islam berbasis Alquran
57Ibid.
58TGH Muhammad Asroni Lc., Wawancara, Bilasundung, 5 Desember 2019.
c. Agar santri mampu membaca Alquran dengan baik sesuai dengan makhraj dan ilmu tajwid
d. Menanamkan rasa cinta kepada Alquran, serta nikmatnya belajar Alquran e. Memiliki Akhlaqul Kharimah dalam menuntut ilmu dan kehidupan
sehari-hari.
4. Keadaan Pembimbing (Tenaga Pengajar)
Dari awal hingga sekarang ini Pondok Tahfizh Darul Itqon hanya memiliki 2 orang pembimbing yaitu TGH Muhammad Asroni Lc. selaku pimpinan, pendiri dan pembimbing di Pondok Tahfizh Darul Itqon, Ustadz Danang Sri Ujung Nurbuanto S.Pd selaku orang kepercayaan TGH Muhammad Asroni Lc. yang dipilih sebagai rekan dalam membimbing para santri dalam proses menghafal Alquran.59
59Observasi, Bilasundung, 27 November 2019.
Adapun struktur kepengurusan di pondok Tahfizh Darul Itqon yaitu:
Gambar 2.1
Bagan Struktur Kepengurusan Pondok Tahfizh Darul Itqon
Pondok Tahfizh Darul Itqon didirikan oleh TGH Muhammad Asroni Lc., selain sebagai pendiri beliau juga berperan langsung sebagai pembimbing. Ustadz Danang Sri Ujung Nurbuanto S.Pd, merupakan orang kepercayaan yang diberikan amanat untuk ikut membimbing para santri dalam menghafal Alquran. Adapun pengawas yang terlibat dalam kepengurusan di Pondok Tahfizh Darul Itqon adalah H. Zarwani dan Ustadz Junaidi S.Pd, beliau bertugas untuk mengontrol administrasi kehadiran para santri, wali yang melapor ketidak hadiran santri di urus oleh pengawas hingga santri yang sangat jarang hadir.
Pimpinan TGH Muhammad
Asroni Lc
Pembimbing 1 TGH Muhammad
Asroni Lc
Pembimbing 2 Ustadz Danang Sri Ujung
Nurbuanto S.Pd
Pengawas 1 H. Zarwani
Pengawas 2 Ustadz Junaidi S.Pd
5. Keadaan santri
Santri merupakan fokus perhatian dalam proses belajar mengajar, dalam hal ini proses menghafal Alquran, karena santrilah yang ingin meraih cita- cita sebagai penghafal Alquran. Para santri harus mampu membagi waktu antara sekolah dengan setoran dan muraja’ah hafalan, pagi hari seperti biasa setiap santri menjalankan kewajiban untuk bersekolah hingga siang hari, sore hari para santri pun harus mampu mengoptimalkan waktu untuk bisa menyetor dan muraja’ah hafalan pada sore hari hingga menjelang magrib.
Santri yang ada di Pondok Tahfizh Darul Itqon merupakan para santri yang memang berasal dari dusun Bilsundung dengan latar belakang keluarga yang berbeda-beda, dengan tingkat pendidikan yang berbeda pula, ada yang masih SD, SMP, SMA, bahkan ada yang kuliah. Karakter santri pun berbeda-beda, ada yang cepat menghafal Alquran, ada yang sedang bahkan ada yang lambat dalam menghafal Alquran, itulah yang menjadi tanggung jawab pembimbing untuk selalu memeberikan motivasi dan perhatian kepada tiap-tiap santri.
Jumlah santri pada tahun 2019, dapat dilihat pada tabel di bawah ini, yaitu: 60
60Dokumentasi, Bilasundung, 5 Desember 2019.
Tabel 2.1
Jumlah santri laki-laki pada saat ini (2019)
NO NAMA TINGKAT
PENDIDIKAN
STATUS
1. Muhammad Yazid Lulus SMK Aktif
2. Muhammad Kholil Husori Mondok Pasif
3. Muhammad Jibril Al-Ayyubi Mondok Pasif
4. Muhammad Fadoli Abror MA Aktif
5. Muhammad Haidar Ali MTs Aktif
6. Muhammad Syauki Altof Mondok Pasif
7. Muhammad Baedowi Mondok Pasif
8. Muhammad Royan SMK Aktif
9. Muhammad Haikal Addaelani MTs Aktif
10. Muhammad Jibran Janwannajhi MTs Aktif
11. Muhammad Zidni Muharom MTs Aktif
12. Muhammad Yusuf Ubaidillah MTs Aktif
13. Muhammad Arif Maulana MTs Aktif
Tabel 2.2
Jumlah santri perempuan pada saat ini (2019)
NO NAMA TINGKAT
PENDIDIKAN
STATUS
1. Nikmaturrahmi Mondok Pasif
2. Nia Juniarti Kuliah Pasif
3. Izzatul Asma SMA Aktif
4. Fuji Rahmatul Aini SMA Aktif
5. Siti Khadijah Kuliah Pasif
6. Zakia Aesi Lulus MA Aktif
7. Laela Ulya SMA Aktif
8. Sukia Ruwaida SMA Aktif
9. Amiratul Imania MTs Aktif
10. Azian Irdawati MTs Aktif
11. Siti Fatimatuzzahra MTs Aktif
12. Amanda Amudiana Rizky MTs Aktif
13. Almas Robiatul Adawiyah MTs Aktif
Santri aktif merupakan santri yang masih menjalankan program menghafal Alquran hingga sekarang ini, sedangkan santri yang pasif merupakan santri yang masih menjalankan program menghafal namun terkendala beberapa hal. Jumlah santri yang masih terdaftar di Pondok Tahfizh Darul Itqon berjumlah kurang lebih 30 santri, namun santri yang masih aktif sekitar 15-20 santri, santri yang pasif, bukan berarti santri yang tidak lagi melakukan program menghafal Alquran, namun santri-santri terebut diberikan permakluman karena sedang menuntut ilmu dibangku kuliah, bahkan ada yang menuntut ilmu agama di luar kota. Ketika sudah menikmati masa libur maka para santri diberikan kesempatan untuk bergabung kembali di Pondok Tahfizh Darul Itqon.61
6. Sarana Pondok Tahfizh Darul Itqon
Sarana dan prasarana dalam suatu lembaga pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menunjang proses belajar mengajar dalam hal ini menghafal Alquran adapun sarana di Pondok Tahfizh Darul Itqon pada saat ini baru memiliki :62
61Ustadz Danang Sri Ujung Nurbuanto, Wawancara, Bilasundung, 2 Desember 2019.
62Dokumentasi, Bilasundung, 5 Desember 2019.
a. 1 ruang untuk Tahfizh b. 1 ruang untuk Tahsin c. Kamar mandi
Ruang Tahfizh pada saat ini masih dalam rencana renovasi, hal tersebut terlihat dari kitab-kitab yang ada di ruangan Tahfizh sudah mulai dipindahkan karena ruangan Tahfizh dan Tahsin akan digabung menjadi satu ruangan yang lebih besar.
7. Kegiatan
Pondok Tahfizh Darul Itqon merupakan pondok Tahfizh yang memang tidak digunakan selama 24 jam, namun hanya digunakan beberapa jam saja untuk singgah menghafal Alquran. Para santri harus mampu membagi waktu untuk sekolah dan waktu menghafal Alquran. Proses menghafal Alquran berjalan selama 4 hari di dalam satu minggu, dimulai dari hari senin sampai hari kamis, mulai dari jam 4 sore hingga menjelang magrib atau sampai semua para santri sudah menyetorkan hafalannya
Adapun kegiatan yang berlangsung di Pondok Tahfizh Darul Itqon ditujukan untuk mentertibkan para santri, yaitu:63
Tabel 2.3
Jadwal kegiatan di Pondok Tahfizh Darul Itqon Waktu Hari Kegiatan yang berlangsung
04.00-04.20 Senin Berdoa dan mempersiapkan hafalan yang telah dihafal dari rumah
04.20-05.00 Senin Setoran hafalan maupun muraja’ah
05.00-05.20 Senin Muraja’ah bersama sesuai pembagian kelompok
63Ustadz Danang Sri Ujung Nurbuanto, Wawancara, Bilasundung, 2 Desember 2019.
05.20-05.30 Senin Berdoa bersama dan menyampaian motivasi oleh pimpinan pondok tahfizh
04.00-04.20 Selasa Berdoa dan mempersiapkan hafalan yang telah dihafal dari rumah
04.20-05.00 Selasa Setoran hafalan maupun muraja’ah
05.00-05.20 Selasa Muraja’ah bersama sesuai pembagian kelompok 05.20-05.30 Selasa Berdoa bersama dan menyampaian motivasi oleh
pimpinan pondok tahfizh
04.00-04.20 Rabu Berdoa dan mempersiapkan hafalan yang telah dihafal dari rumah
04.20-05.00 Rabu Setoran hafalan maupun muraja’ah
05.00-05.20 Rabu Muraja’ah bersama sesuai pembagian kelompok 05.20-05.30 Rabu Berdoa bersama dan menyampaian motivasi oleh
pimpinan pondok tahfizh
04.00-04.20 Kamis Berdoa dan mempersiapkan setoran muraja’ah yang telah disiapkan dari rumah
04.20-05.00 Kamis Setoran muraja’ah
05.00-05.20 Kamis Muraja’ah bersama sesuai pembagian kelompok 05.20-05.30 Kamis Berdoa bersama dan menyampaian motivasi oleh
pimpinan pondok tahfizh
- Jumat Libur
- Sabtu Libur
- Ahad Libur
Kegiatan di Pondok Tahfizh Darul Itqon terjadwal dari hari senin- kamis, para santri terbagi menjadi dua, yang pertama santri yang bisa langsung menghafal Alquran, program Tahfizhul Quran, yang kedua santri yang harus mengikuti program tahsin terlebih dahulu, santri yang mengikuti program tahsin merupakan santri yang dinyatakan kurang lancar membaca Alquran, kurang tepat dalam mengucapkan makhraj huruf serta tajwid.
Sebelum menyetorkan hafalan santri yang mengikuti program tahsin mengikuti pengarahan terebih dahulu, diberi berbagai ilmu dan motivasi.
Meskipun jadwal menghafal hanya berlangsung pada hari senin-kamis, namun TGH Muhammad Asroni Lc. selalu memberikan nasihat kepada para santri untuk memanfaatkan tiga hari libur yaitu hari jumat, sabtu, minggu untuk tidak lupa membaca Alquran dan senantiasa memuraja’ah hafalan yang telah disetorkan, libur bukan berarti libur membaca Alquran.
B. Strategi Menghafal Alquran Santri Pondok Tahfizh Darul Itqon
Menghafal Alquran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang baik dengan cara membaca atau mendengarkannya hingga hafal diluar kepala. Sebelum menghafal Alquran tentunya santri harus mampu membaca Alquran dengan baik dan benar.
Sebagaimana penjelasan TGH Muhammad Asroni Lc. Selaku pendiri pondok Tahfizh Darul Itqon, beliau mengatakan:
“Santri yang ingin menghafal Alquran harus mampu membaca Alquran dengan baik dan benar, baru setelah itu dapat menghafal Alquran, karena jika membaca saja masih belum lancar, maka akan mempersulit juga dalam proses menghafal Alquran. Di sini awalnya juga kami kira semuanya sudah mampu membaca Alquran dengan baik, namun ternyata ada beberapa santri yang belum tepat dalam mengucapkan makhraj huruf dan belum tau tentang ilmu tajwid itu sebabnya santri tersebut kami buatkan program tahsin sebelum menyetorkan hafalannya.”64
Zakia Aesi selaku santri juga mengatakan hal yang senada:
“Saya mengikut program tahsin, tapi kalau di pondok disebutnya Fasohah, awalnya sih gak ada program fasohah, iya hanya ada tahfizh saja, tapi mungkin ada pertimbangan bagi yang kurang bagus bacaan Alqurannya
64TGH Muhammad Asroni Lc,. Wawancara, Bilasundung, 5 Desember 2019.
seperti saya. Ketika program fasohah kita diajarkan bagaimana penyebutan huruf yang benar, Makhrajnya, hukum tajwid juga.”65
Hampir setiap hari di Pondok Tahfizh Darul Itqon santri selalu diberikan motivasi, nasihat dalam menghafal Alquran, meskipun tidak pernah membebankan santri dengan strategi tertentu, pimpinan selalu memberikan pengetahuan tentang strategi yang dapat digunakan dalam menghafal Alquran, santri diberikan kebebasan untuk memilih strategi yang akan digunakan, sebagaimana yang dijelaskan oleh pimpinan pondok, beliau mengatakan:
“Disini tidak ada penentuan strategi apa yang harus digunakan oleh para santri dalam menghafal Alquran, namun kami selalu menyarankan beberapa strategi yang dapat dijadikan sebagai rujukan, contohnya pada saat baru diadakan program tahfizh ini kami menghimbau para santri untuk menggunakan satu Alquran yang sama dalam menghafal Alquran, karena jika menggunakan Alquran yang berbeda tentu santri akan mengalami kesulitan ketika menggunakan Alquran yang lain, pada pertemuan awal, tiang menghimbau kepada para santri untuk menggunakan Alquran standar yang perhalaman berisi 15 baris, menurut tiang Alquran tersebut baik digunakan untuk menghafal Alquran karena itu Alquran standar yang sering digunakan menghafal Alquran dan juga tulisannya bagus.”66
Hal tersebut juga dipertegas oleh ustadz pembimbing yaitu Ustadz Danang, beliau mengatakan:
“Saya pernah mendengar kakak tuan mengatakan bahwa menghafal Alquran cukup menggunakan Alquran yang sama jangan diganti-ganti agar hafalan yang sudah terekam, pola yang sudah terbentuk tidak berubah jika menggunakan Alquran yang berbeda lagi.”67
Hal senada juga dikatakan oleh Nia Juniarti selaku santri di Pondok Tahfizh Darul Itqon:
“Meskipun sekarang saya sudah kuliah, jarang bisa ikut bergabung dalam program Tahfizh, namun saya selalu mengingat pesan-pesan bapak tuan, beliau pernah mengatakan kepada kami, gunakan satu Alquran yang sama
65Zakia Aesi, Wawancara, Bilasundung, 8 Desember 2019.
66TGH Muhammad Asroni Lc., Wawancara, Bilasundung, 5 Desember 2019.
67Ustadz Danang Sri Ujung Nurbuanto, Wawancara, Bilasundung, 4 desember 2019.
dalam menghafal Alquran, yaitu Alquran standar 15 baris perhalaman, tulisannya juga bagus.”68
Selain menerapkan strategi menghafal menggunakan satu jenis mushaf, di pondok Tahfizh Darul Itqon juga menggunakan strategi pengulangan per 1 juz, muraja’ah perkelompok, setiap santri yang sudah habis menyetor hafalan 1 juz, santri akan kembali menyetor hafalannya dalam bentuk muraja’ah, begitu juga ketika sudah menyelesaikan hafalan hingga 3 juz, diadakan lagi program muraja’ah dengan diberikan map setoran yang berbeda dengan keterangan muraja’ah di halaman sampul map kuning. Sebagaimana penjelasan dari TGH Muhammad Asroni Lc. selaku pimpinan Pondok sebagai berikut:
“Kalau di rumah tahfizh lain biasanya diterapkan strategi pengulangan ganda dengan maksud santri menyetor hafalan pada pagi hari dan kembali menyetor hafalan pada sore hari dengan tujuan agar santri semakin mengingat hafalannya. Di sini kami juga menerapkan strategi pengulangan, namun strategi pengulangannya itu per 1 juz, kami tidak bisa menerapkan strategi pengulangan ganda seperti rumah tahfiz yang lainnya, karena disini kapasitas pertemuannya hanya sebentar, sekitar 1-2 jam perhari, strategi pengulangan per 1 juz juga bertujuan agar santri tidak mudah lupa hafalannya, karena santri di sini juga harus mampu mengatur waktu antara sekolah, menghafal dan muraja’ah hafalan.”69
Hal tersebut dipertegas oleh Ustadz Danang selaku pembimbing, beliau mengatakan:
“Strategi pengulangannya disini per 1 juz, ketika sudah habis menyetorkan 1 juz maka harus kembali menyetorkan 1 juz tersebut dengan catatan harus lebih lancar dan lebih banyak dari catatan setoran biasa. Setelah habis menyetorkan 1 juz dalam bentuk muraja’ah barulah santri boleh melanjutkan setoran hafalannya ke juz selanjutnya. Setelah persantri hafal 3 juz nantinya santri akan diberikan map berbeda lagi, yaitu map berwarna kuning sebagai tanda bahwa pada hari kamis mereka tidak lagi menghafal, namun memuraja’ah hafalannya.”70
68Nia Juniarti, Wawancara, Bilasundung, 15 Desember 2019.
69TGH Muhammad Asroni Lc., Wawancara, Bilasundung, 5 Desember 2019.
70Ustadz Danag Sri Ujung Nurbuanto, Wawancara, Bilasundung, 4 Desember 2019.
Hal senada juga disampaikan oleh santri Pondok Tahfizh Darul Itqon yaitu Muhammad Yazid:
“Pertama saya sangat bersyukur bisa menghafal Alquran di Pondok Tahfizh Darul Itqon, Selain gratis, pembimbingnya baik, ramah, luar biasa sekali, saya kan kurang bisa membagi waktu karena banyak kegiatan juga, disini ada strategi pengulangan per 1 juz, per 3 juz, dan muraja’ah perkelompok, dengan adanya strategi tersebut tentu sangat membantu saya dalam menghafal dan menjaga hafalan Alquran.”71
Ada juga strategi tidak beralih pada ayat berikutnya sebelum ayat yang sedang dihafal benar-benar hafal, strategi ini bertujuan agar para santri tidak cepat berpindah ayat ketika ayat yang sedang dihafal dirasa sulit untuk dihafalkan, namun para santri harus berusaha dan berupaya agar ayat yang sedang dihafal benar-benar hafal. Jika santri meninggalkan ayat yang sulit dihadal tentu itu akan menjadi beban dan PR tersendiri bagi para santri
Sebagaimana penjelasan Ustadz Danang selaku pembimbing mengatakan:
“Ketika menyetor hafalan santri harus benar-benar hafal, ketika santri tidak hafal, kami sebagai pembimbing akan menegur jika salah dan memberi tahukan ayatnya jika santri lupa, ketika santri bingung, kami memberikan toleransi untuk membuka Alquran, namun jika benar-benar tidak hafal, maka santri akan kami minta untuk kembali ke barisan semula untuk melancarkan kembali hafalannya, ketika sudah merasa benar-benar hafal, barulah santri boleh kembali menyetorkan hafalannya yang tadi.”72 Hal senada disampaikan oleh Amiratul Imania selaku santri:
“Saya pernah kak, waktu itu kan mau nyetor hafalan, saya rasa sih udah hafal, namun ketika berada di depan pembimbing, kadang hafalan suka lupa, mungkin karena gugup juga, kadang bukan hanya lupa, tapi ketuker ayatnya, pas salah ustadz negur, pas ditegur hafalan makin hilang, makin banyak salah, buka Alquran pun masih belum lancar, akhirnya saya disuruh balik untuk memperlancar hafalan lagi.”73
Azian Irdawati juga mengatakan hal yang senada:
71Muhammad Yazid, Wawancara, Bilasundung, 30 November 2019.
72Ustadz danang Sri Ujung Nurbuanto, Wawancara, Bilasunung, 4 Desember 2019.
73Amiratul Imania, Wawancara, Bilasundung, 15 Desember 2019.
“Saya juga pernah kak, lupa hafalan terus diminta balik karena kebanyakan salah dan keliru, faktor capek juga kadang jadi salah satu hal yang bikin gak fokus.”74
Strategi menghafal yang selanjutnya adalah dengan cara memperhatikan ayat-ayat yang serupa, ayat-ayat yang serupa terkadang dapat membingungkan pola hafalan ketika tidak bisa diperhatikan secara baik. Ayat yang serupa memiliki keuntungan dan juga hambatan, positifnya, ayat yang serupa dapat mempermudah dan mempercepat proses menghafal. Namun ayat yang serupa juga membawa kebingungan bagi para penghafal Alquran jika tidak diperhatikan dengan baik.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh TGH Muhammad Asroni Lc selaku pimpinan dan pembimbing:
“Ketika menghafal Alquran santri harus memperhatikan makhraj huruf, tajwid, dan ayat-ayat yang hendak dihafalkan, ada banyak ayat yang serupa, hampir sama, bahkan persis, misalnya dalam surah Al-Mursalat ada 10 ayat yang sama, pengulangannya antara selang satu sampai tiga, empat, lima ayat, contohnya juga dalam surah Attakwir awal ayanya mirip dengan awal 12 ayat lainnya yang diawali dengan waaidzaa, jika tidak teliti, santri akan terkecoh dan akan terus berulang pada ayat yang sama.”75 Hal senada juga disampaikan oleh Sukia Ruwaida selaku santri mengatakan:
“Saya pernah mengalaminya kak, waktu itu saya antara nyetor atau muraja’ah, nyetornya surah At-Takwir eeh hafalan saya malah larinya ke surah Al-Infithar. Soalnya kan ada dalam surah At-Takwir ayat 14 mirip dengan surah Al-Infithar bedanya cuma diakhir ayatnya, kemudian bapak tuan menegur dan meluruskan bacaan saya, setelah selese menyetor, bapak tuan memberikan saya nasihat untuk selalu memperhatikan ayat-ayat yang mirip atau bahkan sama persis.”76
Hal senada juga dipertegas oleh Muhammad Fadholi Abror selaku santri:
74Azian Irdawati, Wawancara, Bilasundung, 15 Desember 2019.
75TGH Muhammad Asroni Lc., Wawancara, Bilasundung, 5 Desember 2019.
76Sukia Ruwaida, Wawancara, Bilasundung, 9 Desember 2019.
“Saya waktu itu setoran hafalannya surah Al-Jin awalan ayatnya mirip- mirip sampai akhirnya saya memilih tidak menyetor karena belum lancar, kemudian bapak tuan guru bertanya kenapa tidak menyetor, saya bilang belum lancar, hingga akhirnya bapak tuan guru melihat map setoran saya baru nyampe surah Al-Muzammil, mungkin bapak tuan tau saya mau nyetor surah Al-Jin kemudian selesai kegiatan menghafal beliau memberikan nasihat untuk lebih teliti memperhatikan ayat-ayat yang mirip, dan tak lupa beliau memberikan motivasi untuk tetap semangat menghafal Alquran.”77
Siapa saja dapat menghafal Alquran, dimanapun dan kapanpun, namun menghafal Alquran lebih baik dilakukan di bawah bimbingan seorang pengampu, seorang pengampu memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu memperbaiki hafalan, pemberi motivasi dan pengontrol hafalan para santrinya. Di pondok Tahfzh Darul Itqon sudah disiapkan dua orang pembimbing yang akan selalu memberikan waktunya untuk menyimak setoran para santri.
Pimpinan pondok, TGH Muhammad Asroni Lc mengatakan:
“Di Pondok Tahfizh Darul Itqon tiang dan ustadz Danang akan selalu berupaya menjadi pengampu bagi santri yang ada disini, karena tanpa pengampu hafalan para santri tetap bisa berjalan namun belum tentu sebaik jika ada seorang pengampu, sama halnya dalam dunia pendidikan, disekolah pembelajaran akan bisa berjalan tanpa seorang guru, namun secanggih apapun tekhnologi posisi seorang guru tidak akan bisa tergantikan, begitu juga dengan seorang pengampu, posisinya sangat penting untuk selalu memperbaiki kesalahan atau memotivasi para santri.”78
Hal senada juga disampaikan oleh Ustadz Danang, beliau mengatakan bahwa:
“Disini kalau lagi libur panjang, santri yang hadir bisa hampir 20 orang, karena yang SD, SMP, SMA, bahkan juga yang kuliah sudah libur, sedangkan pengampu disini hanya berdua sama kakak tuan, jadinya harus
77Muhammad Fadoli Abror, Wawancara, Bilasundung, 14 desember 2019.
78TGH Muhammad Asroni Lc., Wawancara, Bilasundung, 5 Desember 2019.