• Tidak ada hasil yang ditemukan

لاَس

7. Gender

wanita yang tidak beradab, seperti: “aku tidak pernah melihat kebaikan pada dirimu sedikitpun”.

f. Menghormati keluarga suami

Allah mewajibkan seorang istri untuk memuliakan keluarga suaminaya, menyambut mereka dengan rasa cinta dan penuh kehangatan, memberikan kepada mereka segala keutamaan, dan tidak bermuka muram di depan mereka. Semua itu membuat mereka ridha dan tali cintanya dengan suaminya akan tetap terjalin.

Hal itu akan membawa kebaikan dan keberkahan padanya.

g. Setia terhadap suami.41

Jika Islam mewajibkan suami untuk setia kepada istrinya, ia juga mewajibkan istri untuk setia kepada suaminya. Hal itu tidak lain karena kesetiaan merupakan akhlak mulia, yang mengungkapkan ketulusan, iman yang dalam dan keikhlasan.

Waktu dimana seseorang sangat diuji kesetaannya adalah saat-saat kritis dan sulit. Seorang istri yang setia adalah yang memahami hal itu, sehingga ia mendahulukan kebutuhan suaminya atas kebutuhan dirinya sendiri.

biologis, perilaku, mentalitas, dan sosial budaya. gender juga diartikan keadaan dimana individu yang lahir secara biologis sebagai laki-laki dan perempuan yang kemudian memperoleh pencirian sosial sebagai laki-laki dan perempuan melalui atribut- atribut maskulinitas dan feminitas yang sering didukung oleh nilai- nilai atau sistem dan simbol di masyarakat yang bersangkutan.

Lebih singkatnya, gender dapat diartikan sebagai suatu konstruksi sosial atas seks, menjadi peran dan perilaku sosial. Istilah gender seringkali tumpang tindih dengan seks (jenis kelamin), padahal dua kata itu merujuk pada bentuk yang berbeda. Seks merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Contohnya jelas terlihat, seperti laki-laki memiliki penis, scrotum, memproduksi sperma. Sedangkan perempuan memiliki vagina, rahim, memproduksi sel telur. Alat-alat biologis tersebut tidak dapat dipertukarkan sehingga sering dikatakan sebagai kodrat atau ketentuan dari Tuhan (nature). Sedangkan konsep gender merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural.

Misalnya, laki-laki itu kuat, rasional, perkasa. Sedangkan perempuan itu lembut, lebih berperasaan, dan keibuan. Ciri-ciri tersebut sebenarnya bisa dipertukarkan. Artinya ada laki-laki yang lembut dan lebih berperasaan. Demikian juga ada perempuan yang

kuat, rasional, dan perkasa. Perubahan ini dapat terjadi dari waktu ke waktu dan bisa berbeda di masing-masing tempat.42

Jaman dulu, di suatu tempat, perempuan bisa menjadi kepala suku, tapi sekarang di tempat yang sama, laki-laki yang menjadi kepala suku. Sementara di tempat lain justru sebaliknya. Artinya, segala hal yang dapat dipertukarkan antara sifat perempuan dan laki-laki, yang bisa berubah dari waktu ke waktu serta berbeda dari suatu kelas ke kelas yang lain, komunitas ke komunitas yang lain, dikenal dengan gender. Gender bisa juga diartikan sebagai ide dan harapan dalam arti yang luas yang bisa ditukarkan antara laki-laki dan perempua, ide tentang karakter femini dan makulin, kemampuan dan harapan tentang bagaimana seharusya laki-laki dan perempuan berperilaku dalam berbagai situasi. Ide-ide ini disosialisasikan lewat perantara keluarga, teman, agama dan media.

Lewat perantara-perantara ini, gender terefleksikan ke dalam peran- peran, status sosial, kekuasaan politik dan ekonomi antara laki-laki- dan perempuan. 43

b. Konsep gender

Untuk memahami konsep gender harus dibedakan kata gender dengan seks (jenis kelamin). Pengertian jenis kelamin merupakan pembagian dua jenis kelamin yang ditentukan secara

42 Mahatma Gandhi , Kaum Perempuan dan Ketidak Adilan Sosial (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2002), 13.

43 Ibid., 19.

biologis yang melekat pada jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Pensifatan manusia pada jenis kelamin laki-laki yaitu manusia yang memiliki penis dan memproduksi sperma.

Sedangkan perempuan memiliki alat reproduksi seperti rahim dan saluran yang melahirkan, memproduksi sel telur, memiliki vagina dan alat menyusui. Gender merujuk pada pembedaan-pembedaan dan relasi-relasi sosial antara anak perempuan dan anak laki-laki, perempuandan laki-laki dewasa yang dipelajari dan sangat bervariasi di dalam dan antar budaya, serta berubah dari waktu ke waktu. Sebagai contoh, di banyak negara, perempuan lah yang memelihara dan membesarkan anak yang masih kecil, namun kini semakin banyak kaum laki-laki mulai ikut merawat anak yang masih kecil. Kesetaraan gender, atau kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, merujuk pada kesamaan hak, tanggung jawab, kesempatan, perlakuan, dan penilaian bagi kaum lelaki dan perempuan dalam pekerjaan serta dalam hubungan antara kerja dan kehidupan. Kesetaraan gender berarti bahwa semua orang dari segala umur dan jenis kelamin harus memiliki kesempatan yang sama untuk berhasil dalam hidup. Ini berarti bahwa semua manusia harus memiliki akses dan kontrol terhadap sumber daya dan manfaat yang setara, dengan kata lain secara adil tidak ada diskriminasi, sehingga semua orang dapat mengambil manfaat dan berpartisipasi dalam pembangunan.

Menurut Nasaruddin Umar, Islam memang mengakui adanya perbedaan (distincion) antara laki-laki dan perempuan, tetapi bukan pembedaan (discrimination). Perbedaan tersebut didasarkan atas kondisi fisik biologis perempuan yang ditakdirkan berbeda dengan laki-laki, namun perbedaan tersebut tidak dimaksudkan untuk memuliakan yang satu dan merendahkan yang lainnya. Ajaran Islam tidak secara skematis membedakan faktor-faktor perbedaan laki-laki dan perempuan, tetapi lebih memandang kedua insan tersebut secara utuh. Antara satu dengan lainnya secara biologis dan sosio kultural saling memerlukan dan dengan demikiann antara satu dengan yang lain masing-masing mempunyai peran. Boleh jadi dalam satu peran dapat dilakukan oleh keduanya, seperti perkerjaan kantoran, tetapi dalam peran- peran tertentu hanya dapat dijalankan oleh satu jenis, seperti;

hamil, melahirkan, menyusui anak, yang peran ini hanya dapat diperankan oleh wanita.44

c. Feminisme

Feminisme berasal dari bahasa latin “femina” yang artinya memiliki sifat keperempuan. Feminisme adalah paham yang menuntut hak sepenuhnya kaum perempuan atas ketimpangan posisi dibanding laki-laki. Gerakan ini disebut

44 Nasaruddin Umar, Kodrat Perempuan dalam Islam (Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Gender, 1999) , 23

dengan “gerakan feminisme”, yang sebenarnya sudah merupakan bentuk aktualisasi upaya pembebasan diri kaum perempuan dari berbagai ketimpangan perlakuan dalam segala aspek kehidupan.45

Feminisme adalah idiologi yang dikembangkan oleh kalangan Eropa Barat dalam rangka memperjuangkan persamaan antara dua jenis manusia: laki-laki dan perempuan. Tujuan mereka adalah menuntut keadilan dan pembebasan perempuan dari kungkungan agama, budaya, dan struktur kehidupan lainnya.

Adapun konsep gender menurut feminisme, bukanlah suatu sifat yang kodrati atau alami, tetapi merupakan hasil konstruksi sosial dan kultural yang telah berproses sepanjang sejarah manusia. Umpamanya bahwa perempuan itu lembut, emosional, hanya cocok mengambil peran domestic, sementara lelaki itu kuat, rasional, layak berperan di sector public. Disini, ajaran agama diletakkan dalam posisi sebagai salah satu pembangunan konstruksi sosial dan kultural tersebut.

45 Ismail Adam Pate, Perempuan, Feminisme, Dan Islam ( Jakarta, Pustaka Thariqul Izzah, 2005), 4.

d. Perempuan dalam Konsep Islam

1. Perempuan sebagai individu 46

Al-Qur‟an menyoroti perempuan sebagai individu.

Dalam hal ini terdapat perbedaan antara perempuan dalam kedudukannya sebagai individu dengan perempuan sebagai anggota masyarakat. Al-qur‟an memperlakukan baik individu perempuan dan laki-laki adalah sama, karena hal ini berhubungan antara Allah dan individu perempuan dan laki- laki tersebut, sehingga terminology kelamin (sex) tidak diungkapkan dalam masalah ini. Pernyataan-pernyataaan al- Qur‟an tentang posisi dan kedudukan perempuan dapat dilihat dalam beberapa ayat sebagaimana berikut:

1) Perempuan adalah makhluk ciptaan Allah yang mempunyai kewajiban sama untuk beribadat kepadaNya sebagaimana termuat dalam(Adz-Dzariyat:

56).

2) Perempuan adalah pasangan bagi kaum laki-laki termuat dalam (An-naba‟:8)

3) Perempuan bersama-sama dengan kaum laki-laki juga akan mempertanggung jawabkan secara individu setiap

46 Zarkasyi fahmi, Islamia: Problem Kesetaraan Gender dalam Studi Islam. (Jakarta: Khairul Bayan Press, 2010), 78.

perbuatan dan pilihannya termuat dalam (Maryam: 93- 95).

4) Sama halnya dengan kaum laki-laki Mukmin, para perempuan mukminat yang beramal saleh dijanjikan Allah untuk dibahagiakan selama hidup di dunia dan abadi di surga. Sebagaimana termuat dalam(An- Nahl:97)185.

Sementara itu Rasulullah juga menegaskan bahwa kau perempuan adalah saudara kandung kaum laki-laki (HR Ad- Darimy dan Abu Uwanah) Dalam ayat-ayatnya bahkan Al- qur‟an tidak menjelaskan secara tegas bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam, sehingga karenanya kedudukan dan statusnya lebih rendah. Atas dasar itu prinsip al-Qur‟an terhadap kaum laki-laki dan perempuan adalah sama, dimana hak istri adalah diakui secara adil (equal) dengan hak suami. Dengan kata lain laki-laki memiliki hak dan kewajiban atas perempuan, dan kaum perempuan juga memiliki hak dan kewajiban atas laki-laki. Karena hal tersebutlah maka al-Qur‟an dianggap memiliki pandangan yang revolusioner terhadaphubungan kemanusiaan, yakni memberikan keadilan hak antara laki-laki dan perempuan.

2. Perempuan dan Hak Kepemilikan

Islam memberikan jaminan yang penuh kepada kaum wanita dalam bidang keagamaan, pemilikan dan pekerjaan, dan realisasinya dalam jaminan mereka dalam masalah pernikahan yang hanya boleh diselenggarakan dengan izin dan kerelaan wanita-wanita yang akan dinikahkan itu tanpa melalui paksaan. “Janganlah menikahkan janda sebelum diajak musyawarah, dan janganlah menikahkan gadis perawan sebelum diminta izinnya, dan izinnya adalah sikap diamnya” (HR. Bukhari Muslim). Bahkan Islam memberi jaminan semua hak kepada kaum wanita dengan semangat kemanusiaan yang murni, bukan disertai dengan tekanan ekonomis atau materialis. Islam justru memerangi pemikiran yang mengatakan bahwa kaum wanita hanyalah sekedar alat yang tidak perlu diberi hak-hak. Islam memerangi kebiasan penguburan hidup anak-anak perempuan, dan mengatasinya dengan semangat kemanusiaan yang murni, sehingga ia mengharamkan pembunuhan seperti itu.47

47Sayyid Quthb, Keadilan Sosial Dalam Islam, Bandung, Penerbit Pustaka, 1984,hlm.71-74.

3. Perempuan dan Pendidikan

Islam memerintahkan baik laki-laki maupun perempuanagar berilmu pengetahuan dan tidak menjadi orang yang bodoh. Allah sangat mengecam orang-orang yang tidak berilmu pengetahuan, baik laki-laki maupun perempuan.

Sebagaimana (az-Zumar: 9). Kewajiban menuntut ilmu juga ditegaskan nabi dalam hadis. Artinya: menuntut ilmu itu wajib atas setiaplaki-laki dan perempuan. (HR. Muslim) Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Islam justru menumbangkan suatu sistem sosial yang tidak adil terhadap kaum perempuan dan menggantikannya dengan sistem yang mengandung keadilan.

A. Riwayat Hidup Imamal-NawawiAl-Bantani Al-Jawi

Imamal-Nawawi Al-Bantani Al-Jawi adalah seorang cendakiawan muslim yang berasal dari Tanara Banten, yang mempunyai reputasi di tingkat internasional. Nama Imam al-Nawawi tercantum dalam kamus Al-Munjib, bahkan ia juga memperoleh gelar Sayidu Ulama’ Hijaz (Pemimpin Ulama‟ Hijaz). Nama asli Imamal-Nawawi adalah Abu Abdul Mu‟thi Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi yang popular dengan sebutan Syaikh Nawawi al-Bantani al-Jawi asy-Syafi‟i.1

Imam al-Nawawi dikenal juga dengan sebutan Abu Abdul Mu‟ti sebagai julukan nama dari satu-satunya anak laki-lakinya. Beliau dilahirkan di kampung Tanara Serang Banten, pada tahun 1813 M/1230 H dan wafat di Ma‟la (Mekah) Saudi Arabia pada tahun 1314 H/1897 M.

Namun menurut al-„Alam dan Mu‟jam al-Muallifin beliau wafat pada tahun 1316 H/1898 M.2

Imam Nawawi adalah putra pertama dari KH.Umar, seorang ulama berasal dari desa Tanara Banten. Ayahnya KH.Umar adalah seorang keturunan bangsawan kesultanan yang silsilahnya sampai kepada Sultan Hasanuddin, Raja Kesultanan Banten yang pertama. Imam Nawawi hidup dalam lingkungan Ulama.Adapun silsilahketurunan dari sang ibu

1 Muhammad Fahrudin, keseimbangan hak dan kewajiban suami istri menurut pemikiran Imam Al- Nawawi Dalam Membentuk Keluarga Sakinah (Skripsi, IAIN Semarang, 2007)

65

adalah syeikh Nawawi bin Nyai Zubaidahbin Muhammad Singaraja, yang silsilahnya juga sampai ke Sunan Gunung Jati. Imam al-Nawawi mempunyai tujuh orang saudara yakni, Syeikh Nawawi Ahmad Sihabuddin, Tamim, Said, Abdullah, Sakila dan Syahriyah. 3

Ayahnya sendiri KH. Umar adalah seorang ulama‟ yang memimpin masjid dan pendidikan Islam di Tanara. disamping ahli dalam berbagai ilmu agama, Imamal-Nawawi juga dikenal sebagai sufi dengan aliran Tarikat Qadariyah, karena itu tidak mengherankan jika karya –karyanya banyak bernuansa tasawuf. Imamal-Nawawi hidup pada masa yang cukup sulit, yakni tatkala Indonesia dijajah Belanda. Saat itu, hanya anak orang kaya, para bangsawan dan keluarga mereka yang bisa mendapatkan pendidikan, sementara rakyat pada umumnya hanya diperbolehkan melakukan praktik keagamaan seperi shalat, puasa dan pekerjaan sehari-hari. Kondisi inilah yang menjadi alasan utama Imamal- Nawawi dan dua orang saudara laki-lakinya berangkat ke tanah suci mekkah untuk belajar. Pada saat itu Imamal-Nawawi baru berusia lima belas tahun.

Dokumen terkait