• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tn.A dan keluarga berharap selalu diberi kesehatan dan petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik, tepat dan cepat kepada siapa saja yang membutuhkan.

58

Analisa Data Tabel 3.3 Analisa Data

No. Data Etiologi Problem

1. Data Subjektif :

Tn.A mengatakan mengeluh batuk,sulit mengeluarkan dahak dan sesak nafas.

Data Objektif :

1) Pasien tampak kesulitan batuk.

2) Batuk tidak efektif.

3) Pasien tampak gelisah

4) Seputum berwarna kekuningan.

5) Terdapat suara tambahan ronkhi kering.

6) TTV

TD : 120/80 mmHg N : 89 x/menit S : 39,5oC RR : 27 x/menit

Mycrobacterium Tuberkulosis

Droplet infection

Menrtap paru

Terjadi inflamasi

Tumbuh dan berkembang di

sitoplasma

Sarang primer / afek primer (focus ghon)

Menyebar ke organ lain

Pertahanan primer tidak adekuat

Pembentukan ptuberkulosis paru

Pembentukan spuntum berlebih

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Bersihan jalan npas tidak efektif

2. Data Subjektif :

Tn.A mengatakan mengeluh badannya terasa panas

terjadi proses peradangan

pengeluaran zat

Hipertermi

Data Objektif :

1) Kulit terasa panas 2) Kulit Tn. A tampak

merah 3) TTV

TD : 120/80 mmHg N : 89 x/menit S : 39,5°C RR : 27 x/menit

pirogen

mempengaruhi hipotalamus

mempengaruhi sel poin

Hipertermi

60

Diagnosa Keperawatan Tabel 3.4 Diagnosa Keperawatan

No. Kode Diagnosa Keperawatan

1. D.0001 Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b.d penumpukan secret di paru-paru 2. D.0003 Hipertermia b.d reaksi inflamasi

Skoring Diagnosa

Tabel 3.5 Diagnosa Keperawatan

No. Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1. Sifat Masalah : Aktual (3) Resiko tinggi (2) Potensial (1)

3 1 Masalah sudah aktual dan

memerlukan tindakan

perawatan yang tepat dan cepat agar tidak terjadi masalah lebih lanjut.

2. Kemungkinan masalah dapat diubah :

Mudah (2) Sebagian (1) Tidak dapat (0)

2 2 Sumber daya (dana dan

pendapatan) tindakan dan fasilitas penunjang untuk memecahkan masalah dapt dijangkau oleh keluarga.

3. Potensi masalah untuk dicegah :

Tinggi (3) Cukup (2) Rendah (1)

3 1 Masalah ini memerlukan

tindakan yang tepat dan berpotensi untuk dicegah kearah yang tidak diinginkan selama keluarga dan petugas dapat bekerja sama dalam menanggulanginya.

4. Menonjolkan masalah : Segerah diatasi (2) Tidak segerah diatasi (1) Tidak dirasakan ada masalah (0)

1 1 2/2 x 1 =

1

Masalah harus segera ditangani karena jika tidak akan

menimbulkan masalah lain.

Total 5

No. Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran 1. Sifat Masalah :

Aktual (3) Resiko tinggi (2) Potensial (1)

3 1 Masalah sudah aktual dan

memerlukan tindakan

perawatan yang tepat dan cepat agar tidak terjadi masalah lebih lanjut.

2. Kemungkinan masalah dapat diubah :

Mudah (2) Sebagian (1) Tidak dapat (0)

2 2 Sumber daya (dana dan

pendapatan) tindakan dan fasilitas penunjang untuk memecahkan masalah dapt dijangkau oleh keluarga.

3. Potensi masalah untuk dicegah :

Tinggi (3) Cukup (2) Rendah (1)

3 1 Masalah ini memerlukan

tindakan yang tepat dan berpotensi untuk dicegah kearah yang tidak diinginkan selama keluarga dan petugas dapat bekerja sama dalam menanggunginya.

4. Menonjolkan masalah :

Segerah diatasi (2) Tidak segerah diatasi (1)

Tidak dirasakan ada masalah (0)

2 1 ½ x 1 =

½

Masalah harus segera ditangani karena jika tidak akan

menimbulkan masalah lain.

Total 4 ½

62 Rencana Keperawatan

Tabel 3.6 Rencana Keperawatan

No Diagnosa Luaran Intervensi

1 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret di dalam paru-paru

Bersihan jalan nafas

Setelah di lakukan tindakan …x24 jam di harapkan bersihan jalan nafas meningkat dengan kreteria hasil :

1. Batuk efektif meningkat 2. Produksi spuntum menurun 3. Mengi menurun

4. Wheezing menurun Meconium (pada neonatus)

Latihan Batuk Efektif (1.010006) 1. Identifikasi kemampuan batuk 2. Monitor adanya retensi sputum

3. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mecucu (dibulatkan) selama 8 detik

anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3 kali

2 Hipertermi berhubungan dengan reaksi inflamasi

Termoregulasi

Setelah di lakukan tindakan …x24 jam di harapkan termoregulasi meningkat dengan kreteria hasil : 1. Kulit merah menurun

2. Suhu tubuh membaik 3. Suhu kulit membaik 4. Tekanan darah membaik

Manajemen hipertermia 1. Memonitor suhu tubuh

2. Longgarkan atau lepaskan pakaian

3. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hyperhidrosis (keringat berlebih)

Implementasi

Tabel 3.7 Tindakan Keperawatan

No Dx

Tanggal Jam Pelaksanaan Nama/Tanda

Tangan 1 22 Febeuari

2021

09.10 WIB

Bina hubungan saling percaya Mengidentifikasi kemampuan batuk efektif.

Respon : klien tampak belum mampu melakukan batuk efektif 09.35

WIB

Memonitor adanya retensi sputum Respon : klien tampak tidak dapat

mengeluarkan spuntum

2 09.40

WIB

Memonitor suhu tubuh TTV

TD : 120/80 mmHg N : 89 x/menit RR : 27 x/menit Suhu: 39.5°C 09.45

WIIB

Melonggarkan pakaian klien

1 23 Februari 2021

09.00 WIB

Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif 1. Menganjurkan Tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik, di tahan selama 2 detik, kemudian di keluarkan dari mulut dengan bibir mecucu (di bulatkan) 8 detik.

2. Menganjurkan mengulangi Tarik nafas daalam 3 kali.

3. Menganjurkan batuk dengan kuat langsung setelah Tarik nafas dalam yang ke 3

4. Menganjurkan untuk membuang secret pada botol spuntum Respon : klien mendemonstrasikan apa

yang di ajarkan, dan klien masih kesulitan mengeluarkan dahak.

09.10 WIB

Menganjurkan klien untuk minum- minuman hangat.

Respon : klien patuh dengan anjuran perawat.

09.20 WIB

Mengobservasi tanda-tanda vital.

TD : 120/80 mmHg N : 90 x/menit RR : 22 x/menit Suhu: 37°C

2 09.40

WIB

Memonitor suhu tubuh

64

09.50 WIB

Mengganti linen klien

1 24 Februari 2021

09.00 WIB

Mengobservasi tindakan batuk efektif dan nafas dalam yang di lakukan klien.

Respon : klien mengatakan sudah mulai bisa mengeluarkan dahak, dengan jumlah spuntum berkurang dari kemarin berwarna kuning.

09.20 WIB

Mengobservasi tanda-tanda vital TD : 120/80

N : 86 x/menit RR : 22x/menit Suhu: 36,6°C

2 9.35

WIB

Memonitor suhu tubuh

Evaluasi Keperawatan Tabel 3.8 Evaluasi Keperawatan

No Dx 22 Februari 2021 23 Februari 2021 24 Februari 2021 1 S :klien mengatakan batuk

dan sesak napas . O :

1. Klien tidak tahu cara batuk efektif 2. Klien tampak tidak

dapat mengeluarkan spuntum

3. Klien tampak sesak napas

4. Hasil monitor TTV TD : 120/80 mmHg

N : 89 x/menit RR : 27 x/menit Suhu: 39.5°C A : masalah teratasi sebagaian.

P : lanjutkan intervensi 2,3,4,5,6,7

S :. : klien mengatakan batuk dan sesak napas mulai berkurang O :

1. Klien sudah tau cara batuk efektif 2. Klien sudah mulai

bisa

mengeluarkan dahak dengan jumlah banyak 3. Sesak napas klien

Nampak berkurang 4. Hasil monitor

TTV TD : 120/80 mmHg N : 90 x/menit RR : 22 x/menit Suhu: 37°C

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi 6 dan 7

S : : klien mengatakan sudah tidak sesak napas dan batuk sudah mulai berkurang

O :

1. Klien sudah tau cara batuk efektif

2. Klien sudah dapat mengeluarkan sputum lebih sedikit dari kemarin 3. Klien sudah

tidak sesak napas 4. Hasil monitor TTV

TD : 120/80 N : 86 x/menit RR : 22x/menit Suhu: 36,6°C A : masalah teratasi P : intervensi dihentikan

2. DS:

Tn.A mengatakan badannya panas

DO :

1) Kulit terasa panas 2) Kulit Tn. A tampak

merah 3) TTV

TD : 120/80 mmHg N : 89 x/menit S : 39,5°C RR : 27 x/menit A : masalah teratasi sebagaian.

P : lanjutkan intervensi

DS:

Tn.A mengatakan badannya sudah merasa panas berkurang hanya hangat saja

DO :

1) Kulit klien tampak merah berkurang 2) Kulit klien terasa

panas berkurang 3) TTV

TD : 120/80 mmHg N : 90 x/menit RR : 22 x/menit Suhu: 37°C A : masalah teratasi sebagaian.

P : lanjutkan intervensi

DS:

Tn.A mengatakan sudah tidak merasakan panas DO :

1) Kulit klien sudah tidak tampak merah 2) Kulit klien sudah

tidak terasa panas

4) TTV

TD : 120/80 N : 86 x/menit RR : 22x/menit Suhu: 36,6°C A : masalah teratasi sebagaian.

P : lanjutkan intervensi

65 BAB 4 PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang kesenjangan yang terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan keluarga pada pasien Tbc paru dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas di Desa Bendungan Kraton Pasuruan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

4.1 Pembahasan 4.1.1 Pengkajian

Pada tinjauan kasus didapatkan data klien dengan nama Tn. A, berusia 40tahun, berjenis kelamin laki-laki dan pekerjaan sebagai petani. Tn.A mengatakan mengeluh batuk sulit mengerluarkan dahak dan sesak nafas, sedangkan pada data obyektif didapatkan kesadaran Tn.A composmentis dengan GCS: 4,5,6 keadaan umum lemah, tampak batuk, seputum berwarna kekuningan, terdapat suara tambahan ronkhi pemeriksaan tanda-tanda vital tensi darah: 120/80 mmHg, nadi: 89x/menit, suhu: 39,5oC, respirasi: 27x/menit.

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi saluran pernafasan guna mempertahankan jalan nafas paten (Tim poja SDKI DPP PPNI). Tanda dan gejala ketidakefektifan jalan nafas meliputi tanda dan gejala mayor batuk tidak efektif, tidak mampu batuk, sputum berlebih, mengi, wheezing dan/atau ronkhi kering, mekonium di jalan napas (pada neonates). Tanda dan gejala minor meliputi dispnea, sulit bicara,

ortopnea, gelisah, sianosis, bunyi napas menurun, frekuensi napas berubah, pola napas berubah.

Sesuai dengan hasil pengkajian Tn.A sehubungan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas terdapat kesenjangan antara fakta dan teori.

Tanda dan gejala yang tidak dialami oleh Tn.A adalah nyeri dada, keringat malam, karena Tn.A hanya mengeluh sesak dan tanpa mengeluh nyeri

4.1.2 Diagnosa

Diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn.A yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan secret di paru-paru d.d batuk tidak efektif, hipertermi bd reaksi inflamasi.

Menurut teori masalah keperawatan yang dapat muncul pada penderita yaitu ketidakefektifan bersihan jalan nafas, hipertermi, defisit nutrisi, gangguan pertukaran gas. Masalah keperawatan tersebut berkaitan langsung dengan faktor resiko yang berhubungan dengan penyakit. Faktor resiko tersebut yaitu riwayat keluarga, usia, gaya hidup, asupan makanan.

Terdapat kesenjangan yang terjadi antara tinjauan kasus dan tinjauan teori, pada tinjauan teori yaitu terdapat 5 diagnosa yang muncul. Sedangkan pada tinjauan kasus ditemukan 2 diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn.A yakni bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan secret di paru-paru dan hipertermi bd reaksi inflamasi.

karena pada saat pengkajian Tn.A tidak menunjukkan munculnya diagnosa lainya.

4.1.3 Implementasi

Implementasi keperawatan disesuaikan dengan masalah yang dialami oleh pasien sehingga kebutuhan pasien dapat terpenuhi. Rencana asuhan keperawatan

68

pada Tn.A diambil dalam tinjauan pustaka berdasarkan teori asuhan keperawatan keluarga Tn.A dengan TBC dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Fakta yang didapat pada tinjauan kasus terdapat intervensi keperawatan yang direncanakan sebagai berikut :

1. Identifikasi kemampuan batuk 2. Monitor adanya retensi sputum

3. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif

Adapun intervensi keperawatan untuk nyeri akut menurut SIKI PPNI 2018 sebagai berikut:

1. Identifikasi kemampuan batuk 2. Monitor adanya retensi sputum

3. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas

4. Monitor input dan output cairan (mis. Jumlah dan karakteristik)

Pada kasus ini tidak didapatkan kesenjangan antara fakta dan teori karena telah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi klien.

4.1.4 Tindakan

Pada tahap implementasi keperawatan mampu dilaksanakan sesuai perencanaan yang sudah disusun, latihan batuk efektif merupakan faktor pendukung sehingga implementasi bisa dilakukan sesuai perencanaan yaitu 3 kali kunjungan. Tidak ada hambatan dalam melakukan implementasi pada Tn.A, klien mampu mengikuti arahan dan latihan sampai selesai. Implementasi yang dilakukan berdasarkan intervensi yang direncanakan pada tinjauan pustaka sebagai berikut:

1. Batuk efektif meningkat

2. Produksi spuntum menurun 3. Mengi menurun

4. Wheezing menurun

Adapun intervensi yang telah direncanakan pada masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas untuk tinjauan kasus sebagai berikut :

1. Batuk efektif meningkat 2. Produksi spuntum menurun 3. Mengi menurun

4. Wheezing menurun

Implementasi yang dilakukan penulis mulai dari awal hingga akhir sesuai dengan intervensi keperawatan yang telah direncanakan pada tinjauan kasus. Hal ini dikarenakan klien dan keluarga mampu kooperatif dan mau memfasilitasi tindakan yang akan dilakukan dan diajarkan. Tidak ada hambatan dalam melakukan implementasi pada Tn.A, klien mampu mengikuti arahan dan latihan sampai selesai juga merupakan faktor penting dalam terlaksananya intervensi keperawatan yang telah direncanakan.

4.1.5 Evaluasi

Setelah melakukan implementasi diatas selama 3 kali kunjungan rumah, didapatkan catatan perkembangan pada evaluasi hari terakhir sebagai berikut:

Perkembangan yang muncul pada saat evaluasi pasien yaitu Tn.A terdapat:

Data subyektif : klien mengatakan batuk dan sesak napas dan Data obyektif : Klien tidak tahu cara batuk efektif, Klien tampak tidak dapat mengeluarkan spuntum, Klien tampak sesak napas, Hasil monitor TTV; TD : 120/80 mmHg, N : 89 x/menit, RR : 27 x/menit, Suhu : 39,5℃

70

Menurut teori kriteria hasil yang diharapkan untuk perkembangan pasien setelah dilakukan tindakan sebagai berikut : Batuk efektif meningkat, Produksi spuntum menurun, Mengi menurun, Wheezing menurun.

Evaluasi keperawatan yang muncul setelah dilakukan tindakan selama 3 hari sesuai dengan kriteria hasil diharapkan. Batuk efektif meningkat, produksi spuntum menurun, mengi menurun, wheezing menurun, Berdasarkan data subjektif dan objektif diatas pada masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas sudah teratasi sebagian sehingga intervensi selanjutnya dapat dilanjutkan.

BAB 5

Dokumen terkait