• Tidak ada hasil yang ditemukan

ااَ َحرل ِ ِااَبِ

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Dalam akhirnya pembelajaran hasil sangat dibutuhkan, oleh karena itu dalam proses pembelajaran guru bertugas sebagai fasilitator bagi peserta didik. Oleh karena itu hasil belajar mutlak di dapat oleh siswa untuk mengukur keberhasilan mengajar guru dan belajar peserta didik.

Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas

50http://thebest195friends.wordpress.com/2009/06/23/kepedulian-orang-tua-terhadap- anak/ diakses 5 Maret 2015 11:22

mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya, penilaian harus menggunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya komprehensif.

Dengan sifat komprehensif dimaksudkan segi atau abilitas yang dinilainya tidak hanya aspek kognitif tetapi juga aspek afektif dan psikomotoris. Demikian pula dalam menilai aspek kognitif sebaiknya dicakup semua sapek, yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi secara seimbang.51

Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek- aspek: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap. Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada kebutuhan dan berguna serta bermakna baginya.

Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman- pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik.52

Menurut Benjamin S. Bloom tiga ranah (domain) hasil belajar, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut A.J.

Romizowski hasil belajar merupakan keluaran (output) dari suatu sistem pemrosesan masukan (input). Masukan dari sistem tersebut

51 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 22.

52 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009)

berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance).53

Selain itu, menurut Lindgren, hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.54

Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa, disamping diukur dari segi prosesnya, artinya seberapa jauh tipe hasil belajar dimiliki siswa.

Baik buruknya hasil belajar dapat dilihat dari hasil pengukuran yang berupa evaluasi, selain mengukur hasil belajar penilaian dapat juga ditujukan kepada proses pembelajaran, yaitu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

Semakin baik proses pembelajaran dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, maka seharusnya hasil belajar yang diperoleh siswa akan semakin tinggi sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.55

53 Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Aktif (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2008), 56.

54 Muhammad Thombroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta:

AR-Ruzz Media, 2013), 24.

55 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008), 14.

b. Tujuan hasil belajar

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Adapun tujuan hasil belajar sebagai berikut:

1) Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya.

2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa kearah tujuan pendidikan yang diharapkan. Keberhasilan pendidikan dan pengajaran penting artinya mengingat peranannya sebagai upaya memanusiakan atau membudayakan manusia, dalam hal ini para siswa agar menjadi manusia yang berkualitas dalam aspek intelektual, sosial, emosional, moral, dan keterampilan.

3) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan

dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya. Kegagalan para siswa dalam hasil belajar yang dicapainya hendaknya tidak dipandang sebagai kekurangan pada diri siswa semata-mata, tetapi juga bisa disebabkan oleh program pengajaran yang diberikan kepadanya atau oleh kesalahan strategi dalam melaksanakan program tersebut.

4) Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah, masyarakat, dan para orang tua siswa. Dalam mempertanggungjawabkan hasil-hasil yang telah dicapainya, sekolah memberikan laporan berbagai kekuatan dan kelemahan pelaksanaan sistem pendidikan dan pengajaran serta kendala yang dihadapinya.56

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis yaitu bersumber dari dalam diri manusia yang belajar, yang disebut sebagai faktor internal, dan faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar, yang disebut sebagai faktor eksternal.57

1) Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni faktor biologis dan faktor psikologis. Yang dapat dikategorikan faktor biologis antara lain,

56 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar…, 4.

57 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993), 21.

usia, kematangan, dan kesehatan, sedangkan yang dapat dikategorikan sebagai faktor psikologis antara kelelahan, suasana hati, motivasi, minat, dan kebiasaan belajar.

2) Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua juga, yakni faktor manusia (human) dan faktor non manusia seperti alam benda, hewan dan linggkungan fisik.

Belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya perubahan atau pembaruan dalam tingkah laku dan kecakapan. Menurut Purwanto berhasil tidaknya perubahan tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang dibedakan menjadi dua golongan sebagai berikut.58

1) Faktor yang ada pada diri organism tersebut disebut faktor individual. Faktor individual meliputi hal-hal berikut:

a) Faktor kematangan atau pertumbuhan

Faktor ini berhubungan erat dengan kematangan atau tingkat pertumbuhan organ-organ tubuh manusia. Kegiatan mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkan, potensi-potensi jasmani, dan rohaninya telah matang.

58 Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Ar- Ruzz Media, 2012), 31-34.

b) Faktor kecerdasan atau inteligensi

Di samping faktor kematangan, berhasil atau tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dipengaruhi pula oleh faktor kecerdasan.

c) Faktor latihan dan ulangan

Dengan rajin berlatih, sering melakukan hal yang berulang- ulang, kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki menjadi semakin dikuasai dan makin mendalam. Selain itu, dengan seringnya berlatih, akan timbul minat terhadap sesuatu yang dipelajari itu.

d) Faktor motivasi

Motif merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu. Seseorang tidak akan mau berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya, jika ia tidak mengetahui pentingnya dan faedahnya dari hasil yang akan dicapai dari belajar.

e) Faktor pribadi

Setiap manusia memiliki sifat kepribadian masing-masing yang berbeda dengan manusia lainnya. Ada orang yang mempunyai sifat keras hati, halus perasaannya, berkemauan keras, tekun, dan sifat sebaliknya. Sifat-sifat kepribadian tersebut turut berpengaruh dengan hasil belajar yang dicapai.

Termasuk ke dalam sifat-sifat kepribadian ini adalah faktor fisik kesehatan dan kondisi badan.

2) Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial.

Termasuk ke dalam faktor di luar individual atau faktor sosial antara lain sebagai berikut:

a) Faktor keluarga atau keadaan rumah tangga

Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam turut menentukan bagaimana dan sampai di mana belajar dialami anak-anak. Ada keluarga yang memiliki cita-cita tinggi bagi anak-anaknya, tetapi ada pula yang biasa-biasa saja. Ada keluarga yang diliputi suasana tenteram dan damai, tetapi ada pula sebaliknya. Termasuk dalam faktor keluarga yang juga turut berperan adalah ada tidaknya atau ketersediaan fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar.

b) Faktor guru dan cara mengajarnya

Saat anak belajar di sekolah, faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting. Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru dan bagaimana cara guru mengajarkan pengetahuan tersebut kepada peserta didiknya turut menentukan hasil belajar yang akan dicapai.

c) Faktor alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar Faktor guru dan cara mengajarnya berkaitan erat dengan ketersediaan alat-alat pelajaran yang tersedia di sekolah.

Sekolah yang memiliki peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dalam belajar ditambah dengan guru yang berkualitas akan mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak.

d) Faktor lingkungan dan kesempatan yang tersedia

Seorang anak yang memiliki inteligensi yang baik, dari keluarga yang baik, bersekolah di sekolah yang keadaan guru-gurunya, dan fasilitasnya baik belum tentu pula dapat belajar dengan baik. Ada faktor yang mempengaruhi hasil belajarnya, seperti kelelahan karena rumah dan sekolah cukup jauh, tidak ada kesempatan karena sibuk bekerja, serta pengaruh lingkungan yang buruk yang terjadi di luar kemampuannya.

e) Faktor motivasi sosial

Motivasi sosial dapat berasal dari orang tua yang selalu mendorong anak untuk rajin belajar, motivasi dari orang lain, seperti dari tetangga, sanak saudara, teman-teman sekolah, dan teman sepermainan.pada umumnya, motivasi semacam ini diterima anak tidak dengan sengaja, bahkan tidak dengan sadar.

d. Ayat yang Berkaitan dengan Belajar

Banyak ayat Al-Qur‟an yang menjelaskan tentang keutamaan menuntut ilmu. Seperti yang tertuang dalam firman Allah SWT pada surat At-Thahaa ayat 114.

ِلْبَ ق ْنِم ِنآْرُقْلاِب ْلَجْعَ ت اَو ّقَْْا ُكِلَمْلا ُهّللا ََاَعَ تَ ف اًمْلِع ِِْدِز ّبَر ْلُقَو ُهُيْحَو َكْيَلِإ ىَضْقُ ي ْنَأ

Artinya: “Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." 59

Dari ayat di atas dijelaskan bahwa Allah itu raja yang maha tinggi, kita dianjurkan agar tidak tergesa-gesa apabila membaca Al-Qur‟an. Dengan membaca Al-Qur‟an Allah akan memberikan ilmu pengetahuan kepada kita, dan kita senantiasa berdo‟a meminta kepada Allah SWT agar ilmu kita selalu ditambah oleh Allah SWT.

Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim dari gendongan sampai liang kubur, ilmu yang kita peroleh dari waktu ke waktu semakin bertambah dan bertambah terus tergantung kita mau

59 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya (Jakarta: Cahaya Qur‟an, 2006), 20: 114.

mencari ilmu atau tidak, kita berharap semoga ilmu kita semakin banyak dan bertambah terus sehingga kalau bisa seperti Sayidina Ali yang menjadi gudangnya ilmu.

Keutamaan menuntut ilmu juga dijelaskan dalam firman Allah QS Al-Mujadilah ayat 11.

ٍااَ َرَد َ ْلِعْلا ا ُتوُأ َنيِ ّلاَو ْ ُ ْ ِم ا ُ َمآ َنيِ ّلا ُهّللا ِ َفْرَ ي

Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”60

Ayat di atas menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu pengetahuan, akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT dengan beberapa derajat jika ilmu tersebut dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat. Tetapi jika pengetahuan yang dimiliki tersebut hanya digunakan untuk mencelakakan atau membahayakan orang lain maka hal tersebut tidak dibenarkan. Jadi antara beriman dan berilmu harus selaras dan seimbang, sehingga kalau menjadi ulama, akan berpengetahuan yang luas. Misalkan, kalau menjadi dokter maka akan menjadi dokter yang beriman.

60 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, 58: 11.

Selain dua ayat di ayat di atas, keutamaan menuntut ilmu juga diterangkan dalam firman Allah QS Az-Zumar ayat 9.

اَِّّإ َن ُمَلْعَ ي ا َنيِ ّلاَو َن ُمَلْعَ ي َنيِ ّلا يِ َتْسَي ْلَه ْلُق ِباَبْلاا ُلوُأ ُرّ َ َتَ ي

Artinya: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”61

Ayat di atas menerangkan bahwa tidak sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui, karena hanya orang yang berakal yang dapat menerima pelajaran. Orang yang bisa menerima ilmu adalah orang yang berakal. Banyak sedikitnya ilmu yang diperoleh tergantung tingkat kepandaian seseorang.

Dokumen terkait