BAB I PENDAHULUAN
B. Pembahasan
2. Hasil Belajar Murid
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Nilai Statistik Siklus I dan II pada Murid Kelas V SDN Pao-Pao Kabupaten Gowa
Berdasarkan grafik 4.8. di atas terlihat bahwa skor tertinggi yang dicapai murid meningkat dari siklus I ke siklus II, begitu pula dengan nilai terendah yang dicapai murid. Skor rata-rata pada siklus I yaitu 58,61 dan skor rata-rata pada siklus II yaitu 77,55, terjadi peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II.
b. Perbandingan kategori hasil belajar siklus I dan II
Hasil analisis deskriptif menunjukkan perubahan hasil belajar murid setelah diterapkan model kooperatif SAVI pada akhir pembelajaran. Adapun yang dianalisis pada penelitian ini adalah aktivitas belajar murid dan hasil belajar murid.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus I, skor tertinggi yang diperoleh murid adalah 77 dan skor terendah adalah 45. Bila nilai hasil
100 2030 4050 6070 8090 100
Persentase
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Nilai Statistik Siklus I dan II pada Murid Kelas V SDN Pao-Pao Kabupaten Gowa
Berdasarkan grafik 4.8. di atas terlihat bahwa skor tertinggi yang dicapai murid meningkat dari siklus I ke siklus II, begitu pula dengan nilai terendah yang dicapai murid. Skor rata-rata pada siklus I yaitu 58,61 dan skor rata-rata pada siklus II yaitu 77,55, terjadi peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II.
b. Perbandingan kategori hasil belajar siklus I dan II
Hasil analisis deskriptif menunjukkan perubahan hasil belajar murid setelah diterapkan model kooperatif SAVI pada akhir pembelajaran. Adapun yang dianalisis pada penelitian ini adalah aktivitas belajar murid dan hasil belajar murid.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus I, skor tertinggi yang diperoleh murid adalah 77 dan skor terendah adalah 45. Bila nilai hasil Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Nilai Statistik Siklus I dan II pada
Murid Kelas V SDN Pao-Pao Kabupaten Gowa
Berdasarkan grafik 4.8. di atas terlihat bahwa skor tertinggi yang dicapai murid meningkat dari siklus I ke siklus II, begitu pula dengan nilai terendah yang dicapai murid. Skor rata-rata pada siklus I yaitu 58,61 dan skor rata-rata pada siklus II yaitu 77,55, terjadi peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II.
b. Perbandingan kategori hasil belajar siklus I dan II
Hasil analisis deskriptif menunjukkan perubahan hasil belajar murid setelah diterapkan model kooperatif SAVI pada akhir pembelajaran. Adapun yang dianalisis pada penelitian ini adalah aktivitas belajar murid dan hasil belajar murid.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus I, skor tertinggi yang diperoleh murid adalah 77 dan skor terendah adalah 45. Bila nilai hasil
Siklus I Siklus II
belajar murid kelas V tersebut dirata-ratakan maka nilai yang diperoleh adalah 58,61. Jika mengacu kepada nilai ketuntasan belajar maka banyaknya murid yang dalam kategori tuntas adalah 7 orang murid, sedangkan sisanya yang berjumlah 24 orang berada dalam kategori tidak tuntas. Meninjau kembali indikator keberhasilan dalam penelitian ini maka dapat dikatakan bahwa penelitian untuk siklus I ini belum berhasil, karena itu penelitian ini selanjutnya diteruskan ke siklus kedua dengan meninjau kembali (merefleksi) apa-apa yang harus dibenahi, diperbaiki dan ditingkatkan untuk masuk ke siklus II agar nantinya hasil belajar murid bisa lebih meningkat.
Hasil dari analisis deskriptif siklus II memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Hal itu dapat dilihat dari meningkatnya skor perolehan murid setelah diadakan tes evaluasi dimana skor tertinggi yang diperoleh murid adalah 98, sedangkan skor terendah yang diperoleh adalah 65. Selain itu nilai rata-rata kelas untuk siklus II ini juga mengalami peningkatan yaitu 77,55. Mengacu pada nilai ini ketuntasan belajar murid maka dapat dilihat bahwa banyaknya murid yang mengalami ketuntasan belajar pada siklus II ini adalah 29 orang yang jika dipersentasekan sebesar 93,55% sedangkan jumlah murid yang masih berada dalam kategori tidak tuntas adalah 2 orang yang jika dipersentasekan sebesar 6,45%. Kembali melihat indikator keberhasilan maka dapat dikatakan penelitian ini berhasil terbukti dimana dari jumlah keseluruhan murid yang ada di kelas V terdapat lebih dari 80% murid yang berada dalam
kategori hasil belajarnya tuntas (dikatakan tuntas apabila 80% dari jumlah murid memperoleh nilai≥67).
Untuk melihat secara jelas perubahan yang terjadi setelah penerapan model SAVI dari siklus I sampai siklus II perhatikan tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.11 Perbandingan Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Murid Kelas V SDN Pao-Pao pada Siklus I dan II Interval
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%) Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
0-34 Sangat Rendah 0 0 0 0
35-54 Rendah 15 1 48,39 3,23
55-64 Sedang 5 1 16,13 3,23
65-84 Tinggi 11 19 35,48 61,29
85-100 Sangat Tinggi 0 10 0 32,25
Jumlah Murid 31 31 100 100
Sumber : Data primer diolah dari lampiran 13
Adapun grafik perbandingan distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar murid kelas V SDN Pao-Pao pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada grafik 4.9 sebagai berikut:
Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Kategori Hasil Belajar IPA Murid Kelas V SDN Pao-Pao Kabupaten Gowa pada Siklus I dan Siklus II
Grafik 4.9 diatas dapat menyatakan bahwa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan hasil belajar murid dalam penerapan model pembelajaran SAVI.
c. Perbandingan tingkat ketuntasan hasil belajar siklus I dan II Adapun perbandingan ketuntasan yang digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam kelas V SDN Pao-Pao Kabupaten Gowa setelah diterapkan model pembelajaran SAVI dapat dilihat dari analisis data pada tabel 4.12 berikut:
0 20 40 60 80 100
Sangat Rendah
Persentase
Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Kategori Hasil Belajar IPA Murid Kelas V SDN Pao-Pao Kabupaten Gowa pada Siklus I dan Siklus II
Grafik 4.9 diatas dapat menyatakan bahwa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan hasil belajar murid dalam penerapan model pembelajaran SAVI.
c. Perbandingan tingkat ketuntasan hasil belajar siklus I dan II Adapun perbandingan ketuntasan yang digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam kelas V SDN Pao-Pao Kabupaten Gowa setelah diterapkan model pembelajaran SAVI dapat dilihat dari analisis data pada tabel 4.12 berikut:
Sangat
Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Kategori
Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Kategori Hasil Belajar IPA Murid Kelas V SDN Pao-Pao Kabupaten Gowa pada Siklus I dan Siklus II
Grafik 4.9 diatas dapat menyatakan bahwa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan hasil belajar murid dalam penerapan model pembelajaran SAVI.
c. Perbandingan tingkat ketuntasan hasil belajar siklus I dan II Adapun perbandingan ketuntasan yang digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam kelas V SDN Pao-Pao Kabupaten Gowa setelah diterapkan model pembelajaran SAVI dapat dilihat dari analisis data pada tabel 4.12 berikut:
Siklus I Siklus II
Tabel 4.12. Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus I dan II
Skor Kriteria Ketuntasan
Siklus I Siklus II
Frekuensi Persentase
(%) Frekuensi Persentase (%)
0-66 Tidak Tuntas 24 77,42 2 6,45
67-100 Tuntas 7 22,58 29 93,55
Jumlah 31 100 31 100
Nilai Rata-rata Kelas 58,61 77,55
Sumber : Data primer diolah dari lampiran 11
Berdasarkan tabel 4.12, maka analisis deskriptif hasil belajar murid menunjukkan bahwa hasil belajar IPA murid kelas V SDN Pao-Pao Kabupaten Gowa pada siklus I nilai rata-rata hanya 58,61 dari 31 jumlah murid sedangkan persentase ketuntasan murid yaitu 22,58% atau 7 murid dalam kategori tuntas dan 77,42% atau 24 murid dalam kategori tidak tuntas, dengan demikian dikatakan bahwa siklus I belum mencapai indikator keberhasilan dan standar ketuntasan murid. Jika dibandingkan tes hasil belajar murid pada siklus II maka hasil belajar murid mengalami peningkatan nilai rata-rata menjadi 77,55 dimana tingkat ketuntasan murid mencapai 93,55% atau 29 murid yang tuntas dan 6,45% atau 2 murid yang tidak tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar murid dengan menggunakan model pembelajaran SAVI sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, sehingga pelaksanaan siklus II dikatakan berhasil dengan sangat baik.
Adapun grafik perbandingan ketuntasan belajar Ilmu Pengetahuan Alam antara siklus I dengan siklus II sebagai berikut:
Gambar 4.10. Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Murid Kelas V SDN Pao-Pao Kabupaten Gowa pada Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan grafik 4.10 tampak bahwa jumlah murid yang tidak tuntas mengalami perubahan hasil belajar yang pada awalnya dari 77,42% pada siklus I menurun menjadi 6,45% pada siklus II artinya pada siklus II murid yang tuntas mengalami peningkatan hasil belajar dari 22,58% dari siklus I menjadi 93,55%
pada siklus II.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran SAVI dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam murid kelas V SDN Pao-Pao Kabupaten Gowa dan nilai rata-rata kelas sangat meningkat.