• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORETIS

B. Hasil Belajar

19

7) Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan disukai peserta didik.7

b. Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Selain keunggulan, pembelajaran berbasis masalah juga memiliki kelemahan, antara lain:

Apabila peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

Tanpa pemahaman mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

Sedangkan metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan yang seharusnya bisa diatasi oleh setiap pendidik agar tidak mendapatkan kendala dan hambatan dalam proses pembelajaran dan tujuannya bisa tercapai dengan baik.

20

Menurut Morgan, dalam buku Introduction to Psychology mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman.9 Dari beberapa pengertian belajar tersebut dapat dipahami bahwa belajar merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan dari interaksi dengan lingkungannya.

Pada hakikatnya hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perilaku yang relatif menetap.10 Jadi, hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.11 Pada hakikatnya hasil belajar yaitu berubahnya perilaku peserta didik meliputi kognitif, afektif, serta psikomotoriknya. Sehingga setiap pendidik pastinya akan mengharapkan agar hasil belajar peserta didiknya itu meningkat setelah melakukan proses pembelajaran.

2. Kriteria Hasil Belajar

Mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar dapat dilakukan melaui tes hasil belajar. Kemudian dari tes-tes yang telah diadakan, ada beberapa alternatif norma pengukuran hasil belajar sebagai indikasi keberhasilan belajar peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. Di antara norma-norma pengukuran tersebut adalah:

a. Norma skala angka dari 0 sampai 10 b. Norma skala angka dari 0 sampai 100 c. Norma skala angka dari 0,0-4,0

9Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 84.

10Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), h. 37.

11Dimyati dan Midjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 3.

21

d. Norma skala huruf A sampai E.12

Angka terendah yang menyatakan kelulusan atau keberhasilan belajar (passing grade) skala 0-10 adalah 5 atau 6, sedangkan untuk skala 0-100 adalah 55 atau 60, untuk skala 0,0-0,4 adalah 1,0 atau 1,2, dan untuk skala untuk huruf adalah D. Apabila peserta didik dalam ujian dapat menjawab atau menyelesaikan lebih dari separuh soal-soal ujian (tugas-tugas) dianggap telah memenuhi syarat target minimal keberhasilan belajar. Namun demikian, perlu dipertimbangkan oleh para pendidik atau sekolah tertentu penepatan passing grade yang lebih tinggi misalnya 70 atau 75 untuk pelajaran-pelajaran ini.

Selain tersebut, kriteria keberhasilan belajar dibagi atas beberapa taraf atau tingkatan-tingkatan, tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Istimewa atau maksimal: apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh peserta didik.

b. Baik sekali atau optimal: apabila sebagian besar (76% s/d 99%) bahan pelajaran yang di ajarkan dapat dikuasai oleh peserta didik.

c. Baik atau minimal: apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%

s/d 75% saja yang dikuasai peserta didik.

d. Kurang: apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% yang dikuasai oleh peserta didik.13

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa taraf atau tingkat keberhasilan belajar dapat dimanfaatkan berbagai upaya, salah satunya adalah sehubungan dengan kelangsungan pembelajaran itu sendiri antara lain: apakah pembelajaran berikutnya adalah pokok baru, mengulang sebagian pokok bahasan yang baru saja diajarkan, kemudian apabila75% bahan pelajaran yang dikuasai oleh peserta didik mencapai taraf keberhasilan maksimal maka dapat membahas pokok yang baru. Sedangkan apabila 75% atau lebih jauh peserta didik mencapai

12Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2005), h. 159.

13Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, h. 160.

22

taraf keberhasilan minimal (kurang), maka pembelajaran berikutnya hendaknya bersifat perbaikan.

3. Faktor-faktor Yang Memengaruhi Hasil Belajar

Perubahan yang terjadi sebagai akibat kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu perubahan itu adalah hasil yang dicapai dari sebuah proses pembelajaran. Jadi, untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk perubahan harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu dan dari luar individu. Proses di sini tidak dapat dilihat karena bersifat psikologis kecuali bila seseorang telah berhasil dalam belajar. Maka seseorang itu telah mengalami proses tertentu dalam belajar. Oleh karena itu, proses belajar telah terjadi dalam diri seseorang hanya dapat disimpulkan dari hasilnya karena aktivitas belajar yang telah dilakukan.14

Proses belajar tentunya tidak lepas dari berbagai faktor yang dapat memengaruhi sejauh mana keberhasilan belajar, beberapa faktor yang dapat memengaruhi belajar dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Faktor Internal

Faktor internal ini meliputi dua faktor, yaitu: faktor fisiologis dan faktor psikologis.

1) Faktor Fisiologis

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Begitu juga dengan belajar membaca al-Qur‟an.

Seorang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang keadaan kelelahan. Selain itu hal yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi panca indra (mata, hidung, pengecap, telinga, dan tubuh), terutama mata sebagian melihat, dan telinga sebagian mendengar.

14Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta Rineka Cipta, 2002), h. 141.

23

2) Faktor Psikologis

Diantara faktor psikologis yang mempengaruhi membaca al-Qur‟an adalah faktor intelegensi, bakat, minat, dan motivasi.20

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang timbul dari luar diri peserta didik.

Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi kemampuan membaca al-Qur‟an yaitu sebagai berikut:

1) Faktor instrumental yang terdiri dari pendidik, kurikulum, sarana dan fasilitas, serta lingkungan masyarakat.

2) Faktor keluarga yang dapat berupa cara orang tua mendidik, pengertian orang tua, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

3) Faktor masyarakat sekitar yang merupakan salah satu faktor eksternal yang berpengaruh terhadap peserta didik. Pengaruh ini terjadi karena peserta didik dalam suatu lingkungan masyarakat dalam hal ini berupa kegiatan peserta didik dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat, dan lingkungan sosial budaya.21

Dokumen terkait