• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN

C. Hasil Pembahasan Kegiatan Magang 1. Jenis Sapi Potong

commit to user

Sosial Tenaga Kerja) yang dananya di peroleh dari pemotongan gaji setiap bulannya pada setiap karyawan sebesar Rp. 10.000,00. Jaminan ini dapat di gunakan oleh semua anggota keluarga karyawan yang bersangkutan dengan tujuan untuk Jaminan Kesehatan, Kecelakaan Kerja dan lain-lain.

Selain itu karyawan pada hari Lebaran adanya pemberian 2x gaji atau THR yang diperoleh dari setiap bulannya. Semua karyawan mendapatkan 2x makan yakni makan siang dan makan sore tanpa adanya pemotongan dari gaji. Untuk masa kerja di PT. Tri Nugraha Farm ± 15 tahun. Di PT.

Tri Nugraha Farm semua karyawan harus patuh dan tunduk terhadap peraturan yang berlaku, apabila melanggar dari peraturan maka akan diberi langsung berupa SP ( Surat Peringatan). Untuk pemberhentian tugas kerja pada karyawan diberlakukan apabila karyawan sudah mendapat SP ( Surat Peringatan ) sebanyak 3x dari atasan.

C. Hasil Pembahasan Kegiatan Magang

commit to user

24

power depan dan belakang sapi akan mempengaruhi ADG, kemudahan pemeliharaan,dan harga jualnya ( Lampiran 2)

Usia sapi yang ideal untuk digemukkan adalah mulai 1,5 sampai dengan 2,5 tahun. Kondisi sapi sudah mulai maksimal pertumbuhan tulangnya dan tinggal mengejar penambahan massa otot (daging) yang secara praktis dapat dilihat dari gigi yang sudah berganti besar 2 dan 4 buah. Sapi yang sudah berganti 6 gigi besarnya (3 tahun ke atas) juga cukup bagus. Pada usia ini sudah muncul gejala fat (perlemakan) yang tentunya akan berpengaruh dengan nilai jual dari pelaku pemotongan ternak. Sapi dibawah usia ideal penggemukan biasanya lebih lambat proses penggemukan dikarenakan selain bersamaan pertumbuhan tulang dan daging juga sangat rentan resiko penyusutan serta labil proses penambahan berat disebabkan adaptasi tempat yang baru, pergantian pola pakan dan teknis perawatan serta penyakit.

Tentang variabel berat tubuh, pastinya tergantung dari jenis ras apa sapi yang akan dipelihara. Sapi jenis Limousin dan Simmental maupun silangannya dengan PO kala umur 1,5 tahun sudah berbobot rata-rata 350-400 kg, sedangkan pada peternakan di PT Tri Nugraha Farm menggunakan jenis sapi ini untuk usaha penggemukan, karena dilihat dari berbagai aspek – aspek di atas.

2. Bakalan Sapi Potong

Pada peternakan PT. Tri Nugraha Farm ini bakalan di dapat dari daerah sekitar yaitu dari daerah Magetan, Sunggingan Boyolali, Surabaya dan asal dari peroraangan yang menjual bakalan mereka dan juga dari peternakan itu sendiri. Karena di PT Tri Nugraha Farm sendiri juga usaha di bidang pembibitan maka bibit dari calon bakalan dipelihara sendiri. Mungkin dikarena di sana harga bakalan lebih murah selain itu jenis sapi ini mudah dalam beradaptasi dengan lingkungan dan pertumbuhan lebih cepat.

Ketersediaan bakalan dirasa baik, karena ketersediaan dapat continue dari beberapa pertimbangan diatas, Jenis sapi inilah yang dipelihara untuk usaha penggemukan ialah, Peranakan Simmental, Peranakan Limousine harga bakalan sapi potong dapat di lihat pada Lampiran 5.

commit to user

mempertimbangkan hal-hal dibawah ini

1. Laju pertumbuhan. Bakalan berasal dari keturunan yang memiliki laju prtumbuhan tinggi. Laju pertumbuhan berkait dengan kecepatan peningkatan bobot sapi. Masing-masing bangsa sapi mempunyai potensi perbedaan dalam pertumbuhan. Limousine dan Simmental termasuk tipe sapi untuk digemukan namun, Limousine memiliki keunggulan sebagai tipe pedaging dari pada Simmental dan PO.

Sementara itu jika dilihat dari pertumbuhanya Limousine dan Simmental hampir sama dan lebih baik dari pada PO.

2. Kesehatan. Bakalan yang sehat dan tidak sakit

3. Sapi jantan. Bakalan sapi jantan memiliki laju pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan sapi betita. Selain itu, pada masa produktif sapi betina dilarang di potong untuk mendukung produksi anak sapi kecuali, sapi betina tersebut telah beranak lebih dari tujuh kali, tidak produktif lagi atau infertil

4. Populasi. Bakalan dari bangsa sapi yang memiliki pertambahan populasi baik dan penyebaranya merata pada suatu daerah.

5. Konversi pakan. Bakalan memiliki konversi pakan yang rendah hal ini dikarenakan, untuk mencapai pertambahan bobot badan persatuan berat, di perlukan jumlah pakan yang optimal.

Keberhasilan penggemukan sapi potong sangat tergantung pada pemilihan bakalan yang baik dan kecermatan selama pemeliharaan. Bakalan yang akan digemukan dengan pemberian pakan tambahan dapat berasal dari sapi lokal yang ada di pasar ataupun sapi import yang belum maksimal pertumbuhannya. Sebaiknya sapi bakalan dipilih dari sapi yang memiliki potensi dapat tumbuh optimal setelah digemukan. Prioritas utama bakalan sapi yang dipilih yaitu kurus akan tetapi sehat dan bentuk tulangnya datar, berusia 1-2 tahun, dan sepasang gigi serinya sudah tanggal.

Pemilihan bakalan sapi yang baik menjadi langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan usaha. Salah satu tolok ukur penampilan produksi

commit to user

26

sapi potong adalah pertambahan berat badan harian. Penampilan produksi tersebut merupakan suatu fungsi dari faktor genetik, faktor lingkungan, dan interaksi antara kedua faktor tersebut. Bakalan dari genetik bermutu, peternak tinggal mengontrol keadaan lingkungan, sehingga potensi produksi tetap optimal meskipun sangat sulit menentukan baik buruknya mutu genetik, secara umum penampilan fisik sapi bakalan mencerminkan mutu genetiknya.

Sapi bakalan bisa diperoleh dari berbagai sumber di antaranya pembelian langsung dari pasar hewan atau pembibitan sendiri. Upaya pembibitan sendiri merupakan hal yang cukup rumit meskipun bukan suatu hal yang tak mungkin. Pembibitan merupakan usaha yang padat modal dan membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga tanpa penanganan yang serius bisa mendatangkan kerugian yang tidak sedikit.

Pemilihan bakalan yang baik menjadi langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan usaha. Salah satu tolak ukur penampilan produksi sapi potong adalah penambahan berat badan harian (PBBH). Dengan bakalan dari genetik bermutu, peternak tinggal mengontrol keadaan lingkungan, sehingga potensi produksi dapat optimal. Usaha penggemukan sapi potong biasanya membutuhkan sapi jantan untuk digemukkan selama 3-4 bulan.

Alasannya, pada umumnya sapi jantan memiliki pertumbuhan berat badan harian yang lebih tinggi daripada sapi betina, terutama yang masih produktif.

(Zainal, 2010)

Perlakuan yang di lakukan di saat sapi bakalan datang di PT Tri Nugraha Farm adalah seperti yang di lakukan peternakan pada umumnya yaitu:

1. Pada saat bakalan datang, bakalan ditimbang satu persatu untuk mengetahui bobot awal sapi. Ini biasanya dilakukan untuk mengetahui konsumsi ransum yang diperlukan per sapi untuk usaha penggemukan perharinya.

2. Recording atau pencatatan ulang bobot badan, kondisi sapi datang misalnya kondisi kesehatan bakalan tersebut dicatat dalam buku dan catatan atau form yang tertera pada masing-masing sapi.

commit to user

sudah disterilkan selama tujuh hari atau seminggu agar sapi bisa menyesuaikan lingkungan baru, di kandang karantina tersebut sapi di vaksinasi diberi antibiotic LA non x dan vitamin B komplex selama tiga hari kemudian baru diberi obat cacing.

4. Pemberian tanda pada bakalan tidak dilakukan karena dari tempat asal sudah diberi tanda.

5. Pemberian pakan konsentrat dan jerami diberikan sesuai dengan bobot badan bakalan tersebut, biasanya pada bakalan yang baru datang terjadi penurunan nafsu makan dikarenakan belum biasa menyesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar. Hal ini sangat mempengaruhi pertumbuhan berat badan sehingga untuk sebulan kedepanya akan mengalami penurunan berat badan.

Setelah sapi bakalan di karantina selama satu minggu kemudian ditempatkan pada kandang biasa hal ini menunjukan bahwa sapi siap digemukan dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.

Penempatan sapi yang dilakukan di PT Tri Nugraha Farm dilakukan secara acak dan tidak berdasarkan umur, berat badan, keadaan fisik dll. Ini sangat bertolak belakang dari pendapat Sugeng (2001) yang menyatakan bahwa sapi – sapi yang digemukan sebaiknya memiliki keseragaman tipe, umur, dan besar tubuh. Sebaiknya dikelompokan sesuai dengan keseragaman umur, berat badan ini umumnya akan lebih menguntungkan pada peternak khususnya dalam berbagai hal termasuk disini recording, tata laksana penempatanya, pemberian pakan, penimbangan dan pencatatan bobot badan.

Usaha penggemukan sapi potong membutuhkan modal utama, yaitu tersedianya bakalan yang memenuhi syarat secara continyu. Kemampuan peternak memilih dan menyediakan bakalan secara berkelanjutan sangat menentukan laju pertumbuhan dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Usaha penggemukan sapi bertujuan mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan bobot sapi yang dipelihara.

commit to user

28

3. Kandang

Lokasi peternakan di PT Tri Nugraha Farm terletak di pegunungan yang merupakan dataran tinggi, Dengan suhu rata – rata adalah 27oC pada siang hari dan 19oC pada malam hari. Sedangkan kelembapan pada daerah ini berkisar 60-80%. Suhu dan kelembapan tersebut sangat cocok untuk usaha penggemukan sapi potong jenis peranakan Simmental dan Limosine karena sapi tersebut dapat menyesuaikan dengan lingkungan. Pertumbuhan sapi potong optimal pada kisaran suhu 10oC-27oC dengan kelembapan berkisar antara 60-90% ( Abidin, 2002).

Sapi termasuk hewan yang peka terhadap keadaan perubahan suhu lingkungan. Terutama perubahan yang drastis suhu tinggi bisa menyebabkan konsumsi pakan menurun dan berakubat pada menurunya laju pertumbuhan. Pada hewan tertentu, suhu tinggi juga berpengaruh terhadap kemampuan reproduksi, yakni menurun. Pemaksaan penggunaan suatu lokasi yang temperaturnya fluktuasi, kurang cocok bagi hewan, akan menyebabkan menurunya penampilan produksi. Mudah dalam teknologi yang berurusan dengn iklim misalnya dengan penggunaan AC dan heater, tetapi hal ini malah menambah beban usaha.

Suhu di daerah atau lokasi penggemukan sapi potong di PT Tri Nugraha Farm optimal untuk usaha penggemukan sapi potong. Untuk curah hujan disuatu lokasi berhubungan erat dengan temperatur di daerah tersebut. Temperatur pada musim hujan akan lebih rendah dibandingkan dengan pada musim kemarau karena tergantung pada keberadaan hijauan.

Sedangkan, lokasi yang ideal untuk usaha peternakan sapi potong berkisar antara 800-1.500 mm/tahun.

Lokasi kandang yang dipilih di PT Tri Nugraha Farm ini terletak agak jauh dari pemukiman penduduk. Kira-kira 200 meter dari rumah pendududuk. Akses jalan yang menuju ke pasar juga bias dijangkau dengan kendaraan hal ini sesuai dengan pendapat Aulia (2009) yang menyatakan bahwa lokasi yang ideal untuk membangun kandang adalah daerah yang letaknya cukup jauh dari permukiman penduduk, tetapi

commit to user

dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat menembus peralatan kandang serta dekat dengan lahan pertanian. Pembuatannya dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang. Dalam pemilihan lokasi untuk usaha ternak sapi potong (feedlot) sebaiknya jauh dari permukiman masyarakat dan memiliki akses ke pasar serta letak dan ketinggian lokasi harus diperhatikan, letak dan ketingiannya terhadap lingkungan, sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar (Aulia.2009).

PT Tri Nugraha Farm mempunyai beberapa jenis kandang yang mempunyai fungsi tersendiri yaitu kandang penggemukan, kandang karantina, kandang pembibitan, kandang pedet, kandang betina produktif (perah). Model kandang sapi pada PT Tri Nugraha farm menggunakan kandang dengan sistem kelompok dimana kandang kelompok ini umumnya digunakan pada perusahaan penggemukan sapi sistem feedlot.

Satu line kandang dapat menampung sapi hingga kurang lebih 20 ekor.

Kandang ganda lebih irit dalam penggunaan bahan bangunan.

Kandang kelompok dengan ukuran 16 x 10 m dapat menampung sekitar 40 ekor sapi atau daya tampung kandang 4 m2/ekor. Kandang kelompok lebih mudah dibersihkan. Menurut Purnawan dan Cahyo yang menyatakan bahwa kelemahan dari kandang bentuk ini adalah ternak kurang terlindung dan pertikaian antar ternak yang bisa menyebabkan ternak luka-luka dapat terjadi, kelemahan lainya yaitu adanya persaingan pakan yang terjadi pada ternak yang menyebabkan ternak kurang konsumsi pakanya.

Kontruksi kandang harus diperhatikan dengan cermat karena keadaan kandang yang dibuat nantinya akan memudahkan operasional kerja dengan baik. Operasional kerja yang bisa terlaksana dengan praktis seperti pemberian pakan dan minum, sanitasi kandang. Kerangka kandang di PT. Tri Nugraha Farm terbuat dari bahan besi dan beton yang disesuaikan dengan model kandang yang diinginkan (Lampiran 2).

Bahan atap kandang yang dipergunakan yaitu asbes dengan model model atap monitor sehingga memudahkan dalam sirkulasi udara. Asbes

commit to user

30

digunakan karena mempunyai daya tahan baik terhadap cuaca dan bahan yang digunakan tidak terlalu panas karena letak kandang dekat dengan daerah pegunungan sehingga tidak menimbulkan ternak menjadi stress dan nyaman.

Dinding kandang di PT Tri Nugraha Farm terbuat dari tembok dengan model tertutup sepenuhnya karena terletak di dataran tinggi.

Dinding kandang berfungsi untuk mengurangi terpaan angin secara langsung ke dalam kandang, menghambat keluarnya panas tubuh pada ternak pada malam har, dan membatasi ternak agar tidak bisa keluar.

Lantai kandang terbuat dari beton yang dilengkapi dengan karpet karena di sini adalah tempat berdirinya sapi sehingga peternak harus membuat sapi nyaman. Alasnya tidak keras, rata, dan tidak licin sehingga dapat membuat sapi nyaman dan tidak berbahaya bagi ternak dan para pekerja.

Selokan untuk menampung air kencing dan sisa pembersihan kotoran sapi sudah ditata dengan baik sehingga air tersebut dapat mengalir lancar. Terkadang tersumbat dan ini diakibatkan dari sisa jerami yang kurang besrsih dari pemberian pakan dan pembersihan kandang.

Peralatan kandang yang digunakan umunya sama dengan peternakan lainya yaitu cangkul, ember, sekop,sapu lidi, alat penggaruk, engkong, sabit, timbangan sapi, karung, selang air, suntikan, buku recording , kelengkapan kandang lainya yaitu tempat pakan dan minum (70 cm x 60 cm), tambatan sapi yang terbuat dari besi agar sapi tidak berjalan kemana-mana, tempat penyimpanan jerami, bak tendon air, gudang untuk menyimpan perlengkapan kandang, tempat penimbangan, tempat penampungan kotoran, pagar dan kantor. Kelengkapan kandang untuk pemenuhan kebutuhan sapi di dalam kandang untuk menunjang aktivitas makan, minum, istirahat, perawatan, dan buang kotoran sapi pada kandang.

commit to user

Usaha penggemukan sapi potong yang di kandangkan sepanjang waktu membutuhkan pengolahan yang baik. Salah satunya dengan penyediaan pakan yang secara kuantitas cukup dan kualitas baik. PT Tri Nugraha Farm menggunakan system dry lot fattening yaitu penggemukan sapi dengan memprioritaskan pemberian pakan berupa konsentrat. Pakan berupa hijauan hanya di berikan sedikit sehingga efisiensi penggunaan pakan lebih tinggi.

Berkisar 30:70% dengan perbandingan jerami dan konsentrat dikarenakan kandungan nutrien dalam konsentrat mampu membantu dalam penambahan berat badan. (Tabel 4)

Tabel 4. Jadwal pemberian pakan

Waktu konsentrat hijauan/

jerami

04.30 WIB 3 kg

08.00 WIB 2 kg

13.00 WIB 6 kg

15.00 WIB 3 kg

Sumber: Data Primer Magang Mahasiswa di PT. Tri Nugraha Farm

Frekuensi pemberian pakan yang dilakukan di PT Tri Nugraha Farm dua kali yaitu pagi hari dan siang hari. Konsentrat diberikan dahulu kemudian selang dua jam diberikan hijauan dikarenakan nutrient yang terkandung dalam konsentrat akan membantu mikrobia dalam rumen untuk mencerna hijauan akan lebih efisien. Hal ini sesuai dengan pendapat Siregar (2003) yang menyatakan bahwa pemberian konsentrat dan hijauan diatur dalam suatu teknik yang memberikan tingkat kecernaan ransum yang lebih tinggi sebab, pemberian hijauan yang hampir bersamaan waktunya dengan pemberian konsentrat akan berakibat pada penurunan kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum. Adanya hijauan dan konsentrat pada waktu yang bersamaan itu akan mengurangi kecernaan hijauan di dalam rumen. Hal ini terjadi karena mikroorganisme dalam rumen mempunyai preferensi untuk mencerna konsentrat terlebih dahulu (umumnya konsentrat lebih mudah di cerna dari pada hijauan). Pemberian konsentrat yang dilakukan dua jam sebelum pemberian hijauan akan meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan

commit to user

32

organik ransum. Hal ini terjadi karena konsentrat yang relatif banyak mengandung pati sebagian besar sudah dicerna oleh mikroorganisme rumen pada saat hijauan mulai masuk ke dalam rumen.

Pakan disusun dengan komposisi sederhana akan tetapi tidak mengurangi kandungan nutrient yang berarti disini dapat menekan biaya produksi dalam pemeliharaan. Komposisi konsentrat dapat dilihat pada Lampiran 5 dengan komposisi konsentrat tersebut didapatkan kandungan nutrient pada Tabel 5

Tabel 5. Kandungan Nutrien Nutrien

BK 84%

ABU 11,37%

PK 13%

TDN 68,7%

ME 2073 Kcal/kg

SK 14,66%

Ca 0,6%

P 0,82%

K 0,3%

Na 0,2%

Sumber : Data sekunder Kandungan Konsentrat PT Tri Nugraha Farm

. Berdasarkan jumlah konsumsi pakan pada Lampiran 9 yaitu 10,83 kg dibandingkan dengan standar kebutuhan pada Lampiran 7 kisaran berat badan sapi 400-450 sudah memenuhi standar kebutuhan BK. Selain pemberian pakan, pemberian air minum juga harus diperhatikan. Air minum ad libitum jumlah yang diberikan kira-kira 20-40 liter per hari. Sisa air minum digunakan untuk membersihkan kandang sapi.

commit to user

Penjagaan kesehatan dalam upaya untuk pencegahan penyakit dilakukan secara komprehensif dan saling terkait, yaitu mulai dari pengendalian bakalan, kandang, pakan dan minum, serta perawatan kebersihan tiap harinya. Penyakit sendiri datang dengan adanya tanda-tanda khusus, namun, tanda – tanda ini kadang tidak nampak dan sulit dikenali. Sehingga dilakukan pencegahan penyakit dari pada mengobati akan lebih menambah biaya untuk penggunaan obat.

Pengendalian penyakit dimulai dari bakalan datang. Setelah bakalan ditimbang kemudian dimasukan ke dalam kandang karantina, dimana kandang karantina telah disterilkan selama satu hari kemudian bakalan diberikan antibiotik berupa LA max dan vitamin B Komplek setelah tiga hari diberikan obat cacing albenol, protex, albendasol. Bakalan dibiarkan selama satu minggu untuk penyesuaian terhadap lingkungan baru.

Untuk sanitasi kandang penggemukan dilakukan pembersihan selama satu kali untuk pembersihan lantai kandang dan tempat pakan minum dengan meliputi pembuangan kotoran dalam penampungan limbah, sanitasi lingkungan dengan menyapu dan pembersihan alat-alat kandang. Sanitasi kandang sendiri di lakukan setiap pukul 09.00 setelah pemberian pakan.

Sanitasi terhadap ternak dengan pemandian minimal satu kali per hari tidak dilakukan karena berbagai faktor mulai dari kurangnya air bersih, waktu dan kurangnya ketersediaan air untuk memandikan ternak. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Sugeng (2001) yang menyatakan bahwa salah satu cara untuk menjaga agar ternak terhindar dari penyakit dengan usaha menjaga kebersihan lingkungan kandang seperti lantai yang bersih. Sapi harus dimandikan satu kali perhari dengan tujuan agar parasit kulit atau gatal-gatal tidak mudah menghinggapinya.

Selain menjaga kebersihan lingkungan pengendalian pada penyakit ternak juga dilakukanya pencegahan berupa vaksinasi, vaksinasi dibutuhkan sapi selama proses pemeliharaan untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

Dengan demikian, sapi tidak akan terserang penyakit yang disebabkan oleh

commit to user

34

mikroorganisme sesuai dengan penentuan vaksin tersebut. Pemberian vaksin di PT Tri Nugraha Farm ini dilakukan pada saat sapi berada di kandang karantina. Sehingga pemberian vaksinnya cukup dari gejala-gejala penyakit yang dialami sapi . vaksinasi dilakukan tiap 3 bulan sekali. Pemberian obat cacing dengan menggunakan Albendasol. Pemberian obat cacing dengan cara oral dan suntik. Penyakit yang sering menyerang di PT Tri Nugraha Farm sendiri adalah diare, kembung dan cacingan.

Upaya untuk penegndalian penyakit yang sering muncul adalah dengan menyediakan pakan yang berkualitas, pakan sapi harus cukup dan terjamin kualitas serta nutrientnya, penyediaan pakan dan minum harus diusahakaan bersih, hindari pemberian pakan yang tidak baik, kadaluarsa, basi atau busuk, pakan yang tidak diketahui sumbernya dengan jelas tidak boleh diberikan, pakan yang tercemar mikroorganisme dapat menyebabkan sapi terserang penyakit diare. Pemberian konsentrat yang berlebihan dan kandungan serat kasar yang rendah dapat menyebabkan kembung. Akumulasi fermentasi pakan konsentrat akan memproduksi gas dan buih sehingga menyebabkan kembung.

Kembung sendiri cara pengendaliannya dengan memberikan minyak kayu putih dioleskan pada bagian perut. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan minyak kayu putih putih akan cepat mengobatinya.

6. Pemasaran

Pemasaran yang dilakukan di Perusahaan Pembibitan dan Penggemukan Sapi Potong PT Tri Nugraha Farm yaitu masuk pada pabrik pengolahan hasil ternak PT Adi Boga Cipta dengan pemilik yang sama.

Sebelum disetorkan ke PT Adi Boga Cipta sapi potong dari PT Tri Nugraha Farm dijual pada jagal dengan tujuan agar hasil samping dari pemotongan sapi tersebut seperti kulit, kepala dll dapat dimanfaatkan dan menambah hasil tersendiri untuk jagal. Pembuatan Produk hasil ternak menggunakan daging sapi tertentu.

Dalam setiap harinya sapi dijual dua ekor dengan harga Rp. 26.000;

perkg berat hidup diperusahaan ini tidak menjual sapi keluar dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan dalam pembuatan hasil ternak seperti sossis,

commit to user

Untuk pemasaran dari usaha peternakan masih terbuka lebar. Pemasaran sapi bisa dilakukan dengan menjual berupa sapi hidup ataupun berupa daging segar maupun olahan. Namun, yang dilakukan oleh pak Joko sapi dijual hidup dengan taksiran berat badan sapi tanpa dilakukan penimbangan. Sebenarnya untuk pemasaran dari hasil usaha feedlot lebih baik dilakukan dengan timbangan, sehingga untuk usaha yang berikutnya kita bisa menyesuaikan pengeluaran biaya pakan dengan PBB tiap hari. Dengan itu kita bisa membuat analisa kasar usaha sapi penggemukan sapi potong secara feedlot.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

36

Dokumen terkait