BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada BAB ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian mengenai, “Hubungan Tingkat Depresi Dengan Activity Of Daily Living Pada Pasien DM tipe 2Di Rumah Sakit Cibitung Medika”. Penelitian telah dilakukan pada tanggal 7 Agustus – 17 Agustus 2021. Peneliti menentukan jumlah sampel dengan teknik purposive sampling sehingga didapatkan responden sebanyak 40 responden yang sesuai dengan kriteria pemilihan saat penelitian ini dilakukan.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian, Rumah Sakit Cibitung Medika merupakan rumah sakit swasta yang berada di kecamatan Cibitung kabupaten Bekasi Jawa Barat.Rumah Sakit Cibitung Medika ini memiliki kapasitas 214 tempat tidur. Pelayanan yang ada di Rumah Sakit Cibitung Medika diantaranya unit Gawat Darurat (UGD), farmasi, rawat inap, ruang poli, ruang operasi, laboratorium, Ruang HD, ICU, HCU, radiologi dan ruangan rehabilitasi medik.
Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 responden yang diklasifikasikan berdasarakan jenis kelamin, usia, pendidikan, dan pekerjaan.
1. Analisis Univariat
a. Distribusi frekuensi tingkat depresi responden DM tipe 2 Tabel 4.1
Tingkat Depresi Responden DM tipe 2
No Tingkat Depresi Frekuensi Presentase
1 Depresi Ringan 22 55,0
2 Depresi Sedang 16 40.0
3 Depresi Berat 2 5,0
Total 40 100,0
Berdasarkan Tabel 4.1 dari hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Cibitung Medika, didapatkan data dari 40 responden (100%), bahwa responden yang mengalami tingkat depresi ringan sebanyak 22 responden (55,0%).
b. Distribusi frekuensi Activity Of Daily Living responden DM tipe 2
Tabel 4.2
Activity Of Daily Living Reponden DM tipe 2
No Activity Of Daily Living
Frekuensi Presentase
1 Madiri 16 40,0
2 Dengan Bantuan 24 60,0
Total 40 100,0
Berdasarkan Tabel 4.2 dari hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Cibitung Medika, didapatkan data dari 40 responden (100%), bahwa resonden yang melakukan Activity of daily living dengan bantuan sebanyak 24 responden (60,0%).
2. Analisis Bivariat
a. Distribusi Frekuensi Tingkat Depresi Dengan Activity Of Daily Living Pada Pasien DM tipe 2
Tabel 4.3
Hubungan Tingkat Tingkat Depresi Dengan Activity Of Daily Living Pada Pasien DM tipe 2
Tingakat depresi
Activity Of Daily Living Total P value
Mandiri Dengan Bantuan
N % N % N %
Depresi ringan
11 27,5 11 27,5 22 55,0
Depresi sedang
4 10,0 12 30,0 16 40,0 0,029
Depresi berat
1 2,5 1 2,5 2 5,0
total 16 40,0 24 60,0 40 100,0
Berdasarkan Tabel 4.3 hasil penelitian menunjukan bahwa dari 40 responden yang mengalami tingkat depresi ringan sebanyak 22 responden (55,0%), tingkat depresi sedang sebanyak 16 respoden (40,0%), dan tingkat depresi berat sebanyak 2 respoden (5,0%).
Kemudian responden yang dapat melakukan Activity of daily living secara mandiri sebanyak 16 responden (40,0%) dan melakukan Activity Of Daily Living dengan bantuan sebanyak sebanyak 24 respoden (60,0%)
B. Pembahasan
1. Tingkat Depresi Pada Pasien DM tipe 2
Dari hasil penelitian yang telah di dilakukan di RS Cibitung Medika, didapatkan data dari 40 responden (100%), bahwa responden mengalami tingkat depresi ringan sebanyak 22 responden (55,0%). Dalam hal ini dapat di simpulkan bahwa tingkat depresi pada respoden yang menderita DM tipe 2 yang di rawat di Rumah Sakit Cibitung Medika memilki kategori tingkat depresi ringan.
Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat depresi responden penderita DM tipe 2. menurut kene dalam Khairunisa 2019 faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat depresi diantaranya faktor psikososial meliputi penurunan percaya diri, kemampuan untuk mengadakan hubungan intim, penurunan jaringan sosial, kesepian, tingkat pendidikan, kemiskinan dan penyakit fisik juga mempengaruhi depresi yang dialami seseorang.
Berdasarkan hasil penelitian, kebanyakan responden yang terdiagnosa DM tipe 2 tidak mengetahui dan tidak menyadari sebelumnya bahwa dirinya menderita penyakit tersebut sebelum masa perawatan di rumah sakit, sehingga tidak pernah memeriksa kesehatannya, hal ini tentunya akan berkaitan pada kesiapan pasien menerima kondisi dirinya yang pada akhirnya berdampak pada tingkat depresi yang dialami pasien. Setiap responden mengalami
tahapan depresi yang berbeda-beda, dimulai dari Denial, Ager, Bargaining, depression hingga Acceptance.
Dalam hal ini respoden yang menjalani perawatan di rumah sakit akan mengalami depresi dengan tingkatan yang berbeda karena dampak dari berbagai hal. Dari hasil pengamatan dan pengkajian sebagian besar pasien DM tipe 2 yang mengalami tingkat depresi ringan adalah mereka yang masih mendapatkan dukungan dari keluarga dalam proses perawatan, responden yang mengalami depresi sedang adalah mereka yang memikirkan kewajiban/beban yang mungkin tidak akan bisa dilakukan lagi, sedangkan responden yang mengalami depresi berat adalah mereka yang tidak mendapatkan dukungan dari keluarga dalam proses penyembuhan bahkan tidak ditemani keluarga pada masa perawatan.
2. Activity Of Daily Living Pada Pasien DM tipe 2
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Cibitung Medika, didapatkan data dari 40 responden (100%), bahwa resonden melakukan Activity of daily living dengan bantuan sebanyak 24 responden (60,0%).
Aktivitas sehari–hari atau dalam literatur asing disebut Activity of Daily Living seringkali mencerminkan kualitas hidup dan merupakan aktifitas pokok bagi perawatan diri. Aktifitas sehari-hari (Activity of
Daily Living) ini terdiri atas 6 macam kegiatan, yaitu mandi (bathing), berpakaian (dressing), ke toilet (toileting), berjalan atau pindah posisi (walking & transfering), kontinensia (continence), makan (feeding) (Tamher S & Noorkasiani, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden yang terdiagnosa DM tipe 2 terlihat tidak bersemangat dalam melakukan Activity Of Daily Living dalam memenuhi kebutuhannya, mereka terlihat lebih sering tertidur di pagi hari, dari hasil pengamatan dan pengkajian yang dilakukan hal ini dikarenakan responden sering merasa lemas dan mengantuk terutama di pagi hari. Responden yang mampu melakukan ADL secara mandiri adalah responden yang memiliki keyakinan bahwa meski terdiagnosa DM tipe 2 dirinya tetap mampu melakukan aktivitas seperti biasa, alasan lain karena tidak ingin merepotkan anggota keluarga. Sedangkan responden yang hanya mampu melakukan ADL dengan bantuan disebabkan oleh keyakinan bahwa dirinya lemah dan tidak berdaya dalam melakukan aktivitas juga tidak memiliki harapan untuk bisa melakukan aktivitas seperti sebelum terdiagnosa penyakit DM tipe 2
Menurut penelitian yang dilakukan oleh American Diabetes Association (ADA) 2019, aktivitas fisik pada penderita DM tipe 2 sangat di perlukan untuk mengontrol kadar glukosa dan hormon- hormon lainya untuk tetap pada kadar normal. Aktivitas fisik yang mencakup semua gerakan yang meningkat penggunaan energi dan
merupakan bagian penting dari rencana manajemen diabetes. Latihan adalah bentuk aktivitas fisik yang lebih spesifik yang terstruktur dan dirancang untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Baik aktivitas fisik maupun olahraga sama pentingnya (Willey KA dalam ADA , 2019).
3. Hubungan Tingkat Depresi Dengan Activity Of Daily Living Pada Pasien DM tipe 2
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa dari 40 responden yang mengalami tingkat depresi ringan sebanyak 22 responden (55,0%), tingkat depresi sedang sebanyak 16 respoden (40,0%), dan tingkat depresi berat sebanyak 2 respoden (5,0%).
Kemudian responden yang dapat melakukan Activity of daily living secara mandiri sebanyak 16 responden (40,0%) dan melakukan Activity Of Daily Living dengan bantuan sebanyak sebanyak 24 respoden (60,0%)
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil p value sebesar 0,029 < α 0,05, sehingga dinyatakan bahwa H0 ditolak yang artinya terdapat “Hubungan Tingkat Depresi Dengan Activity Of Daily Living Pada Pasien Dengan DM tipe 2 Di Rumah Sakit Cibitung Medika”.
Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan dalam melakukan ADL pasien tergantung dari beberapa factor diantaranya adalah kondisi psikolog dan kondis fisik pasien. Gangguan psikologis seseorang dapat mempengaruhi kemampuan partisipasi dalam Activity Daily Living (ADL).
Penelitian ini sejalan yang dilakukan oleh Nanik Winarti, (2018 ) poli penyakit dalam RSUD JOMBANG menunjukkan hasil bahwa tingkat depresi sedang dengan kemampuan ADL kategori dibantu sebesar 39,4 % merupakan presentase terbanyak dibanding dengan tingkat depresi sedang dengan kemampuan ADL kategori mandiri sebesar 12,9% dan kategori bergantung sebesar 3,5 %.Terdapat hubungan bermakna antara tingkat depresi dengan kemandirian dalam Activity of DailyLiving (ADL) dengan p-value 0,003.
Selain factor diatas, Hawari (2017) menyatakan bahwa individu yang religius mempunyanyai resiko yang lebih kecil untuk mengalami stress dari pada mereka yang kurang religious dalam kehidupan sehari–hari. Individu bisa mengalami depresi juga di sebabkan oleh factor keluarga, adanya penerimaan yang baik oleh anggota keluarga dapat mengurangi beratnya depresi seseorang, dan buruknya penerimaan dari anggota keluarga akan memperberat tingkat depresi seseorang.
Individu yang mengalami depresi karena penyakitnya sering dikaitkan dengan rendahnya kepedulian untuk merawat diri sendiri yang menyebabkan penderita diabetes tetap melakukan kebiasaan yang buruk seperti merokok, banyak makan, mengkonsumsi banyak kalori, dan sedikit kegiatan yang dilakukan sehingga menimbukan terjadinya peningkatan berat badan sehingga penderita diabetes yang mengalami depresi resiko kematiannya meningkat antara 36-38 persen dibanding penderita diabetes lainnya (Adib, 2018). Selain itu, depresi juga terkait dengan gangguan sistem saraf dan hormon.
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang dapat mempengaruhi kondisi psikologis seseorang, dengan masalah psikologis yang dialami maka akan menyebabkan penurunan kemampuan dalam memenuhi kebutuhannya, karena ketidakmampuannya itu maka terjadilah ketergantungan kepada orang lain (Diane C, 2013). Karena itu perlu dilakukan pengkajian keperawatan tentang fungsi fisikdan psikologi untuk memberikan petunjuk berharga terhadap efek penyakit pada status kesehatan (Perrydan Potter, 2015).
Pengkajian ADL di perlukan untuk mengetahui derajat ketergantungan pasien dan memudahkan perawat dalam memberikan intervensi kepada pasien yang memerlukan perawatan total atau sebagian. Perawat juga harus mengoptimalkan kemampuan pasien
dalam memenuhi ADL nya untuk meminimalkan ketergantungan terhadap orang lain.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan bukan tanpa kekurangan didalamnya, kelemahan atau keterbatasan yang terdapat didalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.
Keterbatasan dan hambatan dalam penelitian ini diantaranya:
1. Dalam penelitian ini peneliti membutuhkan beberapa pertimbangan guna meminimalisir resiko penularan covid 19 yang belum usai sampai saat ini, sehingga pengambilan data melalui quesioner langsung kepasien membutuhkan waktu untuk memilah pasien DM tipe 2 yang akan diambil sebagai responden dalam penelitian.
2. Peneliti terkendala saat pengisian kuisioner karena harus menjaga jarak dengan responden sedangkan kebanyakan pasien dengan DM tipe 2 mengalami tremor pada tangan dan kaki.
85
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian “Hubungan Tingkat Depresi Dengan Activity Of Daily Living Pada Pasien Dengan DM tipe 2 Di Rumah Sakit Cibitung Medika” dan pembahasan yang sudah dijelaskan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tingkat depresi pasien dengan DM tipe 2 di Rumah Sakit Cibitung Medika di dominasi dengan kategori ringan sebanyak 22 responden (55,0%)
2. Activity of daily Living pasien pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Cibitung Medika dengan kategori melakukan Activity Of Daily Living dengan bantuan sebanyak 24 responden (60,0%)
3. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil p value sebesar 0,029 < α 0,05, sehingga dinyatakan bahwa H0 ditolak yang artinya terdapat “Hubungan Tingkat Depresi Dengan Activity Of Daily Living Pada Pasien Dengan DM tipe 2 Di Rumah Sakit Cibitung Medika”
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, ada beberapa hal yang dapat peneliti sarankan sebagai masukan bagi pihak-pihak terkait.
1. Kepada Responden
Depresi dapat mempengaruhi kemadirian seseorang dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu kiranya klien dan keluarga harus membina hubungan saling percaya dan saling terbuka dalam pemecahan suatu masalah yang di alami. Sebaiknya klien melibatkan keluarga atau orang terdekat dalam memberikan dukungan dan motivasi untuk melakukan perawatan diri agar tidak berdampak buruk pada kesehatan klien dan hendaknya memaksimalkan kemampuan diri dalam pemenuhan aktivitas sehari- hari sehingga dapat meminimalkan ketergantungan.
2. Kepada Rumah Sakit
Bagi Rumah Sakit, diharapkan penelitian ini dapat menjadi data dasar dan acuan dalam pembuatan SOP, dengan melakukan pendekatan psikologis dalam pemberian asuhan keperawatan secara holistic, khususnya dalam penurunan tingkat depresi pasien
3. Kepada Institusi Pedidikan
Bagi institusi pendidikan, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi dan acuan kepustakaan serta data dasar pembelajaran baik di kalangan mahasiswa pendidikan sarjana
maupun profesi agar dapat melakukan pengkajian secara holistic kepada pasien baik fisik maupun psikis.
4. Untuk Peneliti Selanjutnya
Diharapkan melakukan penelitian tentang tingkat depresi dengan pembaharuan yaitu dengan menggunakan alat ukur dan metode yang berbeda dan sampel yang lebih banyak guna memperoleh hasil gambaran yang lebih luas .
88
DAFTAR PUSTAKA
ADA. 2019. Standar Of Medical Are In Diabetes (1st ed., Vol. 42, pp. 2–6).
USA: American. Diabetes. Association. Retrieved
Bintang S. L dan Laksana H. L. “Faktor Yang Berperan Terhadap Depresi, Kecemasan Dan Stres Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2”. Minahasa : Jurnal Ilmiah Psikologi Minahasa ; 2017.Vol. 6.
No. 1. 15-22
Dharma, K. (2015). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta timur:
CV. Trans Info Media.
Dharma, K. K., 2015. Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: CV.
Trans Info Media.
Dolongseda, FV., Masi, GN., Bataha, YB. “Hubungan Aktivitas Fisik Dan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado”. 2017. 5(1), 1-8. Available from https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/j
kp/article/view/2248/1805. Diaksespada 19 April 2017
Donsu, 2019.” Metodologi penelitian keperawatan”. Jakarta : PUSTAKA BARU PRESS
Hawari, 2017. Gangguan Stres Cemas dan Depresi. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
https://www.kemkes.go.id/article/view/18121200001/prevent-prevent-and- prevent-the-voice-of-the-world-fig
Lathifah, lailatul (2017). “Hubungan durasi penyakit dan kadar gula darah dengan keluhan subyektif penderita diabetes mellitus”. Jurnal berkala epidemiologi, volume 5 nomor 2, mei 2017, hlm. 231- 239
Notoatmodjo, 2018. “ Metodologi Penelitian Kesehatan”. Boyolali : PT Asdi Mahasatya
Nursalam. 2017. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. (P. P. Lestari, Ed.) (4th ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis. Edisi.4. Jakarta : Salemba Medika.
Ramdani, 2016,”Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien Diabetes MelitusTipe 2 di Rumah Sakit Umum Kardinah Tegal, Skripsi”, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri SyarifHidaytullah, Jakarta
Rizki & Nawangwulan, 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan/M.
Risya Rizki, Sri Nawangwulan Edisi Pertama —Sidoarjo:
Indomedia
Rizki & Nawangwulan, 2018.”Metodologi Penelitian Kesehatan”. Surabaya : Indomedia Pustaka
Setyorini & Supriyadi.”Koping Pasien DM tipe 2 Dalam Pelaksanaan Manajemen Perawatan Diri”. Jurnal Keperawatan Volume 13 Nomor 1, Maret 2021
Stuart, G. W. (2016). “Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart Buku II(Indonesia,)”. Mosby Elsevier
Subianto, 2019.” Buku ajar asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistim endokrin (DIII)”. Jakarta : PUSTAKA BARU PRESS
Sutejo, 2019. “Keperawatan kesehatan jiwa : Prinsip dan praktik Asuhan keperawatan jiwa”. Jakarta : PUSTAKABARU PRESS
Tamher, S. & Noorkasiani. (2009). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan. Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Utami AP. “Gambaran Mekanisme Koping Stress Pada Pasien Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Sambit Ponorogo Jawa Timur”.Jakarta: UIN Syarif Hidaytullah ;2016
Lampiran 1
Lampiran 2
LEMBAR KEGIATAN BIMBINGAN SKRIPSI Tanggal
Bimbingan Kegiatan Paraf Pembimbing Catatan Pembimbing 16 Maret 2021 Mekanisme
pengajuan judul, konsultasi
pengajuan judul prioritas
menggunakan email
Revisi sesuai arahan yang diberikan
21 Maret 2021 Pengajuan Judul beserta latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian via Google meeting dan WA
ACC Judul dan revisi BAB I
16 April 2021 Konsultasi BAB I Via WA
Revisi Penulisan, dan penambahan data pada latar belakang, lanjut BAB II dan III 9 Juni 2021 Konsultsi BAB I,II
dan III via Email
Revisi BAB I,II dan III sesuai arahan 10 Juli 2021 Konsultasi
perbaikan BAB I, II dan III via WA
Revisi sesuai arahan sesuai dengan panduan penulisan skripsi 30 Juli 2021 Kosultasi lembar
Kuesioner via WA
Revisi sesuai arahan, Acc Sidang Proposal
02 Agustus 2021 Konsultasi Revisi Proposal dan kuesioner
Lakukan uji
instrument
Kuesioner/uji validitas Acc Penelitian 28Agustus 2021 Konsul BAB IV, V
dan Abstrak
Revisi Sesuai arahan
02 September 2021
Konsul Perbaikan BAB 1V dan V
ACC Sidang Skripsi
03 September 2021
Sidang Skripsi Revisi sesuai Arahan
09 September Konsul revisi sidang hasil skripsi
Acc Hard Cover
Mengetahui,
Kepala Program Studi Ilmu Keperawatan (S1)dan Profesi Ners
Dinda Nur Fajri Hidayati Bunga, S.Kep, Ns.,M.Kep NIDN.0404088405
Lampiran 3 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MEDISTRA
INDONESIA
PROGRAM STUDI PROFESI NERS-PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1)
PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN – PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1)
PROGRAM STUDI FARMASI (S1)-PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D3)
FORMULIR PERMOHONAN SIDANG HASIL SKRIPSI
SEMESTER III (ALIH JENJANG) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1) DAN PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKES MEDISTRA INDONESIA T.A 2020-2021
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Lena Juanita Chandra
NPM : 191560112008
Judul : Hubungan Tingkat Depresi Dengan Activity Of Daily Living Pada Pasien DM tipe 2 Di Rumah Sakit Cibitung Medika
Dengan ini mengajukan permohonan sidang hasil Skripsi kepada koordinator Skripsi.
Atas perhatian ibu saya ucapkan terima kasih.
Pemohon,
(Lena Juanita Chandra) NPM:191560112008
Dengan ini menyatakan bahwa nama mahasiswa tersebut layak untuk melaksanakan sidang yang akan dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Jum’at, 03 September 2021
NO Penguji Nama Penguji TTD/Paraf
1 I Kiki Deniati.,S.Kep.,Ns.,M.Kep
2 II Ernauli Melyana,S.Kep.,Ns.,M.Kep
Bekasi, 03 September 2021 Mengetahui,
Koordinator Skripsi Kepala Program Ilmu Keperawatan (S1) dan Pendidikan Profesi Ners
Rotua Suriany S, M.Kes Dinda Nur Fajri Hidayati Bunga, S.Kep.,Ns.,M.Kes NIDN. 0315018401 NIDN. 0301109302
Lampiran 5
Lampiran 6
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Yang bertandatangan dibawah ini, Nama :
Umur : Alamat:
Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Depresi Dengan Activity Of Daily Living pada Pasien DM tipe 2Di Rumah Sakit Cibitung Medika”.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun dan agar digunakan sebagaimana mestinya.
Bekasi, Agustus 2021 Responden
(………..)
Lampiran 7 Lembar Kuesioner BDI
(Beck depression inventory)
B. Data Responden
Nama Pasien :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir : Status Perkawinan :
Agama :
Suku Bangsa : Tanggal Pemeriksaan : C. Kuesioner Tingkat Depresi
1. Petunjuk Pengisian
a. Pilihlah satu pernyataan dalam masing-masing kelompok yang paling menggambarkan perasaan anda saat ini
b. Berilah tanda ceklist (√) pada kotak yang tersedia sesuai dengan kondisi anda sekara
Kuesioner BDI (BeckDepressionInventor y )
2. Petunjuk Pengisian
a. Bacalah dengan teliti pernyataan berikut di bawah ini pilih lah salah satu item dari setiap nomor dan berilah tanda ( v ) pada kolom pernyataan yang anda anggap paling sesuai dengan keadaan anda saat ini:
1. Saya tidak merasa sedih.
Saya merasa sedih.
Saya sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat menghilangkannya.
Saya sangat sedih atau tidak bahagia sehingga saya tidak tahan.
2. Saya tidak terlalu putus asa tentang masa depan.
Saya merasa putus asa tentang masa depan.
Saya merasa tidak ada yang saya harapkan.
Saya merasa bahwa masa depan tidak ada harapan dan segala sesuatunya tidak dapat diperbaiki.
3. Saya tidak merasa gagal.
Saya merasa telah gagal lebih dari rata-rata orang.
Saat saya melihat kembali kehidupan saya, yang bisa saya lihat hanyalah banyak kegagalan.
Saya merasa saya gagal total sebagai pribadi.
4. Saya mendapatkan kepuasan dari berbagai hal seperti dulu.
Saya tidak menikmati hal-hal seperti dulu.
Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan nyata dari apa pun.
Saya tidak puas atau bosan dengan segala sesuatu.
5. Saya tidak merasa bersalah.
Saya merasa bersalah sebagian besar waktu.
Saya merasa sangat bersalah hampir sepanjang waktu.
Saya merasa bersalah sepanjang waktu
6. Saya tidak merasa kecewa dengan diri saya sendiri.
Saya kecewa dengan diri saya sendiri.
Saya muak dengan diri saya sendiri.
Aku membenci diriku sendiri.
7. Saya tidak merasa saya lebih buruk dari orang lain Saya mengkritik diri saya sendiri atas kelemahan atau kesalahan saya
Saya selalu menyalahkan diri sendiri atas kesalahan saya
Saya menyalahkan diri sendiri atas semua hal buruk yang terjadi
8. Saya tidak punya pikiran untuk bunuh diri
Saya memiliki pikiran untuk bunuh diri, tetapi saya tidak akan melakukannya
Saya ingin bunuh diri.
Saya akan bunuh diri jika ada kesempatan
9. Saya tidak menangis lebih dari biasanya
Saya lebih sering menangis sekarang daripada dulu.
Saya menangis sepanjang waktu sekarang
Dulu saya bisa menangis, tetapi sekarang saya tidak bisa menangis meskipun saya ingin.
10. Saya tidak lebih terganggu oleh hal-hal daripada sebelumnya Saya sedikit lebih jengkel sekarang daripada biasanya
Saya cukup kesal atau jengkel sepanjang waktu Saya merasa jengkel sepanjang waktu sekarang.
11. Saya dapat bekerja sebaik sebelumnya
Dibutuhkan usaha ekstra untuk memulai melakukan sesuatu
Saya harus mendorong diri saya sangat keras untuk melakukan sesuatu
Saya tidak dapat melakukan pekerjaan sama sekali
12. Saya bisa tidur nyenyak seperti biasanya Saya tidak bisa tidur nyenyak seperti biasanya
Saya bangun 12 jam lebih awal dari biasanya dan sulit untuk kembali tidur
Saya bangun beberapa jam lebih awal dari biasanya dan tidak dapat kembali tidur.
13. Saya tidak merasa lebih lelah dari biasanya.
Saya lebih mudah lelah dari biasanya
Saya lelah karena melakukan hampir semua hal Saya terlalu lelah untuk melakukan apapun
14. Nafsu makan saya tidak lebih buruk dari biasanya.
Nafsu makan saya tidak sebaik dulu
Nafsu makan saya jauh lebih buruk sekarang Saya tidak nafsu makan sama sekali lagi
15. Saya tidak kehilangan banyak berat badan, jika ada, akhir- akhir ini.
Saya telah kehilangan lebih dari 5 kg.
Saya telah kehilangan lebih dari 10 kg Saya telah kehilangan lebih dari lima 15 kg.
(Skor 0 jika Anda sengaja mencoba menurunkan berat badan.)
16. Saya tidak lebih khawatir tentang kesehatan saya dari biasanya
Saya khawatir tentang masalah fisik seperti sakit dan nyeri, atau sakit perut, atau sembelit.
Saya sangat khawatir tentang masalah fisik, dan sulit untuk memikirkan banyak hal lain.
Saya sangat khawatir dengan masalah fisik saya sehingga saya tidak dapat memikirkan hal lain
17. Saya tidak melihat adanya perubahan minat saya pada seks baru-baru ini
Saya kurang tertarik pada seks dibandingkan sebelumnya Saya kurang tertarik pada seks sekarang
Saya benar-benar kehilangan minat pada seks