• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN ACTIVITY OF DAILY LIVING PADA PASIEN DM TIPE 2 DI RUMAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN ACTIVITY OF DAILY LIVING PADA PASIEN DM TIPE 2 DI RUMAH "

Copied!
135
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu penyakit yang banyak mengintai masyarakat modern saat ini. Diabetes merupakan penyakit metabolik yang semakin meningkat dari tahun ke tahun akibat pola hidup masyarakat yang tidak sehat (Ramdani, 2018). Diperkirakan pada tahun 2035, jumlah penderita diabetes akan meningkat sebesar 205 juta orang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya (IDF dalam Pranata & Khasanah, 2017).

Diabetes melitus pada lansia seringkali tidak terdiagnosis karena gejala diabetes seperti sering haus, sering buang air kecil, dan penurunan berat badan tertutupi oleh perubahan fisik alami lansia yang mengalami penurunan yang kemudian dapat mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari. sehingga diabetes yang tidak terdiagnosis akan terus berkembang, sehingga dapat menjadi komplikasi yang berakibat fatal (Kurniawan, 2010). Activity Of Daily Living merupakan alat pengukuran untuk menilai kapasitas fungsional seseorang, yang seringkali mencerminkan kualitas hidup dan merupakan aktivitas perawatan diri dasar (Tamher S & Noorkasiani, 2017). Selain gangguan saraf, penderita diabetes melitus juga berisiko mengalami gangguan pembuluh darah yang sering disebut dengan penyakit pembuluh darah perifer.

Gangguan ini disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah, hilangnya sensasi pengecapan dan penyakit pembuluh darah perifer pada penderita diabetes melitus yang akan berdampak langsung terhadap pemenuhan Aktifitas Sehari-hari (Zarkasi, 2016). Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat depresi dengan aktivitas kehidupan sehari-hari pada pasien DM tipe 2 di RS Cibitung Medika.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Manfaat Praktis
  • Manfaat Teoritis

Keaslian Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Teori

  • DIABETES MELITUS TIPE 2
  • KONSEP TINGKAT DEPRESI
  • KONSEP ACTIVITY OF DAILY LIVING PADA PASIEN

DM jenis ini sangat erat kaitannya dengan faktor keturunan. Tidak jarang penderita DM tipe 1 menderita penyakit tersebut sejak masa kanak-kanak. Selama tubuh masih mampu menoleransi kadar gula darah yang tinggi, kondisi ini tidak akan menimbulkan bahaya yang serius. Jenis sindrom diabetes melitus lainnya adalah jenis DM yang terjadi karena banyak faktor. Faktor tersebut antara lain kanker pankreas atau mengonsumsi obat yang dapat meningkatkan kadar gula darah.

Penumpukan kadar gula darah berlebihan yang terjadi dalam jangka waktu lama dan terus menerus akan mengakibatkan terjadinya penyakit diabetes melitus (Pranata & Khasanah, 2017). Faktor usia yang berisiko terkena DM tipe 2 adalah usia di atas 30 tahun. Hal ini disebabkan oleh perubahan anatomi, fisiologis, dan biokimia. Di bawah ini kami uraikan skema patofisiologi DM tipe 2, mulai dari faktor risiko hingga pengaruhnya terhadap resistensi insulin dan kegagalan fungsi sel beta pankreas.

Untuk memastikan seseorang menderita diabetes tipe 2, mereka perlu memeriksa kadar glukosa darahnya dalam miligram per desiliter (mg/dL) atau milimol per liter (mmol/L). Sejak terakhir kali seseorang makan, kadar gula darah sebesar 2.200 mg/dL (11,1 mmol/L) dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa seseorang menderita diabetes, apalagi jika dikombinasikan dengan gejala khas dan tidak khas diabetes. Seseorang mulai mengalami satu atau lebih tanda hipoglikemia ketika kadar gula darah di bawah 80 mg/dl.

Menurunnya tingkat kesadaran bisa terjadi akibat tingginya atau rendahnya kadar gula darah. Makanlah tablet atau makanan ringan jika Anda mulai mengalami gejala gula darah rendah. Saya tidak lagi merasa terganggu oleh hal-hal seperti biasanya. Sekarang aku sedikit lebih marah dari biasanya.

Diabetes melitus (DM) merupakan kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena tubuh mengalami gangguan dalam pengendalian kadar gula darah.

Tabel 2.2 Katz Indeks
Tabel 2.2 Katz Indeks

Kerangka Teori

Kerangka Konseptual

Hipotesis Penelitian

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Rancangan Penelitian
  • Populasi,Sampel dan Teknik Sampling
  • Ruang Lingkup Penelitian
  • Variabel Penelitian
  • Definisi Operasional
  • Jenis Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Instrumen Penelitian
    • Pengolahan Data
  • Analisa Data
  • Etika Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita DM tipe 2 yang dirawat di RS Cibitung Medika berjumlah 197 orang dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 42 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 yang memenuhi kriteria inklusi yang ditetapkan peneliti. Sampel dalam penelitian ini adalah 40 pasien yang terdiagnosis DM tipe 2 di RS Cibitung Medika.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat depresi pada pasien DM tipe 2 di RS Cibitung Medika. Kuesioner dibagikan dalam bentuk kertas dan diberikan kepada responden mengenai hubungan tingkat depresi dengan aktivitas sehari-hari pasien DM tipe 2 di RS Cibitung Medika. Analisis bivariat pada penelitian ini untuk menganalisis hubungan tingkat depresi dengan aktivitas sehari-hari di RS Cibitung Medika.

Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian mengenai “Hubungan Tingkat Depresi dengan Aktivitas Sehari-hari Pada Pasien DM Tipe 2 Di RS Cibitung Medika” akan diuraikan. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa tingkat depresi pada responden penderita DM tipe 2 yang dirawat di RS Cibitung Medika berada pada kategori depresi ringan. Hubungan tingkat depresi dengan aktivitas sehari-hari pada pasien DM tipe 2 Pada pasien DM tipe 2.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan p-value sebesar 0,029 < α 0,05 sehingga dinyatakan H0 ditolak artinya ada hubungan antara tingkat depresi dengan aktivitas sehari-hari pasien DM tipe 2. di RS Cibitung Medika". Tingkat depresi pada pasien DM tipe 2 di RS Cibitung Medika didominasi kategori ringan sebanyak 22 responden (55,0%). Aktivitas sehari-hari pasien DM tipe 2 di RS Cibitung Medika kategori melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan sebanyak 24 responden (60,0%).

Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan uji chi-square diperoleh p-value sebesar 0,029 < α 0,05 sehingga dinyatakan H0 ditolak yang berarti terdapat hubungan antara tingkat depresi dengan aktivitas hidup sehari-hari pada anak. pasien dengan tipe 2'. DM di RS Cibitung Medika". Judul : Hubungan Tingkat Depresi dengan Aktivitas Sehari-hari pada Pasien DM Tipe 2 di RS Cibitung Medika. Dengan ini saya menyatakan kesediaan untuk mengikuti penelitian yang berjudul "Hubungan Tingkat Depresi dengan Aktivitas Sehari-hari. tinggal pada pasien DM tipe 2 di RS Cibitung Medika”.

Tabel 3.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Tabel 3.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Analisis Univariat
  • Analisis Bivariat

Berdasarkan Tabel 4.3, temuan penelitian menunjukkan bahwa dari 40 responden yang mengalami depresi tingkat ringan, sebanyak 22 responden (55,0%), 16 responden (40,0%) mengalami depresi tingkat sedang, dan 2 responden (5,0%) mengalami depresi tingkat sedang. depresi. depresi. ). Kemudian terdapat 16 responden (40,0%) yang dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, dan 24 responden (60,0%) yang melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden yang terdiagnosis DM tipe 2 tidak mengetahui dan tidak menyadari bahwa dirinya menderita penyakit tersebut hingga dirawat di rumah sakit, sehingga tidak pernah memeriksakan kesehatannya. Hal ini tentunya akan berkaitan dengan kesiapan pasien dalam menerima kondisinya yang pada akhirnya mempengaruhi tingkat depresi yang dialami pasien.

Dari hasil observasi dan penelitian, sebagian besar pasien DM tipe 2 yang mengalami depresi tingkat ringan adalah mereka yang masih mendapat dukungan dari keluarga dalam proses pengobatannya, responden yang mengalami depresi sedang adalah mereka yang memikirkan kewajiban/beban yang mungkin tidak mereka miliki. tidak mampu lagi, sedangkan responden yang mengalami depresi berat adalah mereka yang tidak mendapat dukungan dari keluarga dalam proses penyembuhannya dan tidak didampingi keluarga selama berobat. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden yang terdiagnosis DM tipe 2 tampak tidak semangat dalam melakukan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari untuk memenuhi kebutuhannya, tampak lebih sering tertidur di pagi hari, dari hasil observasi dan penelitian. . Hal ini dilakukan karena responden sering merasa lemas dan mengantuk terutama pada pagi hari. Responden yang mampu melakukan LKD secara mandiri merupakan responden yang meyakini meskipun terdiagnosis DM tipe 2 namun tetap mampu beraktivitas seperti biasa, alasan lainnya karena tidak ingin mengganggu anggota keluarga.

Sedangkan responden yang hanya mampu melakukan ADL dengan bantuan karena merasa lemah dan tidak berdaya dalam melakukan aktivitas dan juga tidak mempunyai harapan untuk dapat melakukan aktivitas seperti sebelum didiagnosis DM tipe 2. penelitian yang dilakukan oleh American Diabetes Association (ADA) 2019, Aktivitas fisik pada pasien DM tipe 2 sangat diperlukan untuk mengontrol kadar glukosa dan hormon lainnya agar tetap pada tingkat normal. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 40 responden yang mengalami depresi tingkat ringan, sebanyak 22 responden (55,0%), 16 responden (40,0%) mengalami depresi tingkat sedang, dan 2 responden (5,0%) mengalami tingkat depresi sedang. depresi. depresi.

Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Nanik Winarti, (2018) poliklinik penyakit dalam RSUD JOMBANG, hasil penelitian menunjukkan tingkat depresi sedang dengan kemampuan ADL kategori terbantu sebesar 39,4% yang merupakan persentase tertinggi. dibandingkan tingkat depresi sedang dengan kemampuan ADL pada kategori mandiri sebesar 12,9% dan kategori ketergantungan sebesar 3,5% Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat depresi dengan kemandirian dalam Activity of Daily Living (ADL) dengan p-value sebesar 0,003 . Individu dapat mengalami depresi juga disebabkan oleh faktor keluarga, penerimaan yang baik dari anggota keluarga dapat mengurangi tingkat keparahan depresi yang dialami seseorang dan penerimaan yang buruk dari anggota keluarga akan memperburuk tingkat depresi seseorang. Peneliti terhambat dalam pengisian kuesioner karena harus menjaga jarak dengan responden, padahal sebagian besar pasien DM tipe 2 mengalami tremor pada tangan dan kaki.

Bagi rumah sakit, penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar dan acuan dalam pembuatan SOP, melalui pendekatan psikologis dalam memberikan asuhan keperawatan yang holistik khususnya dalam menurunkan tingkat depresi pasien. Penelitian mengenai tingkat depresi diharapkan dapat dilakukan dengan pembaharuan yaitu dengan menggunakan alat dan metode pengukuran yang berbeda serta sampel yang lebih besar untuk memperoleh hasil pencitraan yang lebih luas. Ramdani, 2016, “Review Tingkat Depresi pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUP Kardinah Tegal, Skripsi”, Fakultas Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidaytullah, Jakarta.

Pembahasan

  • Tingkat Depresi Pada Pasien DM tipe 2
  • Activity Of Daily Living Pada Pasien DM tipe 2
  • Hubungan Tingkat Depresi Dengan Activity Of Daily Living Pada

Keterbatasan Penelitian

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Saran

“Hubungan Aktivitas Fisik Dan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Klinik Penyakit Dalam RS Pancaran Kasih GMIM Manado”. Gambaran mekanisme coping stres pada pasien diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Sambit Ponorogo Jawa Timur.” Jakarta: UIN Syarif Hidaytullah; 2016. Saya tidak merasa diri saya lebih buruk dari orang lain. Saya mengkritik diri sendiri karena kelemahan atau kesalahan saya.

Terima kasih kepada semua guru saya yang telah membimbing saya dan mengajari saya semua ilmu keperawatan.

Gambar

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Tabel 2.2 Katz Indeks
Tabel 3.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Tabel 3.2 Waktu Penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan penelitian Jayanti (2008) meneliti tentang hubungan konsep diri dengan tingkat depresi pada penderita Diabetes Mellitus tetapi peneliti melakukan penelitian tentang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat Activity Daily Living (ADL) berdasarkan Indeks Barthel dengan tingkat depresi pada pasien stroke di

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Hubungan Tingkat Kemandirian Activity

Hubungan Activity of Daily Living dengan Tingkat Depresi Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat presentase dari lansia dengan kategori mandiri dan tidak mengalami depresi dibandingkan

FORMULIR MUTU – UNIT PENJAMINAN MUTU- STIKES MEDISTRA INDONESIA T.A 2021 - 2022 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKes MEDISTRA INDONESIA DAFTAR HADIR PERKULIAHAN MAHASISWA PROGRAM

FM-UPM/A.004 FORMULIR MUTU – UNIT PENJAMINAN MUTU- STIKES MEDISTRA INDONESIA T.A 2020 - 2021 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKes MEDISTRA INDONESIA PROGRAM STUDI PROFESI NERS-PROGRAM

Ernauli Meliyana, S.Kep., Ns., M.Kep 11 0 0 0 FM-UPM/A.003 BERITA ACARA PERKULIAHAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKes MEDISTRA INDONESIA PERTEMUAN HARI/ TGL WAKTU MHS TIDAK

JURNAL KESEHATAN TAMBUSAI 6156 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT RESILIENSI DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU REMAJA DENGAN DM TIPE 1 Ainul Yaqin Salam1*, Dodik Hartono2 Fakultas Ilmu