• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI "

Copied!
126
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah lebih tinggi dari biasanya atau normal. Tingginya kadar gula darah pada penderita DM disebabkan karena gula tidak dapat masuk ke dalam sel-sel tubuh akibat kurangnya resistensi terhadap insulin. Penyakit ini dapat menjadi rumit melalui penyakit lain seperti stroke, ginjal, kelainan mata dan lain sebagainya, terapi diet merupakan salah satu pilar pengendalian Diabetes Mellitus (Rumah, Prof dan Boyoh, 2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes melitus (Kumala, 2018).

Rumusan Masalah

Tujuan

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Manfaat Praktis
  • Manfaat Teoritis

Relevansi Penelitian

2012 Hubungan komunikasi terapeutik dengan kepatuhan pasien dalam pelaksanaan terapi di ruang kelas 3 RSU PKU Muhammadiah Bantul. Komunikasi terapeutik yang dilakukan perawat di ruang kelas 3 RSU PKU Muhammadiyah Bantul berada pada kategori baik.

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Diabetes Melitus

  • Definisi
  • Penyebab Diabetes Melitus
  • Gejala Diabetes Melitus
  • Klasifikasi Diabetes Melitus
  • Komplikasi Diabetes Melitus
  • Penatalaksanaan Diabetes Melitus

Sama halnya dengan penglihatan, jika kadar gula darah tetap tinggi dalam waktu lama, kerusakan saraf bisa menjadi permanen. Penglihatan kabur atau kilatan cahaya sesekali adalah akibat langsung dari tingginya kadar gula darah.

Konsep Kepatuhan Diet Diabetes Melitus

  • Definisi Kepatuhan
  • Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
  • Definisi Diet Diabetes Melitus
  • Prinsip Diet Diabetes Melitus
  • Syarat Diet Diabetes melitus
  • Pengaturan Makanan
  • Metode Pengukuran Makanan

Metode recall 24 jam dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi dalam kurun waktu 24 jam sebelumnya. Metode penimbangan makanan, responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi selama 1 hari.

Tabel 2. 1 Pengaturan Makanan
Tabel 2. 1 Pengaturan Makanan

Konsep Komunikasi Terapeutik

  • Definisi Perawat
  • Definisi Komunikasi Terapeutik
  • Jenis-Jenis Komunikasi Terapeutik
  • Tujuan Komunikasi Terapeutik
  • Teknik Komunikasi Terapeutik
  • Tahapan komunikasi terapeutik
  • Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Terapeutik
  • Hambatan Dalam Komunikasi Terapeutik
  • Cara Mengukur Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik merupakan suatu jenis komunikasi yang dilakukan secara sadar, mempunyai tujuan dan dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan klien, dalam rangka meningkatkan kualitas klien (Sudana, 2021). Gerakan tubuh perawat dapat dipersepsikan sebagai pesan nonverbal kepada klien, sehingga perawat atau tenaga kesehatan harus berlatih menggunakan bahasa tubuh yang tepat untuk memperkuat pesan verbal yang ingin disampaikan. Melalui komunikasi terapeutik, perawat dapat membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan yang efektif bagi pasien.

Hambatan komunikasi terapeutik dalam hal kemajuan perawat dan klien terdiri dari tiga jenis utama: resistensi, transferensi, dan kontratransferensi. Hal ini muncul karena alasan yang berbeda-beda dan dapat mengambil bentuk yang berbeda-beda, namun semuanya menghambat komunikasi terapeutik. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang hambatan komunikasi terapeutik dan mengenali perilaku yang menunjukkan adanya hambatan tersebut.

Kerangka Teori

Hipotesis H0 atau null : Tidak terdapat hubungan antara komunikasi terapeutik dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes melitus di Puskesmas Sirnajaya tahun 2021. HI atau Hipotesis Alternatif: Terdapat hubungan antara komunikasi terapeutik dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes melitus di Dinas Kesehatan Sirnajaya. Center pada tahun 2021. Desain penelitian pada skripsi ini menggambarkan hubungan Komunikasi Terapi dengan Kepatuhan Diet pada Penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Sirnajaya Tahun 2021.

Menurut (Kumala, 2018) Fase Orientasi merupakan indikator terbesar yang mempengaruhi komunikasi terapeutik perawat di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Jombang, di dalam ruangan memang belum ada SOP (Standar Operasional Prosedur) mengenai komunikasi terapeutik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa “Ada hubungan antara komunikasi terapeutik dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes melitus di Puskesmas Sirnajaya Tahun 2021”. Terdapat hubungan antara komunikasi terapeutik dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes melitus di Puskesmas Sirnajaya tahun 2021 dengan p-value 0,000.

Kerangka Konsep

  • Variabel Independen (Variabel Bebas)
  • Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan awal peneliti tentang hubungan antar variabel, yang merupakan jawaban peneliti tentang kemungkinan hasil penelitian (Dharma, 2017). Hipotesis dalam penelitian keperawatan terdiri dari hipotesis nol (statistik/hipotesis nol) dan hipotesis alternatif (hipotesis kerja). Hipotesis alternatif menyatakan terdapat hubungan antar variabel, sedangkan hipotesis nol menyatakan tidak terdapat hubungan antar variabel (Hidayat, 2012).

METODOLOGI PENELITIAN

  • Jenis Dan Rancangan Penelitian
  • Populasi Dan Sampel
    • Populasi Penelitian
    • Sampel Penelitian
    • Teknik Sampling
  • Ruang Lingkup Penelitian
    • Lokasi Penelitian
    • Waktu Penelitian
  • Variable Penelitian
    • Variable bebas (independent variable)
    • Variable terikat (dependent variable)
  • Definisi Operasional
    • Kuesioner Terapeutik
    • Kuesioner kepatuhan diet
  • Jenis Data
    • Data Primer
    • Data Sekunder
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Instrumen Penelitian
    • Skala Komunikasi Terapeutik
    • Skala Kepatuhan Diet
    • Pengolahan Data
  • Analisis Data
    • Analisis Univariat
    • Analisis Bivariat
  • Etika Penelitian
    • Prinsip menghormati martabat manusia dan hak masyarakat
    • Prinsip berbuat baik (beneficence)
    • Prinsip keadilan
    • Prinsip integritas keilmuan
    • Prinsip kepercayaan dan tanggung jawab
    • Prinsip keterbukaan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square yang bertujuan untuk melihat hubungan kepatuhan diet dengan komunikasi terapeutik di Puskesmas Sirnajaya tahun 2021. Pada Analisis Bivariat, peneliti menguji hubungan Distribusi Frekuensi Komunikasi Terapeutik dengan Kepatuhan Diet. pada Penderita Diabetes Melitus Tahun 2021. Berdasarkan Hasil Uji Statistik diperoleh p-value (0,000) lebih kecil dari nilai alpha (<0,05) yang berarti H0 ditolak yang berarti ada hubungan antara distribusi frekuensi agen terapeutik. komunikasi dan kepatuhan diet pada pasien diabetes melitus pada tahun 2021.

Berdasarkan temuan penelitian yang telah disampaikan sebelumnya mengenai hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes melitus di Puskesmas Sirnajaya Tahun 2021, maka temuan tersebut akan dibahas berdasarkan analisis univariat dan bivariat. “Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan Kepatuhan Diet Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Puskesmas Sirnajaya Tahun 2021”, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut. Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes melitus.

Tabel 3. 1 Kriteria Responden
Tabel 3. 1 Kriteria Responden

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Sirnajaya mempunyai luas 65 km², terletak di kawasan pemukiman, maka wilayah kerja Puskesmas Sirnajaya bersifat spesifik terutama dalam hal perkembangan pembangunan yang pesat dengan mobilitas penduduk yang tinggi sehingga menyebabkan berkembangnya pola penyakit dan penyakit. masalah yang mereka timbulkan. Visi Puskesmas Sirnajaya adalah “Puskesmas idaman masyarakat yang cepat, dekat dan terdepan dalam pelayanan kesehatan”. Misi Puskesmas Sirnajaya adalah meningkatkan mutu dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan, meningkatkan kedisiplinan dan kinerja petugas puskesmas, meningkatkan kerjasama lintas program dan interdisipliner. . kerjasama sektoral, membangun kemitraan dengan institusi kesehatan swasta.

Interpretasi hasil penelitian

Berdasarkan tabel 4.1 diatas terlihat distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan profesi terlihat bahwa dari 84 responden (100%), mayoritas jenis kelamin adalah perempuan dengan jumlah 52 responden. (60.7). %) dan laki-laki 33 responden (39,3%) adalah laki-laki. Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa dari 84 responden (100%), tingkat pendidikan tertinggi adalah SD sederajat sebanyak 31 responden (36,9%), serta jenjang SMP dan SMA sebanyak 23 responden (27,4%). ), sedangkan tingkat pendidikan Perguruan Tinggi berjumlah 7 responden (8,3%). Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan sebanyak 84 responden (100%) dimana pekerjaan terbesar adalah ibu rumah tangga dengan jumlah 36 responden (42,9%), 21 responden (25,0%) bekerja sebagai wiraswasta, 15 responden (17,9%) pernah bekerja sebagai pekerja, sedangkan yang bekerja sebagai pekerja sebanyak 15 responden (100%) yang bekerja di sektor swasta sebanyak 7 responden (8,2%) dan 5 responden (6,0%) sebagai PNS.

Berdasarkan tabel 4.2 diatas terlihat dari 84 responden (100%) yang menunjukkan bahwa sebanyak 55 responden (65,5%) memiliki kepatuhan diet pada kategori “Patuh” dan 29 responden (34,5%) pada kategori “ Tidak – Kategori Memadai. Berdasarkan tabel 4.3 diatas terlihat sebagian besar dari 84 responden (100%) Puskesmas Sirnajaya menyatakan komunikasi terapeutik perawat baik dengan jumlah 47 responden (56,0%), 22 responden (26,2%) yang menyatakan bahwa komunikasi terapeutik perawat sudah memadai, dan sebanyak 15 responden (17,9%) menyatakan komunikasi terapeutik perawat kurang. Berdasarkan tabel 4.4 diatas terlihat bahwa sebanyak 84 responden (100%) pasien diabetes melitus di Puskesmas Sirnajaya yang menyatakan komunikasi terapeutik perawat baik, semua mematuhi pola makan yaitu. 47 responden (56,0%).

Pembahasan

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan (Kumala, 2018) yang menunjukkan bahwa hampir separuh responden diabetes melitus di klinik penyakit dalam RSUD Jombang bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan jumlah 32 orang (49,2) %). Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti diketahui bahwa kepatuhan pola makan pasien diabetes melitus di Puskesmas Sirnajaya. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian (Kumala, 2018) yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden diabetes melitus di klinik penyakit dalam RSUD Jombang menyatakan komunikasi terapeutik perawat dalam kategori baik yaitu berjumlah 36 orang. responden (55,4%).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di Puskesmas Sirnajaya ditemukan adanya hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kepatuhan diet pasien diabetes melitus yang ditunjukkan dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS, diperoleh hasil uji statistik yaitu p nilai 0,000. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian (Kumala, 2018) yang menyatakan bahwa komunikasi terapeutik berhubungan dengan kepatuhan pasien dalam menjalani diet diabetes melitus, hal ini dibuktikan dengan hasil yang diperoleh bahwa dari total 65 responden penderita diabetes pasien melitus di poliklinik penyakit dalam RSUD Jombang menyatakan komunikasi terapeutik baik, hampir seluruhnya mematuhi pola makan yaitu 28 orang (77,8%), responden yang menyatakan komunikasi terapeutik cukup, sebagian besar mengikuti diet yaitu 15 orang, sedangkan responden yang menyatakan komunikasi terapeutik buruk semuanya tidak mengikuti diet yaitu 5 orang (100,0%). Komunikasi terapeutik perawat yang dinilai adalah fase pra interaksi, fase interaksi, fase kerja dan fase terminasi.

Keterbatasan Penelitian

Fase kerja meliputi perawat meminta persetujuan terhadap tindakan atau prosedur yang akan dilakukan, perawat menjelaskan tujuan tindakan atau prosedur yang akan dilakukan, perawat menjelaskan lamanya waktu yang diperlukan agar prosedur atau tindakan tersebut dapat dilakukan. keluar, perawat yang memelihara komunikasi terapeutik dengan pasien selama tindakan atau prosedur yang dilakukan. Peneliti ini menggunakan desain penelitian cross-sectional sehingga arah penelitian hanya dapat diteliti satu kali saja, tanpa dilakukan observasi lebih lanjut terhadap kepatuhan diet dan komunikasi terapeutik pasien diabetes melitus. Dapat disimpulkan bahwa semakin baik komunikasi terapeutik yang dilakukan perawat maka pasien diabetes melitus akan semakin patuh dalam menjalani diet diabetes melitus.

Diah Krisnatuti, Rina Yen Rina, D. 2014) Pola makan sehat bagi penderita diabetes melitus. 2019) “Hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien”, Jurnal Kesehatan, 10(2), hal. 2020) „Kepatuhan pola makan dan aktivitas fisik pada pasien diabetes melitus tipe 2 yang mengikuti Prolanis‟, Nutrire Diaita, 12(01), hal. 2012) Teknik Penelitian dan Penulisan Ilmiah Keperawatan. 2018) “Ayo, Mari Mengenal Diabetes Mellitus”. 2010) „Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapeutik. 2015) “Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan minum obat pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Poliklinik Endokrin RS Prof.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai. Distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan jenis kelamin adalah “Perempuan”, distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan usia >45 tahun, distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan “dasar atau sederajat”, distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan pada profesi. adalah "IRT". Perawat telah menguasai dan menerapkan empat fase dalam komunikasi terapeutik seperti fase pra interaksi, fase interaksi, fase kerja, dan fase terminasi.

Responden mematuhi pola makan yang dianjurkan perawat, seperti jadwal makan yang dianjurkan dokter dan perawat, mengikuti anjuran, banyak mengonsumsi makanan.

Saran

2020) “Tetap produktif, cegah dan obati DIABETES MELLITUS”. 2018) “Hubungan Terapi Terapi Dengan Kepatuhan Diet Pada Pasien Diabetes Mellitus”, Komunikasi Kepatuhan Diet. 2013) „Komunikasi terapeutik perawat berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien di. 2020) „Pengaruh Edukasi Diabetes dan Senam Kaki Terhadap Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Puskesmas Padurenan RT 002/RW 10 Bekasi Tahun 2019‟, Jurnal Ayurveda Medistra, 2(1), pp. 2013) „Hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes melitus di poliklinik penyakit dalam RSUD Jombang‟, Jurnal Informasi dan Pemodelan Kimia, 53(9), hal. Seorang ajudan atau perawat dapat membantu klien mengatasi masalah yang dihadapinya melalui komunikasi (Suryani 2005).‟, hal. 2015) „Hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat stres pasien di ruang neurologi RSUD Dr M. Haulussy Ambon‟, Jurnal Komunikasi, 9(2), pp. Parikesit Kalimantan Timur', Jurnal Keperawatan Medikal Bedah, 1 (1), hal. 2017) „Jurnal Ilmiah Kesehatan STRADA HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DENGAN KUALITAS HIDUP Jurnal Ilmiah Kesehatan STRADA‟, Jurnal Ilmiah Kesehatan, 6(2), pp. 2020) „Komunikasi Terapeutik (Definisi, Fungsi, Ciri, Prinsip dan Tekniknya'. Rika Sarfika, Esthika Ariani, Maisa, W. 2018) TEKS DASAR KEPERAWATAN 2 KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM KEPERAWATAN.

2020) 'Pengaruh pelatihan komunikasi terapeutik terhadap kepuasan pasien':, 11 (April), hal. 2021) Keterampilan melakukan komunikasi terapeutik dalam setiap tindakan pengobatan. 2010) 'Faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit diabetes melitus (DM) di perkotaan di Indonesia tahun 2007 (analisis data sekunder Riskesdas 2007)', Tesis, 2007 (Dm), hal. 2017) DETERMINAN PERILAKU KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN PENERAPAN DIET DIABETES MELLITUS PADA ORANG TUA DIABETES (Studi di wilayah kerja..., Repository.Unej.Ac.Id. PROGRAM STUDI PROFESI SUSPEKTIF - PROGRAM STUDI SUSPEKTIF (S1) PROGRAM STUDI FARMASI) (S1) PROGRAM STUDI -VERGO EDING (D3) FORMULIR PERMINTAAN HEARING Hasil Skripsi 9 Perawat menjelaskan kepada saya rencana tindakan atau prosedur yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.

Ketua program studi Keperawatan (S1) dan pendidikan profesi perawat STIKes Medistra Indonesia. Dinda Nur Fajri Hidayati Bunga, S.Kep, Ns., M.Kep) NIDN. Ketua program studi Keperawatan (S1) dan pendidikan profesi perawat STIKes Medistra Indonesia. Dinda Nur Fajri Hidayati Bunga, S.Kep, Ns., M.Kep) NIDN.

Gambar

Tabel 2. 1 Pengaturan Makanan
Tabel 3. 1 Kriteria Responden
Tabel 3. 2 Definisi Operasional

Referensi

Dokumen terkait

FORMULIR MUTU – UNIT PENJAMINAN MUTU- STIKES MEDISTRA INDONESIA 2021-2022 KU3 Mengintegrasikan kaidah – kaidah agama terhadap tugas dan peran manusia CPMK CPMK1 Mampu memahami Agama