BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
6) H. Ye’ kasim sebagai kepala sekolah dari tahun 2009 sampai sekarang
b. Letak Geografis SDN 1 Lendang Nangka
SDN 1 Lendang Nangka merupakan salah satu SD Negeri di kecamatan Masbagik yang terletak di Desa Lendang Nangka dengan luas sekolah yang terdiri dari luas bangunan dan luas halaman tercatatat sebesar 2400 m persegi. Secara geografis atau wilayah, SDN 1 Lendang Nangka mempunyai batas-batas yakni:
1) Sebelah Barat : Rumah Penduduk 2) Sebelah timur : Rumah Penduduk 3) Sebelah selatan : Jalan Raya 4) Sebelah utara : Rumah Penduduk
Jika diperhatikan letak-letak sekolah dengan batas-batas sekolah, ini merupakan salah satu sekolah yang terletak diantara perumahan penduduk yang dapat dijangkau oleh siswa. Hal ini yang membuat siswa lebih mudah untuk menjangkau sekolah sehingga dapat datang ke sekolah tepat pada waktunya. Sehingga sepertinya hal ini membuat para siswa semangat dan ada motivasi untuk senantiasa sekolah dan hadir di dalam kelas untuk mengikuti pelajaran di dalam kelas.
c. Keadaan Guru SDN 1 Lendang Nangka
Guru sebagai salah satu komponen utama dalam pelaksanaan pembelajaran, hal ini penting karena seorang guru yang akan bertanggung jawab atas segala situasi dan kondisi di dalam kelas serta guru adalah orang yang akan menciptakan pembelajaran yang kondusif bagi para siswanya.
Adapun keadaan guru di SDN 1 Lendang Nangka adalah sebagian besar tenaga pengajar terdiri dari wanita.
Tabel 2
Daftar nama guru SDN 1 Lendang Nangka
No Nama Jabatan Pendidikan
1 H. Ye’ Kasim A ma. Pd Kepsek D2 1977 2 Hj. Nurul Hayati Guru kelas D2 2004
3 Sahudin Guru kelas SPG 1979
4 Hj. Husniah Guru kelas D2 1998
5 Siti Hania Ama Pd Guru kelas D2 1999 6 Suhirman SPd Guru penjaskes S1 2010 7 Murdiana A.ma Pd Guru kelas D2 2005 8 Erna Astuti Guru kelas S1 2011 9 Serifah Raudatul Jannah Guru PAI D2 2004
10 Nurul Hidayati A ma D2 2006
11 Suarni A ma D2 2007
12 Syamsida Aryani Ama D2 2007
13 L.Apriandi Johan SLTA
Dimana guru wanita/ibu guru terdiri dari 9 orang dan guru laki- laki/pak guru terdiri dari 4 orang sehingga tercatat tenaga pengajar yang ada di SDN 1 Lendang Nangka tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 13 orang.
d. Struktur Organisasi
Adapun sturktur organisasi yang ada di SDN 1 Lendang Nangka adalah tertera dalam bagan di bawah ini
Struktur Organisasi Sekolah Dasar Negeri 1 Lendang Nangka Bagan I
Struktur organisasi Sekolah Dasar Negeri 1 Lendang Nangka
Keterangan:
- - - : garis perintah (koordinasi) : garis komando
WAKIL KEP.SEKOLAH
UNIT PERPUSTAKAAN TATA USAHA
GURU KELAS GURU KELAS
GURU KELAS IV GURU KELAS
1 GURU KELAS 2 GURU KELAS 3
GURU
GURU MATA PELAJARAN
GURU SENI GURU B. INDO
GURU GURU AGAMA GURU IPA GURU MTK
PENJAGA SISWA
MASYARAKAT SEKITAR
Keadaan siswa SDN 1 Lendang Nangka terdiri dari satu kelas dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 terdiri dari siswa perempuan dan laki-laki yang tinggal tidak jauh dari sekolah sehingga dapat dijangkau oleh siswa. Adapun jumlah siswa yang terdapat di SDN 1 Lendang Nangka
Tabel 2
Jumlah siswa SDN 1 Lendang Nangka tahun Pelajaran 2011/2012 Kelas Jumlah Jumlah siswa
laki-laki
Jumlah siswa perempuan
1 24 11 13
2 33 21 12
3 35 22 13
4 30 10 20
5 28 14 14
6 32 13 19
Jumlah 183 orang siswa
f. Keadaan Sarana dan Prasarana SDN 1 lendang Nangka
Keberadaan sarana dan prasarana menjadi sangat penting dalam menunjang pembelajaran di dalam proses belajar mengajar. Adapun
Nangka dapat terlihat dari table dibawah ini Tabel 3
Keadaan sarana dan prasarana SDN 1 Lendang Nangka Tahun Pelajaran 2011/2012
No Jenis Ruangan Jumlah
1 Ruangan kepala sekolah 1 Lokal
2 Ruangan guru 1 Lokal
3 Ruangan kamar mandi/ WC 4 Lokal
4 Ruangan Tata Usaha 1 Lokal
5 Ruangan Belajar 6 Lokal
6 Musholla 1 Lokal
7 Perpustakaan 1 Lokal
8 Meja siswa 120 buah
9 Perpustakaan 1 Lokal
10 Kursi 120 buah
11 Meja Guru 7 buah
12 Kursi Guru 7 buah
13 Lapangan olah raga + lapangan upacara
1 lokal
Dari tabel diatas terlihat bahwa sarana dan prasarana yang terdapat di SDN 1 Lendang Nangka dapat dikatakan sudah cukup
kondusif bagi siswa-siswanya, baik itu di lihat dari kondisi fisik sekolah maupun sarana pembelajaran yang terkait dengan pembelajaran dan diimbangi dengan kondisi psikis dari para guru yang mengajar di SDN 1 Lendang Nangka.
g. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Lendang Nangka ( SDN ) yang dilaksanakan dari tanggal 19 juli sampai dengan tanggal 26 juli 2011. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang observasinya bersifat observasi partisipasif dimana peneliti terlibat langsung dengan aktivitas subjek yang sedang diamati dengan menggunakan instrumen berupa pedoman observasi, dimana peneliti sebagai guru dan guru bidang studi bertindak sebagai observer.
Adapun subjek dari penelitian tindakan ini adalah siswa kelas IV SDN 1 Lendang nangka dengan jumlah siswa 30 orang siswa dan objek dalam penelitian ini adalah penerapan experiential learning model untuk meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan perubahan wujud benda.
Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini, peneliti menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik sekolah dasar, dimana, secara umum karakter anak SD adalah bersifat holistik dan tingkat kekonkritan materi yang harus diselaraskan oleh guru dalam pembelajaran. Dan salah satu yang menjadi hal yang
experiential learning model. Karena berdasarkan kajian pustaka yang terdapat pada bab yang sebelumnya bahwa disebutkan Kegiatan ekperiensial sangat membantu menjadikan belajar aktif. Pada umumnya akan lebih baik lagi bila siswa mengalami sesuatu ketimbang hanya mendengarnya dari pembicaraan. Hal ini membuat para siswa SDN 1 lendang nangka menyambut model pembelajaran ini dalam ruang pembelajaran dengan sambutan hangat dan antusias dalam pelajaran, karena mereka mengalami sendiri apa yang dipelajari dan bebas mengutarakan pendapat melalui diskusi kelompok, pembelajaran ini juga membekas di hati para peserta didik karena mata pelajaran yang menjadi objek penelitian membuat mereka seakan belajar di rumah dan tidak terikat pada pembelajaran konvensional yang kadang mematikan keingintahuan siswa akan sesuatu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan perubahan wujud benda pada siswa kelas IV SDN 1 Lendang nangka tahun pelajaran 2011/2012. Data yang dikumpulkan berupa hasil observasi dan hasil belajar siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan soal tes hasil belajar siswa. Setelah terlaksananya penelitian dapat diketahui bahwa experiential learning model dapat meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan perubahan wujud benda pada siswa kelas IV SDN 1 Lendang nangka tahun pelajaran 2011/2012.
belajar IPA pokok bahasan perubahan wujud benda pada siswa kelas IV SDN 1 Lendang nangka.
Untuk melengkapi hasil penelitian ini, peneliti memperoleh data-data dari hasil evaluasi dan hasil observasi pada setiap siklus yang telah direncanakan sebelumnya. Adapun data yang diperoleh berupa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil evaluasi dan data kualitatif yang diperolah dari hasil observasi dan dokumentasi. Data yang terhimpun yakni data kuantitatif yang memberikan gambaran mengenai berhasil atau tidaknya pemebelajaran dengan experiential learning model pada pokok bahasan perubahan wujud benda yang diukur dengan ketuntasan belajar peserta didik secara individu maupun klasikal. Adanya data kualitatif selanjutnya akan memberikan gambaran mengenai kegiatan guru dan kegiatan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung dengan mengggunakan experiential learning model.
Selama proses tindakan kelas terangkum dalam 2 siklus menjadikan experiential learning model pada penelitian ini dapat dikatakan mampu meningkatkan hasil belajar siswa selengkapnya akan dipaparkan dalam jabaran setiap siklus seperti berikut ini:
1. Data Siklus I a. Perencanaan
perencanaan pembelajaran yakni penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi dan dokumentasi yang terdapat di tempat penelitian, selain itu juga peneliti mencoba mengenali setiap karakter siswa sebagai objek penelitian, mempersiapkan alat dan bahan percobaan yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran ( lamp….7) 2) Menyiapkan lembar observasi (lamp….8) 3) Menyiapkan soal tes evaluasi hasil belajar (lamp…10) 4) Menyiapkan kunci jawaban tes evaluasi (lamp….13) b. Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Lendang Nangka yang pelaksaannya di kelas IV mata pelajaran IPA pokok bahasan perubahan wujud benda dengan alokasi waktu 2x35 menit yang dalam pelaksanaan penelitian dalam bentuk pembelajaran dengan experiential learning model para peserta didik mengikuti pembelajaran dengan rasa antusias tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan aktif bertanya dalam pembelajaran dan pada tahap pelaksanaan ini, peneliti mencoba menciptakan
pembelajaran yang memotivasi siswa sebelum menyampaikan materi, sehingga siswa lebih nyaman dalam belajar dan tidak terbebani oleh mata pelajaran yang akan dipelajari, selanjutnya peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa lebih bersemangat untuk mengikuti pelajaran karena siswa mengetahui apa yang akan didapat setelah mengikuti pelajaran, pada tahap selanjutnya peneliti mengajak siswa untuk bersama- sama menciptakan pengalaman belajar bagi siswa dan sampai pada pembagian kelompok siswa agar siswa terbiasa berbagi dalam segala hal termasuk dalam hal belajar. Oleh karena itu pembelajaran yang diterapkan membantu peserta didik memahami materi pelajaran secara lebih mudah karena dihadapkan pada situasi nyata tentang apa yang dipelajari.
c. Observasi
Data pengamatan yang tertuang dalam lembar observasi aktivitas siswa maupun guru dan juga rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I diperoleh data sebagai berikut:
1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa
a. Pada siklus I siswa yang hadir dalam proses pembelajaran 30 orang dari 30 orang siswa
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dan antusias belajar siswa terlihat dari awal kegiatan pembelajaran, siswa juga memperhatikan pelajaran dan tidak mengerjakan peljaran lain walau ada 4 orang siswa yang berbicara di belakang namun mereka menanyakan tentang pelajaran kepada teman sebangkunya. Hal ini membuat suasana kelas menjadi sedikit ribut.
c. Adapun siswa yang mampu memberikan tanggapan /contoh mengenai pelajaran rata-rata siswa ramai-ramai memberikan pendapatnya.
2) Hasil Observasi Aktivitas Guru
Aktivitas guru pada siklus I dari keadaan aktivitas siswa observer melihat bahwa guru (peneliti) kurang menguasai kelas dan belum bisa mengontrol kelas sehingga masih ada siswa yang berbicara di belakang, sehingga pada siklus I guru tidak dapat dengan leluasa menyampaikan materi dengan model pembelajaran baru. Pada siklus I bahasa yang digunakan guru (peneliti) kurang bisa dipahami oleh siswa sehingga kadang terjadi mis komunikasi antara siswa hal ini terlihat pada saat evaluasi di akhir siklus
evaluasi
Dari hasil evaluasi siklus I, gambaran hasil evaluasi yang diperoleh setelah melakukan proses pembelajaran selesai sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dan siswa dibagikan soal evaluasi dalam bentuk tes tertulis.
Analisis hasil evaluasi diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4
Hasil evaluasi belajar yang diperoleh siswa pada siklus I
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 Amni huriani 60 Tuntas
2 Gagas manu islami 60 Tuntas
3 Guslin 50 Tidak tuntas
4 Haerul fiqri 60 Tuntas
5 Hendri Pratama 50 Tidak tuntas
6 Hulia fitri 60 Tuntas
7 Ismi suhasni 60 Tuntas
8 Jannatul aulia 60 Tuntas
9 Jauril hifziyah 70 Tuntas
10 Maulidatul zahro 60 Tuntas
11 Mila rosanti 60 Tuntas
12 Najipa sari 50 Tidak tuntas
14 Norma arpiah 50 Tidak tuntas
15 Noviyanggi 60 Tuntas
16 Qurotul amni 60 Tuntas
17 Qonita mulkan bilian 60 Tuntas 18 Rahman setiawan 50 Tidak tuntas
19 Raditia bayu FA 80 Tuntas
20 Ratna sari 60 Tuntas
21 Ria hanifa soleha 50 Tidak tuntas
22 Rodi 60 Tuntas
23 Rosita suriani 60 Tuntas
24 Syahrofi hidayat 50 Tidak tuntas
25 Suci hardiyanti 70 Tuntas
26 Sopiana 50 Tidak tuntas
27 Tamrin hafidzul 60 Tuntas 28 Tika rahmatul
jannah
50 Tidak tuntas
29 Uzlifatul riani 60 Tuntas 30 Yuliandini annisa 70 Tuntas
Jumlah 1800 9
Nilai rata-rata 60,00
Nilai tertinggi 80
Presentase ketuntasan klasikal
70% Belum tuntas
Dari pelaksanaan siklus I yang dilaksanakan bahwa didapati data-data tentang ketuntasan-ketuntasan baik individu maupun klasikal. Berdasarkan data yang sudah di olah bahwa terdapat 9 orang siswa yang belum tuntas dan 21 orang siswa yang dinyatakan tuntas secara individu, adapun siswa yang dinyatakan mencapai ketuntasan klasikal terdapat 21 orang siswa. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa berdasarkan kajian pustaka yang dibahas pada bab sebelumnya, bahwa pada siklus I dinyatakan tidak tuntas sehingga perlu diadakan kembali atau di lanjutkan kembali ke siklus berikutnya.
d. Refleksi
Pada pelaksanaan penelitian didapati pada siklus I hasil evaluasi memberikan gambaran bahwa siswa sebagai objek penelitian dikatakan belum tuntas karena tidak mencapai nilai standar yang seharusnya dicapai agar dikatakan tuntas seperti yang telah dipaparkan pada kajian pustaka jika siklus I tidak tuntas maka dilanjutkan dengan siklus berikutnya. Oleh karena
siklus berikutnya.
2. Data Siklus II a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar observasi yang kemudian akan diisi oleh observer. Tahap perencanaan ini peneliti membekali diri dengan kemampuan mengajar yang lebih menyenangkan dan tidak terkesan menekan siswa untuk belajar seperti yang disampaikan dalam lembar observasi pada siklus I bahwa peneliti kurang mampu mengontrol siswa dalam diskusi kelompok, untuk itu peneliti mempersiapkan pembelajaran sesuai dengan karakter siswa anak sekolah dasar dan sejalan dengan apa yang seharusnya tersirat pada experiential learning model yang menjadi bagian variabel penelitian.
b. Pelaksanaan
Pelaksaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II dilaksanakan pada hari rabu tanggal 26 juli 2011 pada jam pelajaran kedua yang berlangsung selama 2x35 menit dan diikuti oleh 30 orang siswa. Berdasarkan lembar observasi yang telah diisi oleh observer maka hal itu menjadi pedoman peneliti
dalam pelaksanaan siklus II adalah perubahan wujud benda dengan memperkuat materi pada siklus I dan perubahan wujud benda tetap dan perubahan wujud sementara
Peneliti mengawali pembukaan pelajaran dengan memberikan motivasi pada siswa untuk semangat belajar, pada siklus I memang siswa telah menunjukkan diri dengan percaya diri dalam bertanya dan memperhatikan pelajaran yang disampaikan, hal ini membuat pertemuan kedua terasa menyenangkan dan menyampaikan materi dengan enak tanpa ada halangan yang berarti.
Pembelajaran berlangsung kondusif dibandingkan dengan pertemuan pada siklus I, pada siklus II ini para siswa mengikuti dengan seksama. Walaupun masih ada yang berbicara dibelakang namun secara keseluruhan kondisi siswa bisa dikendalikan dengan baik oleh peneliti. Hal ini tidak terlepas dari kedekatan emosional yang sengaja dibangun oleh peneliti pada saat pembelajaran maupun di luar pembelajaran dengan para siswa sehingga tidak sulit untuk mengajak berbicara dalam hal pelajaran dan peneliti berusaha benar-benar mencoba menjadi guru sesungguhnya bagi mereka sehingga mereka bertindak sebagaimana mestinya dengan para guru tetap.
Hasil observasi kegiatan guru
Observasi terhadap kegiatan guru dilakukan dengan observer mengisi lembar observasi yang telah disediakan dan mengamati proses pembelajaran yang dilakukan oleh observer.
Berdasarkan lembar observasi kegiatan guru pada siklus I dan II terdapat kekurangan-kekuarangan yang ditulis oleh observer selama proses pembelajaran antara lain ketika proses pembelajaran berlangsung secara kelompok guru sebaiknya bisa mengontrol siswa agar tetap mengikuti pelajaran dengan baik serta pemilihan kata-kata yang sederhana untuk bisa dipahami oleh siswa secara keseluruhan.
Dari hasil Evaluasi pada siklus II setelah dilaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dan dilakukan tes evaluasi pada akhir kegiatan pembelajaran didapati hasil evaluasi sebagai berikut:
Hasil evaluasi belajar yang diperoleh siswa pada siklus II
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 Amni huriani 70 Tuntas
2 Gagas manu islami 70 Tuntas
3 Guslin 50 Tidak tuntas
4 Haerul fiqri 70 Tuntas
5 Hendri Pratama 60 Tidak tuntas
6 Hulia fitri 70 Tuntas
7 Ismi suhasni 70 Tuntas
8 Jannatul aulia 70 Tuntas
9 Jauril hifziyah 90 Tuntas
10 Maulidatul zahro 70 Tuntas
11 Mila rosanti 70 Tuntas
12 Najipa sari 50 Tidak tuntas
13 Nila aprianingsih 70 Tuntas
14 Norma arpiah 70 Tidak tuntas
15 Noviyanggi 70 Tuntas
16 Qurotul amni 70 Tuntas
17 Qonita mulkan bilian 70 Tuntas 18 Rahman setiawan 60 Tidak tuntas
19 Raditia bayu FA 80 Tuntas
21 Ria hanifa soleha 70 Tidak tuntas
22 Rodi 70 Tuntas
23 Rosita suriani 70 Tuntas
24 Syahrofi hidayat 60 Tidak tuntas
25 Suci hardiyanti 80 Tuntas
26 Sopiana 50 Tidak tuntas
27 Tamrin hafidzul 70 Tuntas
28 Tika rahmatul jannah
60 Tidak tuntas
29 Uzlifatul riani 70 Tuntas
30 Yuliandini annisa 70 Tuntas
Jumlah 1970 3
Nilai rata-rata 66,66
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 50
Presentase ketuntasan klasikal
90% Tuntas
Dari hasil pelaksanaan siklus II dan sesuai dengan lembar observasi dan lembar evalusi yang diisi siswa di akhir pembelajaran didapati bahwa aktivitas siswa maupun guru jauh
dengan aktifnya siswa dalam bertanya, memperhatikan guru dan menyimak hasil percobaan kelompok lain ketika memaparkan hasil percobaan dan dapat dikatakan pula para siswa antusias dalam mengikuti pelajaran hal ini berdampak pula pada hasil belajr siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 90% dari ≤85% dari hasil yang harus dicapai siswa secara klasikal.
d. Refleksi
Berdasarkan data pengamatan yang dilakukan oleh observer, menunjukkan dan telah mencapai hasil yang sangat baik bahwa ketercapaian ketuntasan hasil belajar sudah memenuhi target yang seharusnya yakni lebih dari 85% untuk ketuntasan klasikal siswa, maka hal ini menunjukkan bahwa siklus berikutnya tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Adapun selain dari instrumen diatas yang digunakan peneliti juga menggunakan instrumen yang lain yakni dokumentasi yang menjadi penguat penjelasan mengenai sebagian peran kondisi sekolah dan sarana prasarana yang terdapat di sekolah dapat setidaknya mampu menunjang pembelajaran yang aktif untuk siswa mengingat bahwa pembelajaran experiential learning model atau dalam penelitian
yang dimana dalam peroses pembelajarannya melibatkan kondisi luar maupun dalam kelas untuk digunakan sebgai sumber belajar bagi siswa.