• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa experiential learning model dapat meningkatkan hasil belajar siswa SDN 1 Lendang Nangka

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa experiential learning model dapat meningkatkan hasil belajar siswa SDN 1 Lendang Nangka"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model experiential learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SDN 1 Lendang Nangka. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran IPA, maka peneliti berupaya untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Experiential Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Perubahan Bentuk Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Lendang Nangka Tahun Pelajaran 2011/2012". Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana penerapan model experiential learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV mata pelajaran perubahan bentuk benda pada siswa SDN 1 Lendang Nangka di tahun ajaran 2011/2012".

Penerapan model experiential learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA IV. kelas, tunduk pada perubahan bentuk mata pelajaran untuk siswa IV. kelas SDN 1 Lendang Nangka tahun ajaran 2011/2012. Pembelajaran eksperiensial dalam penelitian ini adalah bahwa instruksi eksperiensial membekali siswa dengan seperangkat atau rangkaian situasi belajar dalam bentuk pengalaman dunia nyata yang menarik yang dirancang oleh guru.

Hasil Belajar

Hal ini penting diketahui oleh guru, agar guru dapat merencanakan/merancang pengajaran secara tepat dan bijaksana “setiap proses keberhasilan belajar mengajar diukur dari segi proses. Hasil belajar harus tampak dalam tujuan pengajaran (teaching objective), karena tujuan tersebut akan tercapainya proses belajar mengajar. Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, hasil belajar adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh siswa yang diperoleh siswa setelah melalui pengalaman belajarnya.

Proses belajar mengajar (Bandung: Pemuda Rosdakarya, 1985), h. 5 . meliputi tiga bidang yaitu bidang kognitif, bidang afektif dan bidang psikomotorik.. faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.. faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu “faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal datang dari luar.” 22 a) Pada saat membahas materi tentang perubahan wujud benda, muncul beberapa masalah sebagai berikut: 24.

Mencair adalah proses perubahan wujud dari padat menjadi cair, misalnya lilin yang dinyalakan akan melebur dan meleleh, es batu meleleh karena dipanaskan. Perubahan wujud benda dapat dibedakan menjadi 2 yaitu perubahan wujud benda sementara dan perubahan wujud tetap.

Setting Penelitian

Sasaran Penelitian

Rencana Tindakan

Pada tahap ini peneliti mengimplementasikan atau mengimplementasikan apa yang telah disusun pada tahap perencanaan yaitu dengan menggunakan tindakan kelas. Peneliti akan mengamati kegiatan sesuai dengan format pembelajaran yang telah disusun, semua kegiatan siswa dan guru yang muncul dicatat pada lembar observasi. Pada tahap ini peneliti dan guru memberikan tes evaluasi berupa tes tertulis kepada siswa pada setiap akhir siklus.

Tes ini dilakukan secara individu untuk mengetahui pemahaman konsep IPA siswa setelah menggunakan model experiential learning. Pada tahap ini, guru dan siswa memeriksa hasil yang diperoleh dan memberikan tindakan pada siklus tersebut. Hasil refleksi ini menjadi dasar untuk menyempurnakan dan menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada tahap selanjutnya.

Gambar II
Gambar II

Jenis instrumen dan cara penggunaannya

Hasil refleksi ini menjadi dasar untuk menyempurnakan dan menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada tahap selanjutnya. berpartisipasi), dan observasi nonpartisipatif (nonparticipatory observation)28. Dalam observasi partisipatif, peneliti diharapkan ikut serta dalam kegiatan (profesional) yang sesuai dengan tema atau fokus masalah yang akan dipecahkan. Sedangkan dalam observasi nonpartisipatif, peneliti tidak terlibat langsung dalam kegiatan atau aktivitas subjek yang diamati, melainkan hanya sebagai pengamat independen.

Berdasarkan pendapat di atas, observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipan, dimana peneliti terlibat langsung dengan aktivitas subjek yang diamati dengan menggunakan instrumen berupa pedoman observasi. Untuk kegiatan guru, hal-hal yang harus diperhatikan sebagai pedoman agar tidak terjadi bias dalam kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut. Tes adalah alat ukur berupa soal, perintah, dan petunjuk yang disampaikan kepada peserta tes untuk mendapatkan jawaban sesuai petunjuk.

Teknik pengujian ini digunakan untuk menguji subjek penelitian yaitu siswa untuk memperoleh data hasil belajar siswa dengan menggunakan item mata pelajaran atau instrumen pertanyaan setelah pembelajaran selesai menggunakan model experiential learning. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan menganalisis dokumen, baik dokumen tertulis, grafik maupun elektronik.30 Dokumen yang diambil harus sesuai dengan fokus penelitian.

Pelaksanaan Tindakan

Cara pengamatan (monitoring)

Analisis Data

BS (sangat baik) Jika 3 terlihat deskriptor B (baik) Jika 2 terlihat deskriptor C (cukup) Jika 1 terlihat deskriptor.

Hasil Penelitian

Kondisi guru di SDN 1 Lendang Nangka sebagian besar tenaga pengajarnya adalah perempuan. Dimana guru/ibu guru perempuan sebanyak 9 orang dan guru/guru laki-laki sebanyak 4 orang, maka jumlah tenaga pengajar di SDN 1 Lendang Nangka tahun pelajaran 2011/2012 adalah 13 orang. Struktur organisasi di SDN 1 Lendang Nangka dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

Kondisi siswa di SDN 1 Lendang Nangka terdiri dari satu kelas dari kelas 1 sampai kelas 6 terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan yang tinggal tidak jauh dari sekolah untuk dijangkau siswa. Tabel di atas menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang tersedia di SDN 1 Lendang Nangka dapat dikatakan cukup. Pada tanggal 19 Juli sampai dengan 26 Juli 2011 telah dilakukan penelitian tindakan kelas di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Lendang Nangka 1.

Subyek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas IV SDN 1 Lendang Nangka yang berjumlah 30 siswa, dan tujuan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran eksperiensial untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada topik perubahan wujud benda. objek. Hal tersebut membuat siswa SDN 1 Lendang Nangka menyambut model pembelajaran ini di ruang belajar dengan sambutan yang hangat dan semangat dalam pembelajaran karena mereka mengalami apa yang dipelajari dan bebas mengemukakan pendapat melalui diskusi kelompok, pembelajaran ini juga membekas di hati para siswa. hati siswa, karena mata mereka, pelajaran yang menjadi subjek penelitian membuat mereka merasa seperti belajar di rumah dan tidak terikat dengan pembelajaran konvensional, yang terkadang memadamkan rasa ingin tahu siswa tentang sesuatu. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada pokok bahasan perubahan wujud benda siswa kelas IV SDN 1 Lendang Nangka tahun pelajaran 2011/2012.

Setelah dilaksanakan penelitian, dapat diketahui bahwa model experiential learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada pokok bahasan perubahan wujud benda pada siswa kelas IV SDN 1 Lendang Nangka tahun ajaran 2011/2012. . Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Lendang Nangka, dimana penerapannya pada mata pelajaran IPA kelas IV, mata pelajaran perubahan wujud benda dengan pembagian waktu 2 x 35 menit, pada penerapan penelitian berupa pembelajaran dengan model experiential learning, siswa mengikuti pembelajaran dengan sangat antusias. Pada siklus pertama, bahasa yang digunakan oleh guru (peneliti) kurang dipahami oleh siswa sehingga terkadang terjadi kurangnya komunikasi antar siswa yang terlihat pada saat evaluasi di akhir siklus.

Pembelajaran berlangsung baik dibandingkan dengan pertemuan pada Siklus I, pada Siklus II siswa mengikuti dengan seksama.

Pembahasan

Siswa berpartisipasi dengan baik, namun karena kurang memahami proses pembelajaran maka suasana kelas menjadi tidak teratur. Merefleksikan pada siklus I perlu diadakannya pembelajaran kembali dalam rangka penelitian yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya dengan berpedoman pada perbaikan dan saran yang diberikan oleh observer kepada peneliti selama proses penelitian di siklus. I. Pada siklus II Penelitian dapat dilihat dari lembar observasi yang dilakukan oleh observer menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik dalam penjelasan peneliti maupun dalam diskusi mereka, pada siklus II terjadi peningkatan. terlihat bahwa siswa lebih siap untuk menerima pelajaran. dengan model pembelajaran eksperimen. Hal ini juga terlihat dari hasil evaluasi dengan tes formatif yang menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang dijabarkan dari hasil yang ada yaitu ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai lebih dari 85% ketuntasan siswa yaitu tercapainya 90% yang dapat dikatakan siswa tuntas sebagai syarat tercapainya hasil belajar yang baik, baik secara individual maupun klasikal dengan menggunakan model experiential learning.

Dari teori dan data yang dikemukakan dijelaskan bahwa proses experiential learning memberikan proses pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar pada umumnya.Untuk memahami suatu konsep, anak harus diajak untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran. dengan menggunakan kondisi dan kondisi baik di dalam maupun di luar kelas untuk menunjang kelangsungan pembelajaran yang aktif dan lebih nyata bagi siswa, sehingga siswa lebih memahami apa yang dipelajari dan lebih paham, sehingga siswa terbantu dalam meningkatkan hasil belajar dengan model pembelajaran yang diterapkan. Bagaimana tidak, dalam proses pembelajaran siswa benar-benar diajak untuk terlibat dalam setiap tahapan pembelajaran sesuai dengan karakteristik anak usia sekolah dasar. Dengan demikian, pembelajaran yang berlangsung dengan model experiential learning merupakan model pembelajaran yang dapat mengarahkan siswa untuk meningkatkan hasil belajar dengan materi perubahan bentuk benda.

Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi setelah dilakukan tindakan selama beberapa siklus, dapat disimpulkan bahwa model experiential learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan perubahan wujud benda pada siswa kelas IV SDN 1 Lendang Nangka. . Oleh karena itu penelitian dilanjutkan ke siklus II, pada siklus ini terjadi peningkatan keaktifan siswa di kelas dan dalam kegiatan kerja kelompok, hal ini juga ditandai dengan hasil belajar siswa yang terlihat dari soal-soal evaluasi akhir tentang materi yang disampaikan yaitu 90% untuk kinerja siswa klasik. Dengan adanya penelitian ini diharapkan siswa lebih terbuka untuk menerima berbagai model pembelajaran di kelas sehingga partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran baik bertanya maupun bernalar dapat dilakukan dengan baik.

Semoga dengan hadirnya model pembelajaran ini dapat dijadikan acuan untuk selalu menciptakan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran, karena guru dalam pembelajaran aktif akan hadir sebagai fasilitator, pembimbing atau konsultan dalam pembelajaran, dan bukan sekedar transfer ilmu dan semoga dapat menggunakan model experiential learning. menjadi referensi untuk inovasi tersebut. . Bagi peneliti yang akan datang model experiential learning sangat menarik untuk dikembangkan dan bagi peneliti yang ingin mengetahui sejauh mana pengalaman dapat membawa siswa untuk belajar dengan baik dan semoga penelitian ini dapat dikembangkan dan disempurnakan yang masih banyak kekurangannya.

Gambar

Gambar II

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada siklus I dan II yaitu pada siklus I siswa yang hadir berada pada kategori sangat tinggi, siswa yang memperhatikan penjelasan guru