HASIL PENGEMBANGAN
A. Hasil pengembangan media pembelajaran
44
BAB IV
menggunakan media berupa power point atau metode cerama pada saat belajar di dalam kelas. Selain itu, terdapat peserta didik yang membawa buku paket dikarenakan alasan untuk membantu proses belajar yang lebih baik dan peserta didik lebih tertarik melihat buku yang mempunyai gambar yang menarik.
2. Planning (perencanaan penelitian)
Materi keanekaragaman hayati mempunyai banyak kaitan tentang makhluk hidup yang ada di lingkungan sekitar yang berhubungan dengan indikator yang ingin dicapai berdasarkan kompetensi inti (KI) dan Kompetensi dasar (KD). Sehingga dengan menentukan indikator keterampilan bisa dikembangkan menjadi sebuah media komik berbasis lingkungan dengan format cover depan dan belakang, petunjuk penggunaan komik, pengenalan tokoh, prolog, daftar isi, dan pengetahuan tentang keanekaragaman hayati.sebelum melangkah ke proses selanjutnya, peneliti membuat alur cerita dengan membuat storyline untuk memudahkan dalam mendesain produk yang diinginkan.
3. Develop preliminary form of product (pengembangan desain)
Pada tahap ketiga, menentukan rancangan utama yang dipergunakan untuk membuat media komik dengan membutuhkan tiga program yaitu Camera yang digunakan untuk mengambil gambar di lokasi kawasan Je’ne-je’ne Sappara, kedua menggunakan aplikasi Base APK yang mempunyai kemampuan mengedit foto menjadi anime secara instan.
Tahapan dalam proses pengembangan dapat dilihat sebagai berikut.
a. Perancangan (Membuat storyline)
Isi dari storyline media komik berbasis lingkungan meliputi cover, pengenalan tokok, petunjuk penggunaan, prolog,daftar isi, dan lain sebagainya. Semua proses dari awal sampai akhir akan diringkas dalam bentuk storyline untuk memudahkan proses pengembangan secara sistematik. Sekilas perancangan alur yang ada di storyboard dapat dilihat pada tabel 4.1.
Table 4.1 Storyline Komik berbasis Lingkungan Cover
Petunjuk membaca Pengenalan tokoh Prolog
Daftar isi
Sampul materi Chapter 1
Tahukah kamu Halaman….
Sampul materi Chapter 2
Kegiatan diskusi Halaman…
Sampul materi Chapter 3
Apa kamu tahu Halaman…
Sampul materi Chapter4
Istilah penting Halaman…
Evaluasi Halaman…
Cover belakang Halaman..
b. Pembuatan foto menjadi anime
Beberapa tahapan dalam proses pengeditan foto menjadi anime dapat dilihat sebagai berikut:
1) Aplikasi Base APK
a) Buka aplikasi Base APK untuk memulai pengeditan.
Gambar 4.1 Gambar Aplikasi Base APK
b) Masuklah ke halaman awal aplikasi
(a) (b)
Gambar 4.2 (a) Tampilan Awal Aplikasi Base APK, (b) Mencari Foto yang Diubah Menjadi Anime
c) Proses mengedit
Gambar 4.3 Proses Membuat Foto Menjadi Anime
Langkah selanjutnya setelah semua foto di ubah menjadi anime adalah mendesain anime menjadi media komik berbasis lingkungan dengan comic life 3.
2) Comic life 3 1) Buka aplikasi
Gambar 4.4 Aplikasi Media Komik Life 3
2) Setelah aplikasi terbuka maka carilah desain template yang sesuai dengan tema
Gambar 4.5 Desain Template Pada Menu Comic Life 3
3) Proses pengeditan
Gambar 4.6 Tampilan Awal Comic life 3
Program comic life 3 memiliki beberapa fitur yang dapat digunakan untuk mendesain media komik seperti yang terlihat pada gambar 4.6 Yang terdapat beberapa fitur seperti template untuk desain awal, save (untuk menyimpan), view (menampilkan halaman), menu new page ( untuk membuat halaman baru), stayle (untuk template page), color (untuk mengatur warna), font (untuk mengganti jenis huruf), desain storyboard, panel, dan desain balon percakapan. Semua fitur-fitur tersebut dapat membantu dalam proses pembuatan media komik.
Penyusunan kerangka media komik berbasis lingkungan disusun secara berurutan dimulai dari cover depan, petunjuk
penggunaan, pengenalan tokoh, prolog, daftar isi, cerita komik, dan cover belakang.
3) Penentuan sistematika, materi yang disajikan dalam media komik berbasis lingkungan disusun secara berurutan menyesuaikan dengan kompetensi dasar dan juga indikator pembelajaran. Selain itu, pengembangan alur cerita materi dikaitkan dengan lingkungan di kawasan je'ne-je'ne sappara yang berkaitan dengan materi keanekaragaman hayati.
4) Media
Media pembelajaran komik berbasis lingkungan dikembangkan oleh peneliti mempunyai komponen yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik dalam memahami materi pada proses pembelajaran sebelum dilakukan revisi oleh para validator ahli (Materi Dan Media). Adapun komponen yang terdapat pada produk adalah sebagai berikut.
a. Cover depan
Nama produk yang dikembangkan
Nama peneliti
Kelas yang menjadi sasaran
Gambar 4.7 Cover Depan Media Pembelajaran Komik Berbasis Lingkungan
b. Petunjuk membaca
Gambar 4.8 Petunjuk Penggunaan Comik
c. Pengenalan tokoh
Gambar 4.9 Tokoh-Tokoh Dalam Cerita Berbasis Lingkungan
d. Prolog
Gambar 4.10 Sinopsi Cerita Media Komik Berbasis Lingkungan
e. Daftar isi
Gambar 4.11 Daftar Isi Media Komik Berbasis Lingkungan
f. Isi materi keanekaragaman hayati di kawasan je'ne-je'ne sappara
Table 4.2 Materi Keanekaragaman Hayati
Sampul Materi Isi Materi
Memahami materi tentang keanekaragaman hayati dengan memberikan refleksi pada peserta
didik
Isi percakapan dalam media komik pada kegiatan pertama
adalah untuk mengulangi penjelasan materi tentang pengertian keanekaragaman
hayati dengan tingkatannya
Peserta didik berdiskusi tentang materi keanekaragaman hayati
Sampul chapter ke-2 mengenal tumbuhan di kawasan Je’ne-je’ne
sappara
Peserta didik dan guru melakukan percakapan tentang materi
keanekaragaman hayati
Memberikan penjelasan lebih singkat tentang keanekaragaman
hayati tingkat gen dan memberi contoh untuk peserta didik lebih
paham.
Memberikan penjelasan singkat tentang keanekaragaman hayati tingkat jenis kepada peserta didik
beserta contohnya
Memberikan penjelasan tentang keanekaragaman hayati tingkat
ekosistem beserta contohnya untuk memberikan pemahaman
Peserta didik bercerita dan melihat beberapa jenis tumbuhan
yang ada di kawasan adat Je’ne- je’ne sappara
Sampul Chapter ke-3 Manfaat tumbuhan dalam kegiatan upacara
adat Je’ne-je’ne sappara
Guru memberikan penjelasan tentang kegiatan upacara adat
Je’ne-je’ne sappara
Peserta didik mempunyai rasa ingin tahu dan langsung bertanya
kepada salah satu karaeng tarowang yang ikut dalam pawai
Karaeng tarowang memberikan pemahaman tentang kegiatan upacara adat Je’ne-je’ne sappara
Sampul tentang menjaga kelestarian pesisir pantai
Peserta didik berjalan di sekitar pantai dan menikmati
keindahannya
Guru memberikan pemahaman tentang kebersihan lingkungan
Memberikan pesan moral bagi peserta didik
4. Preliminary field testing (uji coba pendahuluan atau terbatas)
Setelah produk berhasil dikembangkan langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba kelayakan produk dengan cara validasi kepada para ahli. Validasi dilakukan dengan dua macam yaitu validasi ahli media dan validasi ahli materi. Desain produk terlebih dahulu dilakukan validasi untuk melakukan penilaian yang diberikan pada validator para ahli.
Lembar validasi diberikan kepada ahli materi, dan ahli media. Validator para ahli dapat dilihat pada tabel berikut 4.3.
Table 4.3 Validator Media Komik Berbasis Lingkungan
No Validator Pekerjaan
1 Irmawanty S.Si., M.Si. Ketua Prodi Pendidikan Biologi
2 Muhammad Wadji S.Pd., M.Pd Dosen Pendidikan Biologi
a. Validasi ahli media
Proses validasi dilakukan untuk mendapatkan masukan atau kritikan tentang media komik yang di kembangkan oleh peneliti kepada para ahli (ahli materi dan media).
Validasi dilakukan dengan cara memberikan angket kepada validator atau ahli media terdiri dari empat aspek dan terdapat 30 pernyataan. Aspek yang dinilai oleh ahli media adalah tampilan produk, isi, kelengkapan produk, dan bahasa. Adapun hasil penilaian dari media dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Table 4.4 Hasil Validasi Ahli Media I
Aspek Nomor Pernyataan Skor
Tampilan Produk
1. 4
2. 4
3. 4
4. 3
5. 3
6. 3
Isi
7. 4
8. 4
9. 4
10. 4
11. 3
12. 3
13. 4
14. 3
15. 3
16. 3
17. 3
Kelengkapan Produk
18. 4
19. 4
20. 4
21. 4
22. 3
23. 3
24. 3
25. 3
26. 3
Bahasa
27. 3
28. 3
29. 3
30. 3
Jumlah Skor 102
Skor Maksimal 120
Rata-rata 85%
Presentase% 85%
Kriteria Sangat Layak
(Sumber: Data Primer yang diolah peneliti)
Pada tabel 4.4 dapat diketahui hasil penilaian validator I ahli media.
Berdasarkan hasil angket yang diisi oleh validator ahli media dapat diketahui kualitas produk yang diuji cobakan dengan menilai 4 aspek yaitu tampilan produk, isi, kelengkapan produk, dan bahasa. Keempat aspek tersebut memperoleh hasil persentase 85%. Hal ini, menunjukkan bahwa jumlah skor pada setiap aspek termasuk dalam kategori layak.
Table 4.5 Hasil Validasi Ahli Materi I
Aspek Nomor Pernyataan Skor
Bahasa
1. 4
2. 4
3. 3
4. 3
5. 3
Penyajian
6. 3
7. 4
8. 4
9. 3
10. 3
11. 3
12. 3
13. 4
14. 4
Konten dan Materi
15. 3
16. 4
17 3
18. 3
19. 4
20. 3
Kebenaran Dan Isi
21. 4
22. 3
23. 4
24. 3
25. 3
26. 3
27. 3
Melibatkan Siswa Secara Aktif
28. 4
29. 4
30. 4
Jumlah skor 103
Skor Maksimal 120
Presentase% 94%
% Rata-rata 94%
Kriteria Sangat Layak
(Sumber: Data Primer yang diolah peneliti)
Pada tabel 4.5 data yang diperoleh dari Hasil penilaian ahli materi I yaitu Ibu Irmawanty S.Si., M.Si. memperoleh persentase 94% yang termasuk dalam kategori sangat layak. Adapun komentar dari ibu Irmawanty S.Si., M.Si tentang media komik biologi yaitu “ media komik menarik, bahasanya mudah dipahami, dan materi/keanekaragaman hayati mudah dipahami” Sehingga komentar dari ibu Irmawanty S.Si., M.Si. mempunyai kelayakan untuk di uji cobakan secara luas kepada peserta didik.
Tabel 4.6 Hasil Validasi Ahli Media II
Aspek
Nomor
Pernyataan Skor
Tampilan Produk
1 4
2 4
3 3
4 4
5 4
6 3
7 4
Isi
8 4
9 4
10 4
11 3
12 4
13 4
14 4
15 3
16 4
17 4
Kelengkapan Produk
18 4
19 4
20 4
21 4
22 4
23 4
24 4
25 4
26 3 Bahasa
27 3
28 4
29 4
30 4
Jumlah Skor 114
Skor Maksimal 120
Persentase 95%
%Rata-rata 95%
Kriteria Sangat Layak
(Sumber: Data Primer yang diolah peneliti) Tabel 4.7 Hasil Validasi Ahli Materi II
Aspek Nomor
Pernyataan Skor
Bahasa
1 4
2 4
3 3
4 3
5 4
Penyajian
6 4
7 4
8 4
9 3
10 4
11 4
12 4
13 4
14 4
Konten dan Materi
15 4
16 4
17 4
18 3
19 4
Kebenaran Isi
20 3
21 4
22 4
23 4
24 4
25 3
26 4
27 4
Melibatkan Siswa Secara Aktif
28 4
29 3
30 4
Jumlah Skor 113
Skor Maksimal 120
Persentase 94%
%Rata-rata 94%
Kriteria Sangat Layak
(Sumber: Data Primer yang diolah peneliti)
Pada tabel 4.6 data yang diperoleh dari Hasil penilaian ahli media II yaitu bapak Muhammad Wajdi S.Pd., M.Pd. memperoleh persentase 95% yang termasuk dalam kategori sangat layak. Sedangkan pada tabel 4.7 data yang diperoleh dari Hasil penilaian ahli materi II memperoleh persentase 94% yang termasuk dalam kategori sangat layak. Adapun komentar dari bapak Muhammad wajdi S.Pd., M.Pd tentang media komik dapat digunakan dengan revisi kecil untuk memperbaiki media komiknya supaya lebih bagus lagi.
5. Main product revision (revisi hasil uji lapangan terbatas)
Media pembelajaran berupa media komik akan di revisi setelah di validasi oleh penilai yaitu ahli media dan ahli materi. Peneliti akan melakukan revisi terhadap desain produk yang dikembangkan berdasarkan masukan yang diberikan oleh para ahli. Berikut adalah revisi produk berdasarkan masukan dan saran dari hasil validasi ahli media dan ahli materi.
a. Revisi ahli Media
Saran dan masukan dari validator I dan II akan dijadikan acuan untuk memperbaiki produk awal. Hasil revisi desain dijelaskan sebagai berikut:
1) Mengubah warna latar
Desain awal petunjuk membaca sebelum revisi berwarna kekuning-kuningan sehingga tulisannya kurang jelas untuk dibaca dan memiliki kesan yang kurang menarik. Setelah melakukan revisi, warna latar pada petunjuk membaca di ganti menjadi warna biru yang memiliki kesan lebih baik dibandingkan sebelumnya dan tulisan yang terdapat pada petunjuk membaca sudah jelas untuk dibaca. Media komik setelah revisi sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya karena warna latar yang digunakan pada media komik lebih menarik dan terdapat penambahan karakter tokoh pada petunjuk membaca untuk dapat menarik minat peserta didik dalam proses membaca media komiknya.
Gambar 4.12 Desain Petunjuk Membaca Sebelum Direvisi (Kiri) Dan Sesudah Revisi (Kanan)
2) Penambahan desain pada daftar isi
. Gambar 4.13 Menunjukkan hasil revisi dan sebelum revisi.
Desain yang ditambahkan adalah desain warna hitam pada tulisan daftar isi untuk memberikan desain yang lebih menarik dibandingkan sebelumnya. Selain itu penambahan rumput dan warna hijau pada latar daftar isi untuk menyesuaikan dasar pada rumput.
3) Mengganti karakter tokoh
Gambar 4.14 Sebelum Revisi (Kiri) Dan Sesudah Revisi (Kanan)
Gambar 4.13 Daftra Isi Sebelum Revisi (Kiri) Dan Sesudah Revisi (Kanan)
Gambar 4.14 Menunjukkan bahwa wajah pada karakter guru sebelum melakukan revisi tidak terlalu jelas sehingga setelah melakukan revisi karakter wajah guru sudah jelas sehingga tidak mengurangi kesan menarik pada karakter pada anime.
4) Perubahan panel
Gambar 4.15 Sebelum Revisi (Kiri) Dan Sesudah Revisi (Kanan)
Panel pada bagian komik tersebut sebelum di revisi berbentuk horizontal dan wajah pada karakter tokoh guru tidak terlalu jelas sehingga mengurangi kesan pada isi media komik sehingga perlu dilakukan revisi untuk memperjelas wajah pada karakter guru. Hasil revisi dari bagian tersebut bentuk panelnya diubah menjadi vertikal dan wajah pada karakter guru sudah lebih jelas dibandingkan sebelumnya.
5) Mengubah posisi guru
Gambar 4.16 Posisi Guru Sebelum Revisi Dan Sesudah Revisi
Pada gambar 4.16 Menunjukkan posisi guru yang berbeda, sebelum revisi posisi berdiri guru menghadap kesamping dan wajah tidak terlalu jelas. Setelah melakukan revisi posisi berdiri menjadi menghadap ke depan dan wajah pada karakter guru lebih jelas dibandingkan sebelumnya.
6) Perubahan desain pada tahukah kamu
Gambar 4.17 Desain Sebelum Dan Sesudah Revisi Pada Tahukah Kamu
Sesudah revisi memiliki perbedaan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Sebelum direvisi bentuk dari tahukah kamu seperti balon percakapan dengan latar warna biru dan setelah melakukan revisi desainnya menjadi kertas berwarna dan diberikan nuansa alam.
7) Perubahan warna pada sampul
Gambar 4.18 Perubahan Warna Tulisan Sebelum Revisi Dan Sesudah Revisi
8) Perubahan posisi karakter guru
Gambar 4.19 Perubahan Karakter Sebelum Dan Sesudah
9) Perubahan latar
Gambar 4.20 Perubahan Warna Latar Sebelum Dan Sesudah Revisi
b. Revisi ahli materi
1) Penulisan nama latin
Gambar 4.21 Penulisan Nama Latin Sebelum dan sesudah revisi
Gambar 4.21 Menunjukkan bahwa Materi pada panel sebelah kiri termasuk bagian komik yang belum direvisi yang menggunakan huruf besar dalam penulisan nama latin. Gambar
sebelah kanan bagian komik yang telah direvisi dan penulisan nama latin sudah benar.
2) Penggunaan spasi
Gambar 4.22 Penggunaan Spasi Sebelum Dan Sesudah Revisi
Halaman pada tahukah kamu menggunakan spasi yang tidak beraturan sehingga perlu direvisi. Setelah revisi halaman pada tahukah kamu penggunaan spasi lebih rapi dibandingkan sebelumnya.
6. Main field testing (uji coba secara lebih luas)
Pada tahap keenam, peneliti akan menguji cobakan produk yang dihasilkan kepada responden (Peserta didik) untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran media komik berbasis lingkungan yang di kembangkan peneliti. Produk tersebut akan dibagikan ke guru biologi kelas X dan peserta didik yang melibatkan 30 individu di kelas X MAs Nurul Iman Tarowang. Data yang diperoleh dari hasil responden seperti berikut:
Table 4.8 Hasil Tanggapan Peserta Didik
No Responden Jumlah Skor Maksimal
Presentas e
1 Jusriani 76 80 95%
2 Galang 76 80 95%
3 Mirna Safitri 71 80 88%
4 Afdal Saputra 75 80 93%
5 Rusmiyati 74 80 92%
6 Sri Wahyuni 65 80 81%
7 Jabbar 64 80 80%
8 Hendri 68 80 85%
9 Rahmat Hidayat 67 80 83%
10 Abdi Setiawan 66 80 82%
11 Ardiyansa Nur Hidayat 76 80 95%
12 Erwin Anugra 74 80 92%
13 Samsul Hidayat 61 80 76%
14 Aslun Faakhirun 72 80 90%
15 Rezky Aditia 73 80 91%
16 Akbar 64 80 80%
17 Rafli Ishak 58 80 72%
18 Askin Aditia 72 80 90%
19 Nurarianti Hasan 73 80 91 %
20 Rili Auliya 74 80 92%
21 Sartika 74 80 92%
22 Nurharinda 71 80 88%
23 Ibrahim 68 80 85%
24 Anwar 71 80 88%
25 Rosmala 72 80 90%
26 Wahyu Muhammad Fathir 67 80 83%
27 Andi Ardiansa 72 80 90%
28 Edwin Arianto 66 80 82%
29 Risma wati 78 80 97%
30 sahrul saiful 66 80 82%
(Sumber: Data Primer yang diolah peneliti)
Table 4.9 Hasil Analisis Deskriptif Angket Respon Peserta Didik
Interval Kategori Frekuensi Presentase
66-80 Sangat Menarik 25 83%
51-65 Menarik 5 17%
36-50 Kurang Menarik 0 0%
20-35 Tidak Menarik 0 0%
Jumlah 30 100%
Grafik 4.1
Hasil Respon Peserta Didik
Berdasarkan hasil tanggapan peserta didik pada tabel 4.9 dan grafik 4.1 dapat diketahui bahwa, pada uji coba produk secara lebih luas yang melibatkan 30 responden, diperoleh data 83% yang sangat tertarik, 17%
yang menarik, 0% kurang menarik, dan 0% yang tidak menarik. Sehingga
25
5
0 0
83% 17% 0% 0%
Sangat Menarik Menarik Kurang Menarik Tidak Menarik
66-80 51-65 36-50 20-35
Grafik Peserta Didik
Frekuensi Presentase
komik berbasis lingkungan di kawasan Je’ne-je’ne sappara dapat dikatakan layak berdasarkan hasil tanggapan peserta didik. Tanggapan peserta didik dari angket menyatakan bahwa media yang digunakan sangat menarik, selain itu juga didapatkan tanggapan dari kolom komentar dari beberapa responden atas nama Afdal saputra yang mengatakan bahwa “komik yang ibu buat sangat menarik karena menggunakan bahasa daerah yang kami pakai untuk kehidupan sehari-hari cara pembuatannya juga sangat menarik”.
Responden atas nama Edwin Aprianto mengatakan bahwa
“komiknya lucu dan saya menyukainya, saya mudah memahami isi ceritanya kurang mengerti ejaan yang digunakannya kalimatnya mudah dipahami desain sampulnya menarik bagi saya. Saya menyukai karakter dalam medianya”. Kemudian responden selanjutnya atas nama Erwin Anugrah yang mengatakan bahwa “ media komik memang bagus dan menarik untuk dipelajari di kalangan anak-anak maupun remaja terutama bentuknya seperti anime atau kartun. Responden atas nama Nurharlinda komiknya sangat menarik dan bagus membuat kita minat baca dan tidak bosan untuk dibaca berulang-ulang kali dan isi komiknya juga sudah bagus dan tulisan dalam komiknya baik dan jelas
Responden atas nama Anwar beranggapan bahwa “komentar saya pada komik tersebut menurut saya sendiri bagus karena mengajarkan tentang keanekaragaman hayati yang belum saya tau dan juga cara penyampaiannya mudah untuk dipahami menurut saya ini dapat
menambah wawasan murid”. Responde atas nama Samsul Hidayat dengan komentar “media komiknya menarik karena menceritakan adat istiadat je'ne-je'ne sappara dan saya suka itu. Bahasa yang digunakan dalam media komiknya menarik bahkan sangat menarik karena menggunakan bahasa sehari-hari (bahasa jeneponto) mudah di pahami semangat terus kakak”.
Tanggapan terakhir dari responden atas nama Rezky Aditia “karena komiknya sangat menarik sangat bagus dan mudah dipahami kata-katanya tersusun dan menggunakan bahasa keseharian. Dan kita juga dapat mengetahui nama dan jenis tumbuhan yang digambarkan di dalam komik tersebut. Selain itu, kelayakan produk dapat dilihat dari sisi pendidik di dalam ruangan kelas yaitu guru mata pelajaran biologi yang berkaitan adalah Ibu Annisa S.Pd tanggapan dari guru mata pelajaran biologi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Table 4.10 Rekapitulasi Angket Respon Guru
Aspek Nomor
Pernyataan Skor Kriteria
Kesesuaian Materi dengan Kurikulum 2013
1 3 Setuju
2 4 Sangat setuju
3 3 Setuju
4 4 Sangat setuju
5 4 Sangat setuju
6 3 Setuju
Kedalaman Materi
7 3 Setuju
8 4 Sangat setuju
9 4 Sangat setuju
10 4 Sangat setuju
11 4 Sangat setuju
Bahasa Yang Digunakan
12 4 Sangat setuju
13 3 Setuju
14 3 Setuju
Tampilan Media 15 4 Sangat setuju
16 3 Setuju
Penyajian materi
17 4 Sangat setuju
18 3 Setuju
19 3 Setuju
20 3 Setuju
Jumlah skor 67
Sangat setuju
Skor maksimal 80
Presentase (%) 0,8375
%Rata-rata 0,8375
Kriteria
(Sumber: Data Primer yang diolah peneliti) B. Pembahasan
Penelitian dan pengembangan media komik berbasis lingkungan di kawasan Je’ne-je’ne Sappara bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan komik berbasis lingkungan dan kelayakan komik yang dikembangkan untuk memfasilitasi guru dalam mengajar di dalam kelas. Komik berbasis lingkungan dikatakan layak apabila memenuhi kriteria persentase yaitu lebih dari 51%. Dalam pengembangan media komik berbasis lingkungan peneliti menggunakan model Borg and Gall yang terdiri dari sepuluh tahap akan tetapi peneliti menyederhanakan menjadi enam tahap yang tidak mengurangi kelayakan dari produk yang akan dikembangkan.
Pengembangan media komik berbasis lingkungan di desain dengan semenarik mungkin dengan menyesuaikan kebutuhan peserta didik sehingga tidak menimbulkan kesan yang membosankan dan kurang menarik untuk dibaca. Media pembelajaran yang dikembangkan melalui beberapa tahapan
hingga produk dinyatakan layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran di kelas bersama guru dan secara mandiri oleh peserta didik.
Pengembangan media komik berbasis lingkungan di kawasan Je’ne- je’ne Sappara terlebih dahulu melakukan Research And Information Collecting untuk mengetahui kurikulum yang digunakan sekolah dan kebutuhan peserta didik. Hasil yang didapatkan dari wawancarai ibu Annisa S.Pd sebagai guru biologi Madrasah Aliyah Nurul Iman Tarowang yaitu proses pembelajaran yang belum optimal karena masih menggunakan buku paket, gambar yang dibuat dengan kertas karton, dan powerpoint akan tetapi jarang digunakan oleh guru karena keterbatasan proyektor. Hal tersebut membuat proses pembelajaran yang berlangsung kurang efektif dan menarik karena penggunaan media pembelajaran yang masih terbatas.
Hasil analisis studi lapangan dijadikan patokan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik untuk menciptakan suasana belajar lebih menarik.
Hal tersebut sesuai Dengan Hadjoko Permana yang melakukan studi lapangan untuk mengidentifikasi masalah pada proses belajar di dalam kelas.
Setelah tahap studi pendahuluan selesai kemudian dilanjut dengan tahap perencanaan dalam pengembangan. Perencanaan penelitian sangat penting dalam proses meneliti supaya dapat terlaksana dengan baik dan sistematik. Pada tahap perencanaan penelitian dilakukan dengan mengumpulkan seluruh data dan perlengkapan yang dibutuhkan pada proses penelitian dan pengembangan produk. Perencanaan penelitian dan pengembangan produk meliputi merumuskan tujuan penelitian yaitu untuk
mengembangakan media komik berbasis lingkungan di kawasan Je’ne-je’ne Sappara khususnya pada materi keanekaragaman hayati serta perencanaan dalam melakukan tahap penelitian yaitu memperkirakan dana, tenaga dan waktu, serta hal lain yang berkaitan dengan penelitian.
Tahap selanjutnya adalah analisis desain dengan menyiapkan storyline untuk membuat media komiknya. Dalam proses mendesain media komik, langkah awal yang dilakukan yaitu observasi langsung ke lokasi je’ne- je’ne sappara untuk mengambil gambar yang akan dijadikan bahan pembuatan komik. Pada saat di lokasi dibantu oleh beberapa orang yang berperan sebagai guru, peserta didik, dan kepala adat yang akan diedit menjadi gambar anime dengan menggunakan aplikasi Base APK. Setelah itu, di desain kembali dengan menggunakan aplikasi Comic life 3 untuk menghasilkan produk. Penyajian dalam media pembelajaran disusun secara berurutan dimulai dari cover, petunjuk membaca, pengenalan tokoh, daftar isi,chapter 1, Tahukah Kamu, chapter 2, refleksi, chapter 3, tahukah kamu, chapter 4, pesan moral, kata kunci, dan cover belakang.
Materi yang disajikan dalam media tersebut disusun secara berurutan yang sesuai dengan kompetensi dasar dan juga indikator pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013. Komik berbasis lingkungan di desain berupa media cetak digunakan sebagai penunjang dalam pembelajaran yang bisa peserta didik pakai untuk belajar mandiri atau bersama guru. Di dalam penggunaannya, media komik berbasis lingkungan akan sangat membantu meningkatkan hasil belajar, motivasi belajar, dan minat belajar peserta didik.