BAB III: METODE PENELITIAN
D. Hasil Pengujian Hipotesis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas untuk mengetahui apakah residual yang diperoleh pada penelitian mempunyai distribusi normal atau tidak yaitu dengan menilai signifikansinya. Jika signifikan >0,05 maka residual berdistribusi normal dan sebaliknya jika signifikan <0,05 maka residual tidak berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized
Residual
N 22
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std.
Deviation
1.19398674
Most Extreme Differences
Absolute .146
Positive .146
Negative -.076
Kolmogorov-Smirnov Z .687
Asymp. Sig. (2-tailed) .733
Sumber : Data Primer diolah dengan SPSS 21,2022
Berdasarkan dari hasil uji normalitas pada tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai signifikan normalitas residual 0,733 > 0,05 sehingga
64
residual berdistribusi normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa normalitas residual berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen dalam suatu model. Untuk mengetahui adanya multikolinieritas dapat dilihat dariVriance Factor (VIF). Apabila variabel independen VIF <10 maka tidak terjadi multikolinieritas dan VIF >10 maka terjadi multikolinieritas. Hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolinieritas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
Kompensasi .841 1.189
pengalaman keja 1.000 1.000
lingkungan kerja .841 1.189
Sumber : Data Primer diolah dengan SPSS 21,2022
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas pada tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai VIF variabel kompensasi sebesar 1,189, pengalaman kerja sebesar 1,000 dan lingkungan kerja sebesar 1,189.
Nilai VIF ketiga variabel < 10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada multikolienieritas dan disimpulkan bahwa tidak terjadi kasus multikolinieritas
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain, jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Apabila hasil uji diatas level signifikan (r > 0,05) berarti tidak terjadi heteroskedastisitas dan sebaliknya apabila level dibawah signifikan (r <0,05) berarti terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel 4.10
Tabel 4.10
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1.584 4.226 .375 .712
Kompensasi .056 .103 .133 .546 .592
pengalaman keja .029 .085 .075 .336 .741
lingkungan kerja -.117 .123 -.232 -.952 .354
Sumber : Data Primer diolah dengan SPSS 21,2022
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitaspada Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel kompensasi sebesar 0,592 > 0,05, variabel pengalaman kerja sebesar 0,741 > 0,05 dan
66
variabel lingkungan kerja 0,354 > 0,05. Sehingga variabel tidak berpengaruh terhadap harga mutlak residual sehingga tidak terjadi heterokedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antar variabel pengganggu dengan variabel sebelumnya. Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.11
Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi
Model R R
Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .556a .309 .194 1.290 1.932
Sumber : Data Primer diolah dengan SPSS 21,2022
Dari hasil autokorelasi pada tabel 4.11 bahwa nilai Durbin-Waston yang dihasilkan dari model regresi adalah 1,932 terletak diantara nilai Du (1,726 ) dan nilai 4-dU= 4-1,726 = (2,274) sehingga kesimpulannya yaitu pada model regresi tidak terdapat autokorelasi.
2. Analisis Regresi Linier Sederhana a. Pengaruh X1 terhadap Y
1) Model Regresi
Tabel 4.12
Hasil analisis regresi linier sederhana X1 terhadap Y
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 14.437 1.845 7.824 .000
Kompensasi .294 .091 .330 3.226 .002
Sumber : Data Primer diolah dengan SPSS 21,2022
Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana pada Tabel 4.12 maka dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:
Y=14,437 + 0,294 X1+e Konstanta (b0)
Nilai konstanta (b0) sebesar 14,437 menunjukkan bahwa apabila variabel kompensasi mempunyai komposisi nol atau tidak ada maka produktivitas tenaga kerja sebesar 14,437.
Konstanta (b1) untuk variabel X1(Kompensasi).
Koefisien regresi sebesar (b1) 0,294, artinya kompensasi naik 1 satuan maka produktivitas tenaga kerja (Y) akan mengalami naik sebesar 0,294 satuan dengan asumsi variabel lainnya dianggap tetap. Koefisien bernilai positif antara kompensasi dengan produktivitas tenaga kerja, maka semakin tinggi tingkat pemberian kompensasi tenaga kerja maka produktivitas yang dihasilkan akan semakin tinggi pula.
68
2) Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh variabel kompensasi terhadap produktivitas tenaga kerja.
Hipotesis yang digunakan untuk uji t ini adalah sebagai berikut:
H01: Tidak ada pengaruh kompensasi terhadap produktivitas tenaga kerja.
Ha1 : Terdapat pengaruh kompensasi terhadap produktivitas tenaga kerja.
a | > ttabel atau sig < a maka Ha1 diterima Ho1 ditolak.
Berdasarkan pada tabel 4.12 diketahui bahwa nilai signifikansi dari uji t 0,002 < 0,05 (a =5%) sehingga H01 ditolak dan Ha1
diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa kompensasi berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja di PT.
Indonesia Karya Sukses Lestari Pacitan.
3) Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel kompensasi terhadap produktivitas tenaga kerja yang dapat dilihat dari R square (koefisien determinasi). Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.13
Tabel 4.13
Hasil Koefisien Determinasi Antara X1 dengan Y
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .330a .109 .099 1.826
Sumber : Data Primer diolah dengan SPSS 21,2022.
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilaiR square yang diperoleh sebesar 0,109 atau 10,9%
yang artinya bahwa vari
abel kompensasi berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja di PT. Indonesia Karya Sukses Lestari Pacitan sebesar 10,9 % sedangkan 80,1% dipengaruhi oleh faktor lain.
Diketahui bahwa nilai R sebesar 0,330. Nilai ini menunjukkan bahwa hubungan antara kompensasi terhadap produktivitas tenaga kerja di PT. Indonesia Karya Sukses Lestari Pacitan tergolong lemah.
b. Pengaruh X2 terhadap Y 1) Model Regresi
70
Tabel 4.14
Hasil analisis regresi linier sederhana X2 terhadap Y
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize d Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 14.797 1.987 7.447 .000
pengalaman kerja .277 .099 .292 2.812 .006
Sumber : Data Primer diolah dengan SPSS 21,2022.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana pada Tabel 4.13 maka dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:
Y=14,797 + 0,277 X2+e Konstanta (b0)
Nilai konstanta (b0) sebesar 14,797 menunjukkan bahwa apabila variabel pengalaman kerja mempunyai komposisi nol atau tidak ada maka produktivitas tenaga kerja di PT. Indonesia Karya Sukses Lestari Pacitan sebesar 14,797.
Konstanta (b2) untuk variabel X2(Pengalaman kerja).
Koefisien regresi sebesar (b2) 0,277, artinya pengalaman kerja naik 1 satuan maka produktivitas tenaga kerja (Y) akan mengalami naik sebesar 0,277 satuan dengan asumsi variabel lainnya dianggap tetap. Koefisien bernilai positif antara pengalaman kerja dengan produktivitas tenaga kerja di PT.
Indonesia Karya Sukses Lestari Pacitan., maka semakin tinggi
pengalaman kerja maka produktivitas tenaga kerja yang dihasilkan akan semakin tinggi pula
2) Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh variabel pengalaman kerja terhadap produktivitas tenaga kerja.
Hipotesis yang digunakan untuk uji t ini adalah sebagai berikut:
H02: Tidak ada pengaruh pengalaman kerja terhadap produktivitas tenaga kerja.
Ha2 : Terdapat pengaruh pengalaman kerja terhadap produktivitas tenaga kerja.
Berdasarkan pada tabel 4.14 diketahui bahwa nilai signifikansi dari uji t 0,006 < 0,05 (a =5%) sehingga H01
ditolak dan Ha1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja di PT. Indonesia Karya Sukses Lestari Pacitan.
3) Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel pengalaman kerja terhadap produktivitas tenaga kerja yang dapat dilihat dari R square (koefisien determinasi). Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.15.
72
Tabel 4.15
Hasil Koefisien Determinasi antara X2 dengan Y
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .292a .085 .074 1.850
Sumber : Data Primer diolah dengan SPSS 21,2022.
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai R square yang diperoleh sebesar 0,085 atau 8,5%
yang artinya bahwa variabel pengalaman kerja berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja di PT. Indonesia Karya Sukses Lestari Pacitan sebesar 8,5 % sedangkan 91,5%
dipengaruhi oleh faktor lain. Diketahui bahwa nilai R sebesar 0,292. Nilai ini menunjukkan bahwa hubungan antara pengalaman kerja terhadap produktivitas tenaga kerja di PT.
Indonesia Karya Sukses Lestari Pacitan tergolong lemah.
c. Pengaruh X3 terhadap Y 1) Model Regresi
Tabel 4.16
Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana X3 dengan Y
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) 21.183 2.185 9.696 .000
lingkungan kerja -.041 .109 -.041 -.380 .705
Sumber : Data Primer diolah dengan SPSS 21,2022.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana pada Tabel 4.16 maka dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:
Y=21,183 + 0,277 X3+e Konstanta (b0)
Nilai konstanta (b0) sebesar 21,183 menunjukkan bahwa apabila variabel lingkungan kerja mempunyai komposisi nol atau tidak ada maka produktivitas tenaga kerja di PT. Indonesia Karya Sukses Lestari Pacitan sebesar 21,183.
Konstanta (b3) untuk variabel X3(Lingkungan kerja).
Nilai koefisien regresi sebesar (b3) (-0,041) artinya apabila lingkungan kerja mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka produktivitas tenaga kerja (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,041 satuan dengan asumsi variabel lainnya dianggap tetap.
74
Koefisien bernilai negative antara lingkungan kerja dengan produktivitas tenaga kerja di PT. Indonesia Karya Sukses Lestari Pacitan., maka semakin tinggi lingkungan kerja maka produktivitas yang dihasilkan akan semakin turun.
2) Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh variabel lingkungan kerja terhadap produktivitas tenaga kerja.
Hipotesis yang digunakan untuk uji t ini adalah sebagai berikut:
H03: Tidak ada pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas tenaga kerja.
Ha3: Terdapat pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas tenaga kerja.
Berdasarkan pada tabel 4.16 diketahui bahwa nilai signifikansi dari uji t 0,705 > 0,05 (a =5%) sehingga H01
diterima dan Ha1 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas tenaga kerja di PT. Indonesia Karya Sukses Lestari Pacitan.
3) Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel lingkungan kerja terhadap produktivitas tenaga kerja yang dapat dilihat dari R square (koefisien determinasi). Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.17
Tabel 4.17
Hasil Koefisien Determinasi antara X3 dengan Y
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .041a .002 -.010 1.932
Sumber : Data Primer diolah dengan SPSS 21,2022.
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.17 menunjukkan bahwa nilaiRsquare yang diperoleh sebesar 0,002 atau 2% yang artinya bahwa variabel lingkungan kerja berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja di PT. Indonesia Karya Sukses Lestari Pacitan sebesar 2% sedangkan 91,8% dipengaruhi oleh faktor lain. Diketahui bahwa nilai R sebesar 0,041. Nilai ini menunjukkan bahwa hubungan antara pengalaman kerja terhadap produktivitas tenaga kerja di PT. Indonesia Karya Sukses Lestari Pacitan adalah 0,041 termasuk hubungan yang tergolong sangat lemah.
3. Analisis Regresi Linier Berganda a. Model Regresi
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh kompensasi, pengalaman kerja dan lingkungan kerja terhadap produktivitas tenaga kerja. Hasil analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada Tabel 4.18
76
Tabel 4.18
Hasil Regresi Linier Berganda X1, X2 dan X3 Terhadap Y
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 11.248 3.280 3.430 .001
Kompensasi .243 .094 .272 2.572 .012
pengalaman kerja
.209 .100 .219 2.095 .039
lingkungan kerja
.002 .102 .002 .022 .983
Sumber : Data Primer diolah dengan SPSS 21,2022.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda pada Tabel 4.18 maka dapat dibuat persamaan regresi linier sebagai berikut:
Y= 11,248+ 0,243 X1+0,209 X2+0,002X3+e Konstanta (b0)
Nilai konstanta (b0) sebesar 11,248 menunjukkan bahwa apabila variabel kompensasi, pengalaman kerja dan lingkungan kerja mempunyai komposisi nol atau tidak ada maka produktivitas tenaga kerja di PT. Indonesia Karya Sukses Lestari Pacitan sebesar 11,248 Konstanta (b1) untuk variabel X1 (Kompensasi)
Koefisien regresi sebesar (b1) 0,243, artinya kompensasi naik 1 satuan maka produktivitas tenaga kerja (Y) akan mengalami naik
sebesar 0,243 satuan dengan asumsi variabel lainnya dianggap tetap.
Koefisien bernilai positif antara kompensasi dengan produktivitas tenaga kerja di PT. Indonesia Karya Sukses Lestari Pacitan., maka semakin tinggi pengalaman kerja maka produktivitas tenaga kerja yang dihasilkan akan semakin tinggi pula.
Konstanta (b2) untuk variabel X2 (Pengalaman kerja)
Koefisien regresi sebesar (b2) 0,209, artinya pengalaman kerja naik 1 satuan maka produktivitas tenaga kerja (Y) akan mengalami naik sebesar 0,209 satuan dengan asumsi variabel lainnya dianggap tetap. Koefisien bernilai positif antara pengalaman kerja dengan produktivitas tenaga kerja di PT. Indonesia Karya Sukses Lestari Pacitan, maka semakin tinggi pengalaman kerja maka produktivitas tenaga kerja yang dihasilkan akan semakin tinggi pula.
Konstanta (b3) untuk variabel X3 (Lingkungan kerja)
Koefisien regresi sebesar (b3) 0,002, artinya lingkungan kerja naik 1 satuan maka produktivitas tenaga kerja (Y) akan mengalami naik sebesar 0,002 satuan dengan asumsi variabel lainnya dianggap tetap. Koefisien bernilai positif antara lingkungan kerja dengan produktivitas tenaga kerja di PT. Indonesia Karya Sukses Lestari Pacitan, maka semakin tinggi lingkungan kerja maka produktivitas tenaga kerja yang dihasilkan akan semakin tinggi pula.
78
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan guna mengetahui apakah sampel yang diambil dapat mewakili atau berlaku untuk populasi penelitian, sehingga perlu dilakukan uji signifikansi.
a. Uji t
Uji t dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikansi masing- masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan asumsi variabel bebas yang lain tidak berubah. Dengan menggunakan program IBS SPSS 21, dilakukan pengujian signifikansi parameter individu, pengujian ini dilakukan dengan melakukan significance level (a = 5%).
Hipotesis diterima jika taraf signifikan <0,05 dan hipotesis ditolak jika taraf signifikan > 0,05. Hasil pengujian persial atau uji t dapat dilihat pada tabel 4.19
Tabel 4.19 Hasil Uji t
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 11.248 3.280 3.430 .001
Kompensasi .243 .094 .272 2.572 .012
pengalaman kerja
.209 .100 .219 2.095 .039
lingkungan kerja
.002 .102 .002 .022 .983
Sumber : Data Primer diolah dengan SPSS 21,2022.
Berdasarkan hasil pengujian persial Tabel 4.19 dapat dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut:
1) Berdasarkan hasil pengujian persial dapat diketahui bahwa nilai signifikansi variabel kompensasi 0,012 < 0,05 sehingga H05 ditolak dan Ha5 diterima artinya kompensasi berpengaruh secara persial terhadap produktivitas tenaga kerja di PT. Indonesia Karya Sukses Lestari Pacitan.
2) Berdasarkan hasil pengujian persial dapat diketahui bahwa nilai signifikansi variabel pengalaman kerja 0,039 < 0,05 sehingga H05
ditolak dan Ha5 diterima artinya lingkungan kerja berpengaruh
80
secara persial terhadap produktivitas tenaga kerja di PT. Indonesia Karya Sukses Lestari Pacitan.
3) Berdasarkan hasil pengujian persial dapat diketahui bahwa nilai signifikansi variabel lingkungan kerja 0,938 > 0,05 sehingga H05
diterima dan Ha5 ditolak artinya bahwa tidak ada pengaruh signifikan lingkungan kerja terhadap produktivitas tenaga kerja di PT. Indonesia Karya Sukses Lestari Pacitan.
b. Uji F
Uji F adalah pengujian signifikan persamaan yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen yang terdiri dari variabel kompensasi, pengalaman kerja, dan lingkungan kerja secara bersama-sama terhadap variabel dependen ( produktivitas tenaga kerja). Menentukan nilai a atau alpha ditentukan sebesar 0,05 atau 5%. Jika Fhitung>Ftabelatau nilai signifikasi kurang dari 0,05 maka H0ditolak.Hasil uji F pada Tabel 4.20
Tabel 4.20 Hasil Uji F
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
1
Regression 48.929 3 16.310 5.032 .003b
Residual 269.025 83 3.241
Total 317.954 86
Sumber : Data Primer diolah dengan SPSS 21,2022.
Berdasarkan hasil uji F Tabel 4.20 dapat diketahui bahwa nilai signifikan sebesar 0,003 < 0,05(a = 5%) sehingga H04 ditolak dan Ha4
diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh kompensasi, pengalaman kerja, dan lingkungan kerja secara simultan terhadap produktivitas tenaga kerja di PT. Indonesia Karya Sukses Lestari Pacitan.
c. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel kompensasi, pengalaman kerja dan lingkungan kerja terhadap produktivitas tenaga kerja yang dapat dilihat dari Rsquare (koefisien determinasi). Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.21.
Tabel 4.21
Hail Uji Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .392a .154 .123 1.800
Sumber : Data Primer diolah dengan SPSS 21,2022.
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.21 menunjukkan bahwa nilaiR square yang diperoleh sebesar 0,154 atau 15,4% yang artinya bahwa variabel kompensasi, pengalaman kerja, dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja di PT. Indonesia Karya Sukses Lestari Pacitan sebesar 15,4% sedangkan 75,6%
dipengaruhi oleh faktor lain. Diketahui bahwa nilai R sebesar 0,392.
82
Nilai ini menunjukkan bahwa hubungan antara kompensasi, pengalaman kerja, dan lingkungan kerja terhadap produktivitas tenaga kerja di PT. Indonesia Karya Sukses Lestari Pacitan adalah 0,392 termasuk hubungan yang tergolong lemah