BAB III: METODE PENELITIAN
F. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka.
2. Sumber data
Sumber data yang digunakan untuk keperluan penelitian ini adalah:
18 Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,85.
19 Diana Binti Munawaroh, “Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Di Ud Tjipta Puta Plasindo Ponorogo”,Skripsi IAIN Ponorogo, (2021),41.
46
a. Sumber data primer
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah hasil observasi pada saat penyebaran kuesioner.
b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah dari buku, jurnal, skripsi dan penelitian terdahulu.
G. Instrument Penelitian
Skala likert yang digunakan untuk mengukur, sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian selanjutnya penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.20
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Berikut adalah pemberian skoring dalam skala likert.21
Untuk skor setiap jawaban yang diberikan oleh responden yaitu:
1. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju 2. Skor 2 untuk jawaban tidak setuju
3. Skor 3 untuk jawaban sangat Setuju 4. Skor 4 untuk jawaban sangat setuju
20Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,93.
21 Ibid.
H. Validitas dan Reliabilitas Instrument
Instrumen yang valid berarti alat ukur yauk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.22 Instrumen-instrumen dalam dalam ilmu sosial sudah ada yang baku (standard), karena telah teruji validitas dan reliabilitasnya, tetapi banyak juga yang belum baku bahkan belum ada. Untuk tum aka peneliti harus mampu menyusun sendiri instrumen pada setiap penelitian dan menguji validitas dan reliabilitasnya. Instrumen yang tidak teruji validitas dan reliabilitasnya bila digunakan untuk penelitian akan menghasilkan data yang sulit dipercaya kebenarannya.23
1. Validitas Instrumen
Validitas adalah salah satu pengujian yang dilakukan ketika data yang digunakan dalam penelitian merupakan suatu data primer dengan alat pengumpulan datanya berupa kuesioner. Pengujian ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa kuesioner yang digunakan yang telah konsisten dan dapat digunakan sebagai instrumen pengumpulan data penelitian Pengujian ini dilakukan pada data awal atau data uji coba yang dikumpulkan terlebih dahulu dan diberikan kepada 30 orang responden.24
Kriteria yang digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu instrumen adalah dengan menggunakan nilai Rtabel. Semakin besar nilai Rhitung atau jika nilai Rhitung > Rtabelmaka item pernyataan valid.karena data
22 Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,121.
23 Ibid.,122.
24Maulida Nur Hidayati,Model Statistika(Ponorogo:Tidak diterbitkan,2018),4.
48
yang digunakan dalam uji coba adalah 30 orang responden, maka Rtabel yang
digunakan adalah 0,361.25 2. Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap penggunaan alat ukur yang sama. Hasil uji penelitian reliabilitas yang dapat dilihat dari Cronbach’s Alpha.Suatu variabel yang dapat dikatakan reliabel apabila niali dari a > 0,60 dan dikatakan tidak reliabel apabila nilai daria< 0,60.26
I. Teknik pengolahan dan Analisis data
Teknik pengolahan data dan analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah residual yang diperoleh pada penelitian mempunyai distribusi normal atau tidak.
Pengujian normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov.
Hipotesis yang digunakan.
H0: residual berdistribusi normal H1: residual tidak berdistribusi normal
25 Ibid.,4.
26 Ibid.,6.
Jika niai signifikan (p-value) > 0,05 maka H0diterima yang artinya normalitas terpenuhi.27
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Hipotesis yang digunakan:
H0: tidak terdapat korelasi antar variabel independen (tidak terjadi kasus multikolinieritas)
H1: terdapat korelasi antar variabel independen (terjadi kasus multikolinieritas)
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas digunakan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila untuk semua variabel independen nilai VIF Batas dari tolance value atau > 0,1 atau nilai VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.28
c. Uji Heteroskedastisitas
Perhitungan ada tidaknya gejala ini dapat dilakukan dengan cara menentukan formulasi regresi linier berganda dengan menggunakan harga mutlak residual sebagai variabel dependen (variabel terikat).
Kemudian melakukan regresi linier berganda dengan varibel dependennya adalah harga mutlak residual sedangkan variabel independennya adalah X1, X2, dan X3.
27Maulida Nur Hidayati,Model Statistika, 8.
28 Ibid.,11.
50
Hipotesis yang digunakan:
H0: varian residual homogen (tidak terjadi kasus Heteroskedastisitas) H1: varian residual tidak homogen (terjadi kasus Heteroskedastisitas) Jika nilai signifikan (p-value) semua variabel independen > 0,05 (alpha 5%) maka H0 diterima yang artinya varian residual homogen (terjadi kasus Heteroskedastisitas).29
d. Uji Autokorelasi
Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi. Masalah autokorelasi baru timbul jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu periode t (berada) dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya). Hipotesis yang akan diuji yaitu:
H0 = tidak terjadi autokorelasi H1 = terjadi autokorelasi
Untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian dengan metode Durbin Watson (DW). Kriteria pengambilan keputusan dengan metode Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Jika (a-dl) < dw < dl tidak terjadi autokorelasi.
2) Terjadinya autokorelasi positif jika dw < dl, koefisien korelasinya lebih besar dari nol.
29Maulida Nur Hidayati,Model Statistika, 9.
3) Terjadinya autokorelasi negatif jika dw > (a-dl), koefisien korelasinya lebih kecil dari nol.
4) Jika dw terletak antara (a-du) dan (a-dl) maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.30
2. Analisis Regresi Linier Sederhana
Regresi linier sederhana digunakan hanya untuk satu variabel bebas (Independen) dan satu variabel tak bebas (Dependent), tujuan penerapan model ini adalah untuk meramalkan atau memprediksi besaran nilai variabel tak bebas (Dependent) yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Independent). Rumus Regresi Linier Sederhana, yaitu:31
Y = a + b.X + error Keterangan:
Y = Produktivitas Tenaga Kerja
X = Kompensasi/Pengalaman Kerja/Lingkungan Kerja e =standart error
a dan b = Konstanta 3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Linier Berganda dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh X1,X2 dan X3 terhadap Y, serta mengetahui di antara variabel X tersebut yang paling dominan mempengaruhi variabel Y.32 Model persamaan regresi linier berganda dengan rumus sebagai berikut:
Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + e
30Maulida Nur Hidayati,Model Statistika, 10.
31 Syofian Siregar, Metode Pemilihan Kuantitatif (Jakarta :Prenada Media, 2017), 285.
32Maulida Nur Hidayati,Model Statistika, 12.
52
Keterangan:
Y = Produktivitas Tenaga Kerja a = Konstanta
X1 = Kompensasi X2 = Pengalaman Kerja X3 = Lingkungan Kerja b1 = Koefisien kompensasi b2 = Koefisien pengalaman kerja b3 = Koefisien lingkungan kerja e =Eror Term, dengan asumsi e = 0 4. Uji Hipotesis
a. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas (kompensasi, pengalaman kerja dan lingkungan kerja) mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel terikat (produktivitas tenaga kerja) secara simultan atau bersama–sama. Untuk menguji signifikannya dibawah 0,05 maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, atau jika p < 0,05, maka H0 ditolak dengan Ha diterima.
2) Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, atau jika p> 0,05 maka H0 diterima dengan Ha ditolak.
b. Uji t
Uji t adalah pengujian koefisien regresi parsial individual yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (Xi) secara individual mempengaruhi variabel dependen (Y).33
Tujuan dari uji t adalah untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Setelah t hitung diperoleh, langkah selanjutnya ialah dengan membandingkan antara r hitung dengan tabel pada tingkat kesalahan 5%. Hipotesis dapat diterima taraf signifikannya (a) < 0,05 dan hipotesis dapat ditolak taraf signifikannya (a) > 0,05 dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, atau jika p < 0,05 maka H0 ditolak dengan Ha diterima.
2) Jika t hitung > t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak, atau jika p > 0,05 maka H0 diterima dengan Ha ditolak.
c. Koefisien Determinasi (RSquare)
Untuk mengetahui besar pengaruh dari X1, X2, dan X3 terhadap Y dapat diketahui dengan RSquare(koefisien determinasi).34
33 Maulida Nur Hidayati,Model Statistika,14-15.
34Maulida Nur Hidayati,Model Statistik,16.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN