• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1) Tahap Perencanaan (Planning)

Tahap ini meliputi persiapan awal guru dalam menyiapkan perangkat pembelajaran serta alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu : Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan LKS, pembuatan instrumen penilaian (Pretest dan Postest), pembuatan lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa.

(2) Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Tahap ini merupakan pelaksanaan pembelajaran PBL, dimana pada pertemuan ke 1 dan pertemuan ke 2 langkah-langkah pelaksanaannya tidak jauh berbeda, hanya materi pelajaran yang berbeda. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yaitu :

a. Menggali pengetahuan siswa melalui apersepsi dan pemberian informasi.

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

c. Memberikan pretes untuk mengetahui data awal belajar siswa.

d. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor.

e. Guru memberikan tugas pada lembar LKS dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

f. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakan/mengetahui jawabannya.

g. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.

h. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.

i. Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran.

30 j. Memberikan contoh pada akhir pertemuan kedua untuk mengetahui hasil

pemahaman siswa terhadap pembelajaran laporan hasil observasi.

(3) Tahap Observasi (Observation)

Observasi/pengamatan dilaksanakan selama penelitian berlangsung dengan sasaran :

Pertemuan I, Siklus I a. Aktivitas Guru

Pada sesi awal implementasi PBL, proses berjalan dengan baik, namun beberapa temuan diidentifikasi oleh pengamat, seperti: Guru masih memiliki dominasi yang signifikan, kelompok yang berada di bagian belakang tidak mendapatkan akomodasi yang memadai, penggunaan lembar jawaban LKS tidak efisien karena diisi pada lembar terpisah, kedisiplinan di kelas masih perlu ditingkatkan, dan terjadi penambahan waktu PBM sekitar 10 menit setiap kali ada penjelasan materi tambahan. Hasil obsevasi aktivitas guru pada setiap pertemuan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I

No. ASPEK YANG DIAMATI SIKLUS I

P1 P2

I KEGIATAN AWAL

1. Menyiapkan pembelajaran 3,10 3,10 2. Memberikan appersepsi dan motivasi 3,80 4,00 3, Menyampaikan tujuan pembelajaran 3,50 3,80

II KEGIATAN INTI

4. Membagi siswa kedalam kelompok 3,00 3,00 6. Memberikan tugas pada masing-masing 3,00 3,00

kelompok (LKS)

7. Membimbing siswa dalam diskusi dan memastikan tiap anggota kelompok dapat

3,10 3,20

mengerjakan / mengetahui jawabannya 8. Guru memanggil salah satu nomor dan yang 3,00 3,00 dipanggil melaporkan hasil kerjasamanya

31 9. Tanggapan dari teman lain, kemudian guru me

nunjuk nomor yang lain

3,00 3,00

10. Menyimpulkan pelajaran melibatkan siswa 3,00 3,00

III KEGIATAN AKHIR

11. Melaksanakan evaluasi 3,00 3,00

12. Tindak lanjut 3,00 3,00

Jumlah 34,5 35,1

Rata-Rata Nilai 2,87 2,92

Keterangan :

P1 = Rata-Rata Nilai Pertemuan ke1 P2 = Rata-Rata Nilai Pertemuan ke2

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan aktivitas guru dalam PBM. Pada siklus pertemuan ke 1 diperoleh nilai 34,5 (kategori baik).

b. Aktivitas Siswa

Pada pertemuan pertama PBL, meskipun berlangsung dengan baik, beberapa temuan diamati oleh pengamat, seperti: partisipasi langsung tidak melibatkan semua siswa, motivasi kerja kelompok masih rendah, terdapat pembicaraan yang tidak relevan, banyak siswa yang kurang fokus, sebagian siswa belum aktif dalam diskusi, dan ada siswa yang masih mengalami kebingungan dalam menjawab LKS karena belum memahami sepenuhnya model PBL. Hasil observasi aktivitas keterlibatan siswa dalam PBL disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Aktivitas Keterlibatan Siswa pada Pembelajaran Siklus I

Jumlah Siswa*) % %

Ketidakterlibatan Keterlibatan

Siklus I

Pertemuan 1 11 55 45

Pertemuan 2 9 45 55

Keterangan :

*) = Jumlah siswa yang seharusnya tidak dilakukan siswa, yaitu bicara Tidak relevan, melamun dan melakukan pekerjaan lain.

32 Pada Tabel 3 diatas dapat dilihat aktivitas keterlibatan siswa yang semakin meningkat pada setiap pertemuan. Pada pertemuan ke 1 dan 2 siklus I, keterlibatan siswa hanya 45 %, atau sebanyak 55% siswa masih belum terlibat pada pembelajaran pada pertemuan 1 dan 55% siwa terlibat dan 45% siswa belum terlibat pada pertemuan 2.

c. Pemahaman Siswa

Ketika mencari pengetahuan awal, hanya sejumlah kecil siswa yang mampu memberikan jawaban, namun setelah melakukan aktivitas LKS dan berpartisipasi dalam diskusi, kemajuan pemahaman siswa tidak mencapai tingkat yang signifikan. Ini terjadi meskipun materi telah disampaikan melalui video dan sumber buku sebagai upaya untuk memperdalam pemahaman materi.

d. Kemampuan berpendapat

Pertemuan pertama lebih dari 10 siswa berkemampuan sedang dalam berkemampuan berpendapat dan kurang dari 10 siswa memiliki kemampuan berpendapat yang kurang. Hal tersebut di persentasekan dalam tabel.4

Tabel 4. Penilaian Unjuk Kerja Kemampuan Berpendapat pada Siklus I

Pada Tabel 4, dapat diperhatikan bahwa kemampuan berpendapat, yang mencakup keterampilan komunikasi efektif, kemampuan mendengarkan orang lain, kemampuan menghormati gagasan orang lain, dan kemampuan menyumbang gagasan, mengalami peningkatan setiap pertemuan. Pada pertemuan pertama siklus 1, kategori Baik hanya mencapai 4,5%, namun pada pertemuan kedua siklus I, terjadi peningkatan signifikan menjadi 30%, mengalami kenaikan sebesar 23,5%

Rentang Nilai Kategori Siklus I P1(%) P2(%)

14- 16 Sangat Baik - -

11 – 13 Baik 4,5 30

8 – 10 Sedang 60 55,5

≤ 7 Kurang 35,5 14,5

33 Pertemuan II , Siklus I

a. Aktivitas Guru

Pada pertemuan kedua PBL, pelaksanaannya berjalan dengan baik, meskipun terdapat beberapa temuan yang diamati oleh pengamat, seperti LCD proyektor tidak dapat digunakan karena mati listrik. Upaya akomodasi terhadap kelompok siswa di belakang telah dimulai, tetapi masih belum optimal, meskipun waktu pembelajaran tidak mengalami keterlambatan. Dari Tabel 2, dapat dilihat bahwa pada pertemuan kedua siklus I, terjadi peningkatan aktivitas guru. Pada pertemuan pertama, nilai observasi aktivitas guru mencapai 34,5 (kategori baik), dan pada pertemuan kedua meningkat menjadi 35,1 (kategori baik), mengalami peningkatan sebesar 0,6

b. Aktivitas Siswa

Pada pertemuan kedua siklus I, pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih lancar dan terorganisir, meskipun beberapa catatan ditemukan oleh pengamat.

Beberapa catatan tersebut melibatkan tidak semua siswa aktif terlibat secara langsung, tingkat motivasi kerja kelompok yang masih rendah, adanya siswa yang masih bekerja secara individual, sebagian siswa belum aktif dalam berdiskusi, serta masih terdapat aktivitas yang tidak sesuai di kelas, seperti pembicaraan yang tidak relevan, lamunan, dan kurangnya perhatian. Dari Tabel 3, dapat diidentifikasi bahwa pada pertemuan kedua ini, keterlibatan siswa berubah dibandingkan dengan pertemuan pertama, mencapai 55%. Sebanyak 45% atau 9 siswa lainnya tidak terlibat dalam pembelajaran karena melakukan kegiatan lain, melamun, tidak memperhatikan, atau berbicara tidak relevan.

c. Pemahaman Siswa

Pada pertemuan kedua, ketika melakukan penggalian pengetahuan awal, terlihat adanya peningkatan motivasi siswa, dengan sebagian kecil siswa yang tidak menjawab. Saat mengerjakan LKS dan berdiskusi, kemajuan pemahaman siswa mulai terlihat, dengan jawaban yang lebih terarah, meskipun belum terlalu rinci. Pemahaman siswa juga dapat dinilai dari hasil ketuntasan belajar, dan pada siklus I, pencapaian hasil belajar siswa masih sangat rendah.. Ketuntasan Hasil belajar siswa disajikan pada Tabel 5.

34 Tabel 5. Hasil Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I

Nilai Siswa Pretes Postes Keterangan

Jumlah

Siswa % Jumlah

siswa %

≥ 65 3 15 9 45 Tuntas

≤ 65 17 85 11 55 Tidak

Tuntas

Dari tabel 5, terlihat bahwa hanya 9 siswa yang mencapai nilai ketuntasan individu, dan tingkat ketuntasan klasikal hanya mencapai 45%. Oleh karena itu, secara umum, pencapaian belum mencapai standar tuntas, sehingga perlu dilakukan perbaikan pada nilai hasil belajar pada siklus II.

d. Kemampuan Berpendapat

Kemampuan siswa dalam hal berpendapat, yang mencakup keterampilan berkomunikasi efektif, mendengarkan orang lain, menghormati gagasan orang lain, dan menyumbangkan gagasan, mengalami peningkatan pada pertemuan kedua siklus I. Kemampuan berpendapat siswa dengan kategori "Baik"

mengalami peningkatan yang signifikan, mencapai 30%. Seiring dengan itu, presentase kategori "Sedang" mengalami penurunan menjadi 55,5%, sementara kategori "Kurang" menjadi 14,5%.

e. Respon Siswa

Respon siswa terhadap pelaksanaan model pembelajaran PBL mengalami peningkatan respon positif pada setiap siklus. Pada siklus I, siswa yang menyenangi pembelajaran menggunakan model PBL dengan kategori "Baik"

mencapai 25%, sedangkan kategori "Sangat Baik" mencapai 75%. Hasil pengamatan respon siswa terhadap model PBL pada siklus I dapat ditemukan dalam Tabel 6.

Tabel 6. Respon Siswa Terhadap Metode Pembelajaran PBL Pada Siklus I Rentang Nilai Jumlah

Siswa

% Kategori

35

33 – 40 15 75 Sangat Baik

25 – 32 5 25 Baik

(4) Refleksi (Reflection)

Evaluasi KBM pada pertemuan I dan II dapat diuraikan sebagai berikut

1. Aktivitas guru mengalami peningkatan, terlihat kemampuan guru dalam mengakomodir siswa di bagian belakang, dominasi guru mulai berkurang, penerapan metode PBL sesuai prosedur, meskipun belum sepenuhnya dipahami siswa, namun hasil penilaian siswa memberikan respons positif, dan pembimbingan siswa dalam diskusi telah berjalan dengan baik.

2. Aktivitas siswa mengalami peningkatan bertahap, siswa mulai menunjukkan fokus, meskipun masih ada sebagian kecil siswa yang melakukan kegiatan mencorat-coret di kertas tugas, melamun, dan berbicara yang tidak relevan.

Kerja kelompok mulai menunjukkan kekompakan.

3. Pemahaman siswa mengalami peningkatan, terlihat dari keterlibatan siswa dalam PBL, kemampuan siswa menyelesaikan LKS I dan II, serta selisih nilai pretest dan posttest menunjukkan peningkatan.

4. Keterampilan kemampuan berpendapat, yang melibatkan komunikasi efektif, kemampuan mendengarkan orang lain, kemampuan menghormati gagasan orang lain, dan kemampuan menyumbangkan gagasan, menunjukkan peningkatan. Seluruh siswa mulai terlibat dan bekerja sama dalam diskusi kelompok.

5. Respon siswa sangat positif, terlihat dari antusias siswa dalam memahami metode PBL secara benar, antusias dalam menyelesaikan LKS, dan antusias dalam diskusi kelompok.

Perlu dilakukan perbaikan tertentu untuk melanjutkan ke siklus II.

Beberapa aspek yang memerlukan peningkatan termasuk kebutuhan agar guru dapat sepenuhnya mengimplementasikan metode PBL, lebih memperhatikan semua siswa, dan meningkatkan keterampilan berpendapat siswa melalui penyediaan motivasi berupa penghargaan, semangat, dan pujian.

36 4.1.2 Hasil Siklus II

(1) Tahap Perencanaan (Planning)

Langkah ini mencakup kesiapan awal dari guru dalam menyusun perangkat pembelajaran serta menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan selama kegiatan pembelajaran. Ini termasuk penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS), pembuatan instrumen penilaian seperti Pretest dan Posttest, serta pembuatan lembar pengamatan untuk aktivitas guru dan siswa.

(2) Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Tahap ini adalah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode PBL. Pada pertemuan pertama dan kedua, langkah-langkah pelaksanaannya hampir serupa, hanya materi pelajaran yang berbeda. Rincian langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Memulai dengan menggali pengetahuan siswa melalui apersepsi dan memberikan informasi mengenai materi laporan hasil observasi.

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

3. Melakukan pretest untuk mengumpulkan data awal belajar siswa.

4. Membagi siswa ke dalam kelompok dan memberikan nomor pada setiap siswa dalam kelompok.

5. Memberikan tugas pada lembar LKS kepada setiap kelompok, dan masing-masing kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan tugas tersebut.

6. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok dapat menjelaskan/mengetahui jawabannya.

7. Guru memanggil salah satu siswa dengan nomor tertentu untuk melaporkan hasil kerjasama kelompok mereka.

8. Teman sekelompok memberikan tanggapan, dan guru kemudian memanggil nomor yang lain.

9. Guru bersama siswa merangkum pelajaran.

10. Memberikan postest pada akhir pertemuan kedua untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap pembelajaran laporan hasil observasi.

37 (3) Tahap Observasi (Observation)

Observasi/pengamatan dilaksanakan selama penelitian berlangsung dengan sasaran :

Pertemuan I. Siklus II a. Aktivitas Guru

Pada pertemuan ke 1 siklus II PBL berjalan lancar. Guru sudah melibatkan semua siswa sehingga penyelesaian LKS III lebih fokus dan jawaban lebih lengkap dibandingkan Siklus I. Aktivitas guru pada pertemuan 1 Siklus II tersebut meningkat dibandingkan siklus I, yaitu sebanyak 40,8 meningkat sebanyak 5,7 dari nilai pertemuan ke 2 siklus I. Hasil obsevasi aktivitas guru siklus II pada setiap pertemuan disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II

No. ASPEK YANG DIAMATI SIKLUS II

P1 P2

I KEGIATAN AWAL

1. Menyiapkan pembelajaran 3,70 4,00 2. Memberikan appersepsi dan motivasi 3,80 4,00 3, Menyampaikan tujuan pembelajaran 3,70 4,00

II KEGIATAN INTI

4. Membagi siswa kedalam kelompok 3,70 3,80 6. Memberikan tugas pada masing-masing 3,80 3,90

kelompok (LKS)

7. Membimbing siswa dalam diskusi dan memastikan tiap anggota kelompok dapat

3,65 3,80

mengerjakan / mengetahui jawabannya 8. Guru memanggil salah satu nomor dan yang 3,80 4,00 dipanggil melaporkan hasil kerjasamanya

9. Tanggapan dari teman lain, kemudian guru me nunjuk nomor yang lain

3,75 3,90

10. Menyimpulkan pelajaran melibatkan siswa 3,50 3,80

38

III KEGIATAN AKHIR

11. Melaksanakan evaluasi 3,50 3,70

12. Tindak lanjut 3,90 4,00

Jumlah 40,8 42,9

Rata-Rata Nilai 3,40 3,57

Keterangan :

P1 = Rata-Rata Nilai Pertemuan ke1 P2 = Rata-Rata Nilai Pertemuan ke2

b. Aktivitas Siswa

Terjadi peningkatan aktivitas keterlibatan siswa pada pembelajaran di pertemuan 1 siklus II ini, dimana siswa yang beraktifitas saat pembelajaran namun seharusnya tidak dilakukan seperti melamun,tidak memperhatikan, mengerjakan pekerjaan lain dan bicara tidak relevan mulai menurun dari 11 siswa menjadi hanya 3 siswa sehingga keterlibatan siswa meningkat menjadi 85% atau sebanyak 15% siswa masih belum terlibat selama pembelajaran berlangsung. Data aktivitas keterlibatan siswa pada pertemuan ke 1 dan ke 2 Siklus II dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Aktivitas Keterlibatan Siswa pada Pembelajaran Siklus II

Jumlah Siswa*) % %

Ketidakterlibatan Keterlibatan

Siklus II

Pertemuan 1 3 15 85

Pertemuan 2 2 10 90

Keterangan :

*) = Jumlah siswa yang seharusnya tidak dilakukan siswa, yaitu bicara Tidak relevan, melamun dan tidak memperhatikan

c. Pemahaman Siswa

39 Pada saat penggalian pengetahuan awal pada pertemuan ke 1 siklus II ini siswa mulai aktif, beberapa pertanyaan siswa bisa menjawab, dan dalam mengerjakan LKS III serta berdiskusi pemahaman siswa menunjukkan kemajuan yang berarti.

d. Kemampuan Berpendapat

Kemampuan berpendapat pada Siklus II pertemuan ke 1 ini semakin meningkat dibandingkan sebelumnya, yaitu sebanyak 55% siswa mencapai kategori “baik”, 30% siswa katergori “sedang” dan hanya sebesar 15% siswa dengan kategori “kurang”. Data kemampuan berpendapat selengkapnya disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Penilaian Unjuk Kerja Kemampuan Berpendapat pada Siklus II

.

Pertemuan II , Siklus II a. Aktivitas Guru

Pada sesi kedua PBL, berjalan dengan baik, meskipun beberapa catatan ditemukan baik oleh peserta berbahasa Indonesia maupun oleh pengamat, seperti peningkatan keterlibatan siswa, fasilitasi guru dalam diskusi kelompok yang semakin baik, dan kelompok diskusi yang lebih koheren serta lebih aktif dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya. Hasil penilaian aktivitas guru pada pertemuan kedua dalam siklus II mencapai 42,9 (kategori sangat baik), meningkat sebanyak 2,1 poin dari pertemuan pertama siklus II. Data observasi aktivitas guru selama siklus II setiap pertemuan dapat dilihat dalam Tabel 7.

b. Aktivitas Siswa

Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran pada pertemuan kedua siklus II juga mengalami peningkatan. Berdasarkan observasi visual oleh pengamat,

Rentang

Nilai Kategori Siklus II P1(%) P2(%)

14- 16 Sangat Baik - -

11 – 13 Baik 55 80

8 – 10 Sedang 30 10

≤ 7 Kurang 15 10

40 ditemukan bahwa seluruh siswa terlibat secara langsung, motivasi kerja kelompok sudah terbentuk, terlihat adanya diskusi dan bantuan antar siswa dalam mengerjakan tugas. Meskipun masih ada beberapa siswa yang tidak aktif dalam diskusi karena sedang melamun, bicara tidak relevan, atau tidak fokus pada pekerjaan lain, namun aktivitas keterlibatan siswa pada pertemuan kedua siklus II ini mencapai 90%, dengan hanya 10% siswa yang tidak terlibat dalam proses pembelajaran.

c. Pemahaman Siswa

Saat dilakukan eksplorasi pengetahuan awal pada pertemuan kedua siklus II, motivasi siswa sudah mengalami peningkatan. Meskipun hanya sejumlah kecil siswa yang tidak memberikan jawaban, dalam pelaksanaan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan diskusi, kemajuan signifikan terlihat dalam pemahaman siswa.

Jawaban siswa menjadi lebih rinci dan terfokus. Hasil LKS ke-4 menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya. Tingkat pemahaman siswa dapat tercermin dari sejauh mana mereka berhasil mencapai ketuntasan dalam proses pembelajaran.

Tabel 10. Hasil Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II

Nilai Siswa Pretes Postes Keterangan

Jumlah Siswa % Jumlah siswa %

≥ 65 16 80 18 90 Tuntas

≤ 65 4 20 2 10 Tidak Tuntas

Dari data yang tercantum dalam Tabel 10, terlihat bahwa 20 siswa mencapai Nilai Ketuntasan individu, dan tingkat ketuntasan klasikal mencapai 90%. Oleh karena itu, secara keseluruhan, pembelajaran dianggap telah tuntas karena tingkat ketuntasan mencapai atau melebihi 85%.

d. Kemampuan Berpendapat

Kemampuan untuk menyatakan pendapat pada pertemuan kedua siklus II mengalami peningkatan yang cukup besar. Persentase siswa yang masuk dalam kategori "baik" meningkat menjadi 82,8%, sementara siswa dengan kategori

41

"sedang" mencapai 18,3%, dan persentase siswa dengan kategori "kurang"

mengalami penurunan yang signifikan sebesar 3,4%.

e. Respon Siswa

Tanggapan siswa terhadap model PBL pada siklus II menunjukkan peningkatan yang signifikan. Siswa yang menilai penggunaan model PBL dengan kategori "baik" mencapai 90%, mengalami peningkatan sebesar 15% dari siklus sebelumnya. Di sisi lain, kategori "sangat baik" mengalami penurunan sebesar 15% dari siklus sebelumnya, mencapai 10%. Hasil observasi terhadap respons siswa terhadap model PBL pada siklus I dan II dapat ditemukan dalam Tabel 11.

Table 11. Respon Siswa Terhadap Metode Pembelajaran PBL Pada Siklus II Rentang Nilai Jumlah

Siswa

% Kategori

33 – 40 18 90 Sangat Baik

25 – 32 2 10 Baik

(4) Refleksi (Reflection)

Evaluasi KBM pada pertemuan I dan II adalah sebagai berikut :

Evaluasi kegiatan belajar mengajar (KBM) pada pertemuan I dan II dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Aktivitas guru mengalami peningkatan, dengan kemampuan guru dalam menyesuaikan diri terhadap siswa yang berada di belakang, dominasi guru yang berkurang, penerapan metode PBL sesuai prosedur dan sepenuhnya dipahami siswa, serta bimbingan guru dalam diskusi semakin membaik.

2. Aktivitas siswa mengalami peningkatan, dengan siswa yang lebih fokus.

Meskipun sebagian kecil siswa masih melakukan kegiatan mencorat-coret pada lembar tugas, melamun, dan berbicara yang tidak relevan, kelompok bekerja dengan kompak dan terjadi diskusi yang hangat dalam kelompok.

3. Pemahaman siswa meningkat, terlihat dari partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar (PBM), kemampuan siswa menyelesaikan Lembar Kerja Siswa (LKS) III dan IV, serta peningkatan selisih nilai antara pretest dan posttest.

42 4. Keterampilan kemampuan berpendapat, yang melibatkan komunikasi

efektif, kemampuan mendengarkan, menghormati gagasan orang lain, dan menyumbangkan gagasan, menunjukkan peningkatan. Semua siswa mulai terlibat dan bekerja sama dalam diskusi kelompok.

5. Respon siswa sangat positif, terlihat dari antusiasme siswa dalam memahami metode PBL dengan baik, semangat dalam menyelesaikan LKS, dan antusiasme dalam berpartisipasi dalam diskusi kelompok.

4.2 Pembahasan

Observasi aktivitas guru yang meliputi 3 (tiga) aspek yaitu kegiatan awal (menyiapkan pembelajaran, memberikan apersepsi dan motivasi, serta menyampaikan tujuan pembelajaran), kegiatan inti membagi siswa dalam kelompok, menentukan nomor pada masing-masing anggota kelompok, memberikan tugas pada kelompok, membimbing siswa dalam diskusi, memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasamanya, tanggapan dari teman lain dan menunjuk nomor berikutnya, menyimpulkan pelajaran, dan kegiatan akhir (melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut). Hasil penilaian observasi aktivitas guru disajikan pada gambar 2.

Gambar 2. Hasil Observasi Guru Pada Setiap Siklus

PI

P II 0

10 20 30 40 50

siklus I siklus II

34,5 40,8

35,1 42,9

ket :

p1: pertemuan 1 siklus 1, pertemuan 1 siklus 2 p2: pertemuan 2 siklus 1, pertemuan 2 siklus 2

PI P II

43 Dari ilustrasi pada Gambar 2, terlihat peningkatan dalam observasi aktivitas guru. Pada pertemuan pertama Siklus I, nilai total hanya mencapai 34,5 (kategori baik), sementara pada pertemuan kedua Siklus I, nilai meningkat menjadi 35,1 (kategori baik). Pada pertemuan pertama Siklus II, nilai mencapai 40,8 (kategori sangat baik), dan pada pertemuan kedua Siklus II, nilai mencapai 42,9 (kategori sangat baik). Rata-rata total aktivitas guru pada pertemuan pertama Siklus I sebesar 2,87, kemungkinan karena guru memberikan instruksi yang kurang jelas mengenai pembagian kelompok kepada siswa, sehingga terjadi ketidaktertiban di dalam kelas. Selain itu, model pembelajaran PBL mungkin masih asing bagi siswa, menyebabkan kegiatan inti seringkali mengalami keterlambatan hingga setengah jam dari jadwal yang telah direncanakan. Guru sering memberikan petunjuk secara berulang saat siswa mengerjakan LKS dan berdiskusi kelompok, menunjukkan dominasi guru. Namun, pada pertemuan berikutnya, terdapat peningkatan yang signifikan. Setiap aspek kegiatan pembelajaran menjadi lebih terarah dan jelas, dengan guru mampu mengelola kelas secara efektif saat siswa bekerja dalam kelompok. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan nilai rata-rata kegiatan awal menjadi 3,40. Pada pertemuan kedua siklus I, aktivitas guru rata- rata meningkat menjadi 2,92. Pertemuan pertama siklus II mencapai peningkatan nilai rata-rata menjadi 3,40, dan pada pertemuan kedua siklus II, nilai rata-rata meningkat menjadi 3,57.

Guru hanya berfungsi sebagai fasilitator, dan siswa mulai terbiasa dengan tugas LKS dan diskusi kelompok. Hal ini terus mengalami perbaikan pada siklus II, sehingga aktivitas guru menjadi lebih efektif dan efisien, dan pembelajaran mencapai tingkat optimal. Secara keseluruhan, aktivitas guru dalam pembelajaran pada kompetensi menulin laporan hasil observasi menggunakan model PBL tersebut baik bahkan sangat baik pada akhir pertemuan siklus II.

Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian Sari (2018), yang menunjukkan peningkatan aktivitas guru dalam pembelajaran PKn mengenai materi globalisasi dengan menerapkan model pembelajaran PBL di kelas IV SDN Sungai Rukam, Kecamatan Kelua, Kabupaten Tabalong. Peningkatan aktivitas guru terjadi dari kategori cukup baik, yaitu 60-76%, menjadi kategori sangat baik setelah penerapan model pembelajaran PBL. Fifi Fitriana Sari (2011) juga

44 mengemukakan hasil penelitiannya tentang implementasi pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL) dalam pemecahan masalah tiga dimensi siswa di SMK Muhammadiyyah 2 Malang. Dalam penelitian tersebut, rata-rata aktivitas guru selama empat pertemuan dengan menggunakan model PBL mencapai 78,12%, berada dalam interval 70% - 84%, dan dikategorikan sebagai "Baik" sesuai dengan kriteria Depdiknas 2002.

Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran di setiap pertemuan, baik itu pada Siklus I maupun Siklus II, mengalami peningkatan sebagaimana yang tergambar pada gambar 3.

Gambar 3. Aktivitas Keterlibatan Siswa pada Pembelajaran

Dalam gambar 3 di atas, terlihat bahwa pada pertemuan pertama dan kedua siklus I, partisipasi siswa dalam pembelajaran hanya mencapai 45% dan 55%, atau sebaliknya, 55% dan 45% (11 siswa) masih belum terlibat secara langsung.

Siswa-siswa yang tidak terlibat ini termasuk yang melakukan aktivitas melamun, mengerjakan pekerjaan lain, dan berbicara yang tidak relevan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh motivasi kerja kelompok yang masih rendah, yang berhubungan dengan hasil rendah pada lembar kerja siswa. Selain itu, beberapa siswa mungkin belum sepenuhnya memahami model pembelajaran PBL, sehingga kelas terasa agak bising atau ramai. Referensi materi yang belum lengkap juga bisa menjadi faktor, dan sebagian siswa mungkin masih tidak aktif dalam kelompoknya. Akan tetapi, pada siklus II pertemuan pertama, partisipasi siswa

PI

P2 0%

20%

40%

60%

80%

100%

siklus I siklus II

45%

85%

55%

90%

PI P2

Dokumen terkait