BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Uji
Tabel 4. 1 Laporan Triwulan
Tahun Triwulan ROA ROE Pertumbuhan Laba
2018 III 2.39 15.99 -91.48
2018 IV 1.92 8.92 -80.54
2019 I 2.32 10.36 -7.92
2019 II 2.39 10.85 93.01
2019 III 2.32 10.43 175.33
2019 IV 2.56 12.05 324.90
2020 I 1.79 7.84 -83.12
2020 II 1.84 9.27 -60.90
2020 III 1.84 9.93 -37.78
2020 IV 1.74 9.54 -20.26
2021 I 1.16 6.20 -83.41
2021 II 1.49 9.46 -50.18
2021 III 1.56 9.56 -24.56
2021 IV 1.64 10.04 6.28
Dari grafik tabel di atas terlihat jumlah ROA, ROE dan pertumbuhan laba yang tercatat di Bank NTB Syariah dari laporan triwulan tahun ke tahun mengalami kenaikan dan penurunan atau biasa disebut fluktuasi. Hal ini dapat digambarkan apabila penawaran dan permintaan berkurang, maka harga pada barang akan semakin meningkat, namun sebaliknya apabila penawaran mengalami kenaikan melebihi permintaan, maka harga pada barang akan mengalami penuruan. Namun apabila suatu penawaran cenderung stabil,maka harga dapat berfluktuasi entah itu naik atau turun seiring dengan perubahan permintaan.
Tabel 4. 2 Laporan 6 Bulanan
Tahun Semester ROA ROE Pertumbuhan Laba
2019 I 2.35 10.60 42.54
2019 II 2.44 11.24 250.11
2020 I 1.81 8.55 -72.01
2020 II 1.79 9.73 -29.02
2021 I 1.32 7.83 -66.79
2021 II 1.6 9.8 -9.14
33
Dari grafik tabel di atas terlihat jumlah ROA, ROE dan pertumbuhan laba yang tercatat di Bank NTB Syariah dari laporan 6 bulanan dari tahun mengalami kenaikan dan penurunan atau biasa disebut fluktuasi. Apabila dilihat dari tahun 2019 pada 6 bulan pertama nilai roa 2.35 dengan ROE 10.60 dan pertumbuhan laba 42.54, pada 6 bulan kedua nilai ROA 2.44 dengan ROE 11.24 dan pertumbuhan laba 250.11 dapat diketahui pada tahun 2019 mengalami kenaikan. Pada tahun 2020 dari 6 bulan pertama nilai ROA 1.81 dengan ROE 3.55 dan pertumbuhan laba -72.01 pada 6 bulan kedua nilai ROA 1.79 dengan ROE 9.73 dan pertumbuhan laba -29.02 dapat diketahui pada tahun 2020 mengalami kenaikan tetapi pada nilai ROA mengalami penurunan.
Pada tahun 2021 dari 6 bulan pertama nilai ROA 1.32 dengan ROE 7.83 dan pertumbuhan laba -66.79 pada 6 bulan kedua nilai ROA 1.6 dengan ROE 9.8 dan pertumbuhan laba -9.14 dapat diketahui pada tahun 2021 mengalami kenaikan.
Tabel 4. 3 Laporan Tahunan
Tahun ROA ROE Petumbuhan Laba
2019 2.56 12.05 7.46
2020 1.74 9.54 -20.26
2021 1.64 10.04 6.28
Dari grafik tabel di atas terlihat jumlah ROA, ROE dan pertumbuhan laba yang tercatat di Bank NTB Syariah dari laporan tahun ke tahun mengalami kenaikan dan penurunan atau biasa disebut fluktuasi. Terlihat pada tahun 2019 nilai ROA 2.56 dengan ROE 12.05 dan pertumbuhan laba 7.46 . pada tahun 2020 nilai ROA menurun menjadi 1.74 dengan ROE menurun menjadi 9.54 dan nilai pertumbuhan laba menurun menjadi -20.26 . pada tahun 2021 nilai ROA menurun dari tahun 2020 dengan nilai 1.74 menjadi 1.64 untuk nilai ROE meningkat dari tahun 2020 dengan nilai 9.54 menjadi 10.04 dan nilai dari pertumbuhan laba meningkat dari tahun 2020 dengan nilai -20.26 menjadi 6.28 1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
34 Tabel 4. 4
Hasil Uji Normalitas Data
Sumber: Hasil uji E-views
Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal.Sementara dalam penelitian uji normalitas data digunakan uji normalitas data dengan uji statistic Kolmogorov-Smirnov. Pengambilan keputusannya digunakan pedoman jika nilai Sig. < 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Begitu sebaliknya, jika nilai Sig. > 0,05 maka distribusi data adalah normal
Uji Normalitas dapat dilihat dari nilai Probability sebuah data, ketika nilai probability > 0,05 maka data tersebut dapat dikatakan data yang tergolong normal, sebaliknya ketika nilai probability < 0,05 maka data tersebut dapat dikatakan sebagai data yang tidak normal, sehingga harus melalui beberapa uji untuk membuat data tersebut menjadi data normal.
Dari data di atas, dapat kita lihat bahwa nilai probability dari gabungan antara Variabel Y atau data Pertumbuhan Laba, dan Variabel X atau data Roa, dan Roe, memiliki nilai probability sebesar 0,00, yang berarti nilai tersebut kurang 0,05. Sehingga data di atas tergolong sebagai data yang tidak Normal.
0 2 4 6 8 10 12 14
-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0
Series: Residuals Sample 2018M09 2021M12 Observations 40
Mean -2.00e-16 Median 0.009765 Maximum 1.819854 Minimum -1.278627 Std. Dev. 0.579007 Skewness 0.961924 Kurtosis 5.760635 Jarque-Bera 18.87050 Probability 0.000080
35 b. Uji Multikolinearitas
Tabel 4. 5
Hasil Uji Multikolinearitas
dengan nilai VIF (Variance Inflation Factor)
Sumber: Hasil uji E-views
Multikolinearitas timbul sebagai akibat adanya hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih atau adanya kenyataan bahwa dua variabel penjelas atau lebih bersama-sama dipengaruhi oleh variabel ketiga di luar model. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, Nugroho menyatakan jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 maka model terbebas dari multikolinearitas.
Dari data di atas, dapat kita lihat bahwa besaran nilai VIF (Variance Inflation Factor) sebesar 18.89243 (X1), dan 18.89243 (X2), dari kedua nilai tersebut diketahui bahwa ada yang melebihi nilai 10.0, hal ini berarti data X1, dan X2 terjadi Multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4. 6
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji White
Sumber: Hasil uji E-views
Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF
C 0.030348 3.435208 NA
X1 0.897699 64.67793 18.89243 X2 0.016246 63.69214 18.89243
F-statistic 14.68879 Prob. F(5,34) 0.0000
Obs*R-squared 27.34224 Prob. Chi-Square(5) 0.0000
Scaled explained SS 55.68682 Prob. Chi-Square(5) 0.0000
36
Dari data di atas dapat dilihat bahwa nilai Prob. Chi-Square (5) sebesar 0.0000 < 0.05, dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa data di atas terjadi mengandung Heteroskedastisitas, karena terdapat nilai Prob.
Chi-Square yang kurang dari nilai 0.05
Jika signifikansi dari nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka model tersebut mengandung heterokedastisitas, dan apabila signifikansi dari nilai probabilitas lebih besar dari 0.05 maka model tersebut tidak mengandung heterokedastisitas
d. Uji Autokorelasi
Untuk melihat autokorelasi, dapat diamati melalui besaran nilai Durbin-Watson (D-W) dengan panduan sebagai berikut:
1) Autokorelasi positif terjadi apabila angka D-W di bawah -2
2) Jika angka D-W di antara -2 sampai +2 maka tidak terdapat autokorelasi
3) Autokorelasi negatif terjadi apabila angka D-W di atas +2 Tabel 4. 7
Hasil Uji Autokorelasi dengan Melihat Nilai Durbin-Watson
Sumber: Hasil uji E-views
Dari Tabel di atas dapat dilihat nilai dari D-W (Durbin-Watson) sebesar 0.764574 yang berarti berada di antara nilai -2 sampai 2, sehingga bisa dikatakan data di atas tidak terjadi autokorelasi.
R-squared 0.708721 Mean dependent var -0.057750 Adjusted R-squared 0.692976 S.D. dependent var 1.072826 S.E. of regression 0.594450 Akaike info criterion 1.869679 Sum squared resid 13.07473 Schwarz criterion 1.996345 Log likelihood -34.39358 Hannan-Quinn criter. 1.915478 F-statistic 45.01297 Durbin-Watson stat 0.764574 Prob(F-statistic) 0.000000
37 2. Uji Regresi Linier Berganda
Tabel 4. 8
Hasil Uji Linear Berganda
Sumber: Hasil uji E-views
Dari Tabel di atas, dapat kita ambil persamaan regresi sebagai berikut:
Y = -1.34555630919 + 4.71038525316*X1 - 0.379686935521*X2 Keterangan:
1) Konstanta sebesar -1.345556 menyatakan bahwa apabila variabel Return On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE) dalam keadaan konstan (tetap) maka nilai pertumbuhan laba sebesar - 1.345556 %.
2) Koefisien regresi X1 sebesar 4.710385 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan unit dari Return On Asset (ROA), maka akan meningkatkan pertumbuhan laba sebesar 4.710385 % dan sebaliknya, jika setiap penurunan sebesar 1 satuan unit dari Return On Asset (ROA) maka akan menurunkan pertumbuhan laba sebesar 4.710385 %.
3) Koefisien regresi X2 Sebesar -0.379687 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan unit dari Return On Equity (ROE), maka akan meningkatkan pertumbuhan laba sebesar -0.379687% dan sebaliknya jika setiap penurunan sebesar 1 satuan unit dari Return On Equity (ROE), maka akan menurunkan pertumbuhan laba sebesar -0.379687
%.
4) Tanda (+) menandakan arah hubungan yang searah, sedangkan tanda (-) menunjukkan arah hubungan yang berbanding terbalik antara variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y).
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -1.345556 0.174206 -7.723956 0.0000
X1 4.710385 0.947470 4.971543 0.0000
X2 -0.379687 0.127459 -2.978898 0.0051
38 3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis statistik mungkin merupakan bidang paling penting dalam inferensia statistik. Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. Hipotesis asosiatif adalah suatu pengujian hipotesis dengan melihat sebab akibat atau melihat hubungan dua variabel atau lebih. Pengujian Hipotesis Asosiatif Penelitiannya:
H1: Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara Return On Asset (ROA) dengan Pertumbuhan Laba
H2: Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara Return On equity (ROE) dengan Pertumbuhan Laba
a. Pengujian secara Parsial dengan t-test Tabel 4. 9 Hasil Uji t-test
Sumber: Hasil uji E-views
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa untuk mengetahui signifikansi dari suatu variabel, dilihat dari nilai Probability masing masing variabel independen, jika nilai Probability < 0,05, maka variabel tersebut dikatakan berpengaruh signifikan, begitu juga sebaliknya, jika nilai Probability > dari 0,05, maka variabel tersebut berpengaruh tidak signifikan.
Dari tabel di atas, dapat dilihat juga pengaruh positif atau negatif dari masing-masing variabel independen dengan melihat nilai koefisien yang positif atau negatif. Maka dari itu, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -1.345556 0.174206 -7.723956 0.0000
X1 4.710385 0.947470 4.971543 0.0000
X2 -0.379687 0.127459 -2.978898 0.0051
39 1) Return On Asset (ROA) (X1)
Dari tabel di atas diketahui nilai Probability dari X1 Return On Asset (ROA) sebesar 0,0000 yang berarti bahwa nilai probability tersebut kurang dari 0,05, sehingga bisa dikatakan bahwa Return On Asset (ROA) memiliki pengaruh yang signifikan, dan memiliki nilai koefisien sebesar 4.710385, sehingga dapat dikatakan bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh positif.
Untuk H1: dari hasil pengujian di atas maka, (Return On Asset) (ROA) berpengaruh posotif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Laba
2) Return On Equity (ROE) (X2)
Dari tabel di atas diketahui nilai Probability dari X2 Return On Equity (ROE) sebesar 0,0051 yang berarti bahwa nilai probability tersebut kurang dari 0,05, sehingga bisa dikatakan bahwa Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh yang signifikan, dan memiliki nilai koefisien sebesar -0.379687, sehingga dapat dikatakan bahwa (Return On Equity (ROE) berpengaruh negatif.
Untuk H2: dari hasil pengujian di atas maka, (Return On Equity (ROE) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Laba
b. Pengujian secara Simultan dengan F-test Tabel 4. 10 Hasil Uji F-test
Sumber: Hasil uji E-views
Jika signifikansi F < 0.05, maka hipotesis teruji yang berarti variabel- variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
R-squared 0.708721 Mean dependent var -0.057750 Adjusted R-squared 0.692976 S.D. dependent var 1.072826 S.E. of regression 0.594450 Akaike info criterion 1.869679 Sum squared resid 13.07473 Schwarz criterion 1.996345 Log likelihood -34.39358 Hannan-Quinn criter. 1.915478 F-statistic 45.01297 Durbin-Watson stat 0.764574 Prob(F-statistic) 0.000000
40
Jika signifikansi F > 0.05, maka hipotesis tidak teruji yaitu variabel- variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel di atas menjelaskan bahwa besaran nilai Prob (F-statistic) adalah 0,000000, ini berarti bahwa nilai dari Prob(F-statistic) kurang dari 0,05, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh variabel independen secara simultan memiliki berpengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen atau ROA, dan ROE secara bersamaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan Laba.
4. Pengujian Koefisien Determinasi
Dari tabel 4.8 di atas juga menjelaskan besarnya persentase pengaruh variabel bebas atau variabel prediktor terhadap variabel terikatnya. Besar koefisien determinasi adalah 0,708721 mengandung pengertian bahwa pengaruh variabel bebas (independen) terhadap perubahan variabel dependen adalah 70,8%, sedangkan 29,2% (100% - 70,8%) dipengaruhi oleh variabel lain. Jadi pengaruh ROA dan ROE terhadap Pertumbuhan Laba sebesar 70,8% sedangkan pengaruh variabel lain 29,2%.
Tabel 4. 11
Tingkat Koefisien Determinasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,0 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799
0,80 – 1
Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2013: 250)
Berdasarkan tabel tersebut, maka koefisien korelasi yang ditemukan sebesar 0,708721 termasuk pada kategori kuat. Jadi terdapat pengaruh yang kuat antara ketiga variabel independen dan variabel dependen. Dengan demikian berarti kemampuan penelitian lebih besar dipengaruhi oleh ROA dan ROE bukan dipengaruhi oleh variabel lain.