• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hipotesis Penelitian 53

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah true experimental design. Desain ini digunakan untuk mengujicobakan efektivitas penerapan multimedia “Kiat Menulis Puisi” dalam pembelajaran menulis puisi. Pada penelitian ini dilakukan perlakuan pada dua kelas, yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum diberikan perlakuan pada kedua kelas, sebelumnya diberikan tes awal (pretes) dengan soal yang sama. Setelah perlakuan diberikan kepada kelas eksperimen, maka tes kedua dilakukan kembali (postes) untuk mengetahui hasil pembelajaran menulis puisi dari kedua kelas tersebut.

Berdasarkan paparan di atas, maka desain penelititan ini adalah pretest-posttest control group design, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

(Sugiyono, 2014: 76)

Gambar 3.1 Desain Penelitian

R O1 X O2

R O3 - O4

54

Keterangan :

R = Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan secara random.

O1 = pretes pada kelas eksperimen O2 = postes pada kelas eksperimen O3 = pretes pada kelas kontrol O4 = postes pada kelas kontrol

X = perlakuan pada kelas ekperimen, yaitu penerapan

multimedia Kiat Menulis Puisi pada pembelajaran menulis puisi.

- = perlakuan pada kelas kontrol, yaitu pembelajaran menulis puisi tanpa penerapan multimedia “Kiat Menulis Puisi”.

Dalam desain penelitian ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretes untuk mengetahui keadaaan awal adakah perbedaan antara hasil pembelajaran menulis puisi antara kelas eksperimen dan kelas konrtol. Hasil pretes yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2-O1)-(O4-O3).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SMP Negeri 1 Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan atas pertimbangan bahwa peneliti merupakan salah seorang tenaga pengajar di sekolah tersebut yang tentunya banyak mengetahui kondisi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah tersebut. Adapun waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua bulan (Maret – Mei 2015).

C. Definisi Operasioanal Variabel

Untuk menghilangkan persepsi yang berbeda mengenai variabel penelitian ini, maka beberapa istilah perlu didefinisikan berikut ini:

1. Pembelajaran adalah interaksi antara peserta didik yang belajar dengan sumber-sumber belajar di sekitarnya yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku belajar dari tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa, tidak jelas menjadi jelas, dsb.

2. Keterampilan menulis adalah suatu bentuk komunikasi yang tidak langsung untuk menyampiakan gagasan penulis kepada pembaca dengan menggunakan media bahasa.

3. Puisi adalah jenis karya sastra yang merupakan ekspresi perasaan penyair yang terbentuk dari kata-kata tertentu dengan bahasa yang puitis dan mempunyai makna yang padat.

4. Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat melakukan navigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi.

5. Kiat adalah akal (seni atau cara) melakukan , taktik. Kiat menulis puisi adalah akal (seni atau cara) menulis puisi.

6. Multimedia “Kiat Menulis Puisi” adalah media pembelajaran dalam bentuk program aplikasi power point yang berisi petunjuk penggunaan media, materi pembelajaran menulis puisi, kamus, video beberapa peristiwa, musik, contoh-contoh puisi, puisi karya peserta didik, soal latihan, dan profil penulis yang dapat diaplikasikan dalam komputer.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Pa’jukukang yang berjumlah 204 peserta didik yang tersebar dalam tujuh kelas. Untuk lebih jelasnya penyebaran peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Pa’jukukang berdasarkan kelas ditunjukkan pada tabel.

Tabel 3.1 Keadaan Populasi

No Kelas Jumlah

1. Kelas VIII A 28 orang

2. Kelas VIII B 30 orang

3. Kelas VIII C 29 orang

4. Kelas VIII D 30 orang

5. Kelas VIII E 28 orang

6. Kelas VIII F 29 orang

7. Kelas VIII G 30 orang

Jumlah 204 orang

Sumber : Tata Usaha SMP Negeri 1 Pa’jukukang, Tahun Pelajaran 2014/2015

3. Sampel

Penarikan sampel dilakukan dengan random sampling. Peserta didik yang dijadikan sampel sebanyak 60 orang yang terbagi ke dalam dua kelas, yaitu 30 orang sebagai kelas eksperimen dan 30 orang sebagai kelas kontrol.

Tabel 3.2 Penarikan Sampel Kelas Eksperimen

No Sampel

1 30

2 25

3 11

4 70

5 80

6 122

7 57

8 4

9 90

10 9

11 88

12 85

13 61

14 77

15 101

16 23

17 2

18 98

19 112

20 75

21 64

22 55

23 120

24 8

25 117

26 20

27 37

28 89

29 31

30 100

Tabel 3.2 Penarikan Sampel Kelas Kontrol

No Sampel

1 36

2 16

3 56

4 200

5 22

6 10

7 75

8 15

9 95

10 13

11 38

12 58

13 16

14 66

15 111

16 32

17 7

18 89

19 114

20 51

21 46

22 59

23 121

24 118

25 171

26 26

27 39

28 84

29 109

30 99

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik

tes dan nontes. Teknik tes yaitu peneliti memberikan pretes kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol . Selanjutnya menerapkan multimedia “Kiat Menulis Puisi” pada kelas eksperimen dalam pembelajaran menulis puisi.

Setelah itu, diberikan postes untuk menguji kemampuan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan.

Sementara kelas kontrol juga diberikan postes yang sama setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi tanpa penerapan multimedia “Kiat Menulis Puisi”. Hasil tes dirumuskan dalam format penilaian yang selanjutnya dianalisis untuk melakukan pengujian efektivitas.

Adapun langkah-langkah (prosedur) pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Peneliti melakukan tes awal (pretes) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menugaskan peserta didik untuk menulis puisi.

2. Peneliti melakukan observasi lapangan untuk mengetahui jumlah peserta didik dan keadaan peserta didik.

3. Peneliti tidak menerapkan multimedia Kiat Menulis Puisi dalam pembelajaran menulis puisi pada kelas kontrol dan menerapkan pembelajaran multimedia Kiat Menulis Puisi dalam pembelajaran menulis puisi pada kelas eksperimen.

4. Peneliti memberikan materi pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol selama tiga kali pertemuan.

5. Peneliti memberikan tes akhir (postes) kepada peserta didik untuk menulis puisi, baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen.

6. Tes yang diberikan tersebut dikerjakan dalam waktu 1x40 menit.

Waktu yang digunakan disesuaikan dengan jam pelajaran bahasa Indonesia di sekolah tersebut.

7. Peneliti mengumpulkan hasil tes peserta didik.

8. Pada akhirnya, peneliti melakukan kegiatan analisis data dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis eksperimen jenis uji t desain ketiga.

Teknik nontes yaitu peneliti melakukan wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara untuk mendapatkan data dari guru yang mengajarkan mata pelajaran bahasa Indonesia, mengadakan observasi terhadap penerapan multimedia Kiat Menulis Puisi pada pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan peserta didik.

F. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui tingkat efektivitas penerapan multimedia “Kiat Menulis Puisi” dalam pembelajaran bahasa Indonesia ini, tentu saja harus diujicobakan melalui penerapan pembelajaran di kelas.

Dalam penelitian ini terdapat dua kali analisis. Analisis yang pertama adalah menguji perbedaan kemampuan awal antara peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol (O1:O3). Pengujiannya menggunakan t-test. Hasil yang diharapkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan

antara kemampuan awal peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu antara O1 dengan O2.

Analisis yang kedua adalah untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam hal ini hipotesis yang diajukan adalah: Penerapan Multimedia “Kiat Menulis Puisi” efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng . Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik t-test untuk dua sampel related. Yang diuji adalah perbedaan antara O2 dengan O4. Kalau terdapat perbedaan di mana O2 lebih besar dari O1

maka multimedia Kiat Menulis Puisi berpengaruh positif, dan bila O2 lebih kecil dari pada O4 maka berpengaruh negatif.

Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik statistik deskriptif dan teknik analisis eksperimen jenis uji t desain ketiga.

Adapun langkah-langkah menganalisis data sebagai berikut:

1. Membuat daftar skor mentah.

2. Membuat distribusi frekuensi dari skor mentah.

Data yang diperoleh dari kerja proyeksi, pada umumnya masih dalam keadaan tidak menentu. Untuk memudahkan analisis, disusun distribusi frekuensi yang dapat memudahkan perhitungan selanjutnya. 3. Mencari mean rata-rata dengan menggunakan rumus;

Xi= 60% x skor maksimal

Keterangan:

Xi = Mean Ideal

(Nurgiyantoro, 2009:401)

4. Mengukur penyebaran dengan rumus;

Si = x Xi

Keterangan :

Si = Simpangan medial Xi = mean medial

(Nurgiyantoro, 2009:401) 5. Untuk kepentingan standarisasi hasil pengukuran (skor) dilakukan

transformasi dari skor mentah di dalam nilai berskala 1-10. Rumus untuk mengonversi skor mentah dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.4 Konversi Angka ke dalam Nilai Berskala 1-10

Skala Sigma Nilai Skala Angka Ekuivalensi Nilai Mentah

+ 2,25 10 Mean + (2,25 x DS) ...

+ 1, 75 9 Mean + (1,75 x DS) ...

+ 1, 25 8 Mean + (1,25 x DS) ...

+ 0, 75 7 Mean + (0,75 x DS) ...

+ 0,25 6 Mean + (0,25 x DS) ...

- 0,25 5 Mean - (0,25 x DS) ...

- 0, 75 4 Mean – (0,25 x DS) ...

- 1,25 3 Mean – ( 1,25 x DS) ...

- 1,75 2 Mean – (1,75 x DS) ...

- 2,25 1 Mean – (2,25 x DS) ...

6. Pemberian interpretasi untuk menilai hasil penelitian kelas, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol maka perlu pemberian interpretasi dengan rentangan nilai sebagai berikut:

Nilai 9,0 – 10 = (sangat Tinggi) Nilai 8,0 – 8,9 = (tinggi)

Nilai 6,5 – 7,9 = (sedang) Nilai 5,5 – 6,4 = (rendah)

Nilai 0 – 5,4 = (sangat rendah)

(Purwanto,1994:139)

7. Menentukan nilai rata-rata (x) peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan rumus:

(Nurgiyantoro,2009:361)

8. Menentukan perbandingan nilai rata-rata peserta didik kelas kontrol dengan kelas eksperimen dengan menggunakan rumus uji t desain ketiga, yaitu:

t =

( )

Keterangan :

t = perbandingan nilai rata-rata kelas kontrol dan kelas eksperimen.

X =

N = jumlah frekuensi

X1 = jumlah nilai kelas kontrol

X2 = jumlah nilai kelas eksperimen

∑ = jumlah kuadrat nilai kelas kontrol

∑ = jumlah kuadrat nilai kelas eksperimen M1 = nilai rata-rata kelas eksperimen M2 = nilai rata-rata kelas kontrol d.b. (NU) = Jumlah frekuensi (N) -1

(Arikunto,2006:309)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Hasil Analisis Data

Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan perlakuan yang berbeda pada kedua kelompok, yaitu kelompok kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada peserta didik kelas eksperimen yang diberikan perlakuan pembelajaran menulis puisi dengan multimedia Kiat Menulis Puisi, menunjukkan sikap ketertarikan dan terlihat sangat antusias mengikuti proses belajar mengajar.

Pembelajaran menulis puisi tidak lagi dianggap sebagai pembelajaran yang membosankan, tidak bervariasi, bersifat monoton dan pembelajaran sering tidak sesuai dengan materi, tetapi pembelajaran yang dapat membangkitkan semangat dan memancing kreativitas peserta didik untuk menulis puisi. Peserta didik dilatih untuk mengembangkan daya kreativitasnya sesuai dengan puisi yang mereka tulis dan mampu mengemukakan makna yang terkandung dalam puisi tersebut.

Untuk mengetahui keefektifan pembelajaran puisi dengan menggunakan multimedia Kiat Menulis Puisi dapat dilihat dengan membandingkan antara nilai yang diperoleh peserta didik yang diajar pada kelas eksperimen, yakni peserta didik yang diajar dengan menggunakan multimedia Kiat Menulis Puisi dengan peserta didik yang diajar pada kelas

kontrol, yakni peserta didik yang diajar dengan tidak mengunakan multimedia Kiat Menulis Puisi.

Secara rinci hasil penelitian eksperimen kuantitatif yang telah dilakukan, dinyatakan dalam bentuk angka untuk mengukur kompetensi peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi dengan penerapan multimedia Kiat Menulis Puisi.

Berdasarkan jenis penelitian yang dilakukan, hasil penelitian ini diolah dengan teknik statistik deskripitif dan analisis eksperimen jenis uji t desain ketiga seperti yang telah diuraikan pada bab terdahulu. Penyajian hasil analisis data nilai kelas eksperimen dan hasil nilai kelas kontrol disajikan secara terpisah.

1. Analisis Data Kelas Eksperimen a. Hasil Pretes Kelas Eksperimen

Sebelum melakukan perlakuan baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, maka terlebih dahulu dilakukan pretes. Hasil pretes dari kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada penjelasan berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Nilai Pretes Kelas Eksperimen

No. Skor Mentah Frekuensi Persentase

1 76 3 10.00

2 75 5 16.67

3 72 2 6.67

4 70 4 13.33

5 68 3 10.00

6 67 1 3.33

7 66 2 6.67

8 64 2 6.67

9 61 1 3.33

10 58 2 6.67

11 57 1 3.33

12 56 3 10.00

13 55 1 3.33

Jumlah 30 100

Dari hasil analisis data pretes kelas eksperimen diperoleh gambaran, bahwa tidak ada yang mampu memperoleh skor 100 sebagai skor maksimal. Skor tertinggi yaitu 76 yang diperoleh 3 orang peserta didik dan skor terendah yaitu 55 yang diperoleh 1 orang peserta didik.

Sebelum skor mentah ditransformasikan ke dalam nilai berskala terlebih dahulu ditentukan mean ideal dengan rumus:

Xi = 60% x Skor maksimal Xi = X100

= 60

Langkah selanjutnya adalah mencari standar deviasi ukuran penyebaran data. Rumus yang digunakan untuk menentukan standar deviasi adalah data tersebut:

Si = x Xi

= x 60

= 15

Dengan demikian standar deviasi data tersebut adalah 15. Selanjutnya mean dan standar deviasi yang telah diperoleh ditransfer ke dalam konversi angka berskala 1-10. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Konversi Skor Pretes ke dalam Nilai Berskala 1-10 Skala

Nilai Skala Angka Ekuivalensi Nilai Mentah Sigma

+ 2,25 10 60 + (2,25 x 15) = 93,7 94 – 100 + 1,75 9 60 + (1,75 x 15) = 86,2 86 – 93 + 1,25 8 60 + (1,25 x 15) = 78,7 79 – 85 + 0, 75 7 60 + (0,75 x 15) = 71,2 71 – 78 + 0, 25 6 60 + (0,25x 15) = 63,7 64 – 70 - 0, 25 5 60 – (0,25 x 15) = 56,2 56 – 63 - 0, 75 4 60 – (0,75 x 15) =48,7 49 – 55 -1,25 3 60 – (1,25 x 15) = 41,2 41 – 48 -1, 75 2 60 – (1,75 x 15) = 33,7 34 – 40 - 2,25 1 60 – (2,25 x 15) = 26,2 < 32

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, skor mentah peserta didik dapat dikonversikan ke dalam nilai berskala 1-10. Skor 94-100 mendapat nilai 10, skor 86-93 mendapat nilai 9, 79-85 mendapat nilai 8, skor 71-78 mendapat nilai 7, skor 64-70 mendapat nilai 6, 56-63 mendapat nilai 5, skor 49-55 mendapat nilai 4, skor 41-48 mendapat nilai 3, skor 34-40 mendapat nilai 2, dan skor yang kurang dari 32 mendapat nilai 1.Untuk mengetahui frekuensi dan persentase nilai peserta didik kelas eksperimen, perolehan nilai seluruh peserta didik beserta frekuensinya dapat dilihat secara jelas pada tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3 Frekuensi dan Persentase Nilai Pretes Kelas Eksperimen (X1)

No. Nilai Frekuensi Persentase (%)

1 10 0 0

2 9 0 0

3 8 0 0

4 7 10 33.33

5 6 12 40

6 5 7 23.33

7 4 1 3.33

Jumlah 30 100

Dari tabel 4.3 di atas diperoleh gambaran bahwa nilai yang diperoleh sampel bervariasi. Nilai tertinggi yang diperoleh 10 orang peserta didik adalah 7 (33,33%); 12 orang peserta didik yang memperoleh nilai 6 (40%);

7 orang peserta didik yang memperoleh nilai 5 (23.33%); 1 orang peserta didik memperoleh nilai 4 (3,33%).

Jumlah nilai yang diperoleh seluruh sampel dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Jumlah Nilai Pretes Kelas Eksperimen (∑x1)

No. Nilai (x) Frekuensi (F) Jumlah Nilai (∑x1)

1 10 0 0

2 9 0 0

3 8 0 0

4 7 10 70

5 6 12 72

6 5 7 35

7 4 1 4

Jumlah 30 181

Dari tabel 4.4 diketahui bahwa diketahui bahwa tidak ada peserta didik yang memperoleh nilai 8,9,dan 10, 10 orang peserta didik yang memperoleh nilai 9 dengan jumlah nilai 70, 12 orang peserta didik yang memperoleh nilai 6 dengan jumlah nilai 72, 7 orang peserta didik yang memperoleh nilai 5 dengan jumlah nilai 35, dan 1 orang peserta didik yang memperoleh nilai 4 dengan jumlah nilai 4. nilai rata-rata pretes (x) peserta didik kelas eksperimen adalah 6,3 yang diperoleh dari rumus :

X =

X = 6,3 X =

Hasil nilai rata-rata pretes dapat ditransformasikan ke dalam tabel klasifikasi kompetensi peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi.

Untuk megetahui kompetensi peserta didik kelas eksperimen dalam pembelajaran menulis puisi, dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5 Klasifikasi Kompetensi Menulis Puisi Peserta Didik Kelas Eksperimen

No. Interval Tingkat Hasil Belajar 1 9,0 – 10 Sangat Tinggi 2 8,0 – 8,9 Tinggi

3 6,5 – 7,9 Sedang 4 5,5 – 6,4 Rendah

5 0,0 – 5,4 Sangat Rendah

(Purwanto, 1994:139)

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, maka nilai rata-rata pretes pembelajaran menulis puisi peserta didik kelas eksperimen dikategorikan rendah. Hal ini terlihat pada tabel 4.5 di atas yang menunjukkan bahwa nilai 6,3 berada pada rentang nilai 5,5 – 6,4 (kategori rendah).

b. Hasil Postes Kelas Eksperimen

Multimedia “Kiat Menulis Puisi” merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat dipakai dalam pembelajaran menulis puisi.

Dalam penelitian ini, proses pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas eksperimen dengan menggunakan multimedia Kiat Menulis Puisi terlebih dahulu mempersiapkan rencana program pembelajaran yang

nantinya digunakan sebagai penuntun bagi seorang guru dalam melakukan proses pembelajaran.

Perlakuan telah diberikan pada kelas eksperimen dengan menggunakan multimedia “Kiat Menulis Puisi”, kemudian memberikan evaluasi untuk mengetahui bagaimana hasil belajar peserta didik setelah perlakuan tersebut.

Gambaran perolehan nilai kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Postes Kelas Eksperimen (X1)

No. Skor

Mentah Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

1 90 2 6.67

2 89 1 3.33

3 88 5 16.67

4 86 1 3.33

5 85 1 3.33

6 83 4 13.33

7 82 1 3.33

8 81 2 6.67

9 80 1 3.33

10 79 3 10,00

11 78 2 6,67

12 76 2 6,67

13 75 1 3,33

14 73 1 3,33

15 72 1 3,33

16 70 1 3,33

17 68 1 3,33

Jumlah 30 100

Dari hasil analisis data kelas eksperimen diperoleh gambaran, yaitu, tidak ada peserta didik yang mampu memperoleh skor 100 sebagai skor maksimal. Skor tertinggi yaitu 90 yang diperoleh 2 orang peserta didik dan skor terendah yang diperoleh 1 peserta didik adalah 68.

Skor tertinggi yang diperoleh peserta didik yaitu 90 yang diperoleh 2 orang (6,67%); sampel yang mendapat skor 89 berjumlah 1 orang (3,33%); sampel yang mendapat skor 88 berjumlah 5 orang (16,67%);

sampel yang mendapat skor 86 berjumlah 1 orang (3,33%); sampel yang mendapat skor 83 berjumlah 4 orang (13,33%); sampel yang mendapat skor 82 berjumlah 1 orang (3,33%); sampel yang mendapat skor 81 berjumlah 2 orang (6,67%); sampel yang mendapat skor 80 berjumlah 1 orang (3,33%); sampel yang mendapat skor 79 berjumlah 3 orang (10,00%); sampel yang mendapat skor 78 berjumlah 2 orang (6,67%);

sampel yang mendapat skor 76 berjumlah 2 orang (6,67%); sampel yang mendapat skor 72 berjumlah 1 orang (3,33%) sampel yang mendapat skor 70 berjumlah 1 orang (3,33%); sampel yang mendapat skor 70 berjumlah 1 orang (3,33%); dan sampel yang mendapat skor 68 berjumlah 1 orang (3,33%).

Sebelum skor mentah ditransformasikan ke dalam nilai berskala 1-10 terlebih dahulu ditentukan mean ideal dengan rumus:

Xi = 60% x skor maksimal Xi = 100

= 60

Langkah selanjutnya adalah mencari standar deviasi sebagai ukuran penyebaran data. Rumus yang digunakan untuk menentukan standar deviasi adalah data tersebut:

Si =

x xi

= x 60

= 15

Dengan demikian, standar deviasi data tersebut adalah 15.

Selanjutnya, mean dan standar deviasi yang telah diperoleh ditransfer ke dalam konversi angka berskala 1-10. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7 Konversi Skor ke dalam Nilai yang Berskala 1-10 Skala

Nilai Skala Ekuivalensi Nilai

Sigma Angka Mentah

+ 2,25 10 60+(2,25x15)=93,7 94 – 100 + 1,75 9 60+(1,75x15)=86,2 86 – 93 + 1,25 8 60+(1,25x15)=78,7 79 – 85 + 0, 75 7 60+(0,75x15)=71,2 71 – 78 + 0,25 6 60+(0,25x15)=63,7 64 – 70 -0,25 5 60-(0,25x15)=56,2 56 – 63 -0,75 4 60-(0,75x15)=48,7 49 – 55 -1,25 3 60-(1,25x15)=41,2 41 – 48

-1,75 2 60-(1,75x15)=33,7 34 -40

2,25 1 60-(2,25x15)=26,2 < 32

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, skor mentah peserta didik dapat dikonversikan ke dalam nilai berskala 1 – 10. Skor mentah peserta didik dapat dikonversikan ke dalam nilai berskala 1-10. Skor 94-100 mendapat nilai 10, skor 86-93 mendapat nilai 9, 79-85 mendapat nilai 8, skor 71-78

mendapat nilai 7, skor 64-70 mendapat nilai 6, 56-63 mendapat nilai 5, skor 49-55 mendapat nilai 4, skor 41-48 mendapat nilai 3, skor 34-40 mendapat nilai 2, dan skor yang kurang dari 32 mendapat nilai 1.untuk mengetahui frekuensi dan persentase nilai peserta didik kelas eksperimen, perolehan nilai seluruh peserta didik beserta frekuensinya dapat dilihat secara jelas pada tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8 Frekuensi dan Persentase Nilai Postes Kelas Eksperimen (X1)

No. Nilai Frekuensi Persentase (%)

1 10 0 0

2 9 9 30

3 8 12 40

4 7 7 23,33

5 6 2 6,67

Jumlah 30 100

Dari tabel 4.8 di atas diperoleh gambaran bahwa nilai yang diperoleh sampel bervariasi. Nilai tertinggi yang diperoleh 9 orang peserta didik adalah 9 (30%); 12 orang peserta didik yang memperoleh nilai 8 (40%); 7 orang peserta didik yang memperoleh nilai 7 (23.33%); 2 orang peserta didik memperoleh nilai 6 (6,67%).

Jumlah nilai yang diperoleh seluruh sampel dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9 Jumlah Nilai Postes Kelas Eksperimen (∑x1)

No. Nilai (x) Frekuensi (f) Jumlah Nilai (∑x1)

1 10 0 0

2 9 9 81

3 8 12 96

4 7 7 49

5 6 2 12

Jumlah 30 238

Dari tabel 4.9 diketahui bahwa tidak ada peserta didik yang memperoleh nilai 10, 9 orang peserta didik yang memperoleh nilai 9 dengan jumlah nilai 81, 12 orang peserta didik yang memperoleh nilai 8 dengan jumlah nilai 96, 7 orang peserta didik yang memperoleh nilai 7 dengan jumlah nilai 49, dan 2 orang peserta didik yang memperoleh nilai 6 dengan jumlah nilai 12. nilai rata-rata (X) peserta didik kelas eksperimen adalah 7,9 yang diperoleh dari rumus :

X = 238

30 X = 7,9

Hasil nilai rata-rata tersebut dapat ditrasformasikan ke dalam tabel klasifikasi kompetensi peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng dalam pembelajaran menulis puisi pada penerapan

X = ∑×

multimedia “Kiat Menulis Puisi”.Untuk mengetahui kompetensi peserta didik

kelas eksperimen dalam pembelajaran menulis puisi, dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10 Klasifikasi Kompetensi Menulis Puisi Peserta Didik Kelas Eksperimen

No. Interval Tingkat Hasil Belajar

1 9,0 – 10 Sangat tinggi 2 8,0 – 8,9 Tinggi

3 6,5 – 7,9 Sedang 4 5,5 – 6,4 Rendah

5 0,0 – 5,4 Sangat rendah

(Purwanto,1994:139)

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, maka nilai rata-rata hasil pembelajaran menulis puisi peserta didik kelas eksperimen dikategorikan sedang. Hal ini terlihat pada tabel 4.10 di atas yang menunjukkan bahwa nilai 7,9 berada pada rentang 6,5 – 7,9 (kategori sedang).

2. Analisis Data Kelas Kontrol a. Hasil Pretes Kelas Kontrol

Tabel 4.11 Distribusi Nilai Pretes Kelas Kontrol

No. Skor Mentah Frekuensi Persentase

1 75 2 6.67

2 74 2 6.67

3 73 2 6.67

4 71 5 16.67

5 70 4 13.33

6 68 3 10

7 66 2 6.67

8 65 1 3.33

9 63 2 6.67

10 62 1 3.33

11 60 1 3.33

12 57 1 3.33

13 56 2 6.67

14 53 1 3.33

15 48 1 3.33

Jumlah 30 100

Hasil analisis data kelas kontrol dari 30 peserta didik diperoleh gambaran, bahwa tidak ada peserta didik yang mampu memperoleh skor 100 sebagai skor maksimal. Skor tertinggi yaitu 75 yang diperoleh 2 orang peserta didik dan skor terendah yang diperoleh 1 peserta didik adalah 48.

Skor tertinggi yang diperoleh peserta didik yaitu 75 diperoleh 2 orang (6,67%); sampel yang mendapat skor 74 berjumlah 2 orang (6,67%);

sampel yang mendapat skor 73 berjumlah 2 orang (6,67%); sampel yang mendapat skor 71 berjumlah 5 orang (16,67%); sampel yang mendapat skor 70 berjumlah 4 orang (13,33%); sampel yang mendapat skor 68 berjumlah 3 orang (10.00%); yang mendapat skor 66 berjumlah 2 orang (6,67%); yang mendapat skor 65 berjumlah 1 orang (3.33%); sampel yang mendapat skor 63 berjumlah 2 orang (6,67%); sampel yang mendapat skor 62 berjumlah 1 orang (3,33%); sampel yang mendapat skor 60 berjumlah 1 orang (3,33%); sampel yang mendapat skor 57 berjumlah 1 orang (3.33%); sampel yang mendapat skor 56 berjumlah 2 orang (6.67%); sampel yang mendapat skor 53 berjumlah 1 orang (3.33%) dan mendapat skor 48 berjumlah 1 orang (3.33%).

Sebelum skor mentah ditransformasikan ke dalam nilai berskala 1-10 terlebih dahulu ditentukan mean ideal dengan rumus :

Xi = 60 % x skor maksimal Xi = x 100

= 60

Langkah selanjutnya mencari standar deviasi sebagai ukuran penyebaran data, dengan menggunakan rumus:

Si = x Xi

= x 60

= 15

Dengan demikian, standar deviasi data tersebut adalah 15.

Selanjutnya, mean dan standar deviasi yang telah diperoleh ditransfer ke dalam konversi angka berskala 1 – 10 yang digambarkan pada tabel 4.12 Tabel 4.12 Konversi Skor Pretes ke dalam Nilai Berskala 1 – 10

Skala

Nilai Skala Ekuivalensi Nilai

Sigma Angka Mentah

+ 2,25 10 60+(2,25x15)=93,7 94 – 100 + 1,75 9 60+(1,75x15)=86,2 86 – 93 + 1,25 8 60+(1,25x15)=78,7 79 – 85 + 0, 75 7 60+(0,75x15)=71,2 71 – 78 + 0,25 6 60+(0,25x15)=63,7 64 – 70 -0,25 5 60-(0,25x15)=56,2 56 – 63 -0,75 4 60-(0,75x15)=48,7 49 – 55 -1,25 3 60-(1,25x15)=41,2 41 – 48 -1,75 2 60-(1,75x15)=33,7 34 – 40 -2,25 1 60-(2,25x15)=26,2 < 32

Berdasarkan tabel 4.12 di atas,skor mentah peserta didik dapat dikonversikan ke dalam nilai berskala 1-10. Skor mentah peserta didik dapat dikonversikan ke dalam nilai berskala 1-10. Skor 94-100 mendapat nilai 10, skor 86-93 mendapat nilai 9, 79-85 mendapat nilai 8, skor 71-78 mendapat nilai 7, skor 64-70 mendapat nilai 6, 56-63 mendapat nilai 5, skor 49-55 mendapat nilai 4, skor 41-48 mendapat nilai 3, skor 34-40 mendapat nilai 2, dan skor yang kurang dari 32 mendapat nilai 1.Untuk

mengetahui frekuensi dan persentase nilai pretes peserta didik kelas kontrol, perolehan nilai seluruh peserta didik beserta frekuensinya dapat dilihat secara jelas pada tabel 4.13 berikut ini:

Tabel 4.13 Frekuensi dan Persentase Nilai Pretes Kelas Kontrol (X2)

No. Nilai Frekuensi Persentase (%)

1 10 0 0

2 9 0 0

3 8 0 0

4 7 11 36.67

5 6 10 33.33

6 5 7 23.33

7 4 2 6.67

Jumlah 30 100

Dari tabel 4.13 di atas diperoleh gambaran bahwa nilai yang diperoleh sampel bervariasi. Nilai tertinggi yang diperoleh 11 orang peserta didik adalah 7 (36.67%); 10 orang peserta didik yang memperoleh nilai 6 (33.33%); 7 orang peserta didik yang memperoleh nilai 5 (23.33%); dan 2 orang peserta didik memperoleh nilai 4 (6.67%). Jumlah nilai yang diperoleh seluruh sampel dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Dokumen terkait