• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah jawaban terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti mengajukan hipotesis kerja sebagai berikut:

1. H1 = Terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel sistem informasi kepegawaian Support Sistem dan Ability Secara Parsial terhadap Ketersediaan informasi kepegawaian

2. H2 = Terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel sistem informasi kepegawaian Support Sistem dan Ability Secara Simultan terhadap Ketersediaan informasi kepegawaian.

3. H3 = Variabel Ability adalah variabel yang paling dominan terhadap ketersediaan informasi kepegawaian.

3.3 Defenisi Operasional Variabel

Sebagai definisi operasional variabel dalam penilitian, dimana peneliti mentransformasikan variabel menjadi indikator-indikator menjadi item yang akan digunakan untuk pernyataan pada kuesioner penelitian. Dalam hal ini, kuesioner digunakan untuk pertanyaan pada kuesioner penelitian. Kuesioner digunakan sebagai uji validitas dan reliabilitas untuk kemudian dijadikan sebagai data yang akan digunakan pada uji keabsahan.

1. Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian

Dalam keputusan menteri dalam negeri No. 17 Tahun 2000 disebutkan bahwa: “Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) merupakan suatu

totalitas terpadu yang terdiri dari perangkat lunak, perangkat penyimpanan meliputi pusat data dan bak data serta perangkat komunikasi yang saling berkaitan, saling ketergantungan dan saling menentukan dalam rangka penyediaan infromasi di bidang kepegawaian. Dengan melihat hal tersebut, maka dalam penelitian yang dilakukan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian di sini adalah sebuah perangkat lunak yang berfungsi sebagai pengolah dan penyimpan data. Perangkat lunak (software) adalah kumpulan instruksi (program) elektronik yang digunakan menjalankan komputer untuk melakukan sesuatu sehingga menghasilkan output yang diinginkan (Taufiq, 2013:88).

Menurut Sitti Chaerunnisa Tasya (2017) Indikator Variabel Sistem Imformasi Kepegawaian adalah sebagai baerikut :

a. Pencapaian Target b. Kemampuan Beradaptasi c. Kepuasan Kerja

d. Tanggung Jawab 2. Ablity (Kemampuan Kerja)

Menurut Chaplin Ability (Kemampuan, kecakapan,ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan. Sementara dalam kamus bahasa indonesia, kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, mempunyai harta berlebihan). Sehingga ability dalam penelitian ini dimaksudkan pada kemampuan seorang ASN dalam mengolah atau menggunakan perangkat

lunak sistem informasi kepegawaian, sehingga data yang diolah mampu diwujudkan dalam sebuah ketersediaan informasi.

Menurut Alief Bastian Fibrianto (2015)Indikator Variabel AbilitY ( Kemampuan Kerja ) adalah sebagai baerikut :

a. Pengetahuan b. Keterampilan 3. Support Sistem

Dalam penelitian ini, konsep support sistem yang dimaksud adalah dukungan fitur-fitur yang diberikan oleh perangkat lunak untuk mengatasi kendala-kendala yang akan dihadapi. Seperti keterbatasan jaringan, kemampuan SDM dalam mengartikan simbol-simbol atau perintah-perintah dari perangkat lunak, maupun kendala teknis seperti terjadinya hacking dari pihak yang tidak bertanggungjawab.

Menurut Support wiwiek Irmawati (2010) Indikator Variabel Support Sistem / Pendukung adalah sebagai baerikut:

a. Sarana Komputer b. Program /Prosedur c. Pelaksana

4. Ketersediaan Informasi Kepegawaian

Adapun sebuah Ketersediaan informasi manajemen kepegawaian mengandung elemen-elemen fisik menurut Davis (1992:3) dalam bukunya adalah sebagai berikut:

1. Perangkat keras komputer, terdiri atas komputer (pusat pengolah, unit masukan/keluaran, unit penyimpanan file) dan peralatan penyiapan data;

2. Perangkat lunak komputer

a. Sistem perangkat lunk umum, seperti sistem pengoperasian dan sistem manajemen data, yang memungkinkan pengoperasian sistem komputer.

b. Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model analisis dan keputusan.

c. Program aplikasi yakni program yang secara spesifik dibuat untuk tiap aplikasi.

3. Data base (data yang tersimpan dalam media penyimpanan komputer)

4. Prosedur, komponen fisik karena prosedur disediakan dalam bentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi.

5. Petugas pengoperasian, seperti operator komputer, analisis sistem, pembuat program, personalia pemyiapam data.

BAB IV

METODE PENELITIAN 4.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantatif. Yaitu proses penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan pelaku yang dapat diamati sehingga peneliti bisa mendapatkan data yang objektif dalam rangka mengetahui dan memahami bagaimana. Penelitian kuantatif mempunyai latar yang alami sebagai sumber penelitian dalam pengumpulan data, di samping itu penelitian kuantatif bersifat deskriptif yang lebih mementingkan proses daripada hasil secara induktif dan makna temuan merupakan hal yang paling esensial dalam rancangan kualitatif.

Dalam upaya mengetahui dan memahami bagaimana Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Barat. Dilakukan dengan penelitian kuantitatif sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas terhadap pengambilan keputusan apakah menolak hipotesis atau menerima hipotesis.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Barat (BKD) berada di Jl. ABD. Malik Pattana Endeng Kompleks Perkantoran Gubernur Sulawesi Barat Sayap Kanan Gedung 3 Lantai 1di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat Pemilihan lokasi penelitian ini karena pada Badan Kepegawaian Daerah sudah menerapkan Sistem Informasi Kepegawaian

(SIMPEG) namun masih ditemukan beberapa kendala dalam penerapannya. Oleh karena itu peneliti memilih lokasi tersebut untuk meneliti

Adapun waktu yang di perlukan untuk meneliti mulai disetujuinya proposal saya dan siap maju ditesis.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:80), populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu dan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi untuk pengambilan sampel pada penelitian ini adalah ASN Lingkup Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Barat yang berjumlah 44 orang.

Jika di liat dari jumlah populasi maka dalam penentuan sample dalam penelitian ini mengacu pada tabel krejcie dan morgan (1970) sebgai berikut:

Tabel 3.1 Krijie dan Morgan

Sumber: Krejie dan Morgan

Dari tabel diatas, maka diperoleh jumlah sample dalam penelitian ini berjumlah 44 sample

Sampel menurut Sugiyono (2012:81) adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini tidak ada sampel penelitian karena peneliti menggunakan semua anggota populasi sebagai sampel. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Sugiyono

(2012:85) menjelaskan sampling jenuh atau sensus adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

4.4 Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Survey

Metode survey digunakan untuk mengambil data melalui pertanyaan tertulis atau kuesioner dan wawancara.

2. Metode Dokumentasi

Digunakan untuk mendapatkan data tentang proses peranan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) ataupun mekanisme penginputan data kepegawaiannya.

3. Metode Analisis Data

Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data variabel yang diperoleh dan kelompok subjek yang diteliti.

4.5 Jenis dan Sumber Data

Data untuk suatu penelitian dapat dikumpulkan dari berbagai sumber.

Sumber data dibedakan atas sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber data. Teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data antara lain observasi, wawancara dan diskusi dan penyebaran kuesioner. Dalam penelitian ini, data primer didapatkan dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada sample dengan

menyertakan pertanyaan-pertanyaan yang memuat variabel-variabel yang diteliti.

2. Data Sekunder

Sedangkan data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan. Sumber sekunder dalam penelitian ini dapat diperoleh dari jurnal penelitian, buku, artikel ilmiah, laporan dan sebagainya. Data sekunder dalam penelitian ini digunakan sebagai data pendukung, yaitu seperti data mengenai teori-teori yang digunakan, data penelitian terdahulu dan sebagainya.

4.6 Pengukuran Variabel

Dalam memperoleh jawaban atas hipotesis yang di bangun, maka peneliti melakukan serangkaian pengukuran untuk tiap variabel. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sistem informasi manajemen kepegawaian, ability dan support sistem. Dimana variabel yang akan diukur dijabarkan terlebih dahulu menjadi indikator variabel kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai item- item pertanyaan pada kuesioner penelitian.

Tabel 3.2 Skala Pengukuran Alternatif Jawaban Skor/ Nilai Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Kurang setuju 3

Setuju 4

Sangat Setuju 5

Peneliti hanya menggunakan empat alternatif jawaban dan menghilangkan alternatif jawaban ragu-ragu atau netral. Hal ini penulis maksudkan agar peneliti memperoleh hasil data yang pasti dan dapat di ukur. Sesuai dengan pendapat menurut Sarjono dan Julianita (2011:7) bahwa skala likert dengan empat alternatif jawaban dirasakan sebagai hal yang paling tepat. Jika menggunakan skala likert dengan lima alternatif jawaban (sangat setuju,setuju,ragu-ragu/netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju), maka jawaban ragu-ragu/netral akan menghasilkan jawaban yang “rancu”. Dalam kenyataan yang sering ditemui dilapangan, sebagian besar responden akan memilih jawaban “ragu-ragu/netral”. Hal ini menyebabkan dalam penarikan kesimpulan, hasil penelitian yang diperoleh menjadi kurang akurat karena sulit memberikan kriteria penliaian pada jawaban ragu-ragu atau netral.

4.7 Teknik Analisis Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini melalui tahapan sebagai berikut:

a. Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2016:29).

Penelitian deksriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manuais, objek, kondisii, sistem pemikiran maupun suatu peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual, akurat serta hubungan fenomena yang diselidiki (Nazir, 2005:89).

4.7.1. Uji Validitas

Uji validitas atau kesahihan digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur untuk mampu melakukan fungsi. Alat ukur yang dapat digunakan dalam pengujian validitas suatu kuesioner adalah angka hasil skor pernyataan dan skor keseluruhan pertanyaan responden terhadap informasi dalam kuesioner.

Uji validitas digunakan untuk sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.

Kevaliditasan instrumen menggambarkan bahwa suatu instrumen benar-benar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian serta mampu menunjukkan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil pengukuran.

Rumus Korelasi Product Moment (Rumus ini disebut juga dengan Pearson Product Moment):

r = nΣxy – (Σx) (Σy)

√{nΣx² – (Σx)²} {nΣy2 – (Σy)2}

Dimana:

r = Koefisien Korelasi Product Moment Σx = Jumlah skor dalam sebaran X Σy = Jumlah skor dalam sebaran Y

Σx2= Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X Σy2= Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X Σxy= Jumlah hasil kali skor X dan Y yang berpasangan N = Jumlah sampel

4.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari kata dalam bahasa Inggris rely, yang berarti percaya, dan reliable yang artinya dapat dipercaya. Denga demikian reliabilitas dapat diartikan sebagai keterpecayaan (Purwanto, 2007). Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal konsistensi dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach yaitu perhitungan yang dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi diantara butir- butir pertanyaan dalam kuesioner. Variabel dikatakan reliable jika nilai alpha-nya lebih dari 0,70.

Dengan demikian uji reliabilitas maka akan menghasilkan suatu instrumen yang benar-benar tepat dan akurat. Apabila koefisien reliabilitas instrumen yang dihasilkan lebih besar berarti instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang cukup baik:

4.7.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk menguji pengaruh

simultan dari beberapa variabel bebas terhadap suatu variabel terikat (Sekaran, 2006:299). Penelitian ini mengukur pengaruh variabel bebas (Ability, Support System dan Sistem Informasi Kepegawaian), sehingga peneliti menggunakan analisis regresi linear berganda (multiple regresion).

Persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+e Keterangan:

Y = Variabel terikat (Ketersediaan Informasi Kepegawaian) X1 = Variabel bebas (Sistem Informasi Kepegawaian) X2 = Variabel Bebas (Support Sistem)

X2= Variabel bebas (Ability) a = Konstanta

b = Koefisien regresi e = Eror Term 4.7.4 Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Uji signifikansi parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y apakah variabel X benar-benar berpengaruh terhadap variabel secara individual atau parsial terhadap variabel Y (Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini digunakan Uji t, untuk menguji variabel independen secara satu persatu

ada atau tidaknya pengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011).

Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

1. Menentukan formasi Hipotesis Nihil (H0) Hipotesis Alternatif (H1) H0 : 𝛽1 = 0, berarti variabel independen bukan merupakan variabel penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

H1 : 𝛽1 > 0, berarti variabel independen tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Level of significant (α= 0.05) Sampel n = jumlah sampel 3. Menentukan kriteria pengujian

H1 ditolak apabila t hitung < t table H0 ditolak apabila t hitung > t tabel 4. Mencari t hitung

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi parsial yang berfungsi apabila peneliti Mencari makna pengaruh parsial variabel X terhadap variabel Y maka hasil korelasi tersebut diuji dengan uji signifikansi parsial dengan rumus berikut (Ridwan, 2009).

r √𝑛 − 2 t hitung =

√𝑛 −r2 Keterangan

t hitung = nilai t

r = nilai koefisien korelasi n = jumlah sampel

5. Kesimpulan

Apabila t hitung > t tabel maka H0 ditolak, artinya ada pengaruh positif.

Apabila t hitung < t tabel maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh.

b. Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas (independen) yang di masukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (dependent) (Koncoro, 2009). Dalam penelitian ini juga menggunakan uji F, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh positif yang signifikan antara variabel bebas (independen) yaitu Sistem Informasi Kepegawaian (X1), Support Sistem (X2) dan Ability(X3) terhadap variabel bebas (devenden) yaitu Ketersediaan Informasi Kepegawaian (Y) (Ghozali, 2011). Langkah-langkah pengujiannya:

1. Menentukan taraf nyata (level of significant) 0,05 atau (5%).

2. Menentukan derajat kebebasan (df) F tabel = 2 : n-k-l.

3. Menentukan formulasi Ho dan Ha.

H0 : 𝛽= 0, artinya tidak ada pengaruh positif yang signifikan antara Sistem Informasi Kepegawaian (X1), Support Sistem (X2) dan Ability (X3) Ketersediaan Informasi Kepegawaian (Y).

Ha : 𝛽> 0, artinya ada pengaruh positif yang signifikan antara Sistem Informasi Kepegawaian(X1), Support Sistem (X2) dan Ability (X3) Ketersediaan Informasi Kepegawaian (Y).

4. Mencari F hitung

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi simultan dicari dahulu F hitung kemudian dibandingkan dengan F tabel. dengan rumus F hitung sebagai berikut (Ridwan, 2009).

r2 k F hitung =

(1 – R2) n – k – l Keterangan:

F hitung = nilai f yang dihitung R = nilai koefisien regresi berganda k = jumlah variabel bebas

n = jumlah sampel 5. Keputusan / Kesimpulan

jika F hitung > F tabel, maka hipotesa yang menyatakan ada pengaruh positif yang signifikan antara Sistem Informasi Kepegawaian (X1), Support Sistem (X2) dan Ability (X3) Ketersediaan Informasi Kepegawaian (Y) adalah diterima.

jika f hitung < f tabel, maka hipotesa yang menyatakan ada pengaruh positif yang signifikan antara Sistem Informasi Kepegawaian (X1), Support Sitem (X2) dan Ability (X3) terhadap Ketersediaan Informasi Kepegawaian (Y) adalah ditolak.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji R2 dimaksudkan untuk mengukur kemampuan seberapa besar persentase variasi variabel bebas (independen) pada model regresi linear berganda dalam menjelaskan variasi variabel terikat (dependent) (Priyatno, 2008). Dengan kata lain pengujian model menggunakan R2, dapat menunjukkan bahwa variabel-variabel independen yang digunakan dalam model regresi linear berganda adalah variabel variabel independen yang mampu mewakili keseluruhan dari variabel-variabel independen lainnya dalam mempengaruhi variabel dependen, kemudian Besarnya pengaruh ditunjukkan dalam bentuk persentase. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu).

Nilai R2 yang kecil 0 (nol) berarti kemampuan variabel-variabel bebas (independen) yaitu Sistem Informasi Kepegawaian, Support Sistem dan Ability amat terbatas. begitu pula sebaliknya, nilai R2 yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel bebas (independen) memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi Variabel terikat (dependen) (Ghozali, 2011). Koefisien determinasi dilakukan untuk mendeteksi ketepatan yang paling baik dalam analisis regresi ini, yaitu dengan membandingkan besarnya nilai koefisien determinan, jika R2 semakin besar mendekati 1 (satu) maka model semakin tepat.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Obye Penelitian a. Gambaran Singkat BKD Prov. Sulbar

Badan Kepegawaian Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf c, yang selanjutnya disingkat BKD merupakan unsur penunjang urusan pemerintahan dibidang Kepegawaian Daerah

BKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) mempunyai tugasmelaksanakan sebagian tugas Gubernur dibidang Kepegawaian, Pengembangan Sumber Daya Aparatur, menyusun rumusan kebijakan, mengoordinasikan dan membina Kepegawaian Daerah serta menyusun rencana pengembangan sumberdaya aparatur tingkat provinsi yang menjadi tanggung jawabnya.

BKD dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan perencanaan program dan kegiatan dibidang kepegawaian;

b. pengendalian dalam pelaksanaan tugas dibidang kepegawaian;

c. perumusan dan penyiapan kebijakan teknis pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia aparatur;

d. perumusan dan penyiapan kebijakan pelaksanaan pengembangan karier PNS;

e. pembinaan dan pemantauan sumber daya aparatur;

f. pelaksanaan koordinasi dan konsultasi dengan instansi terkait;

g. penyampaian konsep rencana kepegawaian daerah kepada gubernur;

h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi program/kegiatan bidang;

i. penyampaian laporan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas kepada gubernur j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

BKD terdiri atas : a. Kepala badan b. Sekretariat;

c. Bidang Formasi dan Pengembangan Pegawai;

d. Bidang Mutasi dan Kepangkatan;

e. Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai; dan f. Bidang Informasi dan Pengolahan Data Pegawai.

b. Struktur Organisasi BKD Prov. Sulbar

Susunan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Barat sebagai berikut :

1. Kepala Badan

2. Sekretariat, terdiri atas :

a. Sub Bagian Program dan Pelaporan b. Sub Bagian Keuangan dan Aset; dan c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

3. Bidang Formasi dan Pengembangan Pegawai, terdiri atas : a. Subbidang Formasi dan Pengadaan Pegawai;

b. Subbidang Pengembangan Karir; dan

c. Subbidang Kinerja dan Kompetensi Pegawai.

4. Bidang Mutasi dan Kepangkatan, terdiri atas : a. Subbidang Mutasi;

b. Subbidang Kenaikan Pangkat Jabatan Fungsional; dan

c. SubbidangKenaikan Pangkat Jabatan Pimpinan Tinggi dan Jabatan Administrasi.

5. Bidang Informasi dan Pengolahan Data Pegawai, terdiri atas:

a. Subbidang pengolahan data pegawai;

b. Subbidang dokumentasi; dan

c. Subbidang informasi dan pelaporan.

5.1.2 Deskripsi Data

Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Barat. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mengantarkan langsung kuesioner kepada responden yang bekerja pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Barat yang terpilih menjadi sampel melalui proses sampel yang telah dijelaskan pada bab metode penelitian.

Pengumpulan data dilakukan sejak tanggal 28 Juli sampai tanggal 20 Agustus 2021. Pendistribusian kuesioner dilakukan dengan cara mengantarkan langsung kuesioner kepada para pegawai yang menjadi sampel penelitian. Peneliti menetapkan janji untuk pengambilan kuesioner selama 1 minggu terhitung sejak kuesioner diantarkan kepada responden atau sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan antara responden dan peneliti. Sampel dalam penelitian ini berjumla 44 responden. Dari pengembalian kuesioner yang disebarkan, 44 (100%) kuesioner yang diterima kembali oleh peneliti.

Tabel 5.1 Rincian Pengembalian Kuesioner

No BKD Jumlah

Kuesioner yang dibagikan

Jumlah Kuesioner yang

dikembalikan

1. Kepala Bidang 5 5

2. Kepala Subbidang 15 15

3. staf 24 24

Total 44 44

Sumber: Data primer diolah 2021 5.1.3 Deskripsi Responden

Kuesioner yang disebarkan 44 eksemplar, semua kuesioner memenuhi kriteria. Karakteristik responden yang menjadi subjek dalam penelitian ini terdiri dari jenis kelamin tingkat pendidikan dan masa kerja. Dalam kuesioner responden boleh tidak mencantumkan identitas pribadi atau nama untuk kerahasiaan informasi yang diberikan responden.

. a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.2 Data Jenis Kelamin Pada Responden

Jenis kelamin

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-Laki 22 50,0 50,0 50,0

Perempuan 22 50,0 50,0 100,0

Total 44 100,0 100,0

Sumber: Data primer diolah 2021

Berdasarkan dari jenis kelamin, responden dibagi menjadi dua yaitu laki- laki dan perempuan. Dari hasil kuesioner yang disebarkan ditemukan bahwa responden laki-laki seimbang dengan responden perempuan. Dari hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 22 orang dengan tingkat persentase 50% dan responden yang berjenis

kelamin perempuan sebanyak 22 orang dengan tingkat persentase 50%.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Terdapat empat klasifikasi yang digunakan untuk mengelompokan tingkat pendidikan responden, hasil perhitungan persentase mendapatkan mayoritas dari mereka berlatar belakang berpendidikan Sarjana (S1) dengan jumlah 22 orang dengan tingkat persentase mencapai 50%. Kelompok lain yang memiliki jumlah banyak adalah responden berlatar belakang pendidikan Magister (S2) dengan jumlah 16 orang dengan tingkat persentase mencapai 36,4%, kemudian berpendidikan SMA/SMK dengan jumlah 4 orang dengan tingkat persentase mencapai sebanyak 9,1%, dan yang berpendidikan diploma dengan jumlah 2 orang dengan tingkat persentase mencapai sebanyak 4,5% Perincian sebaran tingkat pendidikan diperlihatkan pada Tabel 5.3 berikut.

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid Magister

(Strata2)

16 36,4 36,4 36,4

Sarjana (Strata1) 22 50 50 86,4

Diploma (D3) 2 4,5 4,5 90,9

SMA/SMK 4 9,1 9,1 100,0

Total 44 100,0 100,0

Sumber: Data primer diolah 2021

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Pengelompokan responden berdasarkan masa kerja memberikan hasil sebagai berikut: responden yang paling banyak adalah mereka yang masa kerja 5- 10 tahun yaitu sebanyak 17 orang dengan tingkat persentase 38,6%, diikuti yang

masa kerja 11-15 tahun yaitu sebanyak 13 orang dengan tingkat persentase 29,5%, kemudian yang masa kerja 1-5 tahun sebanyak 10 orang dengan tingkat persentase 22,7% dan responden yang paling sedikit adalah yang masa kerja kurang dari 16- 20 tahun sebanyak 4 orang dengan tingkat persentase 9,1%. Adapun data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut:

Tabel 5.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 – 5 Tahun 10 22,7 22,7 22,7

5 – 10 Tahun 17 38,6 38,6 61,3

11 – 15 Tahun 13 29,5 29,5 90,8

16 – 20 Tahun 4 9,1 9,1 100,0

Total 44 100,0 100,0

Sumber: Data primer diolah 2021 5.1.4 Deskripsi Variabel Penelitian

Deskripsi variabel penelitian untuk menunjukkan tanggapan responden mengenai Pengaruh Sistem Informasi Kepegawaian, Ability dan Support Sistem Terhadap Ketersediaan Iformasi Kepegawain Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Barat. Berikut dijelaskan tanggapan responden dari variabel dependen dan independen.

1. Sistem Informasi Kepegawaian (X1)

Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) adalah sistem yang mampu memberikan informasi data-data pegawai pada suatu perusahaan maupun instansi yang salingberinteraksi mencapai tujuan yang telah ditargetkan.

Dokumen terkait