BAB III METODE PENELITIAN
3.6 Definisi Operasional
Defenisi operasional meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan tujuan penelitian.
1. Ayam broiler adalah ayam yang dimanfaatkan dagingnya untuk suatu usaha di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba dan mempunyai kriteria untuk dijadikan alat produksi yang mampu menghasilkan daging.
2. Kemitaraan perusahaan adalah kerjasama yang dilakukan oleh peternak ayam broiler di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba dengan perusahaan mitra yakni PT. Ciomas dan PT. Patriot dengan pola inti-plasma.
3. Pola mandiri adalah sistem yang dilakukan oleh peternak ayam broiler di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba tanpa kerja sama dengan persahaan.
4. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh peternak di di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba yang tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi, yang terdiri atas biaya penyusutan kandang dan penyusutan peralatan yang dinyatakan dalam rupiah/priode.
5. Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh jumlah produksi seperti bibit, pakan, vaksin dan obat-obatan, listrik dan tenaga kerjayang dinyatakan dalam rupiah (RP).
6. Biaya total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan selama satu priode produksi yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel yang dinyatakan dalam rupiah (RP).
7. Penerimaan adalah nilai ternak ayam, dengan mengalikan harga jual yang dinyatakan dalam rupiah (RP).
8. Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan usaha ayam broiler (pendapatan kotor) dengan total biaya yang dikeluarkan oleh peternak di di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba selama proses pemeliharaan dinyatakan dalam rupiah (RP).
9. Keuntungan adalah selisih antara pendapatan dengan total biaya usaha ternak ayam broiler di di Desa Singa Kecamatn Herlang Kabupaten Bulukumba yang dikeluarkan selama proses pemeliharaan dinyatakan dalam rupiah (Rp) 10. Komparasi adalah perbandingan seberapa besar tingkat pebedaan satu hal
dengan hal lainnya.
IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN
4.1. Letak Geografis
Kondisi desa merupakan hal yang penting dalam mendukung secara fisik dalam pengembangan suatu desa. Faktor fisik memberikan penilaian tentang kemampuan lahan dan kesesuaian lahan yang dijadikan lokasi perencanaan pembangunan, pelaksanaan pembangunan, maupun penyelenggaraan pemerintahan di desa.
Secara geografis desa Singa terletak di antara -5,398515° Lintang Selatan (LS) dan 120,360093° Bujur Timur (BT) dengan batas-batas administrasi:
- Sebelah Utara : berbatasan dengan Desa Gunturu - Sebelah Selatan : berbatasan dengan Desa Borong
- Sebelah Barat :berbatasan dengan Desa Tugondeng/desa Karassing - Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Tanuntung
Secara administratif Desa Singa berada dalam Kecamatan Herlang terbagi dalam empat Dusun. Luas wilayah Desa 9000 km². Dusun Batuasang dengan luas wilayah 2.300 Km2 dengan jumlah RK 2 dan RT 4. Dusun Bontomanai memiliki luas wilayah 2.512 Km2 dengan jumlah RK 2 dan RT 4. Dusun Tuhalolo memiliki luas wilayah 1.964 Km2 dengan jumlah RK 2 dan RT 4. Dusun Saukeng memiliki luas wilayah 2.224 Km2 dengan jumlah RK 2 dan RT 4
.
4.2. Kondisi Demografis
Kondisi demografis atau kependudukan merupakan hal yang harus menjadi perhatian khusus kepada pihak pemerintah dan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Banyaknya jumlah penduduk merupakan suatu gambaran tentang kependudukan pada suatu gamabaran kependudukan pada suatu wilayah dalam konteks pembangunan agar tepat sasaran. Jumlah penduduk di Desa Singa yaitu sebanyak 3.176 orang. Adapun jumlah penduduk berdasksarkan jenis kelamin di Desa Singa dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Singa.
No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Laki-laki 1.557 49
2. Perempuan 1.622 51
Jumlah 3.179 100
Sumber: Data IDM Desa Tahun 2021
Berdasarkan Tabel 3. Menunujukkan bahwa di Desa Singa penduduknya lebih banyak perempuan. Di mana perbedaan antara penduduk laki-laki dan perempuan yaitu selisih 65 orang.
4.3. Keadaan Sarana dan Prasarana
Kemajuan suatu daerah bisa di lihat dari adanya sarana dan prasarana.
Ketersediaan sarana dan prasarana umum mendukung dalam kelancaran aktivitas masyarakat. Adapun sarana dan prasarana umum di Desa Singa adalah sebagai berikut:
a. Sarana Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempunyai peranan yang cukup penting dalam pembangunan suatau daerah, daerah yang memiliki penduduk dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan mempunyai potensi yang besar untuk berkembang, dengan adanya sekolah sebagai sarana pendidikan, akan memudahkan masyarakat untuk menuntut ilmu. Adapun jenis dan jumlah sarana dan prasarana pendidikan di Desa Singa dapat di lihat pada Tabel berikut:
Tabel 4. Jenis dan Jumlah Sarana dan Prasarana Pendidikan di Desa Singa, 2020 No. Jenis Sarana Pendidikan Jumlah (Unit)
1. TK 4
2. SD 6
3. SMP 1
Sumber: Kecamatan Herlang dalam Angka, 2020
Berdasarkan Tabel 4. Menunjukkan bahwa sarana pendidikan yang ada di Desa Singa cukup tersedia. Dengan adanya sarana dan prasarana pendidikan tersebut, dapat menunjang proses belajar mengajar.
4.4. Kondisi Pertanian
Secara umum sumber perekonomian yang ada di Desa Singa yaitu bertani dan beternak dan potensi hasil pertanian dan peternakan dan perikanan yang ada di Desa Singa dapat dilihat perbandingan pada Tabel 5 dan Tabel 6.
Tabel 5. Kondisi Pertanian di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba
No Komoditas Produksi / Tahun
2019 2020 2021
1 Tanaman Pangan
Padi 121 ha 120 ha 120 ha
Jagung 361 ha 348 ha 342 ha
Ubi Kayu 12,5 ha 12 ha 11 ha
2 Buah Buahan
Mangga 15,3 ha 14,2ha 12,5 ha
3 Perkebunan
Kelapa 81 ha 75 ha 71 ha
Sumber Data Profil Desa Tahun, 2021.
Berdasarkan Tabel 5 menujukkan bahwa komoditas tanaman pangan, buah-buahan dan perkebenunan. Ada 3 jenis tanaman pangan yang terdapat di Desa Singa adalah padi, jangung dan ubi kayu. Jumlah luas lahan produksi tertinggi untuk semua komoditas dari tahun 2019-2021 adalah tanaman pangan jagung. Ini dikarenakan mayoritas masyarakat di Desa Singa itu menggunkan lahannya untuk pertanian komoditas jagung.
Tabel 6. Kondisi Peternakan dan Perikanan di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba
No Komoditas Produksi / Tahun
2019 2020 2021
1 Peternakan
Sapi 172 198 253
Kerbau 0 0 0
Kambing 51 66 73
Ayam 9.734 10.325 34.700
2 Perikanan
Keramba 0 0 0
Tambak 0 0 0
Empang 0 0 0
Sumber Data Profil Desa Tahun 2021
Berdasrkan Tabel 6 menunjukkan bahwa peternakan tertinggi yang dilakukan masyarakat di Desa Singa adalah peternakan ayam broiler. Kondisi cuaca dan lahan yang strategis untuk melakukan peternakan ayam broiler sehingga banyak masyarkat yang beternak ayam broiler baik itu kemitraan ataupun mandiri.
Rata –rata masyrakat di Desa Singa memanfaatkan lahannya dengan pertanian dan peternakan.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Identitas Responden
Identitas responden adalah keadaan atau informasi mengenai profil petani yang bertujuan untuk mendukung pencapaian dalam penelitian ini. Adapun identitas yang akan dijelaskan berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap 10 responden. Ada 5 peternak yang menggunakan pola kemitraan dan 5 peternak yang menggunakan pola mandiri di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba sebagi berikur:
5.1.1. Umur Responden
Umur merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi keterampilan petani dalam bertani. Keterampilan ini dapat bersifat fisik atau mental, seperti kemampuan kerja dan pola pikir, pengambilan keputusan dan penggabungan informasi ke dalam pengetahuan yang akan mengalami peningkatankemampuan kerja seiring bertambahnya usia. Umur produktif adalah umur dimana seseorang mampu menghasilkan produk atau jasa.
Adapun klasifikasi responden menurut tingkatan umur peternak ayam broiler di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Umur Peternak Ayam Broiler Pola Kemitraan dan Pola Mandiri di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba
Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2021
Berdasarkan Tabel 7 diatas dapat dilihat b ahwa jumlah peternak ayam broiler yang berumur antara 39 – 43 sebanyak 4 orang dengan jumlah presentase 40%, dimana presentase tersebut merupakan presentase umur peternak ayam broiler tertinggi. Hal ini menunjukan bahwa peternak ayam broiler di Desa Singa berada pada umur produktif. Peternak ayam broiler di Desa Singa masih memiliki kemampuan fisik dan mental yang cukup baik dalam menjalankan usaha peternakannya.
5.1.2. Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang erat kaitannya dengan perilaku peternak dalam mengembangkan peternakannya dan mengambil keputusan. Peternak yang berpendidikan lebih tinggi akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan, memperhitungkan risiko yang dihadapi dan akan lebih cepat mengadopsi inovasi dan perubahan teknologi untuk meningkatkan produksi ayam broiler. Sementara itu, responden yang kurang terlatih dalam menjalankan peternakannya cenderung mengikuti kebiasaan yang telah diturunkan dari generasi ke generasi. Tingkat pendidikan peternak ayam broiler di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba dapat dilihat pada Tabel 8.
No. Umur Peternak Jumlah Presentase (%)
1 34 – 38 1 10
2 39 – 43 4 40
3 44 – 48 3 30
4 49 – 53 2 20
Total 10 100
Tabel 8. Pendidikan Peternak Ayam Broiler Pola Kemitraan dan Pola Mandiri di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba
Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2021
Tabel 8 menunjukan bahwa Pendidikan peternak ayam broiler ada 3 tingkat pendidikan di Desa Singa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Stara 1 (S1). Tingkat Pendidikan SMA memiliki presentase tertinggi dibandingkan dengan S1 yaitu 3 orang dengan jumlah presentase 50% dan tingkat Pendidikan yang memiliki presentase terendah ialah Sekolah Menengah Pertama (SMP). Peternak di Desa Singa Kecamatan Herlang rata-rata memiliki dendidikan tinggi dengan Pendidikan ini maka peternak dapat mempermudah dalam menerima atau mempertimbangn inovasi yang dapat membantu pengembahangan usaha ternak ayam broiler.
5.1.3. Luas Lahan
Lahan menjadi hal yang penting bagi peternak dalam menjalankan usahanya. Luas lahan akan mempengaruhi tingkat pendapatan petani apabila dimanfaatkan secara optimal. Adapun luas lahan peternak di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba dapat dilihat pada Tabel 9.
No Pendidikan Jumlah Presentase (%)
1 SMP 2 20
2 SMA 5 50
3 S1 3 30
Total 10 100
Tabel 9. Luas Lahan Peternak Ayam Broiler Pola Kemitraan dan Pola Mandiri di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021
Tabel 9 diketahui bahwa jumlah petani yang memiliki luas lahan 0,5 Ha tertinggi yaitu 6 orang dengan presentase 60%. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peternak ayam broiler menggunakan lahannya dalam menjalankan usaha ternak ayam broiler dan untuk lahan pertanian.
5.1.4. Pengalaman Beternak
Pengalaman beternak dihitung dari seberapa lama peternak dalam melakukan usahanya dan dihitung dalam satuan tahun. Lama beternak terendah adalah 3 tanun dan lama beternak tertinggi adalah 6 tahun. Adapun pengalaman beternak ayam broiler di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Pengalaman Beternak Ayam Broiler Pola Kemitraan dan Pola Mandiri di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021
Tabel 10 menunjukan bahwa pengalaman peternak dalam menjalankan usahanya 5-6 tahun berbanding seimbang dengan peternak yang pengalaman selama 3-4 tahun yaitu 3 orang dengan presentase 50%. Pengalaman beternak
No Luas lahan (Ha) Jumlah Presentase (%)
1 0,5 6 60
2 1 4 40
Total 10 100
No Pengalaman Beternak Jumlah Presentase (%)
1 3 – 4 5 50
2 5 – 6 5 50
Jumlah 10 100
berpengaruh pada pengolahan usaha ternaknya semakin lama pengalaman beternaknya maka semakin banyak pengetahuan yang didapatkan dalam mengelolah usaha peternakan ayam broilernya.
5.1.6. Tanggungan Keluarga
Tanggungan keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam suatu rumah tangga.
Banyaknya tanggungan mempengaruhi aktivitas atau kegiatan peternak dalam mengelola kegiatannya. Semakin banyak tanggungan maka semakin banyak pula kebutuhan yang akan dipenuhi. Tanggungan keluarga peternak ayam broiler di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Jumlah Tanggungan Peternak Ayam Broiler Pola Kemitraan dan Pola Mandiri di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021
Tabel 11 diatas dapat dijelaskan bahwa yang memiliki tanggungan tertinggi adalah 3 orang dengan presentase 40% dan yang terendah adalah jumlah tanggungan 2, 4 dan 5 orang dengan presentae masing-masing 20%. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga dapat mempengaruhi ketersediaan tenaga kerja pada proses pengelolaan usaha ternaknya.
No Jumlah Tanggungan Jumlah Presentase (%)
1 2 2 20
2 3 4 40
3 4 2 20
4 5 2 20
Total 10 100
5.2. Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead (Mulyadi, 2015:14).
Biaya produksi terbagi menjadi 2 bagian biaya variabel dan biaya tetap.
Biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah disebabkan karena adanya perubahan jumlah hasil. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang tidak berubah-ubah (konstan) untuk setiap tingkat atau hasil yang diproduksi. Biaya total adalah biaya yang merupakan jumlah dari biaya variabel dan biaya tetap (Nizam,2013).
5.2.1. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah-ubah (konstan) untuk setiap tingkat atau hasil yang diproduksi. Adapun biaya tetap yang dikeluarkan oleh peternak ayam broiler yang ada di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba baik itu pola kemitraan ataupun mandiri adalah biaya penyusutan kendang, biaya penyusutan alat dan biaya paja bumi dan bangunan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Biaya penyusutan Kandang, Biaya Penyusutan Alat dan Pajak Bumi dan Bangunan Peternak Ayam Broiler Pola Kemitraan dan Pola Mandiri di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 12, menunjukan bahwa keseluruhan biaya penyusutan kandang yang digunakan oleh peternak pada pola mitra adalah Rp. 1.708.332 dan rata-rata lama pemakaian kandang pada pola kemitaan ini adalah 4.6 tahun. Adapun luas kandang yang sebagian besarnya digunakan oleh peternak di Desa Singa adalah berukuran 8x32 meter. Sedangkan penyusutan kandang pada pola mandiri Rp.
1.620.832 dan rata-rata lama pemakaian kandangnya 4.2 tahun.
Total biaya penyusutan alat yang digunakan oleh peternak ayam broiler dengan pola mitra yaitu Rp. 287.330 sedangkan dengan pola mandiri Rp. 329.029.
Untuk mengetahui biaya penyusutan adalah nilai awal dikurang dengan nilai akhir kemudian dikali dengan jumlah alat lalu dibagi lama pemakaiannya (Zaki Baridwan, 2011 : 308)
Total pajak bumi dan bangunan untuk pola kemitraan sebesar Rp.125.000 sedangkan peternak dengan pola mandiri sebesar Rp.125.000. Nilai penyusutan kandang merupakan biaya tetap terbesar dibandingkan dengan pajak bumi dan
No Uraian Total Biaya Tetap
Mitra Mandiri
1 Kandang 1.708.332 1.620.832
2 Tempat Pakan 42.416 52.776
3 Tempat Air 28.791 34.645
4 Pemanas 205.832 231.943
5 Tabung Gas 10.291 9.665
6 Pajak Bumi dan Bangunan 125.000 125.000
Jumlah 2.120.662 2.074.861
bangunan ini dikarenakan mahalnya harga kandang atau besarnya biaya pembuatan kandang.
5.2.2. Biaya Variabel
Biaya variabel atau bisa disebut biaya tidak tetap dapat didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan atau ditanggung oleh peternak selama masa produksi yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah produksi. Biaya Variabel meliputi DOC (Day Old Chicks), pakan, obat-obatan, listrik dan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh peternak di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.
Adapun biaya variabel yang dikeluarkan oleh peternak ayam broiler baik itu mitra ataupun mandiri di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Singa dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Total Biaya Variabel Peternak Ayam Broiler Pola Kemitraan dan Pola Mandiri di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 13, total biaya variabel untuk peternak ayam broiler pada pola mitra sebesar Rp. 344.241.200 dimana biaya terbesar yang dikeluarkan pada pada biaya variabel ini adalah biaya pakan yakni Rp.244.300.000. Sedangkan
No Uraian Total Biaya Variabel
Mitra Mandiri
1 Biaya Bibit 84.000.000 90.000.000
2 Pakan 244.300.000 234.000.000
3 Obat-obatan 801.200 372.000
4 Listrik 940.000 830.000
5 Tenaga Kerja 14.200.000 12.400.000
Jumlah 344.241.200 337.602.000
untuk biaya bibit ayam broiler sebesar Rp. 84.000.000. Harga bibit yang berbeda antara yang menggunakan pola mitra dengan pola mandiri Rp.8.000/ekor bermitra dengan PT. Patriot dan Rp.9.000/ekor untuk yang bermitra dengan PT. Ciomas sedangkan untuk peternak yang menggunakan pola mandiri rata-rata Rp.9.000/ekor. Biaya variabel yang terendah adalah biaya obat-obatan sebesar Rp.801.200. Biaya listrik yang digunakan pada peternak pola mitra sebesar Rp.
940.000.
Peternak ayam broiler di Desa Singa kebanyakan menggunakan tenaga kerja dalam keluarga itu sebebnya biaya tenaga kerja tidak terlalu banyak dikeluarkan oleh peternak. Adapun biaya variabel untuk biaya tenaga kerja pada pola mitra sebesar Rp. 14.200.000 sedangkan pada pola mandiri sebesar Rp.
12.400.000.
Jenis penyakit yang sering dikeluhkan oleh peternak di Desa Singa adalah penyakit berak kapur pada ayam dan CRD (Chronic Respiratory Disease) atau lebih dikenal ngorok adalah gangguan pernafasan pada ayam.
Total biaya variabel untuk peternak ayam broiler pada pola mandiri sebesar Rp.337.602.000. Biaya variabel tertinggi adalah biaya pakan yakni sebesar Rp.234.000.000. Kemudian biaya terendah adalah biaya obat-obatan yakni sebesar Rp.372.000. untuk biaya listrik pada pola mitra sebesar Rp. 830.000. Biaya listrik pada peternak digunakan untuk penerangan ataupun penghangat bagi ayam pada malam hari dan digunakan pula untuk menyalakan dynamo air.
5.2.3. Total Biaya
Biaya total adalah biaya yang merupakan jumlah dari biaya variabel dan biaya tetap (Nizam,2013). Adapun total biaya pada peternak ayam broiler antara pola kemitraan dengan pola mandiri di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Total Biaya Usaha Ternak Ayam Broiler Antara Pola Kemitraan dengan Pola Mandiri di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.
No Uraian Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya
1 Mitra 2.120.662 344.241.200 346.361.862
2 Mandiri 2.074.861 336.602.000 338.676.861
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 14, total biaya usaha ternak ayam broiler pada pola kemitraan sebesar Rp. 346.361.862 dimana biaya tetapnya sebesar Rp. 2.120.662 dan biaya variabelnya sebesar Rp. 334.241.200. Sedangkan total biaya usaha ternak ayam broiler pada pola mandiri sebesar Rp. 338.676.861 biaya tetapnya sebesar Rp.2.074.861 dan untuk biaya variabelnya Rp. 336.602.000. Dari tabel diatas maka dapat disimpulkan total biaya pada pola mandiri lebih besar daripada total biaya pada pola kemitraan.
5.3. Penerimaan
Penerimaan merupakan seluruh hasil yang diperoleh dari proses produksi selama satu priode yang dapat dilihat dari jumlah ternak yang terjual. Penerimaan
yang diperoleh peternak selanjutnya digunakan untuk menutupi biaya total yang telah dikeluarkan (Pakiding, 2016).
Adapun penerimaan usaha ternak ayam broiler antar pola kemitraan dengan pola mandiri di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Total Penerimaan Usaha Ternak Ayam Broiler Antara Pola Kemitraan dengan Pola Mandiri di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.
No Uraian Mitra Mandiri
1 Ayam Broiler 376.480.000 371.175.000
2 Fases 1.670.000 2.250.000
3 Karung Bekas 395.000 580.000
Total Penerimaan 378.545.000 374.005.000
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021
Tabel 15 menunjukan bahwa, total penerimaan peternak ayam broiler pada pola kemitraan sebesar Rp.378.545.000 dimana penerimaan pada penjualan ayam broiler yakni Rp.376.480.000. Penerimaan pada penjualan fases atau kotoran ternak sebesar Rp. 1.670.000 dan pda penerimaan hasil penjualan karung bekas sebesar Rp. 395.000.
Adapun total penerimaan peternak ayam broiler pada pola mandiri sebesar Rp. 374.005.000. Penerimaan pada penjualan hasil produksi atau ayam broiler sebesar Rp. 371.175.000. Penjualan fases atau kotoran ternak sebesara Rp.
2.250.000 dan pada hasil penjualan karung bekas sebesar Rp. 580.000. Dengan
adanya penjualan fases dan karung bekas maka penerimaan peternak ayam broiler di Desa Singa menjadi bertambah.
5.4. Pendapatan
Analisis pendapatan atau keuntungann merupakan tujuan setiap jenis usaha. Keuntungan dapat dicapai jika jumlah penerimaan yang diperoleh dari hasil usaha lebih besar dari pada jumlah pengeluarannya. Semakin tinggi selisih tersebut maka semakin semakin meningkat pula keuntungan yang akan diperoleh.
Adapun pendapatan usaha ternak ayam boiler antara pola kemitraan dengan mandiri di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Total Pendapatan Usaha Ternak Ayam Broiler Antara Pola Kemitraan dengan Pola Mandiri di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.
No Urian Mitra Mandiri
1 Penerimaan 378.545.000 374.005.000
2 Total Biaya 346.361.862 338.676.861
Total Pendapatan 32.183.862 35.328.159
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 16, maka dapat dilihat bahwa total pendapatan bagi keseluruhan peternak ayam broiler yang menggunakan pola kemitraan adalah sebesar Rp.32.183.862 dimana untuk mengetahui pendapatan peternak yang mengunakan pola kemitraan maka total penerimaan dikurang dengan total biaya (Soekartawi, 2006)
Sedangkan total pendapatan peternak ayam broiler yang mennggunkan pola mandiri adalah sebesar Rp. 35.328.159. Maka dari total pendapatan peternak yang menggunakan pola kemitraan dan pola mandiri diatas telah diketahui bahwa usaha ternak ayam broiler yang menggunakan pola mandiri lebih menguntungkan dibandingkan dengan usaha ternak ayam broiler yang menggunakan pola kemitraan. Untuk lebih jelasnya perbandingan pendapatan maka dilakukan uji t atau uji komparatif. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rita (2009) menunjukkan bahwa usaha ternak mandiri lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan pola kemitraan.
Pendapatan usaha peternakan ayam boiler selain dipengaruhi oleh faktor harga, juga sangat tergantung pada tingkat produksi, biaya pakan, DOC (Day Old Chicks), tenaga kerja serta biaya peralatan dan kandang.
5.5. Uji T (Independen Sample T-Test)
Uji Komparatif ini dilakukan untuk melihat perbandingan pendapatan usaha ternak ayam broiler antara pola kemitraan dan pola mandiri di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba, pengujian ini menggunakan uji-t, dengan hipotesis yang diajukan adalah terdapat perbedaan pendapatan pada usaha ternak ayam broiler antara pola kemitraan dan pola mandiri di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.
Tabel 17. Hasil Uji T Usaha ternak Ayam Broiler Antara Pola Kemitraan dengan Pola Mandiri di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.
Sumber: Data Output SPSS Setelah Diolah, 2021.
Tabel 17 menunjukkan bahwa tabel output Independen Samples Test diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,046 < 0,05, maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independen sampel t test dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan (nyata) Antara pendapatan usaha ternak ayam broiler pola kemitraan dengan pola mandiri.
No Uraian Mean Std.
Deviation
Std. Eror Mean
Sig. (2- tailed 1 Pendapatan Pola
Kemitraan
32183862.00 00
3267838.0770 0
1461421.6160 0
0.046
2 Pendapatan Pola Mandiri
35328159.00 00
1992857.4220 0
891232.93280 0.037