BAB II TINJAUAN PUSTAKA
G. Hipotesis
serta mengelola perusahaan. Banyak atau sedikitnya jumlah dewan direksi dalam perusahaan dapat berpengaruh terhadap agensi antara pemegang saham dan direksi, hubungan eksternal perusahaan, komunikasi, serta kordinasi dalam manajemen perusahaan. Dewan direksi dalam suatu perusahaan berperan dalam menentukan kebijakan yang akan diambil atau strategi perusahaan tersebut secara jangka pendek maupun jangka panjang.
Perusahaan yang memiliki ukuran dewan yang besar tidak bisa melakukan koordinasi, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki dewan yang lebih kecil sehingga nilai perusahaan yang memiliki dewan direksi lebih sedikit (Khoirunnisa dan Karina, 2021). . Dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh (Rahmawati et al. 2017).menjelaskan bahwa adanya pengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
Baik dan efektifnya komunikasi, koordinasi, manajemen, serta pengelolaan dalam perusahaan dapat menunjang kinerja keuangan yang semakin baik. Hal tersebut didukung oleh penetapan dewan direksi yang bertugas sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, keberadaan dewan direksi dalam suatu perusahaan dapat mempengaruhi peningkatan kinerja keuangan perusahaan.
H1: Dewan direksi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia (BEI).
Pengaruh Komite Audit Terhadap Kinerja Keuangan
komite audit merupakan komite yang ditambahkan dengan maksud untuk melakukan penyelidikan atau pemeriksaan yang dianggap perlu dalam proses penyusunan laporan keuangan perusahaan untuk menghindari adanya sebuah kecurangan pihak manajemen yang tidak diingikan.
Komite audit bertanggung jawab pada laporan keuangan komite, pengawasan perusahaan, dan tata kelola perusahaan. Kemampuan komite audit yang memadai dapat mendukung jalannya pelaporan, pengawasan, dan pengelolaan yang baik dalam perusahaan. Dengan begitu, dapat mencegah adanya kesalahan hingga kecurangan yang dapat terjadi pada pengelolaan keuangan perusahaan Nasution (2020).
Komite audit mempunyai peranan yang penting dalam hal memeliara krebilitas laporan keuangan seperti dilaksanakannya good corporate governance. Dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Prabakusuma (2020) menjelaskan bahwa adanya pengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
Berdasarkan tugas dan wewenang komite audit, maka dapat mendukung pernyataan bahwa keberadaan komite audit dalam suatu perusaahan dapat berpengaruh teerhadap kinerja keuangan.
H2: Komite audit berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia (BEI).
Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Kinerja Keuangan
kepemilikan manajerial merupakan keadaan di mana manajer perusahaan memiliki sebuah jabatan sebagai manajer pada perusahaan sekaligus pemegang saham yang turut aktif dalam menentukan kebijakan, seringkali manajer yang menjalankan operasi perusahaan dikhawatirkan dapat bermain curang dengan tujuan untuk memakmurkan kepentingan sendiri tanpa memperdulikan kemakmuran pemegang saham, hal tersebut terjadi karna manajer memiliki 2 peran diperusahaan.
Menurut Pujiati (2015) Menjelaskan bahwa Kepemilikan manajerial adalah saham yang dimiliki oleh pihak manajemen seperti manajer, dewan komisaris, dewan direksi dalam suatu perusahaan.
Keberadaan kepemilikan manajerial dapat menyelaraskan kepentingan antara pemegang saham dan manajerial perusahaan. Dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Subiyanti dan Zannati (2019) menjelaskan bahwa adanya pengaruh terhadap kinerja keuangan.
Oleh karena itu dengan proporsi kepemilikan manajerial yang tinggi dapat monitoring perusahaan karena manajer tersebut sebagai pemegang saham juga sebagai pengawas perusahaan yang menginginkan laporan yang dibuat dapat memberikan informasi yang relevan dan juga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan
H3 : Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia (BEI).
33
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan penjelasan diatas, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yaitu penelitian yang menerapkan metode analisis yang menggunakan statistik serta data dalam bentuk angka-angka yang diperlukan, Adapun subjek dari penelitian ini diantara nya terdapat 2 variabel independen yang menjadi variabel yaitu Dewan Direksi, Komite Audit dan Kepemilikan Manajerial sebagai penjelasan Good Corporate Governance, sedangkan variabel dependennya yaitu kinerja keuangan perusahaan menggunakan Return On Equity (ROE)
B. Lokasi dan waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan input data selama 3 periode.
Data yang diperoleh dapat diakses melalui web resmi Bursa Efek Indonesia.
dan penelitian ini dikakukan pada bulan mei hingga selesai.
C. Definisi Operasional dan Pengukurannya
Dalam penelitian terdapat dua variabel yaitu Variabel dependen dan variable independen. Adapun penjelasan yang akan menggambarkan secara lebih jelas, sebagai berikut:
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik secara positif maupun negatif. Variabel independen dalam penelitian ini adalah mekanisme corporate governance yang terdiri dari:
πΎππππ‘π π΄π’πππ‘ = πΎππππ‘π π΄π’πππ‘ a. Dewan Direksi
Dewan Direksi yaitu orang yang dipercaya untuk menjadi kepala dalam suatu perusahaan. Direksi merupakan pemilik perusahaan atau orang yang ditunjuk oleh pemilik perusahaan.
Adapun Ukuran perusahaan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
b. Komite Audit
Komite Audit adalah sebuah Komite yang dibentuk oleh pihak dewan komisaris perusahaan yang keanggotaannya dipilih serta dapat diberhentikan oleh pihak dewan komisaris, dan bertugas untuk melakukan penyelidikan atau pemeriksaan yang dianggap perlu atas implementasi fungsi regresi dalam pengelolaan perusahaan.
Adapun pengukuran Komite Audit yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
c. Kepemilikan Manajerial
Menurut Pujiati (2015) menjelaskan bahwa Kepemilikan Manajerial dapat diartikan sebagai tingkat Kepemilikan saham oleh pihak manajerial, Komisaris serta direksi perusahaan pada akhir tahun yang kemudian dinyatakan dalam nominal presentase.
Adapun pengukuran Kepemilikan Manajerial yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
πππ’πππ π·ππ€ππ π·πππππ π = π·ππ€ππ π·πππππ π
2. Variabel Dependen (variabel terikat)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kinerja Keuangan.
Dalam penelitian ini kinerja keuangan diukur dengan menggunakan Return On Equity yang merupakan rasio untuk mengukur kinerja perusahaan dalam Mengukur laba bersih bila diukur dari modal pemilik.
Semakin besar Rasionya maka semakin sebaik kemampuan perusahaan dalam memperoleh efektif dalam memanfaatkan ekuitasnya Rumus yang dipakai
D. Populasi dan Sample 1. Populasi
Populasi merupakan Serangkain bagian yang lengkap, biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian yang memiliki karakteristik tertentu yang dipelajari atau menjadi objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018 hingga 2020 dan memiliki laporan keuangan yang lengkap dan dipublikasikan di bursa efek Indonesia (BEI).
π ππ‘π’ππ ππ πΈππ’ππ‘π¦ = πΏπππ π΅πππ πβ
πΈππ’ππ‘ππ ππππππππ ππβππ
πΎππππππππππ ππππππππππ= π½π’πππβ π πβππ ππππππ π,πΎππππ ππππ ,πππ πππππππ
π½π’πππβ π πβππ π¦πππ πππππππ
2. Sampel
Sampel merupakan divisi dari populasi yang akan digunakan dalam penelitian guna untuk menafsirkan dari karakteristik populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Beberapa pertimbangan yang digunakan oleh peneliti adalah:
a. Perusahaan tersebut terdaftar di BEI dengan kategori perusahaan perbankan pada tahun 2018, 2019, hingga 2020 sesuai dengan ICMD, dan tidak sedang berada dalam proses delisting pada periode tersebut.
b. Perusahaan telah menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan auditing untuk tahun buku 2018, 2019, hingga 2020 c. Periode laporan keuangan berakhir tanggal 31 Desember
d. Perusahaan tersebut sudah menerapkan Good Corporate Governance.
Tabel. 3.1 Sampel Penelitian.
No Nama Perusahaan Kode Emiten
1 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk AGRO
2 Astra Agro Lestari Tbk. AALI
3 Mahaka Media Tbk ABBA
4 Bank MNC Internasional Tbk BABP
5 Bank Capital Indonesia Tbk BACA
6 Bank Central Asia Tbk BBCA
7 Asuransi Bina Dana Arta Tbk ABDA
8 ABM Investama Tbk ABMM
9 Bank Mestika Dharma Tbk BBMD
10 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI
11 Ace Hardware Indonesia Tbk ACES
12 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI 13 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk BBTN
14 Acset Indonusa Tbk. ACST
15 Bank JTrust Indonesia Tbk BCIC
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data (perusahaan) tetapi dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor dan terdaftar di BEI dari tahun 2018, 2019, hingga 2020. Alasan peneliti menggunakan periode ini karena pada periode ini perusahaan-perusahaan perbankan yang listing di BEI dinilai secara efektif telah menerapkan pembentukan Dewan Direksi, Komite Audit dan Kepemilikan Manejerial. Data diperoleh dari website www.idx.co.id dan kantor kuasa Bursa Efek Indonesia (BEI).
F. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik
Agar model yang diajukan menunjukkan hubungan yang valid (BLUE) atau Best Linier Unbiased Estimator, model tersebut harus memenuhi asumsi-asumsi dasar klasik Ordinary Least Square (OLS) yaitu dilakukan uji normalitas, multikolenearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen atau keduanya berfungsi normal atau tidak. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov, Smirnov. Persyaratan data akan dinyatakan normal jika probabilitas atau p > 0,05. Dan dengan menggunakan normal probability plot akan terlihat data yang menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
Maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolenearitas
Dalam hal ini adanya korelasi antara variable independen.
Apabila ditemukan korelasi yang sempurna diantara sesama variabel independen sehingga nilai koefisien korelasi antar varabel independen sama dengan satu, maka konsekuensinya adalah:
1) Koefisien-koefisien regresi tidak dapat ditaksir.
2) Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak hingga Cara mendeteksi :
Dengan melihat nilai VIF. Jika nilai VIF diatas 10 maka bisa dikatakan multikolinearitas
a. Mempunyai angka Tolerance di atas 0,10
Jika terjadi multikolinearitas, bisa dilakukan langkah yaitu mengeluarkan salah satu variabel yang saling berkorelasi dengan kuat.
c. Uji Autokorelasi
Untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi tersebut terjadi autokorelasi atau tidak, diperlukan uji autokorelasi yang bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, dapat dikatakan terdapat problem autokorelasi (Pratama et al, 2021).
Autokorelasi muncul karena penelitian yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Pada penelitian ini digunakan uji Durbin-Watson (DW test). Jika d lebih kecil dibandingkan dengan dl atau lebih besar dari 4-dl, maka Ho ditolak yang berarti terdapat autokorelasi. Jika DW terletak di antara DU dan 4DU, berarti tidak terjadi autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Dalam hal ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat suatu kesamaan varians residual dari suatu penelitian ke penelitian yang lain. Jika varians nya tetap maka disebut homoskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas, digunakan dasar pengambilan keputusan berikut :
1) Jika ada pola tertentu dalam scatterplot, seperti titik-titik (point- point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang terstruktur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Dalam hal ini maka data yang digunakan biasanya dalam bentuk skala rasio.Model persamaan regresi tersebut sebagai berikut :
ROE = bo + b1DDit + b2KAit + b3KMit + e β¦β¦β¦
Keterangan :
Bo = Konstanta b1-b5 = Koefisien regresi
DDit = Dewan Direksi perusahaan i tahun t KAit = Komite Audit i tahun t
KMit = Kepemilikan Manajerial Perusahaan i tahun t eit = error
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen yang terdiri dari Ukuran Dewan Direksi, Komite Audit dan Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap variabel dependen.
Hipotesis diterima:
a. Uji Regresi Simultan (Uji F)
Pengujian ini bertujuan untuk menguji secara signifikan pengaruh variabel independen (GCG) terhadap variabel dependen
(Kinerja Keuangan) secara bersama-sama dengan melihat nilai signifikan F. Jika nilai signifikan F lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis alternative tidak dapat ditolak atau dengan Ξ± = 5% variabel independen secara statistic mempengaruhi variabel dependen secara bersama-sama (Pratama et al, 2021). Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen yang dimaksud dalam model ini mempunyai pengaruh secara bersama- sama atau simultan terhadap variabel dependen.
b. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t)
Pengujian ini bertujuan untuk menguji secara signifikan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Apabila tingkat signifikan yang diperoleh (p-value) lebih kecil dari 0,05 maka H0 dapat ditolak atau dengan Ξ± = 5 % variabel independen tersebut berhubungan secara statistic terhadap variabel dependen. Uji t ini pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas (independen) secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan dalam penelitian ini adalah jika probabilitas < 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa (Ukuran Dewan Direksi, Komite Audit dan Kepemilikan Manajerial) berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Dan sebaliknya jika probabilitas > 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa (Ukuran Dewan Direksi, Komite Audit dan Kepemilikan Manajerial) berpengaruh signifikan Terhadap Kinerja Keuangan.
42 1. Gambaran Umum Perusahaan
a. Sejarah Bursa Efek Indonesia
Sejarah pendirian Bursa Efek Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Belanda di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1912 namun kemudian ditutup karena Perang Dunia I. Pada tahun 1977 bursa dibuka kembali dan dikembangkan menjadi bursa modal yang modern dengan menerapkan Jakarta Automoted Trading Systems (JATS) yang terintegrasi dengan sistem kliring dan penyelesaian, serta depositori saham yang dimiliki oleh PT. Kustodi dan Depositori Efek Indonesia (KDEI) dengan mengenai Harga saham Gabungan (IHSG).
Perdagangan surat berharga dimulai di Pasar Modal Indonesia sejak 3 Juni 1952. Namun tonggak paling besar terjadi pada 10 Agustus 1977, yang dikenal sebagai kebangkitan Pasar Modal Indonesia. Setelah Bursa Efek Jakarta dipisahkan dari Institusi Bapepam tahun 1992 dan diswastakan, mulailah pasar modal mengalami pertumbuhan yang Sangat pesat. Pasar modal tumbuh pesat periode 1992 β 1997. Krisis di Asia Tenggara tahun 1977 membuat pasar modal jatuh. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun ke posisi paling rendah. Bagaimanapun, masalah pasar modal tidak lepas dari arus investasi yang akan menentukan pertumbuhan ekonomi sebuah kawasan, tidak terkecuali Indonesia dan negara- negara di Asia Tenggara lainnya.
b. Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
Struktur organisasi pada Bursa Efek Indonesia dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
Sumber : www.idx.co.id (data diunduh 2021)
Berdasarkan struktur organisasi maka diperlukan suatu sistem pembagian tugas/kerja (Job Description) yaitu sebagai berikut : 1) Direktur Utama
Saat ini Direktur Utama dijabat oleh Inarno Djajadi ditetapkan sebagai Direktur Utama BEI melalui RUPS pada 29 Juni 2018.
Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan para Direktur serta
kegiatan kegiatan Satuan Pemeriksa Internal, Sekretaris Perusahaan (termasuk hubungan masyarakat), dan Divisi Hukum.
2) Direktur Perdagangan Dan Peraturan Anggota Bursa
Saat ini Direktur Perdagangan Dan Peraturan Anggota Bursa dijabat oleh I Gede Nyoman Yetna Direktur Penilaian Perusahaan ditetapkan sebagai Direktur Penilaian Perusahaan BEI melalui RUPS pada 29 Juni 2018. Bertanggung jawab atas kegiatan operasional perdagangan saham, perdagangan informasi pasar (data feed), perdagangan surat utang dan derivatif serta pelaporan transaksi surat utang. Dan juga bertanggung jawab atas pengelolaan aktivitas-aktivitas yang terkait dengan anggota bursa dan partisipan sebagai berikut: pengkajian terhadap persyaratan keanggotaan, kewajiban pelaporan, pelatihan dan pendidikan serta pengawasan (khusus terhadap anggota bursa).
3) Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan
Saat ini Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan dijabat oleh Kristian S. Manullangditetapkan sebagai Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI melalui RUPS pada 29 Juni 2018.
Bertanggung jawab untuk memastikan dan mengkoordinasikan kegiatan pengawasan dan analisis terhadap aktivitas perdagangan efek di bursa untuk mewujudkan perdagangan efek yang teratur dan wajar, sehingga dapat menjaga integritas dan kredibilitas bursa efek dan pasar modal.
4) Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko
Saat ini Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko di
jabat oleh Fithri Hadiditetapkan sebagai Direktur Teknologi dan Manajemen Risiko BEI melalui RUPS pada 29 Juni 2018.
Bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait dengan:
pengembangan solusi bisnis teknologi informasi, operasional teknologi informasi, manajemen risiko dan pengelolaan data (database management).
5) Direktur Pengembangan
Saat ini Direktur Pengembangan dijabat oleh Hasan Fawziditetapkan sebagai Direktur Pengembangan BEI melalui RUPS pada 29 Juni 2018. Bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait dengan: Pengelolaan riset pasar modal dan ekonomi, Pengembangan produk dan usaha, Kegiatan pemasaran serta Kegiatan edukasi dan sosialisasi.
6) Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia
Saat ini Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia dijabat oleh Risa E. Rustam ditetapkan sebagai Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia di BEI melalui RUPS pada tanggal 29 Juni 2018. Bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait dengan: pengelolaan keuangan perusahaan, pengelolaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia serta pengelolaan administrasi dan kegiatan umum lainnya.
2. Deskripsi Variabel Penelitian a. Dewan Direksi
Dewan Direksi yaitu orang yang dipercaya untuk menjadi kepala dalam suatu perusahaan. Direksi merupakan pemilik perusahaan atau orang yang ditunjuk oleh pemilik perusahaan b. Komite Audit
Komite audit berdasarkan pada Kep.29/PM/2004 bahwa komite audit merupakan komite yang yang dibentuk oleh pihak dewan komisaris perusahaan yang keanggotaannya dipilih serta dapat diberhentikan oleh pihak dewan komisaris.
c. Kepemilikan Manejerial
Komite audit berdasarkan pada Kep.29/PM/2004 bahwa komite audit merupakan komite yang yang dibentuk oleh pihak dewan komisaris perusahaan yang keanggotaannya dipilih serta dapat diberhentikan oleh pihak dewan komisaris.
d. Kinerja Keuangan
kinerja keuangan merupakan suatu hal yang penting guna dalam menganalisis kemampuan perusahaan atau melihat sejauh mana perusahaan mampu berkembang untuk memperoleh laba yang besar demi keberlangsungan serta kemajuan perusahaan itu sendiri.
Tabel 4.1
Data Dewan Direksi, Komite Audit Dan Kepemilikan Manejerial terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia.
Sumber : Laporan keuangan 2021 Kode
Perusahaan
Dewan Direksi
2018 2019 2020
AGRO 0.69897 0.69897 0.69897
AALI 0.845098 0.845098 0.845098
ABBA 0.30103 0.30103 0.30103
BABP 0.69897 0.778151 0.778151
BACA 0.69897 0.60206 0.60206
BBCA 1.041393 1.041393 1.041393
ABDA 0.60206 0.60206 0.60206
ABMM 0.477121 0.477121 0.477121
BBMD 0.69897 0.69897 0.69897
BBNI 1 1.079181 1.079181
ACES 0.778151 0.778151 0.778151
BBRI 1.113943 1.146128 1.146128
BBTN 0.90309 0.954243 0.954243
ACST 0.69897 0.69897 0.69897
BCIC 0.778151 0.778151 0.778151
Kode Perusahaan
Dewan Komite Audit
2018 2019 2020
AGRO 0.477121 0.60206 0.60206 AALI 0.477121 0.477121 0.477121 ABBA 0.477121 0.477121 0.477121 BABP 0.60206 0.30103 0.30103 BACA 0.477121 0.477121 0.477121 BBCA 0.477121 0.477121 0.477121 ABDA 0.477121 0.477121 0.477121 ABMM 0.477121 0.477121 0.477121 BBMD 0.477121 0.477121 0.477121 BBNI 0.60206 0.69897 0.69897 ACES 0.477121 0.477121 0.477121 BBRI 0.778151 0.954243 0.954243 BBTN 0.60206 0.69897 0.69897 ACST 0.30103 0.477121 0.477121 BCIC 0.477121 0.477121 0.477121 Sumber : Laporan keuangan 2020
Kode Perusahaan
Kepemilikan Manajerial
2018 2019 2020
AGRO 0.848805 0.848805 0.848805 AALI 0.691965 0.691965 0.691965 ABBA 0.495544 0.495544 0.495544 BABP 0.600973 0.667453 0.666518 BACA 0.214844 0.214844 0.214844 BBCA 0.344392 0.344392 0.344392 ABDA 0.423246 0.423246 0.423246 ABMM 0.987666 0.987666 0.987666 BBMD 1.042576 1.042576 1.042576 BBNI 0.394452 0.394452 0.394452 ACES 0.399674 0.399674 0.399674 BBRI 0.365488 0.365488 0.365488 BBTN 0.394452 0.394452 0.394452 ACST 0.748963 0.748963 0.748963 BCIC 1.11227 1.11227 1.11227 Sumber : Laporan keuangan 2020
Kode Perusahaan
2018
Laba Bersih Ekuitas ROE
AGRO Rp 401,101 Rp 1,314,903 0.31 AALI Rp 1,672,016 Rp 19,474,522 0.09 ABBA Rp 83,219,565,057 Rp 199,988,450,649 0.42 BABP Rp 43,084 Rp 1,429,990 0.03 BACA Rp 73,514 Rp 1,484,963 0.05 BBCA Rp 25,851,660 Rp 151,753,427 0.17 ABDA Rp 69,110,393 Rp 1,334,408,933 0.05 ABMM Rp 93,097,403 Rp 247,828,437 0.38 BBMD Rp 265,862,564,725 Rp 3,088,013,085,461 0.09 BBNI Rp 15,091,763 Rp 110,373,789 0.14 ACES Rp 1,044,485,235,597 Rp 4,235,471,045,929 0.25 BBRI Rp 32,418,486 Rp 185,275,331 0.17 BBTN Rp 2,807,923 Rp 23,840,448 0.12 ACST Rp 13,318 Rp 1,426,793 0.01 BCIC Rp 401,101 Rp 1,314,903 0.31 Sumber : Laporan keuangan 2020
Kode Perusahaan
2019
Laba Bersih Ekuitas ROE
AGRO Rp 49,495 Rp 1,673,826 0.03 AALI
Rp 243,629 Rp 18,978,527 0.01 ABBA Rp 106,952,008,610 Rp 92,056,442,039 1.16 BABP Rp 37,321 Rp 1,559,450 0.02 BACA Rp 52,678 Rp 1,537,640 0.03 BBCA Rp 28,569,974 Rp 174,143,156 0.16 ABDA Rp 87,524,342 Rp 1,253,704,378 0.07 ABMM Rp 19,014,640 Rp 245,193,711 0.08 BBMD Rp 247,573,726,183 Rp 3,480,469,121,456 0.07 BBNI Rp 15,508,583 Rp 125,003,948 0.12 ACES Rp 990,585,488,760 Rp 4,742,494,275,864 0.21 BBRI Rp 34,413,825 Rp 208,784,336 0.16 BBTN Rp 209,263 Rp 23,836,195 0.01 ACST Rp 4,968 Rp 286,476 0.02 BCIC Rp 49,495 Rp 1,673,826 0.03 Sumber : Laporan keuangan 2020
Kode Perusahaan
2020
Laba Bersih Ekuitas ROE
AGRO Rp 484,823 Rp 1,443,230 0.34 AALI Rp 893,779 Rp 19,247,794 0.05
ABBA 0.00
BABP Rp 38,963 Rp 1,551,237 0.03 BACA Rp 102,624 Rp 1,640,391 0.06 BBCA Rp 27,147,109 Rp 184,714,709 0.15 ABDA Rp 138,190,287 Rp 1,387,236,002 0.10 ABMM Rp 24,994,708 Rp 161,749,144 0.15 BBMD Rp 325,932,118,524 Rp 4,009,262,625,539 0.08 BBNI Rp 3,321,442 Rp 112,872,199 1.11 ACES Rp 731,310,571,351 Rp 5,222,242,554,398 0.14 BBRI Rp 18,660,393 Rp 199,911,376 0.09 BBTN Rp 1,602,358 Rp 19,987,845 0.08 ACST Rp 3,073 Rp 324,032 0.01 BCIC Rp 484,441 Rp 1,443,230 0.34 Sumber : Laporan keuangan 2020
Hasil Penelitian
3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah nilai residual berdistribusi secara normal atau tidak Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Untuk mendekati normalitas data, dapat dilakukan dengan uji Kolmogrov-Smirnov Test. Caranya adalah dengan menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian, yaitu.
Gambar 4.1 : Uji Normalitas
Sumber: Output SPSS 23,0
Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan Normal P-P Plot menunjukan bahwa titik-titik (dot) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, ini menunjukkan bahwa model tersebut telah memenuhi syarat asumsi normalitas.
Tabel 4.1: Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandard
ized Residual
N 45
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .49880943 Most Extreme
Differences
Absolute .081
Positive .054
Negative -.081
Test Statistic .081
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Output SPSS 23,0 Olah Data 2021
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai signifikan semua variabel sebesar 0,200 nilai ini lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang di uji berdistribusi normal.
b. Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi keberadaan autokorelasi, kita dapat menggunakan metode Durbin-watson. Cara mengetahui nilai durbin watson dari model tertentu sangatlah mudah. Dalam SPSS sudah tersedia menu untuk mengeluarkan angka Durbin-watsonnya. Nilai durbin watson tersebut tinggal dibandingkan dengan rentang norma durbin watson yang masih bisa ditoleransi. Hasil pengujian ini dapat di lihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std.
Error of the Estimate
Change Statistics
Durbin- Watson R
Square Change
F
Change df1 df2
Sig. F Change
1 .333a 0.111 0.046 0.51674 0.111 1.706 3 41 0.181 2.174 a. Predictors: (Constant), kepemiliikan manejerial, dewan direksi, dewan komite audit
b. Dependent Variable: ROE
Berdasarkan hasil pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasl uji autokorelasi dengan nilai Durbin Watson (DW) sebesar 2,174 ini akan dibandingkan dengan signifikasi 5%, jumlah sampel (n) 45, kemudian nilai k = 4 dan n = 45 (terlampir Tabel Durbin β Watson (DW) pada Ξ± = 5%).
Sehingga diperoleh nilai batas bawah atau lower bound (dL)= 1.543 dan nilai batas atas atau upper bound (dU) = 1.709. Dasar pengambilan keputusan dalam uji autokorelasi sebagai berikut:
1. Jika nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4 - du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
2. Jika nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif.
3. Jika nilai DW lebih besar daripada (4 - dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif.
4. jika nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) ada DW terletak antara (4 - du) dan (4 - dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.