• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Intensitas Penggunaan Media Sosial dengan Aktualisasi Diri

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Pembahasan

5.2.5 Hubungan Intensitas Penggunaan Media Sosial dengan Aktualisasi Diri

sejalan dengan keyakinan tersebut. Dalam hal aplikasi, konsep diri diekspresikan melalui penggunaan media sosial. Individu menggunakan profil mereka untuk mencerminkan siapa mereka dengan memposting gambar dari mereka hidup, berbagi kegiatan sehari-hari mereka, dan mengkomunikasikan selera mereka dalam musik, film, dan hobi lainnya (Back et al., 2010).

Konsep diri juga dapat digunakan untuk menjelaskan narsisme. Seperti disebutkan sebelumnya, narsisisme memandang kecantikan, kecerdasan, dan prestasi sebagai lebih baik dari yang lain (yaitu, mereka memiliki delusi keagungan).

Penggunaan media sosial pada individu dengan kecenderungan narsisme berpotensi menegakkan kembali konsep diri ini melalui posting gambar, menyombongkan prestasi, dan menghiasi positif mereka atribut. Dengan kata lain, narsisisme dapat dilakukan melalui penggunaan media sosial untuk membuat diri ideal (Buffardi &

Campbell, 2010).

5.2.5 Hubungan Intensitas Penggunaan Media Sosial dengan Aktualisasi Diri

penggunaan media sosial dalam berkomunikasi salah satunya adalah untuk eksistensi diri. Secara sosial ada semacam tuntutan dalam pergaulan dan interaksi dengan orang lain, oleh karena itu agar tidak terkesan ketinggalan mereka memilih untuk intens menggunakan media sosial dan intens berkomunikasi sehingga pada akhirnya eksistensi mereka terlihat oleh orang lain.

Berdasarkan analisis variabel aktualisasi diri dapat diketahui bahwa aktualisasi diri yang dimiliki mahasiswa FKP Unair tergolong positif hal tersebut dapat diartikan bahwa mahasiswa dapat memenuhi aspek-aspek aktualisasi diri Maslow. Selanjutnya aktualisasi diri yang positf tidak selalu mempengaruhi intensitas pengguanaan internet yang tinggi, tetapi bisa saja memiliki intensitas penggunaan media sosial yang rendah hal ini menunjukkan responden telah mampu untuk menggunakan internet secara bijak sehingga tidak mengalami kecanduan internet. Remaja pada usia ini merupakan pemikir tingkat tinggi yang memungkinkan mereka untuk berpikir tentang masa depan, beberapa alternatife evaluasi, dan merencanakan tujuan pribadi, meskipun terdapat beberapa perbedaan individu yang ditandai dalam perkembangan kognitif diantara remaja, kemampuan baru ini memungkinkan remaja untuk terlibat dalm introspeksi dan keputusan matang yang sebelumnya berada di luar kapasitas mereka. kompetensi kognitif mencakup hal- hal seperti kemampuan berpikir secara efektif, memecahkan masalah, berpikir secara abstrak dan refleksi, merencanakan masa depan.

Penelitian lain yang dilakukan secara kualitatif oleh Soffiyah (2015) juga menunjukkan hasil yang serupa. Penelitian ini menemukan bahwa mahasiswa Ilmu Komunikasi menggunakan media sosial path sebagai bentuk mempresentasikan

dirinya dengan menggunakan fitur unggah lokasi dan unggah foto dikarenakan mahasiswa Ilmu Komunikasi dapat mengeksistensikan dirinya didalam media sosial path. Selain itu, ditemukan pula bahwa mahasiswa Ilmu Komunikasi menggunakan media sosial path sebagai sarana untuk mengungkapkan perasaan tentang kehidupan pribadi mahasiswa Ilmu Komunikasi itu sendiri, melalui fitu-fitur dalam media sosial path seperti berbagi status dan membagikan musik, digunakan mahasiswa untuk mengekspresikan perasaan dirinya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan peneliti bahwa dengan menggunakan media sosial, remaja memiliki keterbukaan pengalaman, memiliki perasaan bebas dan mampu untuk memenuhi eksistensinya dalam kehidupan sehari-hari.

Penelitian yang dilakukan oleh Suparno, Sosiawan dan Trimpabudi (2012) juga menunjukkan hasil yang sejalan. Penelitian ini membuktikan bahwa aspek- aspek pemanfaatan dalam situs jejaring sosial di samping digunakan untuk memastikan dari berbagai hal perubahan yang terjadi pada diri remaja, juga digunakan untuk mengekspresikan gejala-gejala sosial dan psikologis mereka termasuk dalam mengaktualisasikan diri.

Berdasarkan hasil data pada penelitian menunjukkan bahwa intensitas penggunaan media sosial memiliki hubungan positif dengan aktualisasi diri pada remaja akhir, artinya semakin tinggi intensitas penggunaan media sosial akan diikuti pula tingginya aktualisasi diri pada remaja akhir. Begitupula sebaliknya, semakin rendah intensitas penggunaan media sosial, maka semakin rendah pula dengan aktualisasi diri pada remaja akhir. Hal ini sesuai dengan penelitian kualitatif dari Novitasari (2014) menemukan hasil yang serupa yaitu terdapat 5 (lima) pemaknaan

dalam penggunaan jejaring sosial. Pertama, maksa eksistensi diri dari berbagai kegiatan yang diunggah ke dalam jejaring sosial. Kedua, makna aktualisasi diri yang berorientasi kepada tujuan yang hendak dicapai. Ketiga, makna informasi dari berbagai aktivitas yang diunggah ke dalam jejaring sosial mampu memberikan informasi terhadap pengguna lainnya. Keempat, makna hiburan yang didapatkan dari aktivitas mengunggah berbagai macam gambar lucu serta kata-kata motivasi dan yang terakhir kelima, makna komunikasi dan menjalin silahturahmi melalui berbagi komentar dengan sesama pengguna jejaring sosial.

Penelitian lain dari Drestya (2013) menemukan jawaban pengguna media sosial dari responden yang seluruhnya mahasiswa tentang media use penggunaan media sosial adalah untuk eksis atau menunjukan identitas diri. Eksistensi tersebut ditunjukan dari aktifitas-aktifitas dalam meng-update status dan membagikan foto.

Jika dilihat tujuan para pengguna menggunakan media sosial tersebut, maka bisa dikategorikan dalam ciri orang yang aktualisasi diri yaitu hidup menjadi eksis (Existential living).

Teori interaksi simbolis dapat membantu menjelaskan hubungan antara Penggunaan media sosial dan aktualisasi diri. Individu menggunakan media sosial untuk memfasilitasi interaksi sosial (Morf & Rhodewalt, 2001; Shao, 2009). Salah satu prinsip teori interaksi simbolik adalah bahwa pembentukan identitas berkembang melalui sosialisasi dan interaksi dengan orang lain. Goffman (1959) menggambarkan bahwa individu sering melebih-lebihkan karakteristik pribadi ketika diberikan panggung dan penonton untuk hadir identitas mereka kepada orang lain, sebuah fenomena yang ia sebut "bias ekspresif kinerja”. Fenomena ini akan dilakukan

individu di arena media sosial karena kemampuan pengguna untuk berinteraksi dengan audiens mereka. Mereka yang sedang dalam proses aktualisasi diri dapat menggunakan media sosial untuk mengiklankan diri mereka kepada orang lain saat mereka berusaha mengembangkan dan memperkuat suatu ideal diri.

BAB 6

SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini peneliti akan mengemukakan simpulan dan saran dari hasil penelitian tentang Hubungan Intensitas Penggunaan Media Sosial (Jejaring Sosial) Dengan Kecenderungan Narsisme Dan Aktualisasi Diri Remaja Akhir.

6.1 Simpulan

1. Penggunaan media sosial dengan intensitas yang tinggi akan berhubungan dengan kecenderungan narsisme pada remaja, dimana media sosial menawarkan berbagai fasilitas sehingga remaja bebas untuk menampilkan hal terbaik milik mereka.

2. Penggunaan media sosial dengan intensitas yang tinggi akan berhubungan dengan aktualisasi diri pada remaja, dimana media sosial mampu untuk membantu dan memfasilitasi remaja dalam mencapai tujuan mereka.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan, maka dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Kegiatan perkuliahan di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, khususnya pembimbing akademik dan bagian kemahasiswaan sebagai orang yang paling dekat dengan mahasiswa disarankan untuk meningkatkan kualitas pendidikan kesehatan khususnya dalam penggunaan HP dan media sosial secara berlebihan serta mengoptimalkan kemampuan mahasiswa agar tercapai aktualisasi diri yang optimal dengan cara : 1) Melakukan evaluasi secara berkala mengenai

pelanggaran penggunaan Handphone pada saat jam kuliah, dan mengevaluasi pengetahuan tentang manfaat dan bahaya penggunaan media sosial yang berlebihan. 2) Mengadakan kegiatan yang dapat menyalurkan potensi yang dimiliki oleh mahasiswa sehingga dapat tercapai aktualisasi diri yang optimal.

2. Kepada seluruh perawat, khususnya perawat komunitas dan jiwa diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penentuan pendidikan kesehatan/promosi kesehatan di lingkungan sekolah maupun poli remaja puskesmas setempat mengenai bahaya penggunaan media sosial yang berlebihan, dan pentingnya mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk mencapai aktualisasi diri yang positif.

3. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian serupa lebih lanjut dengan mengambil wilayah penelitian yang lebih luas, sampel lebih banyak, dan rancangan penelitian yang lebih kompleks seperti etnografi, ataupun eksperimen modifikasi. Sehingga didapatkan hasil yang lebih optimal dan dapat digeneralisasi pada wilayah yang lebih luas

DAFTAR PUSTAKA

Abugaza, A. (2013) Social Media Politica. Tangerang: Tali Writing & Publishing House.

Aksan, N., Kisac, B., Aydin, M., & Demirbuken, S. (2009) ‘Symbolic interaction theory’, Procedia – Social and Behavioral Sciences, 1(1), pp. 902–904.

Alwisol. (2009) ‘Psikologi kepribadian’, edisi revisi. Malang: UMM Press.

Alimul hidayat, A. A. (2006) Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan proses keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Andarwati, I. (2016) ‘Citra Diri Ditinjau Dari Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram Pada Siswa Kelas Xi Sma N 9 Yogyakarta’, 3, pp. 1–12.

Ardianto, E. (2011) Handbook Of Public Relations: Pengantar Komprehensif.

Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Ardianto, Elvianaro, B. Q.-A. (2007) Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Arikunto, S. (2013) Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asmadi (2008) Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.

Back, M. D., Stopfer, J. M., Vazire, S., Gaddis, S., Schmukle, S. C., Egloff, B., & and Gosling, S. D. (2010) ‘Facebook profiles reflect actual personality, not selfidealization’, Psychological Science, 21(3), pp. 372–374.

Barry, C. (2015) ‘Adolescent Grandiose and Vulnerable Narcissism : Associations with Perceived Parenting Practices’, (August). doi: 10.1007/s10826-014-9956-x.

Buffardi, LE. & Campbell, WK. (2010). Narcissism and social networking web sites. Personality and Social Psychology Bulletin, 34, 1303 - 1314.

Campbell, W. K. and Foster, J. D. (2006) ‘The Narcissistic Self: Background, an Extended Agency Model, and Ongoing Controversies 6’, (1898).

Chaplin, J. P. (2008) Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Charon, J. M. (1979) Symbolic Interactionism. United States of America: Prentice Hall Inc.

Clarke, I. E., Karlov, L. and Neale, N. J. (2015) ‘The many faces of narcissism : Narcissism factors and their predictive utility q’, 81, pp. 2008–2010.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2012) Profil Kesehatan Indonesia 2011.

Edited by D. RI. Jakarta: Depkes RI.

Dion, N. A. (2016) ‘The Effect of Instagram on Self-Esteem and Life Satisfaction’.

Drestya, D. A. (2013) ‘Motif menggunakan sosial media path pada mahasiswa di Surabaya’. Jurnal Commmonline Departemen Komunikasi, Vol. 3. No. 3 hal:

530-536.

Echols, J. M. dan S. hasan (2007) kamus Inggris-Indonesia. 29th edn. Jakarta: PT Gramedia.

Engkus, Hikmat, K. S. (2017) ‘Perilaku Narsis Pada Media Sosial Di Kalangan Remaja Narcissistic Behaviour On Social Media Among’, Jurnal Penelitian Komunikasi Vol., 20(2), Pp. 121–134. Doi: 10.20422/Jpk.V20i2.220.

Erikson, Erick, H. (1968) Identity, youth, and Crisis. New York: International University Press.

Faturochman, dkk. (2012). Psikologi untuk Kesejahteraan Masyarakat. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Felita, P. Et Al. (2016) ‘Pemakaian Media Sosial Dan Self Concept Pada Remaja’, Jurnal Ilmiah Psikologi Manasa, 5(1), Pp. 30–41.

Grijalva, E. et al. (2015) ‘Gender Differences in Narcissism : A Meta-Analytic Review’, 141(2), pp. 261–310.

Gunelius, S. (2011) 30-Minute Social Media Marketing. United States: McGraw-Hill Companies.

Hambali, Adang & Jaenudin, Ujam. (2013). Psikologi Kepribadian : Studi atas Teori dan Tokoh Psikologi Kepribadian. Bandung: CV Pustaka Setia.

Hersinta & Suepomo, V (2011) ‘Aktualisasi Diri Dalam Mengkomunikasikan Meaning Of Suffering Pada Ibu Dengan Anak Penyandang Autis’. Jurnal Communicare, Vol 5 No 1 hal: 6-7.

Hoffman, E. (2017) ‘The Social World of Self-Actualizing People : Reflections by Maslow ’ s Biographer’. doi: 10.1177/0022167817739714.

Hogan, H. W. (2010) ‘The Journal of Psychology : Interdisciplinary and Applied Factors Related to Self- Actualization’, The Journal of Psychology : Interdisciplinary and Applied, 100:1(January 2015), pp. 117–122. doi:

10.1080/00223980.1978.9923479.

Hurlock, E. . (2001) Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edited by Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga.

Kaplan, Andreas M.; Michael Haenlein (2010) ‘Users of the world, unite! The challenges and opportunities of Social Media’. Business Horizons 53(1): 59–68 Kilamanca, D. . (2010) ‘Hubungan Antara Kebutuhan Afiliasi dan Keterbukaan Diri dengan Intensitas Mengakses Situs Jejaring Sosial Facebook’, Skripsi Surakarta:

Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Kozier. Erb, B. S. (2010) Buku Ajar Fondamental Keperawatan : Konsep, Proses &

Praktik. Volume : 1. Jakarta: EGC.

Liliweri, A. (2015) Komunikasi antarpersonal. Jakarta: Pernamedia Gruop.

Listyowati, A., Andayani, T. R., & Karyanta, N. A. (2012) ‘Hubungan antara Kebutuhan Aktualisasi Diri dan Dukungan Sosial dengan Kematangan Karir pada Siswa Kelas XII SMA N 2 Klaten’, Jurnal Wacana, 4(8), pp. 122–124

&141.

Mahoney, J. and Hartnett, J. (2010) ‘The Journal of Psychology : Interdisciplinary and Applied Self-Actualization and Self-Ideal Discrepancy’, (September 2018), pp. 37–41. doi: 10.1080/00223980.1973.9923857.

Marshall, T. C., Lefringshausen, K., & Ferenczi, N. (2015). The big five, self-esteem, and narcissism as predictors of the topics people write about in Facebook status updates. Personality and Individual Differences, 85, 35–40.

McQuail, D. (2011) Teori Komunikasi Massa McQuail. 6th edn. Jakarta: Salemba Humanika.

Mehdizadeh, S. (2010) ‘Self-presentation 2.0: Narcissism and self-esteem on Facebook’, Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, 13(4), pp. 357–

364.

Munakash, K. E. (2016) ‘Social Networking : Creating A Society Of Narcissists Or Helping People Reach Self-Actualization ?’, Electronic Theses, Projects, And Dissertations, Paper 273.

Nevid. J. S., Rathus S. A. & Greene B. (2009). Psikologi abnormal. Jakarta:

Erlangga.

Novitasari, M. (2014). Makna Penggunaan Jejaring Sosial Path Bagi Mahasiswa Unesa. Jurnal Vol 02 No 03. Diakses pada tanggal 15 September 2018 dari http: ejournal.unesa.ac.id/index.php/paradigma/article/view/9082/12113.

Nursalam (2017) Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. 4th edn. Jakarta: Salemba Medika.

Ong, E. Y. L. et al. (2011) ‘Narcissism , extraversion and adolescents ’ self- presentation on Facebook’, Personality and Individual Differences. Elsevier Ltd, 50(2), pp. 180–185. doi: 10.1016/j.paid.2010.09.022.

Panek, E. T., Nardis, Y. and Konrath, S. (2013) ‘Computers in Human Behavior Defining social networking sites and measuring their use : How narcissists differ in their use of Facebook and Twitter’, COMPUTERS IN HUMAN BEHAVIOR.

Elsevier Ltd, 29(5), pp. 2004–2012. doi: 10.1016/j.chb.2013.04.012.

Potter, & Perry, A. G. (2007) Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,.

Proses, Dan Praktik. 4 Volume 2. Jakarta: EGC.

Putri, Rizqi Amelia. Erlyani, Neka. Mayangsari, M. D. (2016) ‘Penggunaan Media Sosial Path Pada Remaja Di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Banjarbaru Correlation Between Self-Actualization And Intensity Of Social Media Path Usage In Adolescents At Public Senior High School ( Sman ) 2’, Psikologi.

Rahmathia, S. (2012) ‘Hubungan antara Kecemburuan dengan Kepribadian Narsistik pada Remaja Akhir’, Skripsi Psikologi, pp. 01–02.

Ryan, T., & Xenos, S. (2011). Who uses Facebook? An investigation into the relationship between Big Five, shyness, narcissism, loneliness, and Facebook usage. Computers in Human Behavior, 27, 1658–1664.

Santrock, J. W. (2003) Adolescence Perkembangan Remaja. 6th edn. Edited by Erlangga. Jakarta: Erlangga.

Secsio, W. Et Al. (2016) ‘7 Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Remaja’, 3(1), Pp. 1–154.

Sembiring, K. D. R. (2017) ‘Hubungan Antara Kesepian Dan Kecenderungan Sosial Media Instagram’, 16(2), Pp. 147–154.

Simatupang, F. F. (2015). Fenomena selfie di instagram. Jom FISIP, 2, (1), 1 – 15.

Shao, G. (2009) ‘Understanding The Appeal Of User-Generated Media : A Uses And

Gratification Perspective’, 19(1), Pp. 7–25. Doi: 10.1108/10662240910927795.

Siddiqui, S. (2016) ‘Social Media its Impact with Positive and Negative Aspects’, 5(2), pp. 71–75.

Southard, A. C. and Abel, M. H. (2010) ‘No Title’, (March).

Sorokowski, P., Sorokowska, A., Oleszkiewicz, A., Frackowiak, T., Huk, A., &

Pisanski, K. (2015). Selfie posting behaviors are associated with narcissism among men. Personality and Individual Differences, 85, 123- 127.

Stuart dan Sundeen (1995) Buku Keperawatan (alih bahasa). 3rd edn. Edited by A.

Y. H. S. Jakarta: EGC.

Streep, P. (2013). Four things teens want and need from social media. Diunduh pada 30 September 2018 dari https://www.psychologytoday.com

Sudrajat, A. (2008) Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Model Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sumiati, dkk (2009) Kesehatan Jiwa Remaja & Konseling. Jakarta: Trans Info Media.

Suhartanti, L. (2015) ‘Pengaruh Kontrol Diri Terhadap Narcissistic Personality Disorder Pada Pengguna Instagram Di Sma N 1 Seyegan The Influence Of Self- Control Towards Narcissistic Personality To’, E-Journal Bimbingan Dan Konseling Edisi Ke 8, 8(5), Pp. 184–195.

Tutik Nur Kasiani, N. M. (2017) ‘Hubungan Antara Profil Kepribadian Pengguna Internet, Risiko Adiksi Internet dan Kualitas Tidur pada Mahasiswa S1 Universitas Airlangga Surabaya’, Thesis, p. 1.

Wang, J. -L., Jackson, L. A., Zhang, D. -J., & Su, Z. -Q. (2012). The relationships among Big Five personality factors, self-esteem, narcissism, and sensation- seeking to Chinese University students´ uses of social networking sites (SNSs).

Computers in Human Behavior, 28, 2313–2319.

West, T. (2008) Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

Wright, K. and Furnham, A. (2014) ‘What Is Narcissistic Personality Disorder ? Lay Theories of Narcissism’, (July), pp. 1120–1130.

Yusuf, A., Fitryasari, R., Nihayati, E. (2015) Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Younes, F. et al. (2016) ‘Internet Addiction and Relationships with Insomnia , Anxiety , Depression , Stress and Self-Esteem in University Students : A Cross- Sectional Designed Study’, (Dass 21), pp. 1–13. doi:

10.1371/journal.pone.0161126.

LAMPIRAN 1

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN BAGI RESPONDEN PENELITIAN 1. Judul Penelitian

Hubungan Intensitas Penggunaan Media Sosial (Jejaring Sosial) Dengan Kecenderungan Narsisme Dan Aktualisasi Diri Remaja Akhir

2. Tujuan

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan intensitas penggunaan media sosial (jejaring sosial) dengan kecenderungan narsisme dan aktualisasi diri remaja akhir.

b. Tujuan khusus

1) Mengidentifikasi intensitas penggunaan media sosial (jejaring sosial) remaja akhir

2) Mengidentifikasi kecenderungan perilaku narsisme pada remaja akhir 3) Mengidentifikasi gambaran aktualiasasi diri remaja akhir

4) Menganalisis hubungan intensitas penggunaan media sosial (jejaring sosial) dan kecenderungan perilaku narsisme remaja akhir

5) Menganilisis hubungan intensitas penggunaan media sosial (jejaring sosial) dan aktualisasi diri remaja akhir

3. Perlakuan yang diterapkan pada subyek

Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional, sehingga tidak ada perlakuan apapun untuk subyek. Subyek hanya terlibat sebagai responden penelitian.

4. Manfaat

Responden yang terlibat dalam penelitian ini kana memperoleh pengetahuan mengenai bahaya penggunaan media sosial secara berlebihan, bahaya sikap narsisme, dan pentingnya aktualisasi diri yang optimal

5. Masalah etik yang mungkin dihadapi subyek penelitian

Penelitian ini tidak mengganggu aktivitas responden dalam kegiatan belajar.

Selain itu penelitian ini juga tidak akan menimbulkan kerugian ekonomi, fisik, serta tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.

6. Resiko penelitian

Tidak ada bahaya potensial atau resiko penelitian yang diakibatkan oleh keterlibatan subyek dalam penelitian ini, oleh karena dalam penelitian ini tidak dilakukan intervensi apapun melainkan hanya pengisian kuesioner.

7. Jaminan kerahasiaan

Dalam penelitian ini semua data dan informasi identitas subyek penelitian dijaga kerahasianya yaitu dengan tidak mencantumkan identitas subyek penelitian secara jelas dan pada laporan penelitian nama subyek penelitian dibuat dalam bentu kode.

8. Hak untuk undur diri

Keikutsertaan subyek dalam penelitian ini bersifat sukarela dan responden berhak untuk mengundurkan diri kapanpun, tanpa menimbulkan konsekuensi yang merugikan responden.

9. Adanya insentif untuk subyek

Oleh karena keikutsertaan subyek bersifat sukarela, tidak ada insentif berupa uang yang akan diberikan kepada responden. Responden hanya akan diberikan souvenir. Selain itu, peneliti tidak akan memberikan ganti rugi berupa uang atau lainnya dan tidak memberikan jaminan asuransi kepada seluruh subyek penelitian.

10. Informasi tambahan

Subyek penelitian dapat menanyakan semua hal yang berkaitan dengan penelitian ini dengan menghubungi peneliti :

Telp : 085272681121 WhatsApp : 095272681121

Email : rsabekti@gmail.com Facebook : Ria Sabekti

Responden, Peneliti,

( ) ( )

LAMPIRAN 2

PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Dengan Hormat,

Sehubungan dengan penyusunan skripsi program studi pendidikan ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, dengan ini saya

Nama : Ria Sabekti NIM : 131711123041

Akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Intensitas Penggunaan Media Sosial (Jejaring Sosial) Dengan Kecenderungan Narsisme Dan Aktualisasi Diri Remaja Akhir”

Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana hubungan intensitas penggunaan media sosial (jejaring sosial) dengan kecenderungan narsisme dan aktualisasi diri remaja akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya.

Manfaat dari penelitian ini dijadikan wacana pengetahuan dalam bidang keperawatan jiwa dan komunitas mengenai penggunaan media sosial dan kecenderungan narsisme dan aktualisasi diri pada remaja akhir sehingga bahaya dapat dicegah dan di control sehingga remaja dapat berkembang secara optimal.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan kuesiober, sehingga tidak ada perlakuan apapun pada subyek sebagai responden. Subyek hanya akan diminta untuk mengisis kuesioner yang dibagikan.

Untuk kepentingan tersebut, maka saya memohon kesediaan saudara/I untuk berpartisipasi menjadi responden dengan sukarela dan menjawan pernyataan dengan sejujur-jujurbta sesuai dengan apa yang saudara/I alami/rasaka/lakukan semua jawaban dan data anda akan dirahasiakan dan tidak ada maksud kegunaan lain.

Demikian atas bantuan dan kerjasama saudara/I, saya mengucapkan terima kasih

Surabaya, 2018

Ria Sabekti

LAMPIRAN 3

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Yang bertanda dangan dibawah ini :

Nama :

Usia :

Telah mendapatkan penjelasan secara terinci dan jelas mengenai :

1. Penelitian yang berjudul “Hubungan Intensitas Penggunaan Media Sosial (Jejaring Sosial) dengan Kecenderungan Narsisme dan Aktualisasi Diri Remaja Akhir

2. Manfaat apabila menjadi subyek penelitian 3. Bahaya yang mungkin akan timbul

4. Prosedur penelitian

Dan telah diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai penelitian tersebut.

Oleh karena itu saya bersedia/ tidak bersedia* secara sukarela menjadi responden dengan penuh kesadaran serta tanpa paksaan.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa tekanan dari pihak manapun

Surabaya, 2018

Peneliti Responden

(Ria Sabekti) ( )

*Coret tidak perlu

LAMPIRAN 4 A. Identitas Responden

1. Nomor Responden :

2. Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

3. Umur :

4. Kelas :

5. Pekerjaan Orang tua : 1) PNS/ TNI/ POLRI 2) Pedagang/ Pengusaha

3) Profesional (pengacara, dokter, akuntan) 6. Jumlah pendapatan orang tua?

1) 1.000.000-2.000.000 2) 2.500.000-3.500.000 3) 4.000.000-5.500.000 4) > 6.000.000

7. Handphone jenis apakah yang anda miliki?

1) Iphone 2) Android 3) Tab

4) Lain-lain (sebutkan)

8. Perangkat elektronik apakah yang anda gunakan untuk mengakses media sosial?

1) Smartphone 2) Tablet PC 3) Komputer

9. Berapa jumlah media sosial yang anda miliki saat ini?

1) 1 2) 2-3 3) > 3

10. Media sosial apa yang sering anda gunakan setiap hari?

1) Facebook 2) Instagram 3) Path 4) Whatsapp 5) Line 6) Twitter 7) Telegram 8) Pinterest 9) Dll (sebutkan..)

11. Berapa lama rata-rata anda menggunakan media sosial?

1) <10 menit 2) 15-30 menit 3) 45-60 menit 4) >60 menit

12. Berapa kali anda mengunggah foto, video, atau status ke media sosial?

1) 1 kali sehari 2) 2-3 kali sehari 3) 4-5 kali sehari 4) >6 kali sehari

13. Apa yang sering anda lakukan saat membuka sosial media?

1) Melihat beranda 2) Update status

3) Upload foto atau video

4) Sharing berita (berita, status teman, foto, dll) 5) Like

6) Comment 7) Update berita 8) Online shop 9) Stalking 10) Game

11) Menambah pertemanan 12) Menulis (motivasi, cerita, dll) 13) Lainnya : …….

14. Berapa besar biaya yang anda keluarkan perbulan untuk mengakses media sosial?

1) < 20.000

2) 20.000 – 30.000 3) 31.000 – 40.000 4) 41.000 – 50.000 5) >60.000

LAMPIRAN 5 B. Kuesioner Intensitas Penggunaan Media Sosial

Petunjuk pengisian

Berikut ini ada beberapa pernyataan yang harus dibaca dan dipahami dengan tepat.

Anda diminta untuk mengisi sesuai dengan pendapat anda, dengan memilih (v), salah satu dari empat alternative jawaba, yaitu :

SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju

S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan SS S TS STS

1. Menurut saya, banyak manfaat yang didapat saat bermain media sosial

2 Saya senang berkomunikasi lewat media sosial

3 Saat bermain media social mood saya menjadi lebih baik

4 Kadang saya merasa bosan bermain media social

5 Berkomunikasi lewat media social sangat mudah dari pada berkomunikasi secara langsung

6 Saya merasa tidak tenang apabila lebih dari empat jam tidak bermain media sosial 7 Saya sering update kegiatan dalam sehari ke

media sosial

8 Saya mengaksses media social hanya saat butuh saja

9 Saya dapat menghabiskan waktu berjam- jam untuk bermain media sosial