• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara vitamin D dengan masa otot pada anak obesitas

Pada penelitian didapatkan hasil tidak terdapat hubungan bermakna antara kadar vitamin D dengan massa otot. Tingkat aktifitas fisik terhadap massa otot

49 merupakan variabel perancu yang mempengaruhi massa otot pada penelitian ini.

Peneliti belum melakukan kontrol terhadap tingkat aktivitas fisik dalam penelitian ini. Penelitian mengenai hubungan antara kadar vitamin D dengan massa otot perlu dikembangkan lebih lanjut dengan melakukan kontrol dalam tingkat aktivitas fisik.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Shantavasinkul et al. di Thailand dengan subyek obesitas pada dewasa dengan hasil kadar Vitamin D berhubungan positif dengan kadar masa otot dan memiliki hubungan negative dengan masa lemak tubuh. Dengan makna, semakin tinggi kadar vitamin D semakin tinggi massa otot dalam tubuh dan semakin rendah masa lemaknya. Korelasi positif 1,25(OH)D2 dengan kekuatan otot juga dikemukakan oleh penelitian Verhaar et al. Hubungan antara kekuatan otot dan 1,25(OH)D2 diakibatkan karena adanya reseptor vitamin D (VDR) pada otot.9,64

Tabel 11. Massa Otot dan aktivitas fisik pada anak dengan kadar vitamin D rendah Massa Otot Total

Rendah Normal Aktivitas

Fisik

Kurang 15 (93,8 %) 1 (6,2 %) 16

Cukup 4 (40 %) 6 (60 %) 10

Total 19 7

Penelitian ini mendapatkan hasil 26 anak dengan obesitas memiliki kadar vitamin D yang rendah. Aktivitas fisik merupakan variabel perancu yang terbukti memiliki hubungan signifikan dengan massa otot pada penelitian ini. Kelompok anak obesitas dengan kadar vitamin D rendah dan aktivitas fisik kurang didominasi dengan massa otot kurang 93,8 % sedangkan massa otot normal hanya 6,2%.

Sedangkan pada kelompok aktivitas fisik cukup pada anak dengan obesitas dengan kadar vitamin D rendah didominasi dengan massa otot normal (60%). Penelitian lanjutan diperlukan pada penelitian ini dengan melakukan kontrol terhadap variabel perancu yaitu aktivitas fisik.

Hubungan antara kadar vitamin D dengan massa otot memili ki hasil yang beragam. Penelitian lain Gilsanz et al. pada populasi wanita postpubertas mendapatkan hasil tidak ada hubungan antara kadar vitamin D dengan massa otot.

Suplementasi Vitamin D meningkatkan kekuatan otot tanpa menambah massa pada otot. Penelitian oleh Morantes et al. pada wanita usia muda usia 16-22 tahun

50 mendapatkan hasil tidak ada hubungan konsisten antara vitamin D dengan massa otot dan fungsi otot. Penelitian yang dilakukan di Asia pada 69 pria (rata-rata usia 33,9 tahun) dan 67 perempuan (usia 32,9 tahun) mendapatkan hasil tidak ada hubungan kadar 25(OH)D2 dengan kekuatan otot.7,64,65

Studi jangka panjang di antara pria dan wanita lansia yang sehat dengan kadar serum 25 (OH)D <75 nmol / L diberikan vitamin D3 800 IU dan kalsium 1000 mg setiap hari selama 12-20 bulan, secara signifikan meningkatkan tes kinerja fisik dibandingkan dengan lansia yang hanya mendapat suplementasi kalsium saja.

selama periode 12-20 bulan . Sebuah uji coba secara acak pada 179 gadis pra- menarki, usia 10-17, yang menerima vitamin D3 1.400 IU / minggu menunjukkan peningkatan massa tanpa lemak. Penyusun utama massa tanpa lemak pada tubuh adalah otot.56

Dalam penelitian RCT (Randomized Control Trials) menunjukkan suplementasi vitamin D memperbaiki fungsi aktivitas fisik dan mengurangi resiko jatuh diantara penderita usia lanjut. Hal ini disebabkan karena vitamin D terbukti lebih berpengaruh terhadap fungsi koordinasi otot yang diperantarai oleh kinerja syaraf. Pada permukaan syaraf terbukti memiliki reseptor vitamin D. Suplementasi 1,25(OH)D2 lebih berpengaruh terhadap aktivitas fisik, keseimbangan dan stabilitas postur namun kurang berpengaruh terhadap kekuatan dan massa otot.65,66

Obesitas mengakibatkan peningkatan kadar sitokin proinflamasi sehingga mengakibatkan terjadi inflamasi kronis. Inflamasi kronis mengakibatkan peningkatan stress oksidatif dan penurunan IGF-1. Peningkatan sitokin inflamasi merupakan faktor resiko terjadinya penurunan massa otot pada anak obesitas. Pada penelitian ini tidak dilakukan pengukuran kadar sitokin inflamasi yang dapat mempengaruhi massa otot.

Pada kondisi obesitas terjadi penumpukan lemak termasuk pada jaringan otot skeletal. Infiltrasi lemak pada jaringan otot skeletal dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan CT-Scan di daerah paha dan perhitungan densitas jaringan dengan eksternal phantom. Infiltrasi lemak pada jaringan otot mengakibatkan penurunan fungsi dan kekuatan otot namun tidak mempengaruhi massa otot.

Infiltrasi sel lemak mengakibatkan penurunan fosforilasi mitokondria dan menyebabkan resistensi insulin di tingkat jaringan. Kondisi tersebut mengakibatkan

51 gangguan pengambilan glukosa dan pembentukan ATP pada jaringan otot sehingga terjadi penurunan kekuatan dan fungsi otot. Pada penelitian ini tidak dilakukan pengukuran infiltrasi lemak pada jaringan otot. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menilai infiltrasi lemak pada jaringan otot anak dengan obesitas.7,67

Korelasi positif antara vitamin D dengan massa dan kekuatan otot diperantari oleh adanya vitamin D reseptor pada massa otot. Penelitian mengenai reseptor vitamin D dilakukan pada tahun 1985 oleh Simpsons et al. protein menyerupai VDR ditemukan pada kultur sel otot skeletal tikus. Boland et al, melaporkan VDR pada kultur myoblast anak ayam. Costa et al melaporkan hal serupa pada kultur jaringan otot manusia. Seluruh penelitian ini dilakukan pada sel kultur dan belum ada laporan penelitian secara in vivo. Tidak ada yang memperhatikan selektivitas dan sensitivitas antibody yang digunakan pada penelitian VDR pada masa ini.63,68

Penelitian lain dilakukan oleh Stump et al tahun 1979 dengan menggunakan autoradiografi pada target organ menunjukkan tidak ada lokalisasi nuclear bahkan tidak menemukan 1,25(OH)D2 pada jaringan otot skeletal, otot jantung, dan otot halus. Penelitian terbaru oleh Wang et al. tahun 2011 dilakukan secara in vivo pada tikus menunjukkan hasil tidak ada VDR pada jaringan otot skeletal, otot jantung dan otot halus, sehingga diduga efek vitamin D pada massa otot secara indirek atau tidak memerlukan reseptor VDR. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui mekanisme kerja vitamin D pada jaringan otot.68,69

Dokumen terkait