• Tidak ada hasil yang ditemukan

ه ر (ق بلا دمحأ

A. Hypnosis

BAB III

HYPNOSIS DAN HYPNOTEACHING

Hipnosis adalah keadaan pikiran secara spontan yang bisa dialami siapapun. Setelah karya Erickson (praktisi dan ahli hipnosis), hypnosis menjadi praktik yang sangat dihormati, yang digunakan para dokter, psikolog, pelaku bisnis, penegak hukum, bahkan sekarang akan kita aplikasikan kekuatan hypnosis ini dalam pembelajaran.78

Hipnosis dapat diartikan sebuah kondisi relaks, fokus, atau konsentrasi. Namun, belakangan, hipnosis diasumsikan sebagai sebuah kondisi mirip tidur atau keadaan saat pikiran dalam kondisi bawah sadar.

Dalam kenyataannya, memang ada kondisi khusus saat otak manusia dapat dengan mudah menerima saran atau masukan (sugesti). Kondisi ini ditemukan setelah dilakukan penelitian terhadap kondisi otak selama hipnosis. Ternyata ketika seseorang berada dalam kondisi hipnosis atau trans (trance), munculah kondisi pikiran yang tidak biasa.79

Hipnosis bukanlah hal yang aneh dan berkaitan dengan hal-hal yang terkesan super. Hipnosis hadir di setiap situasi dan aktivitas kehidupan, termasuk dalam proses belajar mengajar. Luar biasanya ketika dalam kondisi hipnosis orang akan dengan mudah menerima saran-saran dari orang lain. Kondisi hipnosis tidak sama dengan tidur. Orang yang sedang tidur tidak sadar akan keadaan di sekelilingnya, sementara dalam keadaan hipnosis subjek sangat sadar akan keberadaan dirinya dan tahu apa yang

78 Farida Yunita Sari,Mr.Mukhlis, Hypnolearning, (Jakarta:Transmedia pustaka, 2011), 4.

79Willi Wong & Andri Hakim, Dahsyatnya Hipnosis, (Jakarta: Visi Media, 2010), 3- 4.

terjadi di sekitarnya. Pada kondisi ini subjek hanya berpindah kesadaran dari pikiran sadar ke pikiran bawah sadar.80

Keadaan hipnosis tidak sama dengan keadaan tidur. Dr. James Braid (19 Juni 1795-25 maret 1860), ahli bedah asal Skotlandia yang diakui sebagai Bapak Hypnotherapy karena dialah yang mempopulerkan istilah Neuro-Hpnotism (Neuros Sleep-Tidurnya Syaraf) sekitar tahun 1841, menjelaskan dalam karya perdananya, Neurypnology (1843), bahwa hipnosis adalah keadaan fisik yang sangat rileks dimana daya konsentrasi seseorang justru berlipat ganda.81

2. Sejarah hypnosis

Penggunaan hypnosis sudah ada sebelum sejarah itu sendiri tercatat.

Tentu saja waktu itu hypnosis belum dikenal dengan nama “hypnosis”.

Hypnosis pada masa dulu dipraktekkan dalam ritual agama maupun ritual penyembuhan. Catatan sejarah tertua tentang hypnosis yang diketahui saat ini berasa dari Ebers Papyrus yang menjelaskan teori dan praktek pengobatan bangsa Mesir Kuno pada tahun 1552 SM. Dalam Ebers Papyrus diceritakan di sebuah kuil yang dinamai "Kuil Tidur", para pendeta mengobati pasiennya dengan cara menempelkan tangannya di kepala pasien sambil mengucapkan sugesti untuk penyembuhan. Para pendeta penyembuh tersebut dipercaya memiliki kekuatan magis oleh masyarakat. Seorang Raja

80 Ana Yuliana, PLS UM, Penerapan Hypnoparenting Sebagai Salah Satu Metode Mendidik

Anak , (Diarsipkan oleh PLS UM untuk Imadiklus.com).

81 Anand Krishna, NeoSpritual Hypnotherapy, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012), 17-18.

Mesir yang bernama Pyrrhus, Kaisar Vespasian, Francis I dari Prancis dan para bangsawan Prancis lainnya sampai Charles X ternyata juga mempraktekkan cara pengobatan yang intinya memberi sugesti kepada pasien untuk sembuh.

Pada sebuah dinding kuil di India juga digambarkan suatu proses pengobatan pada saat pasien dalam kondisi trance yang dicapai melalui suatu tarian atau gerakan-gerakan monoton dalam acara ritual penyembuhan.

Pada sekitar tahun 1500 Paracelcus memperkenalkan suatu istilah Magnetisme, yaitu dengan magnet seseorang dapat disembuhkan penyakitnya, seperti halnya yang dia lakukan kepada pasien-pasiennya. Cara pengobatan inilah yang kemudian diadopsi oleh Mesmer.

Abad 18 munculnya hypnosis modern, diawali oleh kisah seseorang pendeta katolik bernama Gassner yang tinggal di Klosters sebelah timur Switzerland. Gassner punya teori "seseorang sakit adalah karena kemasukan setan". Untuk mencapai kesembuhan, setan itu harus dikeluarkan dari tubuh.

Berbeda dengan para penyembuh waktu dulu yang menutup diri dari tinjauan medis, Gassner mempersilakan para dokter untuk mengobservasi cara pengobatannya.

Gassner mengobati pasiennya secara bersamaan. Pasien duduk berjajar secara memanjang seperti barisan kursi gereja. Sebelum Gassner keluar untuk menemui pasien, seseorang asisten Gassner memberi semacam

ceramah yang salah satu isinya adalah ketika Gassner menyentuhkan tongkat salibnya ke badan pasien, maka pasien akan langsung tersungkur di lantai dan tidak sadarkan diri. Dan itulah yang benar-benar terjadi ketika Gassner menyentuhkan tongkat salibnya ke tubuh pasien satu per satu.

Pasien yang tidak sadarkan diri itu dianggap mati, dan ketika dibangunkan kembali, pasien dianggap lahir kembali dalam kondisi suci dan terbebas dari pengaruh setan. Dalam kondisi pasien tidak sadarkan diri, Gassner memberi sugesti bahwa setan telah diusir dari tubuh pasien. Pada tahun 1770-an, Mesmer termasuk salah satu dokter yang sering menyaksikan cara pengobatan Father Gassner. Setelah melalui proses sejarah yang panjang, dengan perjuangan para tokoh-tokoh yang mengembangkan dan memperkenalkannya kepada umum, sekarang hypnosis sudah diterima sepenuhnya sebagai alat terapi yang berguna dan aman.

Hypnosis telah diakui sebagai salah satu dari metode terapi yang sah oleh berbagai lembaga negara, diantaranya British Medical Association pada 1955. American Medical Association pada 1958, dan American Psychological Association pada 1960. 82

82Ana Yuliana, PLS UM, Penerapan Hypnoparenting Sebagai Salah Satu Metode Mendidik

Anak ...

3. Struktur Proses Hypnosis a. Prainduksi (Pre-Talk)

Prainduksi merupakan tahap awal sebelum proses hypnosis dilakukan. Prainduksi adalah tahap yang mengkondisikan seseorang untuk mau, bersedia, dan siap untuk di hypnosis. Agar proses prainduksi berlangsung dengan baik, maka sebelumnya hypnotist harus dapat mengenali aspek-aspek psikologis dari suyet, seperti hal yang diminati, apa yang diketahui suyet terhadap hypnosis, dan seterusnya.

Pra induksi dapat berupa percakapan ringan, saling berkenalan, serta hal-hal lain yang bersifat mendekatkan seorang hypnotist secara mental terhadap seorang suyet.

Pra induksi merupakan tahapan yang bersifat kritis karena seringkali kegagalan proses hypnosis diawali dari proses pra induksi yang tidak tepat.

b. Tes Sugestibilitas

Tes sugestibilitas untuk menguji sugestibilitas seseorang, yaitu mudah disugesti atau tidak. Dalam proses terapi, tes sugestibilitas digunakan sebagai sarana latihan oleh klien untuk persiapan mamasuki kondisi hypnotic. Sementara itu bagi si terapis, tes sugestibilitas pada klien digunakan memilih teknik induksi yang cocok bagi klien tersebut.

c. Induksi

Induksi merupakan kunci utama dalam proses hypnosis karena proses inilah yang akan membawa suyet dari kondisi “beta” ke kondisi

“alfa” bahkan “teta” dengan kondisi sepenuhnya di bawah kendali

seorang hypnotist. Jika dikaitkan dengan gelombang otak manusia, teknik induksi bertujuan mereduksi atau menurunkan gelombang otak manusia dari beta (sadar sepenuhnya atau multifokus) menuju ke alfa (relaks dan lebih fokus) atau teta (lebih relaks dan kondisi mediatif). 83 d. Deepening

Deepening merupakan proses untuk memperdalam level kesadaran seseorang setelah diinduksi. Deepening dibituhkan untuk menurunkan kedalam kondisi hypnotic sesuai yang dibutuhkan agar sugesti yang disampaikan dapat masuk ke pikiran bawah sadar klien atau terapi dapat berjalan sebagaimana seharusnya. Teknik yang sering digunakan dalam proses deepening adalah teknik menghitung turun, teknik imajinasi, teknik fraksinasi, teknik prainduksi, dan lain sebagainya.

Teknik imajinasi meminta klien untuk masuk alam sebuah imajinasi tempat yang paling disukai sehingga membuat dirinya semaki rilaks, nyaman, tenang, damai, dan bahagia. Dalam teknik ini sugesti

83 Lucy lindiawati Santioso, 5 Menit menguasai Hypnoparenting, 34-46.

dari terapist harus sangat kuat. Hal itu untuk menimbulkan sensasi ke semua indra klien. Sebagai contoh, memunculkan sensasi indra visual dengan meminta klien melihat pemandangan yang sangat indah di depannya. Sensasi auditori dimunculkan dengan meminta klien mendengar suara di sekitarnya, misalnya suara burung, suara air, atau suara angin. Memunculkan sensasi penciuman dengan meminta klien mencium sesuatu yang ada di sekitarnya, misalnya bau harum bunga.

Memunculkan sensasi “rasa”, misalnya dengan meminta klien

merasakan dinginnya air yang menyiramnya atau lembutnya pasir yang ia genggam.84

e. Uji Kedalaman Hypnosis (Depth level test)

Depth level test atau uji kedalaman hipnosis klien sangat penting dalam proses hypnoterapi. Hal itu karena terapis harus dapat memastikan klien telah benar-benar memasuki kondisi hipnosis yang dibutuhkan untuk menjalani proses terapi. Klien dapat saja hanya pura- pura memejamkan mata, tetapi sebenarnya belum masuk kondisi hipnosis yang dalam. Jika terjadi seperti itu, sugesti positif yang diberikan kepada klien tidak aka masuk ke pikiran bawah sadarnya atau hipnoterapi tidak dapat dilakukan.

84 Ibid., 47-50.

Ada beberapa cara untuk menguji kedalaman klien. Terapis yang terlatih akan lebih peka dan berpengalaman dalam mengetahui apakah klien benar-benar telah masuk ke dalam kondisi hipnosis yang dalam atau belum. Hal itu dapat diketahui dari ciri-ciri fisik atau fisiologis klien.

Untuk lebih memastikan, terapis dapat melakukan uji ugestibilitas pada klien apakah dia mau mengikuti sugestinya atau tidak, seperti sugesti tangan terkunci, mata diberi lem hingga kelopak mata tertutup rapat, atau klien disugesti tak mampu berdiri karena ada lem.

Dapat juga melalui uji sugestibilitas yag menandakan klien memasuki fase sommambulism, yaitu amnesia (melupakan angka, atau analgesik) dan anestesia (menjadi mati rasa).

f. Sugesti (Affirmation)

Sugesti diberikan setelah proses deepening dilakukan dan terapis menilai bahwa klien masuk ke kedalaman trance yang dibutuhkan. Sugesti merupakan pesan yang diberikan kepada klien ketika sudah berada dalam kondisi hipnosis. Dalam kondisi hipnosis, pesan tersebut dapat langsung mengakses pikiran bawah sadarnya sehingga dapat brerpengaruh pada sikap dan perilakunya. Ada dua macam sugesti, yaitu yang bersifat non-therapeutic dan therapeutic. Sugesti non-therapeutic biasanya diberikan kepada hypnostage, yaitu

sugesti-sugesti yang memunculkan perilaku menarik untuk dilihat sebagai hiburan. Sementara itu, sugesti therapeutic diberikan dalam proses terapi. Sugesti yang diberikan berupa pesan-pesan positif untuk dapat mengubah sikap dan perilakunya menjadi lebih baik. Dalam terapi, dapat digunakan post-hypnotic suggestion atau sugesti yang diberikan saat klien dalam kondisi hipnosis.sugesti itu dapat berlaku setelah ia bangun dari “tidurnya”.

Sugesti dibedakan menjadi dua, yaitu direct suggestion dan indirect suggestion (metafora). Direct suggestion artinya pesan yang disampaikan dalam sugesti diberikan secara jelas dan langsung pada hal yang dituju.85

Sebagai contoh, ketika kita ingin memberikan sugesti pada klien untuk menjadi percaya diri, sugesti yang diberikan adalah “Mulai sekarang dan selanjutnya, anda menjadi orang yang percaya diri dan memiliki keyakinan atas kemampuan anda sendiri. Anda dapat rasakan ketika menjadi pusat perhatian bagi orang-orang sekitar anda...”

Indirect sugestion atau sering disebut sugesti metafora adalah sugesti yang diberikan dalam bentuk cerita untuk menghasilkan perilaku dan hasil yang diharapkan. Pikiran bawah sadar memiliki sifat seperti anak kecil sehingga ketika sugesti dirau dalam bentuk cerita, pesan akan

85 Ibid., 50-51.

lebih mudah masuk. Contohnya ketika kita ingin memberi sugesti klien menjadi lebih percaya diri, kita dapat menyugesti dengan membuat cerita kalau dia sedang menonton bioskop. Dalam film yang ditontonnya, tokoh utama dalam film tersebut adalah dirinya sendiri.

Klien digambarkan sebagai sosok yang percaya diri, wajah yang cerah dan meyakinkan, penampilan menarik dan menawan, serta dapat berinteraksi dengan orang lain. Klien juga digambarkan dapat melakukan presentasi yang persuasif dan kharismatik dengan sangat baik. Setelah klien dapat melihat semua gambaran ideal dirinya dalam film tersebut, terapis meminta klien untuk menjadikan gambaran dirinya menyatu dan menjadi dirinya yang sekarang. setelah klien bangun dari

“tidurnya” diharapkan ia dapat bersikap dan berperilaku seperti gambaran dirinya dalam film tersebut.

g. Termination

Termination merupakan suatu tahapan untuk mengakhiri proses hypnosis. Konsep termination adalah agar seorang suyet tidak mengalami kejutan psikologis ketika terbangun dari “tidur hipnotis”.

Standar dari proses termination adalah membangun sugesti positif yang akan membuat tubuh seorang suyet lebih segar dan relaks, kemudian

diikuti dengan regresi beberapa detik untuk membawa suyet ke kondisi normal kembali.86

h. Post Hypnotic Suggestion

Post Hypnotic Suggestion adalah suatu sugesti yang tetap bekerja walaupun seseorang telah berada dalam kondisi pascahipnotis (normal). Post Hypnotic Suggestion merupakan hal penting yang mendasari proses clinical hypnotherapy. Apabila hypnotist ingin mengendalikan suyet, dapat menggunakan simbol bunyi atau tindakan.

Inilah yang disebut anchor, yaitu sugesti berupa simbol yang akan menghsilkan reaksi pemikiran, emosional, atau perilaku tertentu. 87 4. Mekanisme Kerja Otak

Otak adalah sumber kecerdasan manusia sehingga untuk mengoptimalkan kerjanya, tidak boleh tidak harus memahami system kerjanya.88

Otak yang satu kesatuan ternyata jika dipilah-pilah memiliki bagian- bagian yang berbeda fungsinya. Ada tiga bagian otak, otak reptile, mamalia, dan neokortek.

Bagian pertama adalah otak reptile, bagian ini memiliki fungsi mengatur beberapa organ vital tubuh, seperti denyut jantung dan pernapasan.

Selain itu juga berfunsi mengendalikan refleks tubuh saat kita merasa

86 Ibid., 51-53.

87 Ibid., 53.

88 farida Yunita Sari Dan Mukhlis, Hypno Learning, (Jakarta: Transmedia Pustaka, 2011)., 18.

tegang, terancam, dan waspada dengan perintah dasarnya “lawan atau lari”.

Jadi saat kita lelah, tegang, jenuh, dan merasa terancam otak reptilelah yang dominan dalam fungsi ini.

Bagian yang kedua adalah otak mamalia memiliki peranan mengatur kebutuhan reproduksi, berkeluarga, hubungan sosial dan relasi-relasi manusiawi lainya. Dalam mamalia juga memiliki fungsi sebagai yang diibaratkan sebagai sakelar emosi yang mengatur otak yang harus diaktifkan jika kita dalam keadaan terancam dan tegang. Begitu juga saat kita berada dalam keadaan emosi, gembira, tenang dan relaks, proses ini disebut dengan system limbic (sistem limbik). Sistem ini bertugas mengaktifkan fungsi otak reptil sehingga jika tubuh merasa terancam maka langsung bergerak refleks untuk menyelamatkan diri.

Otak neokorteks adalah bagian ketiga dari tiga bagian otak yang memiliki peranan menyimpan data, berpikir, dan menganalisis. Dan otak neokorteks akan berfungsi dengan baik jika emosi kita lagi tenang, relaks, dan gembira. Otak neokorteks ini juga merupakan bagian otak yang akan diaktifkan oleh sistem limbik.89

Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan alat EEG (Elektroensefalograph) yang ditemukan oleh Hans Berger pada tahun 1929,

89 Ibid., 19-20.

gelombang otak dibedakan empat bagian dengan ciri-ciri kondisi emosi yang berbeda-beda.

Gelombang Kondisi Pikiran dan Emosi

Beta

(14-100 Hz)

Kognitif, analaitis, logika, otak kiri, konsentrasi, prasangka, pikiran sadar.

Aktif, cemas, khawatir, waspada, stres, jenuh, dan emosi negatif lainya.

Alpha (8-13,9 Hz)

Relaks, meditatif, super learning, terkendali, fokus, akses kebawah sadar.

Tenang, damai, santai, segar, bahagia, istirahat.

Theta (4-7,9 Hz)

Intuisi, imajinatif, problem solving, akses bawah sadar.

Sangat relaks, hening, damai, pasrah.

Delta (0,1-3,9)

Tidur lelap tanpa mimpi

Tidak ada pikiran dan perasaan.90

Secara lebih rinci, berikut perbedaan dari masing-masing gelombang otak

a. Beta

Fase ketika kita sedang sangat aktif, memberikan atensi, kewaspadaan, sigap, pemahaman, dan kondisi yanng lebih tinggi diasosiasikan dengan

90 Ibid., 24-25.

kecemasan, ketidaknyamanan. Beta sangat dibutuhkan jika kita harus memikirkan beberapa hal sekaligus, tetapi ingin menyerap informasi secara cepat.

b. Alpha

Otak dalam kondisi relaksasi penuh kreativitas, seseorang akan sangat baik dalam menyerap informasi, mudah melakukuan terapi, mempercepat proses penyembuhan, meningkatkan kekebalan tubuh, serta dengah mudah mengurangi stres mental emosional maupun fisik.

Fase ini yang menjembatani antara fase beta dan theta.

c. Theta

Fase ini ketika seseorang dalam keadaan tidur dan bermimpi, fase ini sangat bagus untuk proses autosugesti dan autohipnosis. Dalam fase ini terjadi peningkatan ingatan, kreativitas, pengalaman emosional, berpotensi terjadinya perubahan sikap. Di sinilah terkadang seseorang bisa memcahkan masalah yang rumit dan berat.

d. Delta

Merupakan fase gelombang otak yang palling dalam. Kondisi ini seseorang biasanya akan mengalami tidur tanpa bermimpi, pelepasan hormon pertumbuuhan, dan hilang kesadaran. Kondisi ini juga bisa diperolah saat koma.91

91 N. Yustisia, Hypnoteaching, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2012), 73-74.

Otak manusia memancarkan frekuensi tertentu untuk setiap kondisi.

ada empat macam gelombang yaitu, yang paling rendah adalah gelombang delta yang mempunyai kisaran frekuensi antara 0,1 Hz – 4 Hz gelombang ini kita alami saat tidur nyenyak tanpa mimpi gelombang berikutnya adalah gelombang theta yang mempunyai kisaran frekuensi antara 4 Hz – 8 Hz.

Pada kondisi ini ide-ide kreatif dan inisiatif muncul. Informasi yang diterima saat otak dalam kondisi seperti ini akan langsung menjangkau bawah sadar dan tersimpan dalam memori jangka panjang. Karena itu kondisi seperti ini disebut kondisi yang sangat sugestif.

Frekuensi theta juga akan muncul saat kita dalam kondisi meditasi atau tidur dengan mimpi. Jika kesadaran kita lebih naik lagi, munculah gelombang alfa yang frekuensinya berkisar antara 8 Hz sampai 12 Hz. Pada kondisi ini, pikiran hanya bisa terpusat pada satu perhatian. Kondisi ini dapat terjadi ketika kita berdoa dengan khusuk. Jika gelombang mencapai frekuensi 12 Hz lebih, maka kita berada pada kondisi gelombang beta. Pada gelombang beta, kita dapat mencurahkan pikiran ke banyak hal. Inilah kondisi kesadaran mata terbuka.

Gelombang otak ini sebenarnya tidak muncul sendiri-sendiri dalam suatu waktu keempatnya muncul bersamaan hanya saja kadarnya berbeda- beda. Pada kondisi mata terbuka misalnya gelombang beta cenderung akan lebih dominan. Kondisi hypnosis dicapai saat gelombang otak berada

dikisaran gelombang alpha dan theta. Jadi pada dasarnya hipnisis adalah suatu seni komunikasi yang mengarahkan subjek menuju suatu kondisi relaksasi sehingga gelombang otak subjek bperlahan-lahan turun dan dujaga pada kondisi gelombang alpha dan tetha.

Ciri-ciri fisik orang yang terhipnotis adalah REM (Rapid Eye Movement) yaitu getaran kelopak mata yang cepat saat mata dalam keadaan tertutup. Setelah itu akan relaks secara mental dan perlahan tapi pasti perhatianya menjadi lebih sempit dan lebih fokus sehingga hanya tertuju pada satu stimulus tertentu saja. Oleh karena itu sugesti yang diberikan dalam kondisi ini akan langsung direspons dan dijalankan oleh tubuh fisik asalkan sugesti tersebut tidak menabrak nilai-nilai dasar yang dipegang si subjek.

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa keempat gelombang otak inimemiliki sifat dan karakteristik yang berbeda saat memancar keluar. Saat anda sadar dan aktif bekerja, maka gelombang beta lah yang dominan terpancar. Bila anda dalam posisi rileks dan santai, maka gelombang alpha yang bergantian muncul. Lebih dalam lagi, saat makin masuk ke alam bawah sadar, maka gelombang tetha lah yang lebih berperan.

Lalu pada saat sudh tertidur nyenyak, maka gelombang delta yang terpancar dominan.

Dalam kehidupan sehari-hari, gelombang alpha-tetha dapat membuat anda bahagia, tenang, dan kreatif. Karena memang gelombang alpha-tetha berhubungan dengan perasaan nyaman, rileks, imajinatif, dan kreatifitas.92

Sehingga dapat difahami bahwa gelombang otak menentukan kesadaran seseorang pada waktu-waktu tertentu. Beta adalah gelombang otak pada saat sadar, alfa adalah gelombang saat pikiran santai, teta adalah gelombang yang dihasilkan oleh pikiran bawah sadar, dan delta adalah gelombang otak saat orang tidur. Kondisi hypnosis berada pada gelombang alfa dan teta. Ketika seseorang berada dalam kondisi alfa dan teta, ia dapat belajar lebih cepat dari biasanya.

5. Alam Bawah Sadar

Alam bawah sadar (subconscious) adalah segi kehidupan mental manusia yang terpisah dari pada alam kesadaran normal manusia dan yang tak dapat diingat atas dasar kehendaknya saja. Alam bawah sadar merupakan terjemahan bahasa inggris dari subconscious; beberapa pustaka menyatakan sebagai unsconcious yang artinya tak sadar. Sebetulnya J.F Herbert yang pertama-tama mengakui pentingnya alam bawah sadar ini, akan tetapi barulah Freud dengan psikoanalisanya yang berhasil memberikan kedudukan pusat alam bawah sadar ini dalam ikhtiarnya menjelaskan kegiatan mental manusia umumnya, dan ganguan-ganguan neorosis

92 Doni Swadarma,Kedahsyatan Hypnoparenting secara Otodidak,(Jakarta:Padi,2014),30.

khususnya. Freud menganggap bahwa alam sadar ini merupakan suatu daerah yang terbenam tetapi luas sekali dalam jiwa manusia, serta bertindak sebagai suatu sumber kekuatan yang dapat mencetuskan berbagai dorongan dalam tingkah laku manusia. Alam bawah sadar ini dianggap mengandung dorongan-dorongan insting seerta berbagai pengalaman dan keinginan yang sosial tak akseptabel, yang oleh individu sendiri didesak hingga lupa (represed) agar tak diketahuinya secara sadar.

Sebagaian besar ahli psiko analisa yakin bahwa berbagai perselisihan perasaan yang menjadi sebab pokok suatu neorosis, memang bersemayam dalam alam bawah sadar itu. Dengan sendirinya usaha itu berpusat pada ikhtiar tertentu untuk menaikan perselisihan itu ke taraf kesadaran manusia, sehingga individu yang bersangkutan mengetahuinya.

Dokumen terkait