• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi hazard limbah padat yang ada dalam proses

Dalam dokumen selulosa asetat kapas brahmasusta 2022 (Halaman 171-200)

136 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846)

137 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846)

IDENTIFIKASI HAZARD PROSES DAN PERALATAN

Identifikasi hazard kondisi peralatan proses

No. Peralatan Hazard Keterangan Pengelolaan

Tekanan Suhu Putaran Tinggi Elevasi Komposi si Kuantitas Bahan

Proses

1

Tangki penyimpanan Asetat Anhidrid (ST- 01)

- - - √ - √ P = 1 atm

T = 30 °C

• Tangki dipasang level indicator (LI) agar bisa memantau ketinggian cairan di dalam tangki

• Tangki dipasang vent agar bisa menjaga tekanan di dalam tangki.

• Sekeliling tangki disusun tanggul untuk persiapan jika terjadi kebocoran.

2

Tangki penyimpanan Asam Asetat 99 % (ST-02)

- - - √ - √ P = 1 atm

T = 30 °C

• Tangki dipasang level indicator (LI) agar bisa memantau ketinggian cairan di dalam tangki

• Tangki dipasang vent agar bisa menjaga tekanan di dalam tangki.

138 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846)

• Sekeliling tangki disusun tanggul untuk persiapan jika terjadi kebocoran.

3 Tangki penyimpanan

Asam Sulfat (ST-03) - - - √ - √ P = 1 atm T = 30 °C

• Tangki dipasang level indicator (LI) agar bisa memantau ketinggian cairan di dalam tangki

• Tangki dipasang i vent agar bisa menjaga tekanan di dalam tangki

• Sekeliling tangki disusun tanggul untuk persiapan jika terjadi kebocoran.

4 Tangki penyimpanan

Air Proses (ST-04) - - - √ - √ P = 1 atm

T = 30 °C

• Tangki dipasang level indicator (LI) agar bisa memantau ketinggian cairan di dalam tangki

• Tangki dipasang dengan vent untuk menjaga tekanan dalam tangki

5

Tangki penyimpanan Natrium Asetat 60 % (ST-05)

- - - √ - √ P = 1 atm

T = 30 °C

• Tangki dipasang i level indicator (LI) agar bisa memantau ketinggian cairan di dalam tangki.

• Tangki dipasang vent agar bisa menjaga tekanan di dalam tangki.

• Sekeliling tangki disusun tanggul untuk persiapan jika terjadi kebocoran.

139 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846) 6

Tangki penyimpanan Asam Asetat 70 % (ST-06)

- √ - √ - √ P = 1 atm

T = 50 °C

• Tangki dipasang level indicator (LI) agar bisa memantau ketinggian cairan dalam tangki.

• Tangki dipasang vent agar bisa menjaga tekanan dalam tangki.

• Tangki dipasang rupture disc pressure relief valve untuk mengatasi over pressure, suhu penyimpanan dijaga sekitar 50 oC.

• Tangki dipasang isolator agar menjaga suhu dalam tangki tetap bersuhu 50 oC.

• Sekeliling tangki disusun tanggul untuk persiapan jika terjadi kebocoran.

7 Tangki penyimpanan

Etil Asetat (ST-07) - - - √ - √ P = 1 atm T = 30 °C

• Tangki dipasang i level indicator (LI) agar bisa memantau ketinggian cairan dalam tangki

• Tangki dipasang vent agar bisa menjaga tekanan dalam tangki

• Tangki dipasang spring pressure relief valve supaya mengatasi over pressure (fluida volatil).

• Sekeliling tangki disusun tanggul untuk persiapan jika

140 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846)

terjadi kebocoran.

8

Gudang Penyimpanan Selulosa/cotton (S- 01)

- - - √ - √ P = 1 atm

T = 30 °C

• Gudang diberi fan dan lubang ventilasi udara supaya sirkulasi udara di dalam gudang baik.

9 Reaktor (R-01)

(CSTR) - √ √ - - √ P = 1 atm

T = 50 °C

• Reaktor (R-01) dipasang level indicator (LI) agar bisa memantau ketinggian cairan dalam reaktor

• Reaktor dipasang dengan temperature controller (TC) agar suhu reaktor agar tetap pada suhu 50 oC

• Reaktor dipasang rupture disc pressure relief valve agar bisa mengatasi over pressure.

• Pipa pemasukan umpan reaktor berupa pipa

pemasukan Asam Asetat 99 %, Asetat Anhidrid dan Asam Sulfat diberi flow controller (FC) supaya menjaga jumlah umpan masuk.

10 Hydrolyzer (H-01) - √ √ - - √

P = 1 atm T = 52,80

°C

Hydrolyzer (H-01) dipasang level indicator (LI) agar bisa memantau ketinggian cairan dalam hydrolyzer.

Hydrolyzer dipasang rupture disc pressure relief valve

141 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846)

agar bisa mengatasi over pressure.

• Pipa pemasukan umpan asam asetat 70 % di hydrolyzer dipasang flow controller (FC) agar bisa menjaga

jumlah umpan masuk.

11 Tangki Ekualisasi

(ET-01) - √ √ - - √

P = 1 atm T = 52,80

°C

• Tangki Ekualisasi (ET-01) dipasang level controller (LC) agar bisa menjaga ketinggian cairan di dalam tangki ekualisasi sehingga cairan tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah.

• Tangki Ekualisasi dipasang vent agar bisa menjaga tekanan di dalam tangki ekualisasi.

12 Neutralizer (N-01) - √ √ - - √

P = 1 atm T = 52,61

°C

Neutralizer (N-01) dipasang level controller (LC) agar bisa menjaga ketinggian cairan di dalam neutralizer.

Neutralizer (N-01) dipasang pH controller (pHC) supaya mengatur jumlah umpan larutan natrium asetat 60 % (CH3COONa 60 %) masuk ke dalam neutralizer, sehingga proses netralisasi asam sulfat (H2SO4) dalam neutralizer berjalan optimal.

Neutralizer dipasang vent agar bisa menjaga tekanan di

142 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846)

dalam neutralizer.

13 Precipitator (P-01) - - √ - - √

P = 1 atm T = 36,42

°C

Precipitator (P-01) dipasang level controller (LC) agar bisa menjaga ketinggian cairan dalam precipitator.

Precipitator (P-01) dipasang pH controller (pHC) agar bisa mengatur jumlah umpan air yang masuk ke dalam precipitator, sehingga konsentrasi asam asetat

(CH3COOH) keluaran precipitator mencapai 30 %.

Precipitator dipasang vent agar bisa menjaga tekanan di dalam precipitator.

14 Rotary Screen

Washer (RS-01) - - √ - - √

P = 1 atm T = 36,42

°C

• Pipa masuk umpan air proses untuk pencucian dipasang flow controller (FC) agar bisa menjaga jumlah air masuk.

15

Accumulator Rotary Screen Washer (Ac- 01)

- - - √

P = 1 atm T = 36,42

°C

Accumulator rotary screen washer (Ac-01) dipasang level controller (LC) agar bisa menjaga ketinggian cairan di dalam accumulator.

Accumulator dipasang vent agar bisa menjaga tekanan di dalam accumulator.

16 Mixer 1 (M-01) - - √ - - √ P = 1 atm • Mixer 1 (M-01) dipasang level controller (LC) agar

143 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846)

T = 30,42

°C

bisa menjaga ketinggian cairan di dalam mixer.

• Pipa masuk umpan asam asetat 99 % dipasang flow controller (FC) agar bisa mengatur jumlah umpan asam asetat masuk mixer.

Mixer 1 (M-01) dipasang pH controller (pHC) agar bisa mengatur jumlah umpan air masuk ke dalam mixer 1, sehingga konsentrasi asam asetat (CH3COOH) keluar mixer 1 mencapai 70 %.

Mixer 1 dipasang vent agar bisa menjaga tekanan dalam mixer 1.

17 Mixer 2 (M-02)

(Sistem Ekstraksi) - - √ - - √

P = 1 atm T = 34,37

°C

Mixer 2 (M-02) dipasang level controller (LC) agar bisa menjaga ketinggian cairan di dalam mixer.

• Pipa masuk umpan larutan asam asetat encer menuju ekstraksi dipasang flow controller (FC) agar bisa menjaga jumlah umpan masuk.

Mixer 2 dipasang vent agar bisa menjaga tekanan di mixer 2.

18 Mixer 3 (M-03) - - √ - - √ P = 1 atm • Mixer 3 (M-03) dipasang level controller (LC) agar

144 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846)

(Sistem Ekstraksi) T = 34,37

°C

bisa menjaga ketinggian cairan di dalam mixer.

• Pipa masuk umpan ekstrak dari stage 3 dipasang flow controller (FC) agar bisa menjaga jumlah umpan masuk.

Mixer 3 dipasang vent agar bisa menjaga tekanan di mixer 3.

19 Mixer 4 (M-04)

(Sistem Ekstraksi) - - √ - - √

P = 1 atm T = 34,37

°C

Mixer 4 (M-04) dipasang level controller (LC) agar bisa menjaga ketinggian cairan di dalam mixer.

• Pipa masuk umpan ekstrak dari stage 4 dipasang flow controller (FC) yang menjaga jumlah umpan masuk.

Mixer 4 dipasang vent yang menjaga tekanan di dalam mixer 4.

20 Mixer 5 (M-05)

(Sistem Ekstraksi) - - √ - - √

P = 1 atm T = 34,37

°C

Mixer 5 (M-05) dipasang level controller (LC) yang menjaga ketinggian cairan di dalam mixer.

• Pipa masuk umpan solven dipasang ratio controller (RC) dengan pipa masuk umpan pada mixer 2 (M-02) sistem ekstraksi stage 1 agar bisa menjaga

perbandingan jumlah (S/F) umpan dengan solven

145 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846)

masuk.

Mixer 5 dipasang vent yang menjaga tekanan di dalam mixer 5.

21 Settler 1 (Dc-01)

(Sistem Ekstraksi) - - - √

P = 1 atm T = 34,37

°C

Settler 1 (Dc-01) dipasang level controller (LC) agar bisa menjaga ketinggian cairan dalam settler, supaya proses pemisahan fase rafinat dari fase ekstrak berlangsung optimal.

Settler 1 dipasang vent yang menjaga tekanan di dalam settler.

22 Settler 2 (Dc-02)

(Sistem Ekstraksi) - - - √

P = 1 atm T = 34,37

°C

Settler 2 (Dc-02) dipasang level controller (LC) agar bisa menjaga ketinggian cairan di dalam settler, jadi proses pemisahan fase rafinat dari ekstrak berlangsung optimal.

Settler 2 dipasang vent agar bisa menjaga tekanan di dalam settler.

23 Settler 3 (Dc-03)

(Sistem Ekstraksi) - - - √

P = 1 atm T = 34,37

°C

Settler 3 (Dc-03) dipasang dengan level controller (LC) agar bisa menjaga ketinggian cairan di dalam settler, jadi proses pemisahan fase rafinat dari ekstrak

146 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846)

berlangsung optimal.

Settler 3 dipasang vent agar bisa menjaga tekanan di dalam settler.

24 Settler 4 (Dc-04)

(Sistem Ekstraksi) - - - √

P = 1 atm T = 34,37

°C

Settler 4 (Dc-04) dipasang level controller (LC) agar bisa menjaga ketinggian cairan di dalam settler, jadi proses pemisahan fase rafinat dari ekstrak berlangsung optimal.

Settler 4 dipasang vent agar bisa menjaga tekanan di dalam settler.

25 Menara Distilasi

(MD-01) √ √ - √ - √

P = 1 – 1,36 atm

T = 96,48 – 138,09 °C

• Menara distilasi dipasang pressure controller (PC) di seksi rectifying agar bisa menjaga tekanan di dalam menara distilasi.

• Menara distilasi dipasang level controller (LC) di seksi stripping agar bisa menjaga ketinggian cairan di dasar menara distilasi.

• Menara distilasi dipasang temperature controller (TC) di seksi stripping agar bisa mengatur flowrate steam di kettle reboiler (KR-01).

147 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846)

• Menara distilasi dipasang rupture disc pressure relief valve sebagai antisipasi jika terjadi over pressure.

• Pipa umpan masuk menara distilasi (feed) dipasang flow controller (FC) agar bisa mengatur jumlah umpan masuk ke menara distilasi.

• Menara distilasi dipasang water sprinkler agar bisa memadamkan api jika terjadi kebakaran.

• Menara distilasi (MD-01) dipasang isolator yang mencegah paparan panas menuju lingkungan sekitar.dan sebagai pencegahan hilangnya panas ke lingkungan.

26 Accumulator menara

distilasi (Ac-02) - √ - - - √

P = 1 atm T = 96,48

°C

Accumulator menara distilasi (Ac-02) dipasang level controller (LC) agar bisa menjaga ketinggian cairan di dalam accumulator.

Accumulator dipasang vent agar bisa menjaga tekanan di dalam accumulator.

27 Decanter (Dc-05) - - - √ P = 1 atm

T = 30 °C

Decanter (Dc-04) dipasang level controller (LC) yang menjaga ketinggian cairan di dalam decanter, agar

148 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846)

pemisahan air dengan etil asetat berdasar kelarutannya masing-masing berlangsung optimal.

Decanter dipasang vent yang menjaga tekanan di dalam decanter.

28 Rotary Dryer (RD-

01) - √ √ - - √

Padatan P = 1 atm T = 34,37 – 60°C Udara Panas P = 1 atm T = 100 – 60°C

• Pipa pemasukan udara panas dipasang temperature controller yang mengatur suhu masuk udara, yang menguapkan cairan dalam padatan selulosa asetat sampai kering seutuhnya.

Rotary Dryer (RD-01) dipasang isolator yang

mencegah paparan dan hilangnya panas ke lingkungan sekitar.

29 Heat Exchanger 1

(HE-01) - √ - - - √

Cold Fluid P = 1 atm T = 30 – 50°C Steam P = 1 atm

• Arus keluar heat exchanger 1 (HE-01) dipasang temperature controller (TC) yang mengatur flowrate arus steam.

149 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846)

T = 100°C

30 Heat Exchanger 2

(HE-02) - √ - - - √

Cold Fluid P = 1,26 atm

T = 34,37 – 104,84°C Steam P = 1,96 atm

T = 120°C

• Arus keluar heat exchanger 2 (HE-02) dipasang temperature controller (TC) yang mengatur flowrate arus steam.

31 Heat Exchanger 3a

(HE-03a) - √ - - - √

Hot Fluid P = 1,36 atm

T = 138,09 – 40°C Cooling

• Arus keluar heat exchanger 3a (HE-03a) dipasang temperature controller (TC) yang mengatur flowrate air pendingin.

150 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846)

water P = 1 atm T = 30 - 50°C

32 Heat Exchanger 3b

(HE-03b) - √ - - - √

Hot Fluid P = 1,38 atm T = 40 – 30°C Chilled water P = 1 atm T = 20- 25°C

• Arus keluar heat exchanger 3b (HE-03b) dipasang temperature controller (TC) yang mengatur flowrate arus chilled water.

33 Heat Exchanger 4a

(HE-04a) - √ - - - √

Hot Fluid P = 1 atm T = 96,48 – 40°C Cooling

• Arus keluar heat exchanger 4a (HE-04a) dipasang temperature controller (TC) yang mengatur flowrate air pendingin.

151 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846)

water P = 1 atm T = 30 - 50°C

34 Heat Exchanger 4b

(HE-04h) - √ - - - √

Hot Fluid P = 1 atm T = 40 – 30°C Chilled water P = 1 atm T = 20- 25°C

• Arus keluar heat exchanger 4b (HE-04b) dipasang temperature controller (TC) yang mengatur flowrate arus chilled water.

35 Kettle Reboiler (KR-

01) √ √ - - - √

Boiling Liquid P = 1,38 atm T = 138,09°C

• Arus keluar kettle reboiler (KR-01) dipasang

temperature controller (TC) yang mengatur flowrate arus steam.

152 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846)

Steam P = 9,84 atm T = 180°C

36 Condenser (CD-01) - √ - - - √

Condensing Liquid P = 1 atm T = 98,84- 96,61°C Cooling Water P = 1 atm T = 30- 50°C

• Arus keluar condenser (CD-01) dipasang temperature controller (TC) yang mengatur flowrate air pendingin.

37 Pompa 14 (P-14) - - √ - - √ • Pompa dipasang pressure controller yang menjaga

discharge pressure pompa.

Utilitas

1. Bak Sedimentasi - - √ - - √ P = 1 atm • Bak Sedimentasi dipasang level controller (LC) yang

153 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846)

T = 30 °C menjaga ketinggian cairan sehingga tidak overflow.

2. Premixing Tank - - √ - - √ P = 1 atm

T = 30 °C

Premixing tank dipasang level controller (LC) yang menjaga ketinggian cairan supaya tidak overflow.

• Pipa pemasukan dipasang flow controller (FC) yang menjaga umpan larutan Na2CO3 dan larutan Al2(SO4)3. Alat sensor flow controller (FC) di umpan masuk larutan Na2CO3 yaitu konduktivitas air (CT), namun sensor flow controller (FC) pada umpan larutan Al2(SO4) yaitu TDS dalam air (TDST).

• Pipa pengeluaran dipasang pH indicator (pHI) yang mengecek air dalam kondisi basa, agar koagulasi dapat berlajan optimal.

3. Clarifier - - √ - - √ P = 1 atm

T = 30 °C

Clarifier dipasang level controller (LC) yang menjaga ketinggian cairan supaya tidak overflow.

4. Recarbonation Basin - - - √ P = 1 atm T = 30 °C

Recarbonation dipasang pH controller (pHC) yang mengatur flowrate gas CO2 masuk agar pH air keluaran recarbonation basin tetap netral.

154 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846)

5. Sand Filter - - - √ P = 1 atm

T = 30 °C

• Pipa pemasukan pasang flow controller (FC) yang menjaga jumlah flowrate air masuk.

• Dipasang pressure indicator yang mengecek tekanan di dalam sand filter

6. Carbon Filter - - - √ P = 1 atm

T = 30 °C

• Dipasang pressure indicator yang mengecek tekanan di dalam carbon filter

7. Tangki Air Filtrasi - - - √ P = 1 atm

T = 30 °C

• Semua pipa pengeluaran dipasang flow controller (FC) yang mengatur flowrate air mengalir untuk kebutuhan keseluruhan.

• Tangki air filtrasi dipasang level indicator (LI) yang mengecek ketinggian air dalam tangki.

8. Cation Exchanger - - - √ P = 1 atm

T = 30 °C

• Pipa pemasukan dipasang flow controller (FC) yang menjaga jumlah flowrate air yang masuk.

9. Tangki Air

Demineralisasi - - - √ P = 1 atm

T = 30 °C

• Dipasang level controller (LC) yang menjaga ketinggian cairan agar tidak overflow.

• Tangki dipasang venting system yang menjaga tekanan di dalam tangki.

10. Deaerator √ - - - - √ P = 9,84 • Dipasang level controller (LC) yang menjaga

155 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846)

atm T = 30 °C

ketinggian cairan sehingga tidak overflow.

• Dipasang pressure controller (PC) yang menjaga tekanan di dalam sistem.

• Dipasang Spring Pressure Relief Valve yang mencegah terjadinya overpressure.

• Dipasang flow controller (FC) yang mengatur jumlah steam masuk ke deaerator.

• Pipa umpan masuk larutan hydrazine dipasang flow controller (FC) yang menjaga umpan hydrazine dilengkapi sensor dissolved oxygen (DOT) di keluaran deaerator.

11. Boiler √ √ - √ - √

P = 9,84 atm

T = 180 °C

• Dipasang temperature controller (TC) yang menjaga suhu steam keluar.

• Dipasang pressure controller (PC) yang menjaga tekanan steam keluar.

• Dipasang Spring Pressure Relief Valve yang mencegah terjadinya overpressure.

• Dipasang ratio controller (RC) yang menjaga rasio

156 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846)

bahan bakar dan udara masuk ke boiler.

Boiler dipasang water sprinkler.

12. Cooling Tower √ - √ - - √

P = 1 atm T = 30-50

°C

• Dipasang temperature controller (TC) yang menjaga suhu air keluar, bekerja secara mengatur flowrate udara masuk.

13. Hot Basin - - - √ P = 1 atm

T = 50 °C

• Dipasang level controller (LC) yang menjaga ketinggian cairan supaya tidak overflow.

14. Cold Basin - - - √ P = 1 atm

T = 30 °C

• Dipasang level controller (LC) yang menjaga ketinggian cairan supaya tidak overflow.

15. Tangki Air Keperluan

Umum - - - √ P = 1 atm

T = 30 °C

• Dipasang level indicator (LI) yang memantau ketinggian air di dalam tangki.

16. Mixer Klorinasi - - √ - - √ P = 1 atm

T = 30 °C

• Dipasang level controller (LC) yang menjaga ketinggian cairan supaya tidak overflow.

17. Tangki Air Pemadam

Kebakaran - - - √ P = 1 atm

T = 30 °C

• Dipasang level indicator (LI) yang memantau ketinggian air di dalam tangki.

18. Pompa Utilitas - - √ - - √ P = 1 atm

T = 30 °C

• Dipasang pressure controller (PC) yang menjaga tekanan discharge.

19. Tangki Chilled Water - √ - - - √ P = 1 atm • Dipasang level controller (LC) yang menjaga

157 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846)

T = 20 °C ketinggian cairan supaya tidak overflow.

• Dipasang temperature controller (TC) yang menjaga suhu chilled water.

• Dipasang isolator yang menjaga suhu chilled water di dalam tangki.

20. Kompresor

Refrigerant √ √ √ - - √

P = 5-20 atm T = 4,4-50

°C

• Kompresor dipasang pressure controller (PC) yang menjaga tekanan discharge.

21. Condenser

Refrigerant √ √ - - - √ P = 20 atm

T = 50 °C

• Pipa pengeluaran dipasang temperature controller (TC) yang mengatur flowrate air pendingin di condenser.

22. Tangki Udara - - - √ P = 1 atm

T = 30 °C

• Dipasang flow controller (FC) yang menjaga jumlah udara masuk.

23. Kompresor Udara √ - √ - - √

P = 3,72 atm T = 30 °C

• Dipasang pressure controller (PC) yang menjaga tekanan discharge.

158 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846) Identifikasi Hazard Plant Layout dan Lokasi Proses

No. Komponen

Hazard

Keterangan Pengelolaan

Ledakan Kebakaran Pelepasan Bahan BerbahayaOperability and Maintainabili ty

Plant Layout

159 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846) 1.

Letak tangki penyimpanan bahan terhadap area proses

√ √ √ -

• Tangki menyimpan bahan korosif seperti natrium hidroksidar, asam sulfat, dan asam klorida

• Tangki menyimpan bahan flammable dan korosif seperti natrium asetat, asam asetat, dan asetat anhidrid

• Tangki menyimpan bahan flammable dan explosive yaitu etil asetat

• Lokasi tangki di dekat dermaga agar memudahkan dalam proses loading dan unloading bahan.

• Tangki dihindari dari alat proses yang menimbulkan panas/api.

• Tangki berbahan stainless steel 316 agar mencegah korosi.

• Tangki diberi diamond hazard berisi informasi tentang sifat fisis fluida di dalam tangki

• Dibuat tanggul di sekitar tangka agar menekan dampak jika terjadi kebocoran bahan kimia.

2. Gudang penyimpanan

cotton/selulosa - √ - -

• Gudang terletak jauh dari peralatan yang menimbulkan panas/api

160 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846)

3. Heat exchanger - - - √

• Ruang yang cukup dibuat untuk melakukan maintenance terkait penggantian tube.

• Arah pengeluaran tube didesain sejajar dengan posisi alat besar lainnya supaya proses maintenance menjadi lebih mudah.

4. Neutralizer, Mixer, dan

Tangki Ekualisasi - - √ √

• Ruang alat dibuat lebar agar mudah melakukan maintenance. (Minimal 1,5 kali diameter alat)

5. Decanter - - √ -

• Ruang alat dibuat lebar agar mudah melakukan maintenance.

6. Pompa - - √ √

• Pemipaan yang sependek mungkin ke pompa agar tidak terjadi kavitasi.

• Ruang pompa dibuat lebar agar mudah memudahkan proses maintenance.

7.

Alat-alat berputar (rotary screen washer, centrifuge, rotary dryer)

- - - √

• Ruang alat dibuat lebar agar mudah melakukan maintenance.

161 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846)

8. Boiler √ √ √ √

• Ruang boiler dibuat lebar agar mudah melakukan maintenance.

9. Menara distilasi √ √ √ √

• Posisi menara jauh dari alat proses terkait pemanasan/api, agar tidak terjadi kebakaran jika ada kebocoran.

• Tanggul dibangun di sekeliling menara distilasi supaya terjadi lokalisasi bahan kimia jika ada kebocoran.

10. Kompresor - - √ √ • Kompresor ditempatkan pada rumah kompresor

Lokasi Proses

1. Jarak antara area proses

dengan gedung kantor √ √ √ -

• Area perkantoran berjarak sekitar 200 meter dari area proses, sehingga tidak rusak parah karena cukup jauh jika ada ledakan.

• Simulasi keamanan dilakukan rutin selama sebulan sekali.

162 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846) 2. Jarak antara area proses

dengan jalan raya √ √ √ -

• Area proses diberi berjarak jauh dari jalan raya, supaya pengguna jalan mampu menjauhi area pabrik jika ada kecelakaan, agar mempermudah proses evakuasi.

3.

Jarak antara area proses dengan pemukiman penduduk

√ √ √ -

• Area proses dibangun di kawasan industri yang bebas pemukiman supaya masyarakat tidak terkena dampak jika ada kebocoran bahan-bahan kimia atau ada kecelakaan di pabrik.

4.

Keterbatasan kondisi geografis area pabrik terkait dengan gempa, petir, banjir, dan bencana alam lainnya

√ √ √ -

• Bangunan tinggi wajib dipasang penangkal petir.

• Pondasi dan konstruksi alat serta bangunan didesain tahan gempa.

Identifikasi Potensi Paparan Fisis

No. Jenis paparan Hazard Asal gangguan Pengelolaan

163 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846)

Tuli Kanker ISPA Jaringan kulit rusak Gangguan lain

1. Panas - - - √ -

● Menara distilasi

Boiler

Heat exchanger

● Pekerja wajib mengenakan pakaian tahan panas ketika mengontrol kondisi alat dan maintenance.

● Peralatan gloves, goggles, dan alat perlindungan diri lain perlu dikenakan juga.

● Setiap alat panas diberi tanda peringatan suhu tinggi.

● Pekerja dan pengunjung wajib mengikuti safety induction sebelum mengunjungi area operasi pabrik.

● Alat dipasang isolator agar tidak panas jika terjadi sentuhan langsung dengan kulit.

2. Suhu rendah - - - √ - ● Unit Refrigerasi

● Pekerja wajib mengenakan pelindung kulit dan pelindung mata tidak terjadi frostbite.

● Pekerja wajib mengikuti safety induction sebelum berkontak dengan alat-alat bersifat cryogenic.

164 Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)

Imanuel Glenn Bernoulli L (18/425151/TK/46846)

● Alat-alat diberi tanda peringatan bersuhu rendah (cryogenic).

● Alat diberi isolator supaya tidak dingin jika terjadi sentuhan langsung dengan kulit.

3. Suara bising √ - - - - ● Kompresor

● Semua orang yang mendekati kompresor wajib memakai ear plug dan ear muff.

● Kompresor ditempatkan di dalam rumah kompresor berjarak cukup jauh dari alat-alat proses lain.

● Plang peringatan tentang wajib memakai alat pelindung telinga wajib diletakkan pada area sebelum memasuki rumah kompresor.

● Semua orang wajib mengikuti safety induction sebelum masuk ke dalam lingkungan pabrik.

4. Ketinggian - - - - √

Risiko berupa jatuh, cidera, patah tulang, dan bahkan kematian dapat muncul dari alat-alat tinggi berikut:

● Menara distilasi

Flare

● Tangga dilengkapi handrail

● Pekerja wajib ikut safety induction dan memahami standard operating procedure sebelum masuk ke dalam pabrik.

Dalam dokumen selulosa asetat kapas brahmasusta 2022 (Halaman 171-200)

Dokumen terkait