• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 Nama Karya -

2 Jenis HKI -

3 Status HKI -

4 No Pendaftaran -

23 BAB VII RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI

Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui aktivitas Ekstrak etanol 70% daun kepel (Stelechocarpus burahol [Blume] Hook.f. &

Thomson) terhadap pengobatan dan penyembuhan luka bakar tikus. Dari 4 parameter histologi yang diukur didapat data yang mengarah kepada penyembuhan luka bakar tikus. Jumlah makrofag dari semua kelompok perlakuan pada hari ke 3 (fase inflamasi) lebih tinggi dibandingkan kontrol negatif, dan jumlah makrofag lebih rendah pada fase proliferasi. Konsentrasi 13% memiliki aktivitas terhadap kepadatan fibroblas dalam mempercepat penyembuhan luka bakar dan menunjukkan ketebalan re-epitelisasi yang secara statistik sebanding dengan Burnazin® (silver sulfadiazine 1%). Salep kepel juga memberikan efek terhadap penurunan luas luka bakar. Dari ketiga konsentrasi uji, salep ekstrak daun kepel dengan konsentrasi 13% paling cepat dalam penyembuhan luka bakar dengan persentase kesembuhan pada hari ke 14 sebesar 92,32%. Jangka pendek hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat bahwa Ekstrak etanol 70% daun kepel (Stelechocarpus burahol [Blume] Hook.f. & Thomson) dapat digunakan sebagai obat luka bakar.

Rencana Tindak Lanjut Perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap bahan baku ekstrak yang lebih terpurifikasi dengan melakukan berbagai metode pemisahan. Ekstrak terpurifikasi ini diharapkan dapat memberikan efek yang lebih optimal karena senyawa-senyawa penganggu/pengotor sudah dihilangkan dan penting juga untuk mengetahui senyawa aktif yang paling berperan dalam proses penyembuhan luka bakar.

Selanjutnya ekstrak terpurifikasi ini distandarisasi dengan melakukan sejumlah pengujian parameter spesifik dan non spesifik seperti pengukuran cemaran mikroba, cemaran logam berat, penetapan kadar senyawa zat aktif dll. Sehingga syarat ekstrak untuk pemenuhan unsur keamanan dan kualitas bahan baku obat tradisional bisa terpenuhi.

24 DAFTAR PUSTAKA

Almeida A, Noronha C. 2000. Local Burn Treatment-Topical Antimicrobial Agents. Annuals of Burns and Fire Disasters, 13 (4), pp. 216-219.

Anggraeni RA. 2013. Uji Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak n-Heksan, Etil Asetat dan Etanol 70% Daun [Stelechocarpus burahol (BI.) Hook.F. &

Th.] Pada Mencit Putih Jantan Hiperurisemia. Skirpsi. Fakultas Farmasi Universitas Jember, Jember.

Ambiga, Narayanan, Gowri D, Sukumar, and Madhavan. 2007. Evaluation of Wound Healing Activity of Flavonoids from Ipo-moea carnea Jacq.

Ancient Science of Life. XXVI: 45-51.

Atiyeh B, Michael C, Shady WH. 2007. Effect of Silver on Burn Wound Infection Control and Healing: Review of Literatur Burns. 33. Hlm:139-148

Corwin EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. EGC. Jakarta. Hlm:127

Dwintanandi C, Yanuar IN, Suka DR. 2016. Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana Linn.) terhadap Jumlah Makrofag Pada Infmasi Pulpa. Jurnal Kedokteran Gigi. Vol:2. Hlm:151-157.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Farmakope Herbal Indonesia Edisi I. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Hlm.

171-174.

Franklin H. 2007. Cutaneous Wound Healing. The New England Journal Of Medicine. Vol. 341(10). Hlm:738-746

Gurtner GC. 2007. Wound healing, normal and abnormal. In: Thorne CH, Beasly RW, Aston SJ, Bartlett SP, Gurtner GC, Spear SL. 2007. Grabb and Smith’s plastic surgery. Edisi 6. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. USA. hlm:15-22

Haryjanto L. 2012. Konservasi Kepel (Stelechocarpus burahol (Blume) Hook.f &

Thomson): Jenis Yang Telah Langka. Mitra Hutan Tanaman. Volume 7(1). Hlm. 11-17

Hidayat A. 2011. Fraksionasi Golongan Flavonoid dari Daun Kepel (Stelechocarpus burahol) yang Berpotensi Sebagai Antibakteri. Skripsi.

Fakultas MIPA IPB, Bogor. Hlm 1

Hidayat TSN. 2013. Peran Topikal Ekstrak Gel Aloe Vera Pada Penyembuhan Luka Bakar Derajat Dalam Pada Tikus. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya. Hlm. 1

Hanani E. (2015). Analisis Fitokimia. EGC, Jakarta. Hlm. 10-13, 69, 86, 125, 154, 239.

Harborne JB. (1987). Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan Terbitan Kedua. ITB Pers, Bandung.

Harborne JB and Williams CA. 2000. Advanc-es in Flavonoid Research Since 1992. Phytocemistry. 481-504.

25 Kimura Y, Sumiyoshi M, Kawahira K, and Sakanaka M. 2006. Effects of Ginseng Saponins Isolated from Red Ginseng Roots on Burn Wound Healing in Mice. British Journal of Pharmacology. 148: 860-870.

Ledbetter K. 2010. Panduan HELP untuk Kontraktur Akibat Luka Bakar di Negara Berkembang. Global Help. Hlm. 8

Moenadjat Y. 2009. Luka Bakar Masalah dan Tatalaksana. Edisi 4. FKUI.

Jakarta. Hal:5-9

Mulia VD, Soemamo T. 2012. Overekspresi HSP70 oleh Makrofag karena Induksi Low-Level Leser Pada Luka Bakar. Majalah Patologi. Vol:21(1).

Hlm: 26-31.

Mutiara G, Nurdiana, Yuliana WU. 2015. Efektifitas Hidrogel Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) terhadap Penurunan Jumlah Makrofag pada Penyembuhan Luka Fase Proliferasi Tikus Putih (Rattus norvegicus) Galur Wistar Kondisi Hiperglikemia. Majalah Kesehatan FKUB. Volume 2(1). Hlm. 29-40

Mustaba R, Dkk. 2012. Studi Histopatologi Lambung pada Tikus Putih yang Diberi Madu sebagai Pencegah Ulkus Lambung yang Diinduksi Aspirin.

Indonesia Medicus Veterinus 2012 1(4). Bali. Hlm 471-482.

Nazrun A, Dkk. 2005. The Effect of Carica papaya Linn. Latex on the Healing of Burn Wounds in Rats. Journal Sains Kesihatan Malaysia 3 (2). Hlm 39- 47.

Novriansyah R. 2008. Perbedaan Kepadatan Kolagen Disekitar Luka Insisi Tikus Wistar yang Dibalut Kasa Konvensional dan Penutup Oklusif Hidrokoloid selama 2 dab 14 hari. Skripsi. Magister Ilmu Biodemik dan Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Bedah Universitas Diponogoro, Semarang. Hlm. 2

Pribadi P, Elmawati L, Rohmayanti. 2014. Pemanfaatan Perasan Buah Kepel (Stelechocarpus burahol (Blume) Hook.f & Thomson) Sebagai Antiseptik Luka. Pharmaciana. Volume 4(2). Hlm. 177-183

Puspitasari L. 2015. Pengaruh Ekstrak dan Serbuk Mentimun (Cucumis sativus) Terhadap Jumlah Makrofak Pada Penyembuhan Luka Bakar Derajat II B pada Tikus Wistar. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Jember. Hlm. 4

Prabakti Y. 2005. Perbedaan Jumlah Fibroblas di Sekitar Luka Insisi Pada Tikus yang Diberi Infiltrasi Penghilang Rasa Nyeri Levobupivakain dan yang Tidak Diberi Levobupivakain. Karya Tulis Ilmiah Strata Dua. Semarang:

Universitas Diponegoro Semarang.

Robbins. 2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7 Volume 1. Jakarta: EGC.

Ramadhan BC, Aziz SA, Ghulamahdi M. 2015. Potensi Kadar Bioaktif yang Terdapat Pada Daun Kepel (Stelechocarpus burahol). Bul.Litro volume: 26 (2). Hlm. 99-108

Reddy BK, Gowda S, dan Arora AK. 2011. Study of Wound Healing Activity of Aqueous and Alcoholic Bark Extracts of Acacia catechu on Rats. RGUHS Jour-nal of Pharmaceutical Sciences. Vol:1(3): 220-225.

26 Saroja M, Santhi R dan Annapoorani S. 2012. Wound Healing Activity of Flavonoid Fraction of Cynodon dactylon in Swiss Albino Mice.

International Research Journal of Pharmacy. Vol:3(2): 230-231.

Sentat T, Rizki. 2015. Uji Aktivitas Ektsrak Etanol Daun Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Pada Punggung Mencit Putih Jantan. Dalam: Jurnal Ilmiah Manuntung. Hlm:100-106 Sunarni T, Suwidjiyo P, Ratna A. 2007. Flavonoid Antioksidan Penangkap

Radikal dari Daun Kepel (Stelechocarpus burahol (Blume) Hook.f &

Thomson). Majalah Farmasi Indonesia. Volume 18(3). Hlm. 111-116.

Sheikh AA, Sayyed Z, Siddiqui AR, Pratapwar AS, and Sheakh SS. 2011. Wound Healing Activity of Sesbania grandiflora Linn Flower Ethanolic Extract Using Ex-cision and Incision Wound Model in Wistar Rats. International Journal of PharmTech Research. 3(2): 895-898.

Tiwari VK. 2012. Burn Wound: How It Differs From Other Wounds?. Indian J Plast Surg. Vol. 45. Hlm:364-373.

World Healty Organization. Global Burns review 2016: WHO.

http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/91355/1/9789241564656_eng.pdf.

diakses tanggal 8 Mei 2017.

27 A. BUKI LUARAN WAJIB

28

Dokumen terkait