• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

2. Analisis Benevit Cost Ratio(B/C)

5.1. Identitas Responden

Identitas responden petani dalam melakukan usahatani jagung hibrida, meliputi tingkat umur, tingkat pendidikan, pengalaman berusahatani, luas lahan dan jumlah tanggungan keluarga yang dipaparkan sebagai berikut:

5.1.1. Tingkat Umur

Tingkat umur petani terbagi dalam dua golongan atau bervariasi yaitu golongan umur non produktif dan golongan umur produktif. Golongan umur produktif adalah golongan umur 0-14 tahun dan umur lebih dari 65 tahun serta golongan umur produktif adalah umur antara 15-64 tahun. Berdasarkan hasil penelitian jumlah petani responden berdasarkan kelompok umur terlihat pada tabel 8 :

Tabel 8. Tingkat Umur Responden di Desa Kampiri Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo

No Klasifikasi Umur (tahun)

Jumlah (responden) Persentase (%)

1. 30 – 39 8 25

2. 40 – 45 3 9,4

3. 46 – 51 5 15,6

4. > 52 16 50

Jumlah 32 100,00

Sumber : Data Sekunder Setelah Diolah, 2021

Tabel 8. Dapat dilihat bahwa jumlah responden yang paling sedikit berada pada kelompok umur 40 - 45 tahun dengan jumlah 3 responden atau 9,4% dan

40 yang paling banyak berada pada kelompok umur > 52 dengan jumlah 16 responden atau sebesar 50%, hal ini menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini memiliki tingkat usia yang berbeda-beda, meskipun demikian tingkat umur petani berada pada umur produktif. Dengan kondisi umur petani yang produktif ini sehingga dapat memberikan sumbangan tenaga kerja yang lebih besar terhadap usahataninya, dengan demikian diharapkan nantinya dapat meningkatkan produksi dan secara otomatis akan dapat meningkatkan pendapatannya.

5.1.2. Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan sangatlah berpengaruh dan berperan penting dalam pembangunan pertanian baik di bidang pangan maupun hortikultura.ini dikarnakan semakin banyaknya teknologi-teknologi baru di bidang pertanian, sehingga petani harus memiliki wawasan dan pengetahuan untuk dapat mengaplikasikan teknologi tersebut. Tingkat pendidikan petani responden di daerah penelitian bervariasi mulai dari tamat Tidak sekolah sampai dengan SMA . Berikut tabel tingkat pendidikan petani responden di Desa Kampiri Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo:

Table 9. Tingkat pendidikan responden di Desa Kampiri Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo

No Tingkat Pendidikan Jumlah (responden) Persentase (%)

1. SD 16 75

2. SMP 7 15

3. SMA 11 10

Jumlah 32 100,00

Sumber : Data Sekunder Setelah Diolah, 2021

41 Tabel 9. Menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan terbanyak adalah pendidikan SD dengan jumlah 15 responden atau 75% dan responden dengan tingkat SMA adalah yang terendah dengan jumlah 2 responden atau 10% Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan responden dianggap cukup untuk menerima dan menyerap setiap informasi baik dalam pengembangan usahatninya sendiri serta memiliki kemampuan baca, tulis dan hitung, meskipun ada yang tidak mengikuti jenjang pendidikan tapi memiliki kemampuan berdasarkan pengalaman dan juga biasanya dibantu oleh keluarga. Menurut Nurhayati dan Sahara dalam Ranti (2009), bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka, akan cepat tanggap terhadap teknologi dan kemampuan seseorang.

5.1.3. Pengalaman Usahatani

Pengalaman dapat dilihat dari seorang petani dapat menekuni suatu usahatani. Semakin lama petani menekuni usahanya maka semakin besar pengalaman yang dimiliki oleh petani sendiri. Dengan pengalaman yang cukup besar akan berkembang suatu keterampilan dan keahlian dalam menentukan cara yang lebih tepat secara efektif dan efisien. Pengalaman usahatani responden di Desa Kampiri Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo sebagai berikut :

Table 10. Pengalaman Usahatani Responden di Desa Kampiri Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo

No Pengalaman Usahatani (tahun)

Jumlah (responden) Persentase (%)

1. 2 – 11 7 21,87

2. 12 – 21 12 37,5

3. 22 – 31 10 31,25

4. > 32 3 9,375

Jumlah 32 100,00

Sumber : Data Sekunder Setelah Diolah, 2021

42 Berdasarkan Tabel 10. Dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang menjalankan usahatani dengan pengalaman yang lebih lama yaitu 12-21 tahun yaitu sebanyak 12 responden atau sebesar 31,25%, sedangkan hanya 3 responden atau sebesar 9,375% yang telah menjalankan usahatani jagung hibrida selama 2-11 tahun. Lamanya menjalankan usahatani jagung hibrida menunjukkan bahwa usahatani tetap berjalan dan bertahan. Meskipun pendidikan mereka rendah tetapi pengalaman berusahatani akan membantu keberhasilannya karena dengan semakin tinggi pengalaman berusahatani maka mereka sudah terbiasa untuk menghadapi resiko dan mengetahui cara mengatasi masalah usahataninya.

5.1.4. Luas Lahan

Lahan merupakan salah satu faktor produksi yang penting dalam usahatani. Luas lahan tanam berpengaruh pada jumlah produksi jagung hibrida yang akan dihasilkan serta pendapatan yang akan diperoleh petani. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data jumlah petani responden berdasarkan luas lahan tanaman usahatani jagung hibrida seperti terlihat pada tabel 11.

Table 11. Luas Lahan Responden di Desa Kampiri Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo

No Luas Lahan (Are) Jumlah (responden) Persentase (%)

1. 20 – 99 7 21,9

2. 100 – 150 18 56,25

3. > 151 7 21,9

Jumlah 32 100,00

Sumber : Data Sekunder Setelah Diolah, 2021

Pada Tabel 11. Dapat dilihat bahwa sebagian besar petani responden memiliki luas lahan tanaman jagung hibrida antara 100 - 150 Are yaitu sebanyak

43 18 responden atau sebesar 56,25% dan jumlah responden yang paling sedikit yaitu sebanyak 7 orang dengan luas lahan 20 – 99 dan > 151 Are atau 21,9%. Luas lahan juga mempengaruhi produksi jagung hibrida, semakin luas lahan maka akan semakin besar pula produksi jagung hibrida yang dihasilkan.

5.1.5. Jumlah Tanggungan Keluarga

Besarnya tanggungan keluarga petani dapat menggambarkan kebutuhan yang harus disediakan oleh kepala kelurga demi kelangsungan hidup keluarganya.

Dikarnakan jumlah tanggungan yang besar maka kebutuhan keluarganya juga besar sehingga kepala keluarga harus memikirkan cara agar dapat mendapatkan produksi yang maksimal. Berikut tabel jumlah tanggungan keluarga petani responden di Desa kampiri Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo:

Table 12. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden di Desa Kampiri Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo

No Tanggungan Keluarga Jumlah (responden) Persentase (%)

1. 0 – 1 2 6,25

2. 2 – 3 19 59,375

3. 4 – 5 10 31,25

4. > 6 1 3,125

Jumlah 20 100,00

Sumber : Data Sekunder Setelah Diolah, 2021

Tabel 12. Dapat dilihat bahwa jumlah responden yang paling sedikit pada jumlah tanggungan keluarga > 6 orang dengan jumlah 1 responden atau 3,125%

dan yang paling banyak berada pada kelompok 2 – 3 dengan jumlah 19 responden atau 59,375%, hal ini menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini

44 memiliki tanggungan keluarga yang berbeda-beda.

Menurut Yasin dan Ahmad (2008) bahwa besarnya tanggungan keluarga belum tentu dapat meningkatkan produksi, tetapi tidak mempengaruhi dan memotivasi petani untuk meningkatkan produktivitas usahataninya. Hernanto dan Noprizal (2000) berpendapat bahwa anggota keluarga bukan merupakan ketergantungan namun sebagai tenaga kerja yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan usahatani.

Dokumen terkait