PENDUDUKAN RATA-RATA SPECTRUM DI 21 SUBSERVICE (%)
3. IK-3 Prosentase (%) Pengaduan yang dapat ditangani
Persentase (%) penanganan gangguan penggunaan spektrum frekuensi radio diukur dengan membandingkan antara jumlah laporan aduan gangguan yang masuk dengan jumlah gangguan yang dapat tertangani sampai dengan selesai/clear. Sepanjang tahun 2018 telah diselesaikan 100 % dari target 93% penyelesaian penanganan gangguan penggunaan spektrum frekuensi radio sehingga prosentase realisasi adalah 107,52%.
Capaian indikator kinerja dimaksud dapat dilihat pada tabel dibawah ini kemudian diikuti dengan penjelasan capaian setiap komponennya.
Sasaran Program Indikator Kinerja Target Realisasi % Layanan Monitoring,
Pengukuran, Inspeksi dan Penertiban Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio serta Penanganan Gangguan Frekuensi Radio.
Persentase (%) penanganan gangguan
penggunaan spektrum frekuensi radio
93 % 100 % 107,52 %
Frekuensi radio merupakan sumber daya alam terbatas, oleh sebab itu penggunaan dan pemanfaatannya diatur serta ditetapkan oleh Pemerintah berdasarkan Undang-Undang dan peraturan yang berlaku.
Pengawasan dan pengendalian terhadap penggunaan spektrum frekuensi radio harus dilaksanakan agar tercipta tertib penggunaan spektrum frekuensi radio yang efektif, efisien dan sesuai dengan peruntukannya sehingga tidak menimbulkan gangguan yang merugikan kepada pengguna frekuensi lainnya.
Berdasarkan data monitoring dan penertiban yang dilakukan Unit Pelaksana Teknis Monitoring Frekuensi Radio (UPT Monspkfrek) Balai Monitor SFR Kelas II Lampung, dilakukan analisa dan evaluasi untuk dapat dilihat rekapitulasi hasil pelaksanaan kegiatan dalam satu Tahun Anggaran 2018 guna dijadikan tolak ukur pencapaian kinerjanya.
Hasil prosentase penanganan aduan/klaim gangguan penggunaan spektrum frekuensi radio dihitung berdasarkan atas Jumlah Hasil Penanganan Gangguan Penggunaan Spektrum Frekuensi yang telah Selesai ditangani berbanding dengan Jumlah Aduan Gangguan Spektrum Frekuensi. Sehingga Rumus Hasil prosentase penanganan aduan/klaim gangguan penggunaan spektrum frekuensi radio menjadi :
Prosentase (%) penanganan aduan gangguan : penggunaan spektrum frekuensi radio =
Jumlah Penanganan Aduan Gangguan Spektrum Frekuensi
X 100 % Jumlah Penanganan Aduan yang sudah selesai ditangani
37
Dampak kepada Masyarakat
Sebagai konsekuensi dari penerbitan izin, pemerintah berkewajiban untuk memastikan bahwa izin yang setuju diberikan dapat dioperasionalkan sesuai peruntukannya. Setiap ganguan yang timbul wajib ditangani agar :
a. Pemegang izin dapat secara optimal mengoperasikan perizinannya;
b. Masyarakat penerima manfaat dari pemegang izin dapat terlayani dg baik;
c. Pengelola perizinan mendapat umpan balik bagi peningkatan pelayanan;
d. Komunikasi menjadi lancar, jernih dan jelas karena frekuensi illegal yang mengganggu sudah di tangani
e. Menjaga keamanan dari frekuensi di Bandara untuk penerbangan
f. Menjaga keamanan dan ketertiban di daerah perbatasan dalam hal frekuensi radio g. Meningkatnya PNBP dari sektor Izin Stasiun Radio
Uraian Target
Hasil Prosentase (%) penanganan aduan gangguan penggunaan spektrum frekuensi radio (93%).
Data Penanganan Gangguan Tahun 2018 N
O PIHAK
TERGANGGU WAKTU URAIAN KASUS TINDAK LANJUT SERVIS STATUS 1 PT. JAPFA
COMFEED INDONESIA, Tbk
27-31 Maret 2018
Gangguan transmisi stasiun unit farm gisting milik PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk pada frekuensi Tx:
155.05 MHz Rx:
155.05 MHz disebabkan pancaran
frekuensi Tx : 155.05 MHz, Rx : 150.05 MHz stasiun Repeater Gunung Batin milik PT.
Gunung Madu Plantations.
pada site unit farm gisting PT.
Japfa Comfeed Indonesia, Tbk ditemukenali ketinggian antena 20 meter dari
ketinggian lokasi dpl 615 meter sementara berdasarkan ISR ketinggian Antena 2 meter;
pada site gunung batin PT.
Gunung Madu Plantations , ketinggian antena repeater 35 meter dari ketinggian lokasi dpl 50 meter, sementara berdasarkan ISR ketinggian Antena 20 meter.
Untuk mengatasi interferensi tersebut, Pihak PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk dan PT. Gunung Madu Plantations telah menyesuaikan
ketinggian antena tersebut, yang dituangkan dalam berita acara penanganan
gangguan;
Gangguan frekuensi radio Tx 155.05 MHz PT. Japfa
Comfeed Indonesia Tbk clear.
Land Mobile (private)
CLEAR
38
2 Detasemen Perhubunga n Korem 043
21-23 Sept 2018
Ditemukenali Stasiun Dinas Bergerak Maritim On Board, yg digunakan kapal asing dilaut, sekitar pulau condong (Kab. Lampung Selatan) dg frek Tx/Rx: 457.525 MHz, menginterferensi stasiun radio terganggu dg frek Tx/Rx: 457.525 MHz.
Diusulkan kepada pihak detasemen Perhubungan Korem 043 untuk
menggunakan mode CTCSS tone pada Repeater Tx 467.525 MHz, sehingga dapat memprivasi komunikasi Detasemen Perhubungan Korem 043.
Gangguan frekuensi radio Korem dapat diselesaikan.
TELEKOM UNIKASI KHUSUS
CLEAR
3 Stasiun Meteorologi Klas I Radin Inten II Bandar Lampung
11-13 2018 Okt
Pada tanggal 11 Oktober 2018, setelah perpindahan frekuensi dari 5600 MHz ke 5625 MHz, terjadi interferensi yang berat pada stasiun radar BMKG.
Pengganggu dengan level yang tinggi berada pada arah 7 dan 191 dengan sudut elevasi 0.5 – 1.42, Balmon Lampung segera mencari sumber gangguan, dan ditemukenali penggunaan frekuensi 5625 MHz pada desa mandah kec. tegineneng (- 512”7’,10510”24’) dan ISP desa kejadian kec.tegineneng kab. Pesawaran (-5 11” 16.0’, 105 10” 38,8’).
Karena stasiun pengganggu diperkirakan lebih dari dua, maka dilakukan koordinasi dengan ketua APJII pada tanggal 13 Oktober 2018 jam 17.15 WIB, pada jam 18.20 WIB, sebagian besar stasiun pengganggu telah berpindah frekuensi, penerimaan radar BMKG sudah kembali normal dan berfungsi dengan baik (Clear).
METEORO
LOGICAL CLEAR
4 PT.Hutchison
3 Indonesia 24-26 Okt 2018
Site 080097 Teuku Umar Kedaton 3G mengalami kenaikan RTWP yang cukup tinggi, kisaran -84 dBm, pada uplink 3G, frek. UL.1920 - 1935 MHz yang
diperkirakan berasal dari sumber eksternal (Penganggu) di sekitar site.
Monitoring dan Observasi pada gedung Bimbel Ganesha Operation (GO), yang disebutkan pihak H3I sebagai suspect
pengganggu, dan ditemukenali penggunaan frekuensi pada pita unlicenced (2,4 GHz), tidak ada penggunaan frekuensi pada pita 1900 MHz.
Ditemukenali pengganggunya merupakan pancaran sinyal yang berasal dari telepon tanpa kabel (cordless phone) merk VTECH, tipe CS6619, milik outlet makanan bernama DOT BRAVO CAFE, berlokasi di lantai 2 Mall Boemi Kedaton, berjarak udara sekitar 50 m dan dengan ketinggian yang hampir sama dengan antenna 3G H3I yang terganggu.
Telpon tanpa kabel yang digunakan menggunakan teknologi DECT 6.0, dengan frekuensi kerja 1921,536 – 1928,448 MHz yang
LAND MOBILE
PUBLIC
CLEAR
39
diaplikasikan di negara yang sistem komunikasi selulernya tidak menggunakan standard eropa, sehingga ketika telpon tanpa kabel ini digunakan di Indonesia, yang sistem komunikasi selulernya mengadopsi standard eropa, mengakibatkan interferensi dengan sistem seluler.
Gangguan uplink 1900 MHz site 080097 berhasil diatasi pada tanggal 25 Oktober 2018 jam 12.16 WIB, RTWP kembali normal menjadi kisaran -105 dBm.
5 PT.Hutchison
3 Indonesia 21-22 Nov 2018
Site 082225 Sukaraja 3G mengalami kenaikan RTWP yang cukup tinggi, pada uplink 3G, frek. UL.1920 - 1935 MHz yang
diperkirakan berasal dari sumber eksternal (Penganggu) di sekitar site.
monitoring dan Observasi pada beberapa titik tes point dengan alat ukur spectrum analyzer dan level terbesar signal pengganggu mengarah ke transmitter site terganggu sampai dengan level -92 dBm;
disebabkan masalah internal perangkat milik PT. Hutchison 3 Indonesia, interferensi clear setelah petugas Pengendali frekuensi radio meminta pihak H3I untuk mematikan
perangkat site terganggu;
LAND MOBILE
PUBLIC
CLEAR
6 PT.Hutchison
3 Indonesia 26-28 Nov 2018
Site 081899 Protelindo Ahmad Yani 3G
mengalami kenaikan RTWP yang cukup tinggi, pada uplink 3G, frek. UL.1920 - 1935 MHz yang
diperkirakan berasal dari sumber eksternal (Penganggu) di sekitar site.
Pada site Ahmad Yani ditemukenali pengganggunya merupakan pancaran sinyal yang berasal dari telepon tanpa kabel (cordless phone) merk General Electric, tipe 28118BE1, milik warga yang berlokasi berdekatan dengan site H3I terganggu berjarak udara sekitar 50 m;
Telpon tanpa kabel yang digunakan menggunakan teknologi DECT 6.0, dengan frekuensi kerja 1921,536 – 1928,448 MHz yang
diaplikasikan di negara yang sistem komunikasi selulernya tidak menggunakan standard eropa, sehingga ketika telpon tanpa kabel ini digunakan di Indonesia, yang sistem komunikasi selulernya mengadopsi standard eropa, mengakibatkan interferensi dengan sistem seluler.
LAND MOBILE
PUBLIC
CLEAR
Berdasarkan penjelasan diatas, diketahui bahwa sepanjang 2018, indikator “Persentase (%) penanganan aduan gangguan penggunaan spektrum frekuensi radio” telah menyelesaikan 100 % dari target 93 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa target telah tercapai.