B. Deskripsi Hasil Penelitian
2. Implementasi Pendidikan Karakter melalui Homeschooling di Pesantren Tahfidz Daarul Qur`an
Shigor Cipondoh Tangerang
Berdasarkan pengamatan melalui observasi dan wawancara dengan bapak Yayan Rudiyana selaku Kepala Sekolah Daarul Qur`an Shigor, bahwa implementasi
5Iwan Dani Rambe, Wawancara tanggal 13 Juni 2016
83 pendidikan karakter melalui homeschooling di Pesantren Tahfidz Daarul Qur`an Shigor dalam membentuk dan menanamkan nilai-nilai Islami kepada peserta didik melalui mengikuti kegiatan-kegiatan yang telah dijadwalkan oleh sekolah maupun asrama. Kegiatan tersebut salah satunya mempelajari mata pelajaran Diniyah yang bertujuan untuk memperdalam ilmu agama. Melalui metode qishah atau cerita, metode teguran, keteladanan, dan pembiasaan peserta didik lambat laun akan terbiasa dalam melakukan aktivitas yang dapat merubah pada perilaku yang baik.
Implementasi pendidikan karakter di Pesantren Tahfidz Daarul Qur`an Shigor ini lebih ditekankan pada keteladanan dan pembiasaan. Pembiasaan yang dimaksud adalah pembiasaan untuk berperilaku bersih, selalu jujur, saling tolong menolong, tidak bersikap malas, sederhana, tidak iri hati, hormat kepada yang lebih tua, bertanggungjawab, mempraktekan etika belajar, makan dan minum serta etika mandi dan buang air. Karena karakter tidak terbentuk secara instan, akan tetapi harus dilatih secara terus menerus agar mencapai bentuk karakter yang ideal.6
Dalam pelaksanaan pendidikan karakter, pembiasaan peserta didik tersebut akan lebih efektif jika ditunjang dengan
6Iwan Dani Rambe, Wawancara tanggal 13 Juni 2016
84
keteladanan dari para pendidik. oleh karena itu, metode pembiasaan ini tidak terlepas dari keteladanan. Dimana ada pembiasaan disana ada keteladanan. Kebiasaan yang dilakukan terus menerus yang dalam teori pendidikan akan membentuk karakter.
Selain pembiasaan-pembiasaan tersebut, peserta didik juga dibiasakan untuk menerapkan secara langsung nilai-nilai religius yang diperoleh dari sekolah di kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun asrama. Nilai-nilai tersebut bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan cara shalat fardhu dan sunnah berjamaah, menghafal Al-Qur`an, puasa sunnah senin kamis, dan hal-hal lain yang dapat merubah juga membentuk karakter peserta didik yang lebih baik.
Sedangkan kegiatan sehari-hari peserta didik di Pesantren Tahfidz Daarul Qur`an Shigor Cipondoh diawali dengan shalat tahajud berjamaah di Mushola pada pukul 03.30 WIB yang pimpin oleh salah satu santri (sesuai jadwal). Kemudian dilanjutkan dengan shalat shubuh berjamaah dan menghafal mufrodat (kosa kata) yang telah ditentukan oleh para guru.
Setelah menghafal mufrodat, santri menghafal Al-Qur`an dan kemudian disetorkan kepada guru tahfidznya masing-masing.
Setelah kegiatan tersebut yang berakhir pada pukul 06.00 WIB, santri kembali ke kamarnya masing-masing untuk mandi
85 dan sarapan. Kemudian santri melaksanakan shalat dhuha berjamaah dan dilanjutkan dengan membaca surah al-Waqi‟ah serta disusul dengan kegiatan program bahasa, yaitu santri belajar berbicara dengan bahasa Arab dan Inggris serta mereview kosa kata yang telah dihafalnya dan dilanjutkan dengan menghafal Al-Qur`an lagi. Setelah itu, sekitar pukul 09.00 WIB santri mulai melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah sampai pukul 11.30 WIB. Sebelum shalat dzuhur berjamaah para santri membaca surah al-Mulk dan setelah shalat dzuhur para santri diwajibkan untuk tidur siang.
Kegiatan dimulai kembali pada pukul 15.00 WIB, para santri membaca surah al-Rahman dan kemudian shalat ashar berjamaah serta dilanjutkan dengan menghafal Al-Qur`an yang kemudian menyetorkan hafalnnya kepada guru tahfidz. Sekitar pukul 16.30 WIB para santri bebas bermain sampai pukul 17.30 WIB. Menjelang maghrib para santri sudah harus berkumpul di Mushola untuk melaksanakan tadarus juz 30 dan setelah shalat maghrib berjamaah adalah waktunya para santri untuk makan malam. Kemudian shalat isya‟ berjamaah dan dilanjutkan dengan menghafal kosa kata bahasa Inggris, setelah itu menghafal Al-Qur`an. Kegiatan ini berakhir pada pukul 21.00 WIB setelah itu para santri kembali beristirahat.
86
Pembiasaan-pembiasaan tersebut sudah tersusun rapi dalam jadwal pesantren, sebagai berikut:
03.30-04.15 Tahajud Bersama
04.15-05.00 Shubuh dan Mufrodat
05.00-06.00 Tahfidz I
06.00-07.00 Mandi & Sarapan
07.00-07.30 Dhuha dan Al-Waqi‟ah
07.30-08.00 Program Bahasa
08.00-09.00 Tahfidz II
09.00-10.00 Kegiatan Belajar Mengajar
10.00-10.30 Istirahat
10.30-11.30 Kegiatan Belajar Mengajar 11.30-13.00 Al-Mulk, Dzuhur, & Hadits
13.00-15.00 Tidur Siang
15.00-15.30 Ar-Rahman & Ashar
15.30-16.30 Tahfidz III
16.30-17.30 Extra Activity/Extended
Class/Sport
17.30-18.00 Khataman & Breakfasting 18.00-19.00 Tilawah juz 30, Maghrib, &
Makan Malam 19.00-19.30 Isya & Vocabulary
87
19.30-21.00 Tahfidz VI
21.00-03.30 Tidur
Mengapa pembiasaan-pembiasaan tersebut ditanamkan sejak dini? Menurut Koordinator Kepengasuhan Daarul Qur`an Shigor, Iwan Dani Rambe bahwa pembentukan karakter pada diri seseorang memang harus ditanamkan sejak usia dini, karena pendidikan karakter pada anak usia dini itulah yang menjadi dasar pembentukan awal karena meluruskan sebatang ranting jauh lebih mudah dari pada meluruskan sebatang pohon, maka dari itu pendidikan karakter yang paling efektif adalah pendidikan masa kanak-kanak. Dan nantinya agar peserta didik menjadi contoh di dalam lingkungan sekitarnya.
Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Islam menurut Ibnu Sina atas pandangannya tentang insan kamil, yaitu manusia yang terbina potensinya secara menyeluruh baik secara menyeluruh baik secara fisik intelektual maupun akhlak agar dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah.7 Hal ini juga sesuai dengan rumusan tujuan pokok pendidikan dalam
7Abdul Majid dan Diana Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), cet. Ke-3, h.
71
88
Al-Qur`an mengacu pada tujuan penciptaan manusia di dunia, yaitu untuk beribadah kepada-Nya dan menjadi khalifah.
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56)
Nilai-nilai tersebut juga sejalan dengan tujuan Pendidikan Agama Islam yang dirumuskan oleh Depdiknas sebagai berikut:
a. Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pembentukan, pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia, yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjadi keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama.8
8Nazarudin, Manajemen Pembelajaran, Implementasi Konsep, Karkteristik, dan Metodologi Pendidikan di Sekolah Umum, (Yogyakarta:
Teras, 2007), h. 17
89
3. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter