• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Indikator Keberhasilan

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang menjadi patokan dalam kurikulum SD Negeri Tirtoadi pada pelajaran IPS adalah 60. Indikator keberhasilan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah apabila semua siswa memperoleh nilai ≥ 60.

 

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Kondisi awal siswa kelas IV SDN Tirtoadi yang menjadi subjek pelaksanaan penelitian tindakan kelas secara ringkas dapat dikemukakan dalam bentuk tabel berikut ini:

Tabel 1

Daftar Nilai Postest Awal Sebelum Tindakan

No Nama Siswa Awal Tuntas Belum Tuntas

1 AS 6.50 V

2 DA 7,00 V

3 AG 5,50 V

4 DP 5,00 V

5 DJ 8,00 V

6 MA 8,50 V

7 MU 4,00 V

8 AM 7,50 V

9 AS 8,00 V

10 AW 7,50 V

11 AP 4,50 V

12 AN 7,00 V

13 AD 5,50 V

14 DN 8,00 V

15 DI 7,50 V

16 EF 6,00 V

17 FN 8,50 V

18 JA 6,00 V

19 MS 7,00 V

20 RA 8,50 V

21 SA 4,50 V

22 SW 7,00 V

23 SN 4,00 V

24 YA 7,50 V

25 FP 5,00 V

26 SB 4,50 V

27 MA 4,50 V

28 MM 5,50 V

36

29 DR 5,50 V

30 KD 5,00 V

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan sebanyak II siklus, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Adapun pelaksanaan secara rinci diuraikan sebagai berikut :

1. Siklus I

Siklus I dilaksanakan melelui 4 tahap yaitu : a. Rencana Umum Tindakan Siklus I

Penetapan materi untuk pelaksanakan pembelajaran pada penelitian ini mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Perencanaan pembelajaran disusun dengan menyesuaikan pada kurikulum yang berlaku dan dikonsultasikan kepada kepala sekolah serta guru kelas dan guru mata pelajaran yang bersangkutan. Adapun Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh siswa pada materi teknologi komunikasi dan transportasi dalam penelitian ini terkait dengan pencapaian hasil kognitif siswa adalah dapat mengetahui perkembangan teknologi dari masa lalu sampai masa kini.

Persiapan yang dilakukan sebelum melaksanakan pembelajaran adalah dengan menyusun langkah-langkah sebagai berikut :

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang dikerjakan sesuai model pembelajaran yang digunakan. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

37

2) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai aktivitas siswa.

3) Mempersiapkan soal tes untuk siswa yaitu tes yang akan diberikan pada akhir siklus soal tes disusun oleh peneliti dengan guru yang bersangkutan.

Kegiatan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan selama dua kali petemuan. Pertemuan pertama guru menjelaskan tentang alat-alat teknologi komunikasi masa lalu dan masa kini, dan pada pertemuan kedua guru memfokuskan tentang manfaat dan jenis-jenis teknologi komunikasi masa lalu dan masa kini.

Pada saat pembelajaran siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang masing-masing kelompok beranggota 6 orang untuk mengerjakan LKS tentang teknologi komunikasi. Semua kelompok percobaan diamati oleh satu orang pengamat yang bertugas mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan berpedoman pada lembar keaktifan siswa yang telah disusun oleh peneliti. Pengamat tersebut adalah guru IPS kelas IV SDN Tirtoadi.

Setiap siswa dituntut untuk dapat bekerjasama dengan teman kelompoknya agar dapat mengerjakan LKS. Guru bertugas sebagai motivator serta pembimbing bagi siswa jika mengalami kesulitan saat melaksanakan percobaan. Keaktifan siswa dalam mengerjakan LKS diharapkan dapat memperdalam pemahaman siswa terhadap materi yang

38

telah diajarkan oleh guru sehingga berpengaruh pada tercapainya hasil belajar yang optimal.

b. Implementasi Tindakan Siklus I 1) Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 07 Maret 2011. Pertemuan I ini guru menjelaskan tentang jenis-jenis teknologi komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Guru memulai pelajaran dengan mengucap salam dilanjutkan apersepsi dengan bertanya “Anak-anak siapa yang dirumah punya HP? Untuk apa HP itu? Beberapa siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan antusias. Kemudian guru mengeluarkan HP, dan menyebutkan macam-macam kegunaan HP.

Setelah melakukan apersepsi, guru kemudian masuk kekegiatan inti dengan menjelaskan materi teknologi komunikasi pada masa lalu seperti kentongan, lonceng, dan pada masa kini sepeti televisi, HP.

Selain itu guru juga menjelaskan cara menggunakan alat komunikasi tersebut.

Kemudian guru membagi siswa menjadi 5 kelompok. Masing- masing kelompok terdiri dari 6 siswa, kemudian guru membagi LKS pada masing-masing kelompok. Namun pada saat megerjakan hanya beberapa siswa ditiap kelompok yang benar-benar mengerjakan yang lain hanya diam tidak ikut mengerjakan LKS sampai LKS selesai

39

dikerjakan, sehingga nilainya hanya anak-anak yang aktif yang mempunyai nilai mendekati KKM.

2) Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 09 Maret 2011. Pada pertemuan ini guru melanjutkan materi pada pertemuan pertama. Guru menjelaskan tentang perkembangan teknologi komunikasi beserta kegunaan dan cara menggunakannya. Guru memulai pelajaran dengan mengucap salam dilanjutkan apersepsi dengan bertanya pada siswa

“anak- anak siapa yang dirumah punya televisi?”. Setelah melakukan apersepsi dan Tanya jawab guru masuk kegiatan inti dengan menjelaskan kegunaan dan cara menggunakan alat komunikasi berupa gambar yang sudah disediakan guru. Pada saat proses pembelajaran anak- anak sangat tertarik dengan peraga yang dibawa oleh guru.Setelah selesai menjelaskandan melakukan Tanya jawab kemudian ada beberapa siswa diminta maju ke depan menjelaskan kegunaan dan cara menggunakan alat komunikasi yang berupa gambar yang sudah disediakan guru, kemudian guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan oleh masing-masing anak.

Kondisi pada pertemuan II sudah ada kemajuan, namun anak masih kurang aktif saat pembelajaran berlangsung. Pada saat mengerjakan evaluasi tiap anak diamati oleh pengamat, tugas pengamat adalah

40

mengamati siswa pada saat siswa mengerjakan evaluasi dengan berpedoman pada lembar keaktifan siswa.

Guru mulai menganalisis permasalahan yang terjadi kemudian mulai menyusun rencana untuk melakukan, tindakan selanjutnya.

Pada siklus I dirancang skenario pembelajaran yang ada dalam rencana pembelajaran yaitu dalam bentuk RPP I dan II yang dibuat oleh peneliti beserta LKSnya.

Hasil belajar siswa ditentukan dengan nilai KKM Mata Pelajaran IPS, yaitu sebesar 60. Setelah dilakukan analisis data diperoleh hasil belajar siswa seperti disajikan pada tabel berikut:

41 Tabel 2

Daftar Nilai Post-test dalam Siklus I

No Nama Siswa Siklus I Tuntas Belum Tuntas

1 AS 7,00 V

2 DA 7,00 V

3 AG 6,00 V

4 DP 5,50 V

5 DJ 8,50 V

6 MA 8,50 V

7 MU 5,00 V

8 AM 8,00 V

9 AS 8,50 V

10 AW 7,50 V

11 AP 5,00 V

12 AN 7,50 V

13 AD 5,50 V

14 DN 8,00 V

15 DI 8,00 V

16 EF 7,00 V

17 FN 8,50 V

18 JA 7,00 V

19 MS 7,50 V

20 RA 8,50 V

21 SA 5,50 V

22 SW 7,50 V

23 SN 5,00 V

24 YA 8,00 V

25 FP 6,00 V

26 SB 5,50 V

27 MA 5,00 V

28 MM 6,00 V

29 DR 5,50 V

30 KD 5,50 V

42

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa ada 20 siswa (66,66%) yang memenuhi KKM dan selebihnya yaitu 10 siswa (33,34%) yang belum memenuhi KKM. Nilai tertinggi yang dicapai siswa sebesar 8,50 dan nilai terendahnya adalah 4,00. Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa belum memenuhi standar KKM, sehingga akan dilanjutkan pembelajaran pada siklus II.

c. Hasil Implementasi Monitor Siklus I

Implementasi monitor/ observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pelaksanaan tindakan yang diharapkan akan menghasilkan perubahan yang diinginkan kegiatan observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran di kelas.

Pengamatan dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS. Instrumen observasi untuk mengamati kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan lembar observasi kegiatan guru. Instrumen observasi yang di gunakan untuk mengamati akivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan panduan lembar observasi keaktifan siswa.

1) Hasil Implementasi Monitor Kegiatan Guru Pada Siklus I Pelaksanaan tindakan siklus I pada proses pembelajaran IPS dengan memanfaatkan gambar alat komunikasi sebagai peraga, pengamat mengemukakan bahwa guru masih banyak berbicara untuk menjelaskan agar siswa paham dan mengerti dalam mengikuti

43

pembelajaran. Namun sebagian siswa masih kurang paham dan cenderung pasif pada saat pembelajaran berlangsung.

Menurut hasil pengamatan, guru masih terlalu cepat dalam menjelaskan materi menggunakan alat peraga. Sehingga beberapa siswa belum paham. Dan pada saat membentuk kelompok guru kurang dalam membimbing sehingga masih banyak anak yang bingung pada saat mengerjakan tugas kelompok. Selain itu didalam kelompok masih banyak anak-anak yang kurang aktif.

Dalam memantau aktivitas siswa didalam kelompok , guru belum optimal. Karena hanya beberapa siswa saja yang diperhatikan oleh guru.

2) Hasil Implementasi Monitor Aktivitas Siswa Pada Siklus I Berdasarkan hasil pengamatan oleh pengamat, aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sudah cukup baik. Pada saat guru menunjukan gambar alat komunikasi siswa sudah memperhatikan dengan baik. Namun ada beberapa siswa yang belum aktif saat guru melakukan tanya jawab. Hal ini terjadi karena dalam pembelajaran sehari-hari, interaksi guru dan siswa kurang terjalin dengan baik.

Selama proses pembelajaran, peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran. Setelah proses pembelajaran pada siklus I selesai maka peneliti mulai menghitung data yang terkumpul dari lembar pengamatan dan hasil evaluasi siswa.

44 d. Survey dan Revisi Siklus I

1) Survey

Dilihat dari proses pelaksanaaan kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPS di SD N Tirtoadi dengan menggunakan alat peraga dan gambar alat komunikasi maka terlihat perubahan yang tampak dari aktivitas siswa, jika dibandingkan dengan kegiatan pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga. Dari hasil pengamatan yang sudah dilakukan, terlihat terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam belajar, peningkatan keberanian siswa dalam berinteraksi, dan peningkatan nialai siswa pada saata mengerjakan evaluasi.

Dari hasil pengamatan tersebut, maka pencapaian pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang dihubungkan dengan kegiatan sehari-hari lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah saja, sedangkan pencapain tujuan pmbelajaran dari aspek kognitif dapat terlihat dari hasil prestasi belajar yang diukur menggunakan post-test.

Dari hasil pengamatan peneliti terlihat bahwa kegagalan proses pembelajaran pada siklus pertama disebabkan beberapa faktor.

Faktor yang pertama adalah : Metode pembelajaran masih banyak menggunakan metode ceramah, sehingga pada saat proses pembelajaran siswa hanya mendengarkan saja, sehingga siswa tidak aktif bertanya. Selain itu siswa tidak diberi kesempatan bertanya tentang materi yang belum paham.

45

Faktor yang kedua yang terlihat berpengaruh terhadap prestasi belajar pada siklus pertama adalah pada saat tugas kelompok, guru memberikan kebebasan pada siswa untuk mencari sendiri teman kelompoknya, sehingga siswa memilih teman dekat untuk teman kelompoknya, sehingga terjadi persaingan kurang sehat dalam mengerjakan tugas kelompok. Karena anak yang pintar satu kelompok dengan anak yang pintar, yang menyebabkan mereka kurang bisa bersosialisasi dan bekerja sama dengan teman yang memiliki kemampuan rendah.

2) Revisi

Berdasarkan analisis data pada siklus I serta refleksi yang telah dilakukan oleh guru tersebut diatas, maka langkah yang ditempuh guru selanjutnya adalah melakukan perbaikan-perbaikan guna melengkapi kekurangan yang ada pada siklus I sebelum guru melaksanakan siklus II. Siswa dibiasakan menggunakan alat peraga atau media pembelajaran agar mereka lebih memahami konsep yang mereka pelajari. Dengan cara melihat langsung atau menghubungkan dengan kegiatan sehari-hari, siswa akan lebih lama dalam mengingat pelajaran yang sudah dipelajari.

Siswa diberi pengarahan dan pemahaman bahwa dalam kegiatan kelompok mereka harus bisa bekerja sama dengan anggota kelompok . Karena dalam berkelompok yang diutamakan adalah kekompakan

46

anggota kelompok. Selain itu juga guru harus memotivasi siswa yang ingin mengutarakan pendapat.

2. Siklus II

Siklus II dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu : a. Rencana Umum Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran Siklus II tidak jauh berbeda dengan pembelajaran Siklus I. Persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran adalah dengan menyusun langkah- langkah sebagai berikut :

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan diajarkan sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

2) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai aktivitas siswa

3) Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam setiap pembelajaran yaitu (LKS) dan alat peraga berupa gambar-gambar alat transportasi.

4) Mempersiapkan soal tes untuk siswa yaitu tes yang akan diberikan pada akhir siklus. Soal tes disusun oleh peneliti dengan perimbangan guru yang bersangkutan.

Pelaksanaan siklus II dilakukan pada tanggal 14 Maret 2011 dan 16 Maret 2011. Kegiatan diawali dengan mengingatkan kembali

47

tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, yaitu dengan memberiakan kesempatan Tanya jawab kepada siswa terkait dengan materi kemajuan teknologi.

Setelah siswa mengingat materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, pembelajaran memasuki kegiatan inti.

Kegiatan inti pada Siklus II dimulai dengan penjelasan alat-alat yang akan digunakan, dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok tentang kemajuan teknologi.

b. Implementasi Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan kelas pada Siklus II dilakukan 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu tiap pertemuan 2 x 35 menit dengan materi pokok : “Kemajuan Teknologi”

1) Pertemuan I

Pelaksanaan Siklus II pada tanggal 14 Maret 2011. Materi pada siklus kedua adalah teknologi transportasi. Pada Siklus II, tujuan yang hendak dicapai oleh siswa adalah :

a. Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis transportasi b. Siswa dapat mengelompokan alat-alat transportasi

c. Siswa dapat membandingkan alat transportasi masa lalu dan masa kini

d. Siswa dapat menyebutkan manfaat pengalaman menggunakan alat transportasi

48

Kegiatan diawali dengan apresepsi “Anak-anak tadi ke sekolah naik apa” dan kemudian melakukan tanya jawab tentang teknologi transportasi. Kemudian siswa diajak keluar kelas, ke pinggir jalan untuk mencatat kendaraan apa saja yang lewat. Kemudian siswa kembali ke kelas dan melakukan tanya jawab tentang kendaraan apa saja yang lewat.

Setelah melakukan Tanya jawab, siswa dibagi guru menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok 6 orang. Kemudian perwakilan masing-masing kelompok maju untuk membacakan hasil diskusi.

Setelah melakukan diskusi, guru memberikan bimbingan kepada siswa untuk membuat catatan akhir kepada siswa sebagi kesimpulan.

2) Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2011. Pada pertemuan ini guru melanjutkan materi pada pertemuan sebelumnya.

Guru menjelaskan tentang kemajuan teknologi transportasi. Guru memulai pelajaran dengan mengucap salam dilanjutkan apersepsi dengan menanyakan materi yang telah disampaikan sebelumnya.

Kemudian guru meminta siswa maju kedepan untuk menceritakan pengalamannya menggunakan alat transportasi. Kemudian guru melakukan tanya jawab tentang teknologi transportasi. Kemudian guru memberi kesempatan siswa untuk menanyakan hal yang belum dimengerti. Kemudian guru memberikan evaluasi dengan membagikan soal kepada masing-masing siswa. Sebelum pelajaran

49

ditutup, guru mengajukan pertanyaan lisan kepada siswa, sebagai reword. Dengan pertanyaan yang diajukan, guru juga dapat menilai apakah siswa sudah benar-benar paham dengan materi yang dipelajari.

Guru juga memberi kesempatan bertanya bagi siswa yang kurang jelas.

Hasil belajar siswa pada siklus II disajikan dalam tabel berikut ini:

50 Tabel 3

Daftar Nilai Post-test dalam Siklus II

No Nama Siswa Siklus II Tuntas Belum Tuntas

1 AS 7,00 V

2 DA 7,50 V

3 AG 6,50 V

4 DP 6,00 V

5 DJ 8,50 V

6 MA 8,50 V

7 MU 6,00 V

8 AM 8,50 V

9 AS 8,50 V

10 AW 8,00 V

11 AP 6,00 V

12 AN 8,00 V

13 AD 6,50 V

14 DN 8,50 V

15 DI 8,50 V

16 EF 7,50 V

17 FN 8,50 V

18 JA 7,50 V

19 MS 7,50 V

20 RA 8,00 V

21 SA 6,00 V

22 SW 7,50 V

23 SN 6,00 V

24 YA 8,50 V

25 FP 6,50 V

26 SB 6,50 V

27 MA 6,00 V

28 MM 6,50 V

29 DR 6,50 V

30 KD 6,50 V

51

Dari data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa adanya Peningkatan nilai rata-rata kelas dari siklus I dan siklus II. Pada siklus II semua siswa dapat memenuhi nili KKM dengan rata-rata 7,26 sehingga penelitian dihentikan pada siklus ini.

c. Hasil Implementasi Monitor Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan oleh pengamat, pada awal kegiatan pembelajaran siswa terlihat mengikuti pelajaran. Ketika guru mulai dengan kegiatan memotivasi siswa dengan menanyakan keadaan siswa, kemudian siswa diajak untuk menyanyi sambil tepuk tangan, memotivasi siswa sudah mulai tumbuh. Siswa sudah mulai terpancing dalam suasana belajar. Guru memberi tahu topik dan tujuan pembelajaran. Siswa lebih termotivasi lagi ketika guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan, pembelajaran akan mulai dengan mengamati obyek secara langsung, yaitu dilingkungan sekitar sekolah. Siswa terlihat sangat antusias dan bersemangat.

Siswa terlihat sangat senang dan mereka mulai melakukan pengamatan tentang obyek secara langsung. Dalam kegiatan yang dilakukan di luar kelas tersebut, sebagian besar siswa melakukan pengamatan dengan baik. Tetapi sebagian kecil siswa melakukan kegiatan yang tidak sesuai, misalnya ikut bermain dengan teman lain yang saat itu sedang olahraga.

52

Setelah siswa kembali dan melakukan diskusi di dalam kelas, kegiatan pembelajaran lebih tenang. Mereka berdiskusi dengan mengisi lembar kerja siswa dengan melihat alat peraga gambar kemudian mempresentasikan di depan kelas. Kemudian guru memberikan evaluasi untuk melihat penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Hasil observasi dan evaluasi digunakan untuk refleksi.

1) Hasil Implementasi Monitor Kegiatan Guru Pada Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II pada proses pembelajaran perkembangan teknologi, menurut pengamat guru sudah cukup optimal. Kekurangan-kekurangan pada siklus I dapat diperbaiki pada siklus II. Bimbingan terhadap semua siswa, penentuan pembagian kelompok dan motivasi terhadap siswa dilakukan dengan baik.

2) Hasil Implementasi Monitor Aktivitas Siswa Pada Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan oleh pengamat, siswa pada siklus II sudah mampu menyelesaikan tugas sesuai waktu yang diberikan.

Siswa yang mengganggu teman lain juga sudah tidak ada. Selain itu frekuaensi tanya jawab cukup tinggi dan pertanyaan siswa lebih variatif. Karena pada saat pembelajaran siswa diajak keluar di lingkungan sekolah dan melihat langsung alat transportasi, maka suasana belajar lebih menyenangkan. Dalam mengambil kesimpulan pembelajaran siswa lebih berani dan jumlahnya semakin banyak.

53 d. Survey

Seperti halnya proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPS dengan alat peraga alat teknologi pada siklus I, pada pertemuan ini terlihat ada perubahan yang tampak dari aktivitas siswa jika dibandingkan dengan kegiatan yang guru hanya ceramah tanpa menggunakan alat peraga. Pada pertemuan ini semua siswa sudah berani untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti kepada guru.

Pembagian kelompok dengan cara mengacak nomor absen ternyata cocok untuk diterapkan pada saat kegiatan kelompok. Meraka merasa diperlakukan adil, sehingga bisa bekerjas sama dengan teman satu kelompok. Nilai yang diperoleh juga sudah memenuhi KKM dan cukup baik.

B. Pembahasan

1. Peningkatan hasil belajar

Pembelajaran (perkembangan tekonologi) IPS SD N TIRTOADI dengan CTL detemukan bahwa ada peningkatan hasil belajar. Pada proses pembelajaran kelas IV SD N TIRTOADI pada Siklus I dan II dari nilai rata- rata siklus I 6,30 meningkat pada siklus II menjadi 7,26.

54 a. Pendapat Siswa

Menurut siswa kelas IV, peneliti memeperoleh data bahwa siswa merasa senang dan termotivasi dalam pembelajaran IPS. Mereka tidak merasa bosan karena proses pembelajaran tidak monoton hanya mendengarkan dan mengerjakan tugas saja. Mereka bisa melihat secara langsung alat transportasi, sehingga siswa merasa ikut terlibat dalam proses pembelajaran.

Hasil belajar mereka juga lebih dihargai karena hasil akhir mendapat reward dari guru.

b. Pendapat Guru

Menurut guru kelas IV pelaksanaan tindakan memberikan pengalaman dan pengetahuan kepada guru tentang (1) mengidentifikasi permasalahan dan pembelajaran, (2) pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan media gambar dan melihat langsung, (3) observasi, (4) Refleksi, (5) mengevaluasi tindakan, hal ini perlu ditindak lanjuti sebagai usaha guru untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Pembelajaran IPS dengan pendekatan CTL mempunyai banyak manfaat. Manfaat itu antara lain : (1) Pembelajaran IPS dengan pendekatan CTL dapat menigkatkan aktivitas siswa. (2) Siswa mampu mengamati obyek, berani bertanya, menjawab pertanyaan, membuat kesimpulan, berani berbicara di depan kelas, dll. (3) Pendekatan CTL dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran. (4) Dengan pendekatan CTL siswa mengalami proses eksplorasi karena siswa melakukan pengamatan pada obyek secara langsung di lingkungna sekitar. (5) Pada proses pembelajaran,

55

proses interaksi di dalam kelas dan di luar cukup baik, guru juga tidak mendominasi pembelajaran. (6) Pada proses pembelajaran siswa terlihat sangat antusias. (7) Pembelajaran menggunakan pendekatan CTL dapat memotivasi. (8) Dengan pendekatan CTL siswa terlihat puas dengan hasil belajar yang sudah dicapai.

56 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pembelajaran IPS dengan contexstual teaching learning (CTL) pada siswa kelas IV SDN Tirtoadi yang dilaksanakan dengan II siklus dapat ditemukan hasil sebagai berikut. Ada peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Tirtoadi pada siklus I dan II . Sebelum tindakan rata-rata nilainya 6,30, pada siklus I terjadi peningkatan rata-rata, menjadi 6,78. Dan setelah dilakukan siklus II meningkat menjadi 7,26.

B. Saran

Dengan mengetahui hasil deskripsi data dan hasil penelitian di atas maka disarankan Kepala Sekolah dapat menganjurkan kepada Guru IPS untuk menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran IPS.

57

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rohani. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Grasindo Widiasarana Indonesia.

Cecep E. Rustana. (2002). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah: Buku 5 Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual. Jakarta: Depdiknas.

Djojo Suradisastra et al. (1991). Pendidikan IPS III. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Hidayati. (2004). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar.

Yogyakarta:UNY Press.

Ibnu Setiawan. (2007). Contextual Teaching and Learning: what it is and why it’s here to stay (Elaine B.Johnson. Terjemahan). California: Corwin Press,inc. Buku asli diterbitkan tahun 2002.

Indra Munawar.(2009). Belajar dan Hasil Belajar . Akses dari Indramunawar.blogspot.com/2009/06/Definisi dan Pengertian hasil Belajar.html. pada tanggal 03 Desember 2010.

Lexy J Meleong. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

M. Soenardi Djiwandono. (1996). Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: ITB.

Noor Latifah. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Diakses 2010 dari http://latifah04.wordpress.com/2008/03/penelitian.tindakan-kelas/.

Pada tanggal 05 Desember

Patta Bundu. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam pembelajaran Sains SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.

Sardiman. (2007). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

58

Slameto.(2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto.et.al. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Sukidin, Basrowi, dan Suranto. (2007). Manajemen Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Insan Cendekia.

Sultan Zanti Arbi & Syamhiar Syahrun. (1991). Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tim Pustaka Yustisia. (2007). Panduan Lengkap KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

Zaenal Aqib. (2009). Penelitian Tindakan Kelas, untuk: Guru. Bandung: Yrama Widya.

Dokumen terkait