• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

D. Keadaan Pendidikan

Keadaan pendidikan secara umum 13,13 persen penduduk berumur 5 tahun keatas tidak dan belum perna sekolah, sementara dari aspek yang bersekolah sekitar 27,98 masih sekolah dan 58,89 persen masuk kategori tidak bersekolah lagi. Disisi lain, dari Angka Partisipasi Sekolah (APS) cenderung meningkat dari pada semua kelompok umur, baik laki-laki maupun perempuan. Ditinjau dari APS perempuan dan laki-laki ternyata lebih tinggi perempuan. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya kecenderungan laki-laki sudah masuk dunia kerja pada usia sekolah.

Bila dilihat dari jenjang pendidikan yang ditamatkan baik laki-laki maupun perempuan rata-rata hanya selesai pada tingkat pendidikan dasar, dengan persentase 25,01 persen untuk jenis kelamin laki-laki dan 24,55 persen untuk jenis kelamin

perempuan. Sementara dari semua jenjang pendidikan baik perguruan tinggi seperti Diploma I/II, Diploma III/Sarjana Muda, maupun Diploma IV/S1/S2/S3 hanya berkisar antara 0,58 persen sampai dengan 4,78 persen. Sementara dari aspek rasio murid dengan guru untuk tingkat SD pada tahun 2014 sebesar 9 banding 1, yang maknanya setiap satu guru menghadapi atau mengajar 9 murid. Dilihat dari jenjang pendidikan SLTP sederajat rasio murid dengan guru 1 banding 14 (satu guru mengajar 14 murid) dan SLTA sederajat satu banding 13 (satu guru menghadapi 13 orang murid) serta untuk tingkat SMK 1 banding 20 (satu guru mengajar 20 orang murid).

Kalau dilihat dari aspek kewajaran rasio guru dengan murid sudah memenuhi standar ideal untuk menghasilkan suatu kualitas pendidikan dan lulusan yang berkualitas. Namun capaian pendidikan dan lulusan yang berkualitas bukan hanya dilihat dari tingkat rasio guru dan murid akan tetapi juga harus didukung oleh fasilitas dan kualitas guru dalam memahami kurikulum pendidikan.

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Efektivitas pembelajaran daring selama masa pandemi covid-19

Saat ini virus corona menjadi perbincangan yang hangat di seluruh Negara.

Karena virus corona adalah penyakit yang menular dan menyerang sistem pernafasan oleh karena itu untuk mencegah terjadinya penyebaran virus maka pemerintah menerapkan kebijakan untuk meliburkan siswa dan menerapkan metode belajar dengan sistem daring ( dalam jaringan ) atau online. Hal ini sesuai dengan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (COVID-19).

Dampak pandemi Covid-19 yang berdampak pada bidang pendidikan mengharuskan elemen terkait untuk senantiasa bekerja sama mewujudkan pembelajaran yang efektif. Meskipun efektivitas yang diraih tidaklah sempurna namun masih layak dijadikan alternatif pemecahan masalah pada proses pembelajaran dibandingkan dengan tidak ada sama sekali. hal ini sebagai upaya untuk menanggulangi bencana covid-19. jadi salah satu alternatif agar proses pembelajaran tetap berjalan ditengah pandemi covid-19 yaitu dengan pembelajaran online atau daring. Sistem pembelajaran daring memberikan dua sisi yang berlawanan. Di sisi lain membantu lembaga pendidikan untuk tetap dapat melaksanakan proses belajar mengajar sampai pandemi ini berakhir, sisi lainnya justru menimbulkan ketidak seimbangan di dalamnya. Ketidak seimbangan tersebut terjadi dilatarbelakangi dengan pembelajaran daring yang kurang efektif dibandingkan dengan pembelajaran di kelas. Kondisi ini dialami setiap tenaga pendidik dan peserta didik yang tidak dapat memperoleh pembelajaran yang maksimal seperti yang biasa diterima dalam pembelajaran di kelas. Namun tenaga atau guru tetap berusaha untuk membuat proses pembelajaran daring tetap efektif.

Untuk menciptakan efektivitas pembelajaran, diperlukan beberapa komponen yang mendukung. Beberapa diantaranya yaitu inovasi dan kreativitas pendidik untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan seperti halnya proses pembelajaran daring pada mata pelajaran Sosiologi di SMAN 20 Gowa seperti yang diungkapkan oleh informan SM selaku kepala sekolah SMAN 20 Gowa.

“memang benar bahwa di SMAN 20 Gowa sudah tidak melakukan aktivitas pembelajaran tatap muka sejak awal bulan maret, jadi pihak sekolah meliburkan siswa untuk menekan proses penyebaran covid 19 dan mengganti pembelajaran tatap muka dengan belajar daring, walaupun siswa diliburkan namun beberapa guru, staf dan kepala sekolah tetap datang ke sekolah untuk melayani dan mengontrol aktivitas guru selama melakukan proses pembelajaran daring (D1/Observasi/28/September).

Akibat dari penyebaran covid-19 yang menyebabkan proses pembelajaran yang biasanya dilakukan secara tatap muka berubah menjadi pembelajaran daring hal tersebut dilakukan untuk mengurangi dan mencegah proses penyebaran covid- 19. Pembelajaran daring dipilih sebagai salah satu cara pembelajaran jarak jauh untuk mengurangi penyebaran virus corona.

“proses pembelajaran di SMAN 20 Gowa yang dilakukan oleh guru tidak berjalan seperti sebelumnya karena seperti yang kita ketahui bahwa saat ini akibat covid-19 membuat proses pembelajaran saat ini beralih menjadi daring dan menjadi tantangan tersendiri bagi guru saat mengajar dimana guru dituntut untuk membuat proses pembelajaran daring yang dilakukannya harus efektif jadi guru harus membuat para siswa aktif mengikuti proses pembelajaran daring (D.2/Observasi/28/September).

Masa pandemi covid-19 proses pembelajaran yang dilakukan yaitu melalui sistem pembelajaran daring dimana guru dituntut untuk mampu merancang dan mendesain pembelajaran daring melalui video, slide presentasi dengan memanfaatkan perangkat ata;gu media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Walaupun dengan pembelajaran daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi materi yang akan diajarkan, namun guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materinya dan aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar yang akan pergunakan.

“ selama proses pembelajaran daring yang dilakukan di SMAN 20 Gowa alhamdulillah tidak terlepas dari perhatian dan bantuan kepala sekolahnya dimana kepala sekolah memberikan bantuan kepada semua siswa berupa kuota internet agar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran daring dan semua yang diberikan oleh kepala sekolah tidak terlepas dari bantuan dana BOS (D.3/Observasi/28/September).

Dalam proses pembelajaran daring perlu ada yang namanya penunjang agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan pencapaian tujuan dari pendidikan jadi selama proses pembelajaran daring berlangsung tidak terlepas dari bagaimana bentuk perhatian pihak sekolah kepada seluruh siswa agar pembelajaran daring berjalan dengan baik tanpa kendala jadi. Sistem pembelajaran daring yang di lakukan oleh para siswa tidak terlepas dari bantuan pemerintah yang menyediakan kuota internet, penyediaan kuota internet ini untuk menunjangn dan meningkatkan kegiatan belajar para siswa selama masa pandemi covid-19.

a. Perbedaan pembelajaran daring dengan pembelajaran tatap muka.

Sistem pembelajaran yang dilakukan seluruh sekolah di Indonesia mengalami perubahan drastis yang tadinya proses belajar tatap muka menjadi pembelajaran daring hal tersebut disebabkan karena adanya virus corona (covid-19) yang melanda seluruh dunia, maka pemerintah menerapkan pembelajaran daring untuk mencegah penyebaran covid-19 hal tersebut dilakukan sebagai langkah yang tepat untuk mencegah penyebaran virus corona namun tanpa persiapan yang memadai dimana guru harus memastikan kegiatan belajar tetap berjalan walaupun siswa berada dirumah seperti yang disampaikan oleh MS selaku guru di sekolah SMAN 20 Gowa.

“proses pembelajaran daring dan tatap muka sangat jauh berbeda karena proses pembelajaran daring tidak terlalu maksimal dibanding proses belajar dengan tatap muka permasalahanya yaitu karena dimana proses penyampaian materinya disaat pembelajaran daring tidak terlaksana dengan baik ( Informan MS, Laki-laki,35 tahun, 28, September).

Dari hasil wawancara peneliti dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran daring termasuk salah satu metode pembelajaran yang menggunakan gadget (Hp) melalui koneksi data pribadi dalam keadaan sinyal internet yang cukup baik proses pembelajaran ini dimulai hadir pada saat masa pandemi karena adanya aturan dari pemerintah agar setiap masyarakat melakukan kegiatannya di rumah artinya menjaga jarak antara masyarakat lainnya tentunya menjadi keluhan bagi setiap siswa SMA N 20 GOWA sebab pemahaman mengenai materi ajaran susah dimengerti juga tugas yang diberikan terlalu banyak dan diluar kapasitas siswa mengapa demikian karena kurang pengantar atau pemberian stimulus tentang tugas yang berikan, ketika hal terus-menerus terjadi akan mengakibatkan kurangnya kualitas berfikir, tentunya hal ini bukanlah tujuan dari UUD 1949 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

“belajar daring dengan tatap muka sangat jauh berbeda karena belajar tatap muka membuat kita bisa berinteraksi di kelas itu bisa membantu para siswa untuk belajar bagaimana bekerja secara kelompok dan bisa bertukar pikiran secara langsung sedangkan daring membuat siswa malas untuk berfikir kritis, dan juga siswa terkadang tidak dapat dikontrol apa siswa memahami pembelajaran atau tidak. (Informan A, perempuan, 27 tahun, 28, September).

Dari hasil wawancara peneliti dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran daring pasti temukan beberapa disparitas dari kedua metode pembelajaran tersebut, sebagaimana proses

pembelajaran merupakan kegiatan yang dijalani oleh peserta didik dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, untuk mengetahui metode pembelajaran yang efektif bagi siswa tentunya tentunya metode pembelajaran daring tidak sesuai dengan harapan pendidikan itu sendiri sebab dalam dalam proses pembelajaran daring tidak memenuhi proses pembangunan karakter padahal dalam pendidikan, membangun karakter siswa sangatlah urgen selain itu juga tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan kurang dipahami karena tingkat konsentrasi siswa jauh dari kata fokus dan mengakibatkan proses pembelajaran tidak efektif sesuai yang diharapkan.

Tabel : 1.3. Perbedaan pembelajaran daring dan pembelajaran tatap muka Informan

Perbedaan pembelajaran daring dan tatap muka

Tatap muka Daring

MS Proses penyampaian materi pembelajaran tidak terlaksana dengan baik. Dan siswa sulit untuk memahami materi pembelajaran.

Proses penyampaian materi pembelajaran terlaksana dengan baik dan juga siswa lebih mudah memahami materi yang dijelaskan oleh guru.

A Proses interaksi siswa tidak terjalin dengan baik dan membuat siswa malas untuk berpikir kritis.

Proses interaksi terjalin dengan baik dan siswa juga bisa bekerja secara kelompok dan saling bertukar pendapat dengan temannya.

b. Upaya guru agar proses pembelajaran daring ini bisa menjadi efektif

Keefektifan suatu pembelajaran tidak terlepas dari bagaimana seorang guru dalam mengelolah sistem pembelajaran dan juga bagaimana cara guru menginovasikan agar pembelajaran daring selama pandemi covid 19 lebih efektif, maka guru harus lebih kreatif dan inovasi dengan memanfaatkan media daring (online). Sistem pembelajaran yang dilakukan oleh guru dilaksanakan melalui laptop atau handphone dan hal tersebut merupakan suatu tantangan bagi guru bagaimana cara agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif walaupun melalui daring. Adapun upaya yang dilakukan oleh guru untuk membuat proses pembelajaran daring menjadi lebih efektif sebagai berikut.

“upaya yang saya lakukan untuk membuat proses pembelajaran menjadi lebih efektif, kalau yang saya lakukan sebagai guru yaitu dengan memberikan kuis agar siswa tidak merasa bosan jika hanya diberikan tugas terus menerus dan juga walaupun biasanya saya memberikan siswa tugas saya hanya menugaskan untuk menonton video pembelajaran di youtube dan juga saya membuat ruang obrolan atau grup pembelajaran agar saya dan siswa bisa berinteraksi dengan baik jadi jika ada yang tidak dipahami oleh siswa, siswa tersebut bisa langsung bertanya melalui grup whatsapp.(

Informan MS, Laki-laki,35 tahun, 28, September).

Dari hasil wawancara peneliti dapat menyimpulkan bahwa untuk membuat Proses pembelajaran daring menjadi lebih efektif guru melakukan berbagai inovasi dan menuangkan kreativitasnya dalam mengajar sebab para pengajar dituntut untuk memiliki kinerja yang sama walaupun sistem belajar dilakukan secara daring, karena itu kinerja pengajar yang baik akan berdampak pada kualitas pembelajaran begitupun sebaliknya, untuk mengetahui kinerja guru dalam mengkoordinir siswa tentu perlunya strategi yang dilakukan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran daring strategi yang dimaksud untuk meningkatkan tingkat

kefokusan siswa dalam menerima materi ada beberapa cara yaitu memberikan kuis dengan tujuan menetralisir rasa bosan siswa dalam menerima materi pelajaran, strategi ini cukup berpengaruh dalam menghibur siswa pada saat merasa bosan menerima materi pembelajaran.

“ jadi cara saya agar siswa itu tidak bosan pada saat saya memulai pembelajaran, saya mengawali pembelajaran dengan kuis jadi saya memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan jawaban atau kalau biasanya saya memberikan waktu yang panjang kepada siswa untuk mengumpulkan tugas jadi waktunya itu biasanya sampai pukul 12 malam seperti itu. (Informan, Perempuan 29, tahun, 14, Oktober ).

Dari hasil wawancara peneliti dapat disimpulkan bahwa setelah pemerintah memberikan aturan di setiap instansi khususnya sekolah untuk menerapkan metode belajar dengan sistem daring dengan menggunakan alat komunikasi seperti hp, hal terlampir di surat edaran No. 4 tahun 2020 dan diterima serta diaplikasikan di setiap sekolah jadi perlunya seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran harus diiringi dengan beberapa cara dalam mengefektivitaskan pembelajaran daring, seperti yang dilakukan oleh guru di SMAN 20 Gowa, dengan strategi memberikan kuis sebelum memulai pelajaran dan pada saat siswa merasa jenuh dengan tujuan untuk mengembalikan semangat belajar siswa.

c. Dukungan sekolah dalam proses pembelajaran daring selama masa pandemi covid-19.

Adanya wabah virus corona ini menyebabkan diberlakukannya lockdown dalam rangka pencegahan virus corona. Di Indonesia sendiri diberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), akibat dari adanya pembatasan sosial semua sektor merasakan dampak covid-19 salah

satunya pada dunia pendidikan yang ada di Indonesia hal ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran virus Corona (covid-19). Dampak dari Covid-19 terhadap dunia pendidikan menjadi salah satu penghambat proses pembelajaran yang biasanya dilakukan secara tatap muka, namun selama masa pandemi covid-19 proses pembelajaran berubah menjadi pembelajaran jarak jauh, kini proses pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan handphone dan jaringan internet. Pandemi covid-19 memberikan tantangan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, namun dalam keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari bagaimana dukungan sekolah selama proses pembelajaran daring selama masa pandemi covid-19. Seperti yang dilakukan pihak sekolah SMAN 20 Gowa yaitu.

“Jadi dukungan sekolah untuk pembelajaran daring selama covid-19 ini yaitu berupa sekolah itu menyediakan kuota untuk digunakan siswa jadi bantuannya itu berupa kuota internet. (Informan MS, Laki-laki,35 tahun, 28, September).

Dari hasil wawancara peneliti dapat menyimpulkan bahwa proses keberhasilan suatu pembelajaran daring selama masa pandemi covid-19 tidak terlepas dari bagaimana bantuan dan dukungan pihak sekolah untuk menunjang keberhasilan dalam mencapai proses pembelajaran, sebagaimana tujuan sekolah dalam membangun karakter siswa serta memberikan sarana dan prasarana juga memberikan bahan ajar sesuai kurikulum yang berlaku mengingat pada tahun ajaran 2020 pada masa pandemic proses pembelajaran tentunya dilakukan dengan

metode pembelajaran daring tentunya memberikan dampak bagi siswa yang terkendala ekonomi sehingga pihak sekolah berinisiatif untuk memberikan bantuan berupa kartu yang berisikan data guna dipakai dalam pembelajaran demi efektifnya proses pembelajaran daring selama masa pandemi covid-19.

Kalau berbicara tentang dukungan sekolah, sekolah sangat menunjang proses pembelajaran daring yaitu melalui bantuan pemerintah diantaranya dengan adanya pembagian kuota internet dan kemudian dibagikan kepada seluruh siswa dan guru juga mendapatkan kuota internet untuk mengajar(Informan,T, Perempuan 29, tahun, 14, Oktober ).

Dari hasil wawancara peneliti menyimpulkan bahwa pandemi covid-19 saat ini yang menjadi salah satu hal yang menyebabkan terkendalanya proses pembelajaran tatap muka yang sekarang proses pembelajaran dilakukan secara daring. Adapun salah satu hal yang menunjang terlaksananya proses pembelajaran daring agar bisa efektif yaitu dukungan sekolah, seperti di SMAN 20 Gowa hal yang dilakukan oleh kepala sekolah atau pihak sekolah salah satunya yaitu dengan memberikan bantuan kuota internet kepada setiap siswa, agar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran daring tanpa perlu mengkhawatirkan kuota internetnya habis pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Dukungan sekolah dalam proses pembelajaran daring yaitu dengan difasilitasinya dalam hal penyediaan kuota internet serta pernah membagikan kepada kami link yang berisi format untuk diisi mengenai pembelajaran daring sehingga hasil survei tersebut bisa dijadikan evaluasi oleh pihak sekolah. (Informan S, Perempuan,17 tahun, 9 Oktober).

Dari hasil wawancara peneliti dengan salah seorang siswa di SMAN 20 Gowa peneliti menyimpulkan bahwa selama masa pandemi covid-19 memang siswa merasa kurang terbebani akibat adanya bantuan dari pihak sekolah berupa

kartu yang berisikan data tentunya berguna dalam proses pembelajaran daring, sebagaimana diketahui bahwa proses pembelajaran daring menggunakan media berupa hp, laptop dll, dengan menggunakan media tersebut tentunya membutuhkan beberapa biaya untuk membeli data, dengan hadirnya inisiatif dari pihak sekolah dalam pemberian bantuan berupa data maka hasil yang dicapai pastinya sesuai dengan target yang telah ditentukan.

d. Pengalokasian waktu dalam proses pembelajaran daring

Praktik pendidikan daring ini dilakukan oleh beberapa tingkat jenjang pendidikan tingkat SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Tidak ada lagi aktifitas pembelajaran di ruang kelas sebagai mana lazim digunakan oleh tenaga pendidik guru maupun dosen. Langkah yang tepat tanpa persiapan yang memadai akibatnya banyak tenaga pendidik gagap menghadapi perubahan yang drastis ini sementara itu praktis tidak ada cara lain untuk meminimalisir penyebaran kovid 19 selain dengan membatasi perumpamaan manusia dalam jumlah yang banyak seperti hal di sekolah SMAN 20 GOWA juga melakukan proses pembelajaran daring akibat kovid 19 maka dari dalam melakukan pembelajaran daring butuh strategi dan pengalokasian waktu pembelajaran demi efektifnya proses pembelajaran atau komunikasi siswa dengan guru.

“Pengelokasian waktu pada proses pembelajaran daring ini bisa dikatakan efektif dan bisa juga dikatakan tidak efektif karena pada saat saya memulai proses belajar tidak ada siswa yang terlambat namun kehadiran siswa yang bisa dikatakan hanya 70% yang hadir dan juga pada saat pengumpulan tugas, saya selaku guru juga memahami pekerjaan siswa jadi saya memberikan waktu yang panjang agar siswa dapat mengerjakan tugas- tugasnya. (Informan MS, Laki-laki,35 tahun, 28, September).

Dari hasil wawancara peneliti dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran daring yang dilaksanakan saat ini guru dituntut dalam memanage proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, dengan beberapa inisiatif dari guru mata pelajaran untuk mengkoordinir serta memberikan bahan ajaran yang membuahkan hasil yang cukup memuaskan tapi dibalik lancarnya pengalokasian waktu dalam proses pembelajaran juga seringkali ditemukan beberapa kekurangan yang justru mendestruktif atau secara tidak langsung memberikan ajakan kepada siswa lain yang diakibatkan oleh beberapa siswa yang tidak terlalu antusias dalam proses pembelajaran pengaruh kurangnya antusias siswa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain. kurangnya pengawasan dari beberapa guru, terlalu banyak tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran, menyalahgunakan data dari bantuan sekolah.

“Pengalokasian waktu pada proses pembelajaran daring ini bisa dikatakan tidak efektif karena terkadang ada siswa yang hadir di saat proses pembelajaran sudah mau berakhir mengapa saya mengatakan demikian karena karena pada saat saya mengajar melalui daring, saya telah memberikan waktu yang banyak akan tetapi masih banyak siswa yang mengisi daftar hadir terlambat, saya juga memahami kendala siswa karena hal tersebut disebabkan karena kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung ( jaringan internet ), (Informan T, Perempuan 29, tahun, 14, Oktober ).

Dari hasil wawancara peneliti dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran daring masih dianggap tidak efektif karena masih banyak dari beberapa siswa yang hadir disaat proses pembelajaran memberikan gerakan simbolik agar pembelajaran yang berlangsung diminta agar cepat diselesaikan tentunya hal ini akan berdampak buruk bagi siswa itu sendiri sebab kurang

perhatian terhadap materi yang dibawakan yang memungkinkan tidak terpenuhinya ilmu yang seharusnya diterima selain itu ditemukan beberapa kendala yang dirasakan oleh beberapa siswa yang tinggal di pedalaman yang pastinya terkendala jaringan, untuk mengatakan bahwa proses pembelajaran daring sudah efektif saya masih ragu sebab dikatakan berhasil suatu metode pembelajaran ketikan tidak lagi ditemui beberapa kendala yang tentunnya mengganggu efektivitas pembelajaran.

2. Apa saja kendala guru dan siswa selama melakukan proses pembelajaran daring selama masa pandemi covid-19.

Sistem pembelajaran jarak jauh yang diterapkan sejak terjadinya pandemi Covid-19 masih memiliki sejumlah kendala. Tak sedikit para siswa yang akhirnya tidak bisa mengikuti kegiatan belajar karena tidak memiliki sarana dan prasarana yang mendukung.

Pada masa pandemic Covid-19, kesehatan dan keselamatan peserta didik, guru dan tenaga keendidikan lainnya adalah yang utama namun proses pendidikan harus tetap berjalan dengan baik walaupun hanya di lakukan secara daring. Masa pandemi covid-19 ini, tenaga pendidik juga diharapkan memberikan pembelajaran melalui online atau daring. Guru adalah pelaku utama yang merencanakan, mengarahkan, dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam upaya memberikan sejumlah ilmu pengeahuan kepada peserta didik.

Di masa pandemi covid-19 ini, tenaga pendidik juga diharapkan memberikan pembelajaran melalui online atau daring. Guru adalah pelaku utama yang merencanakan, mengarahkan, dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang

terdapat dalam upaya memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada peserta didik di sekolah. Seorang guru haruslah memiliki kemampuan dalam mengajar, membimbing dan membina peserta didiknya dalam kegiatan pembelajaran.

Para pengajar dituntut untuk memiliki kinerja yang sama walaupun sistem belajar dilakukan secara daring. Karena itu, kinerja pengajar yang baik tentunya akan berdampak pada kualitas pembelajaran di kelas, demikian pula sebaliknya.

Sebagai usaha untuk mengembangkan kinerja guru, biasanya dilakukan pembinaan- pembinaan dari pihak sekolah maupun universitas. Melalui pembinaan-pembinaan dari pihak sekolah maupun universitas tersebut, setiap pengajar akan memiliki kesempatan untuk mengembangkan ilmu yang dimilikinya.

Dalam Proses belajar online harus memiliki fasilitas belajar, bukan hanya buku tetapi juga handphone dan laptop serta kuota data internet. Menyediakan sumber belajar yang jamak bagi pembelajar dan yang sesuai dengan kebutuhan akademik maupun sosial anak didik.

Kinerja guru yang baik tentunya akan berdampak pada kualitas pembelajaran di kelas, demikian pula sebaliknya. Sebagai usaha untuk mengembangkan kinerja guru, biasanya dilakukan pembinaan-pembinaan dari kepala sekolah. Melalui pembinaan-pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah tersebut, setiap guru akan memiliki kesempatan untuk mengembangkan ilmu yang dimilikinya.

a. Kendala Guru

Dokumen terkait