BAB III METODE PENELITIAN
G. Keabsahan Data
Keabsahan data dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan data yang kredibel yang berhubungan dengan fenomena judul tersebut. Pengabsahan data dilakukan dengan teknik trigulasi, yaitu:
1. Triangulasi Sumber
Dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh melalui hasil pengamatan, wawancara dan dokumen- dokumen yang ada. Selanjutnya peneliti membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara dan membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.
2. Triangulasi Teknik
Dalam hal ini data yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumen. Apabila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar atau mungkin semuanya benar karena sudut pandamg yang berbeda.
3. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sampai ditemukan kepastian datanya.
42 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Gowa
Dalam khasana sejarah nasional nama Gowa sudah tidak asing lagi mulai dari abad ke-15, kerajaan Gowa merupakan Kerajaan maririm yang besar pengaruhnya di Perairan Nusantara. Bahkan dari kerajaan ini juga muncul nama pahlawan nasional yang bergelar ayam jantan dari Timur, Sultan Hasanudin, Raja Gowa XVI yang berani melawan VOC Belanda pada tahun kolonialisasinya di Indonesia. Kerajaan Gowa pada akhirnya takluk pada Belanda lewat perjanjian Bungaya, yaitu pelabuhan Makassar. Pelabuhan yang kemudian berkembang menjadi kota Makassar, sedangkan Gowa merupakan cikal bakal Kabupaten Gowa.
Kabupaten Gowa yang hanya berjarak tempuh sekitar 10 menit dari Kota Makassar ini memasok sebagian besar kebutuhan dasar kota Makassar. Mulai dari bahan material untuk pembagunan fisik, bahan pangan, terutama sayur- sayuran, sampai aliran bersih dari waduk Bili-bili.
Kabupaten Gowa yang memilki populasi penduduk 652.941 jiwa dengan kepadatan 346,7 jiwa/km dan memilki 18 (delapan belas) Kacamatan dan ibu Kota Sungguminasa dengan simbol daerah Markissa Malino.
2. Kondisi Geografi Wilayah a. Letak Geografi
Kabupaten Gowa memiliki posisi strategis karena berada di jalur yang
lalu lintas dari arah selatan dan untara dalam Provensi Sulawesi, dari wilayah kawasan Barat ke wilayah Timur Indonesia dan dari wilayah utara kewilayah selatan Indonesia. Dengan kata lain kabupaten Gowa terletak pada 50 33’-50 34’ Lintang selatan dan 1200 38’-1200-33’ Bujur Timur.
Kabupaten Gowa terdiri dari wilayah dataran rendah dan dataran tinggi dengan ketinggian 10-2800 meter diatas permukaan air laut. Namun demikian wilayah kabupaten gowa sebagian besar merupakan dataran tinggi yaitu sekitar 72,26% terutama di bagian timur hingga selatan karena merupakan pegunungan Tinggimocong, Pegunungan Bawakaraeng- lompobatang dab batu reppe cindako. Dari total luas Kabupaten Gowa 35,30% mempunyai kemiringan tanah diatas 40 derajat, yaitu pada wilayah kecamatan Parangloe, Tinggimoncong, Bungaya dan Tompobulu.
Kabupaten gowa dilalui oleh banyak sungai demgan luas aliran yang terbesar adalah sungai jeneberang yaitu seluas 882 km2 dengan panjang sungai utama 90 km.
b. Luas dan batas wilayah Kabupaten Gowa
Luas dan batas wilayah administrasi Luas wilayah Kabupaten Gowa terletak 1.888,32 km2 dengan batas wilayah administrasi yaitu:
1) Sebelah Utara: kota Makassar, Kabupaten Marosdan Kabupaten Bone 2) Sebelah Selatan: Kabupaten Takalar dan Kabupaten Jeneponto
3) Sebelah Barat: kota Makassar dan Kabupaten Takalar
4) Sebelah Timur: Kabupaten Sinjai, Kabupaten Bantaeng dan Kabupaten Jeneponto.
Secara administrasi Kebupaten Gowa terbagi atas 18 (delapan belas) Kacamatan yaitu: kacamatan Bajeng, Bajeng Barat, Barombong, Biringbulu, Bontolempangan, Bontomarannu, Bontonompo, Bontonompo Selatan, Bungaya, Manuju, Pallanga, Parangloe , Pattalassang, Somba Opu, Tinggimoncong, Tombolo Pao dan Kacamatan Tompobulu.
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Gowa
3. Gambaran singkat Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Gowa Kementrian Agraria Dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional kabupaten Gowa
1) Maklumat Pelayanan Informasi
Dengan ini kami berupaya memberikan pelayanan pengelolaan informasi dan dokumentasi yang berkaitan dengan Kementrian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dngn Santun, Responif, sesuai dengan Undang-Undang Repuplik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukakaan informasi.
2) Catur Tekad Jajaran
a) Mewujudkan sikap jujur, adil, transparan, akuntabel, tepat waktu, cerdas, kreatif, dengan filosofi snang memudahkan.
b) Mewujudkan penolakan segala bentuk pemberian janji, kerjasama dengan mafia tanah dan tata ruang yang bertentangan dengannorma dan etika profesi.
c) Mewujudkan sikap, rama, sopan, dan disiplin, kreatif serta professional dalam memberikan pelayanan.
d) Menjaga harkat, martabat dan marwah institusi kementrian Agraria dan Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
4. Visi dan Misi a. Visi
“Menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia”
b. Misi
c. Mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan pertanahan untuk:
1) Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumberbaru kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan, serta pemantapa n ketahanan pangan
2) Peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam kaitanya de ngan penguasaan pemilikan, penggunaan
dan pemanfaatan tanah (P4T).
3) Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara melahirkan sengketa, konflik dan perkara dikemudian hari.
4) Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia dengan memberikan akses seluas-luasnya pada kenerasi yang akan datang terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan masyarakat.
Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa, semangat, prinsip, dan aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi rakyat secara luas.
5. Tugas pokok dan Fungsi
BPN mempunyai tungas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas, BPN menyelanggarakan fungsi:
a. Penyusunan dan penetapan kebijakan dibidang pertanahan;
b. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang survey, pengukuran, dan pemetaan;
c. Perumusan dan pelaksanaan kebijakandi bidang penetapan hak tanah, pendaftaran tanah, dan pemberdayaan masyarakat;
d. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan, penataan dan pengendalian kebijakan pertanahan;
e. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengadaan tanah;
f. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian dan penanganan sengketa dan perkara pertanahan;
g. Pengawas atas pelaksana tugas di lingkungan BPN;
h. Pelaksana koordinasi tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BPN;
i. Pelaksanaan pengelolaan data informasi lahan pertanian pangan berkelanjutan dan informasi di bidang pertanahan;
j. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan; dan k. Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang pertanahan.
6. Struktur Organisasi
Stuktur organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa berdasrkan aturan kepala BPN RI Nomor 4 Tahun 2006.
a. Kepala Kantor Pertanahan Gowa
b. Kepala Sub Bagian tata Usaha membawahkan 3 seksi yaitu:
1) Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian
2) Kepala Urusan Perancanaan, Evaluasi dan Pelaporan 3) Kepala Urusan Keuangan dan BMN
c. Kepala Seksi Infrakstrutktur Pertanahan membawahkan w sub yaitu:
1) Kepala Su Seksi Pengukuran dan Pemetaan Kadasterial 2) Kepala Sub Seksi Tamatik dan potensi Tanah
d. Kepala Seksi Hubungan Hukum Pertanahan membawahkan 3 sub seksi yaitu:
1) Kepala Sub Seksi Penetapan Hak Tanah dan Pemberdayaan Masyarakat.
2) Kepala Sub Seksi Pemeliharaan Hak Tanah 3) Kepala Sub Seksi Pemeliharaan Data Hak Tanah
e. Kepala Seksi Penataan Pertanahan membawahkan 2 sub seksi yaitu:
1) Kepala Sub Seksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan tertentu 2) Kepala Sub Seksi Landerform dan Konsolidasi Tanah
f. Kepala Seksi Pengadaan Tanah membawahkan 2 sub seksi yaitu:
1) Kepala Sub Seksi Pemanfaatan Tanah Pemerintah dan Penilaian Tanah 2) Kepala Sub Seksi Fasilitas Pengadaan Tanah dan Penetapan Tanah
Pemerintah
g. Kepala Seksi Penangan Masalah dan Pengadalian Peratanahan membawahkan 2 sub seksi yaitu:
1) Kepala Sub Seksi Penanganan Sengketa Konflik dan Perkara Pertanahan 2) Kepala Sub Seksi Pengendalian Pertanahan.
Gambar 4.2 Struktur Organisasi
Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa
B. Manajemen Pelayanan Pendaftran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Kabupaten Gowa.
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) adalah salah satu program prioritas nasional legilisasi aset yang di tetapkan pemerintah sesuai dengan peraturan Mentri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 yang di rubah dengan peraturan Metri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 tentang Percepatan Pendaftaran tanah Sistematis Lengkap. Pendaftaran Tanah Sitematis Lengkap (PTSL) yang dilaksanakan desa demi desa di wilayah kabupaten dan kelurahan dami kelurahan di wilayah perkotaan yang meliputi semua bidang tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia menjadi kebijakan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). kebijakan ini menjadi program strategis nasional dengan konsep membangun data bidang tanah baru dan sekaligus menjaga kualitas data bidang tanah yang ada agar seluruh bidang-bidang tanah terdaftar lengkap dan akurat.
Manajemen pelayanan publik merupakan suatu proses perencanaan dan pengimplementasiannya serta mengarahkan atau mengkoordinasikan penyelesaian aktivitas-aktivitas pelayanan publik demi tercapainya tujuan- tujuan pelayanan publik yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini menggunakan indikator manajmen pelayanan menurut Atik dan Ratminto (2005) dalam mengambarkan pelayanan program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Kantor Pertanahan kabupaten Gowa.
1. Penyusunan Rencana
Bentuk pelaksanaan dalam rangka penyusunan rencana PTSL pada tahap atau langkah awal yang dilakukan oleh pihak Pertanahan Kabupaten Gowa yaitu kegiatan Persiapan, dimana memiliki sub bagian terdiri dari kegiatan Sosialisasi, Penentuan Jumlah Lokasi, dan Pelatihan. Dari kegiatan Persiapan ialah kita harus menyurati aparat-aparat yang terkait dalam program PTSL dalam hal ini melakukan sosialisasi terkhusus desa yang sudah ditetapkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa. Dan dalam hal ini dari segi Penentuan Jumlah Lokasi pada tahun 2020 ada 5 (lima) lokasi yang sudah ditetapkan. Berikut tahap-tahapan perencanaan yang dilakukan melalui Kegiatan Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.
a. Penetapan Lokasi;
b. Pembentukan Panitia Ajudikasi : 1) Ajudikasi;
2) Susunan Panitia Ajudikasi.
c. Penyuluhan;
d. Pembentukan Satuan Tugas Pengumpul Data Yuridis;
e. Pengumpulan Data Yuridis;
f. Pengolahan data yuridis dan Pembuktian Hak;
g. Pemeriksaan Tanah dan pengukuran;
h. Pengumuman;
i. Penerbitan Sertifikat;
j. Penyerahan Sertipikat, Penyerahan sertipikat adalah tahapan terakhir dari
serangkain kegatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap yang dilakukan di Kabupaten Gowa.
Target dari setiap desa harus dilaksanakan, apabila volume bidang pada desa/kelurahan yang ditetapkan lebih kecil dari kapasitas jumlah bidang tanah yang dapat dikerjakan oleh panitia, maka panitia tersebut dapat mengerjakan pada beberapa desa/kelurahan. Pelatihan untuk mempersiapkan kelancaran pelaksanaan tugas pendaftaran sistematis lengkap, perlu dilakukan pelatihan teknis “Pendaftaran Sistematis Bidang Yuridis”. Bagi panitia ajudikasi percepatan dan satgas yuridis yang meliputi materi-materi pengumpul data yuridis, pengolahan data yuridis dan tata laksana kegiatan pendaftaran tanah sistematis lengkap, yang dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Nasional provinsi.
a) Sosisalisasi
Sosialisasi yaitu pada dasarnya bagaimana cara kita memperjelas dalam hal program PTSL sehingga masyarakat yang tanahnya belum bersertifikat agar disertifikatkan. Karna terlalu banyak permasalahan-permasalahan dimasyarakat sehingga tidak ada kepastian haknya (sertifikat), sementara kita melihat antusias kepala desa dalam hal menggerakkan masyarakatnya agar bisa mendaftarkan tanahnya sehingga menjadi bersertipikat, untuk menghindari yang namanya kesalapahaman antara tetangga dan keluarga.
Dalam hal program PTSL pihak BPN harus menysun rencana untuk bagaimana bisa program tersebut cepat selesai. Dan ada 2 hal penting didalamnya yaitu, Data yuridis (pendataan) dan Data fisik (pengukuran)
sehingga melibatkan aparat desa juga untuk menemani dari aparat BPN untuk mendata masyarakat dan menunjukkan lokasi yang ingin diukur sehingga tepat tanahnya tersebut.
Adapun sebagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat antara lain yaitu : Foto copy KTP, KK, Bukti Alas Hak dan PBB. Bagian dari itu yang ikut serta dalam hal Sosialisasi /Penyuluhan pelaksanaan PTSL yang dilaksanakan yaitu, Kepala Kejari, Kades, Kakan BPN, Aparat Kepolisian dan para tamu undangan atau masyarakat yang hadir pada saat Sosialisasi /Penyuluhan berlangsung. Hal ini dikatakan juga oleh selaku Panitia PTSL Kantor Pertanahan dalam hasil wawancara yang mengatakan bahwa :
”Didalam bentuk kegiatan persiapan pengadaan PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap) Tahun 2020 ini, khususnya terkait Sosialisasi, kami dari pihak kantor Pertanahan Kabupaten Gowa telah menjalankannya sebagaimana aturan yang berlaku. Dan ada beberapa dari kegiatan sosialisasi yang dilakukan berupa penginformasian dan pengumuman Program PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap) ini kepada pihak Masyarakat terkhusus kepada para Pemohon yang ingin membuat atau mengusulkan pembuatan sertifikat tanah mereka. Sehingga kami dari pihak Kantor Pertanahan mengolah data dan informasi dari pihak Pemohon apakah termasuk dalam Kriteria Program PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap) ini” (Hasil wawancara dengan AS pada tanggal 07 November 2021).
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui bahwa dari kegiatan persiapan program PTSL ini dalam hal Sosialisasi dilaksanakan dengan sesuai prosedur dan dengan bentuk kegiatan tambahan berupa pengumuman yang merata di setiap desa atau kelurahan yang ada, sehingga masyarakat dan para pemohon menanggapi dengan baik dan jelas terhadap kegiatan Program PTSL ini di Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa. Hal tersebut diatas sesuai dengan hasil observasi peneliti selama
dilapangan yang tidak menemukan hal yang terkendala dalam pelaksanaan pendaftaran tanah sistematis lengkap. Hal tersebut diatas kurang lebih sama dengan apa yang disampaikan dengan informan selaku Kapala Badan Pertanahan Kabupaten Gowa mengatakan bahwa :
“Terkait dengan sosialisasi yang mana dalam program pendaftaran tanah yang perlu dipersiapkan oleh pemilik tanah dalam kegiatan PTSL yaitu foto copy KTP, PBB dan Bukti atas hak. Sehingga tanah yang didaftarkan bisa ditindak lanjuti untuk supaya menjadi sertifikat”. (Hasil wawancara dengan AU pada tanggal 12 November 2021).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas membenarkan keterangan informan sebelumnya bahwa dapat diketahui terkait dengan sosialisasi berkaitan dengan pendaftaran tanah, harusnya melaksanakan program pendaftaran tanah bersosialisai dan masyarakat harus paham mengenai apa yang seharusnya kita lengkapi data-datanya dan memang syarat kelengkapan dokumen itu sendiri ialah foto copy KTP, PBB, dan bukti atas hak. Hal ini kurang lebih hampir sama dengan hasil wawancara dari informan selaku Masyarakat mengatakan bahwa :
“Menurut saya, tidak sepaham dengan apa yang sudah dijelaskan dari pembahasan terkait sosialisasi oleh aparatur yang menangani dalam hal PTSL di Kantor Pertanahan, pada program pelaksanaan pendaftaran tanah karena, kami belum paham sepenuhnya dengan syarat dokumen yang telah diberikan dan kami belum bisa dikatakan lengkap atau tanah kami masih bermasalah” (Hasil wawancara dengan MY pada tanggal 27 November 2021).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas bahwa dari hasil sosialisasi yang telah di informasikan oleh aparatur yang menangani program PTSL di kantor Pertanahan, agar supaya dapat lebih bisa memberikan arahan yang dapat dipahami oleh masyarakat dan syarat ataupun dokumen harus
dipersiapkan dan tanah tersebut bukan kawasan hutan. Hal tersebut diatas senada dengan apa yang disampaikan dengan informan selaku Masyarakat mengatakan bahwa :
“Saya tidak sepakat dengan apa yang diutarakan/di informasikan oleh pihak pemerintah atau yang menangani dalam hal program PTSL, karena saya, masih belum paham terkait apa yang diutarakan mengenai pembahasan syarat atau dokumen yang harus dilengkapi.” (Hasil wawancara dengan SR pada tanggal 27 November 2021).
Berdasarkan hasil observasi peneliti selama dilapangan yang dapat disimpulkan bahwa dari sosialisasi ialah dengan mengetahui persiapan yang dilakukan dalam Pelaksanaan Pendaftaran tanah Sistematis Lengkap (PTSL), bahwa dari pihak masyarakat yang tidak sepaham dengan apa yang telah disosialisasikan dari Pemerintah dalam program pendaftaran tanah yang masih banyak syarat atau aturan dalam kelengkapan dokumen yang masih bermasalah dengan pendaftaran tanah yang ingin disertifikatkan di desa. Pada pelaksanaan sosialisasi ini tidak dijalankan secara baik dalam hal penyampaian terkait sosialisasi PTSL pada proses tersebut mendapat banyak kritikan dari sebagian masyarakat kepada pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa. Sehingga proses pelaksanaannya tidak berjalan dengan baik dan masih banyak masyarakat yang tidak sepakat dalam hal kegiatan sosialisasi pada PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap).
b) Penetapan Lokasi
Jumlah penentuan lokasi PTSL ini ditentukan oleh pihak Pertanahan Kabupaten Gowa terkhusus pemberian target penyelesaian dari pihak Kantor Wilayah memberikan 30.000 bidang tanah target pengukuran dengan
penerbitan sertifikat sebanyak 5.000 sebagai target pencapaian penyelesaian pengadaan PTSL ini.
Adapun dalam hal ini, persyaratan dan kriteria dalam penetapan lokasi (implementasi oleh BPN) yang harus dikumpul adalah sebagai berikut
1) Setiap penetapan lokasi agar dilampirkan peta lokasi yang dipakai sebagai peta kerja bagi pengumpul data fisik dan data yuridis.
2) Peta kerja memuat bidang-bidang tanah baik yang sudah terdaftar maupun yang belum dilengkapi dengan identifikasi bidang.
3) Peta kerja dipakai sebagai dasar bersama bagi pengumpul data fisik dan data yuridis dalam melakukan integrasi dalam fisik dan data yuridis.
Namun beberapa hal yang diperhatikan oleh pihak Pertanahan Kabupaten Gowa terkait target yang diberikan itu perlu di kaji ataupun di revisi ulang karena ada beberapa hal ataupun kendala yang memperlambat atau menyulitkan kegiatan ini. Maka dari itu pihak Pertanahan Kabupaten Gowa menetapkan Jumlah Lokasi ataupun Bidang Tanah sebanyak 30.000 dengan kriteria proses yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan selaku Panitia PTSL Kantor Pertanahan mengatakan bahwa :
“Adapun lokasi yang mendapatkaan program PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap) di Kabupaten Gowa mendapat jatah PTSL sebanyak 30.000 bidang tanah target pengukuran dengan penerbitan sertifikat sebanyak 5.000. 30.000 bidang tersebut terbagi dalam 5 (lima) kecamatan, Bontonompo, Bontonompo Selatan, Bajeng, dan Bajeng Barat dan Pallangga.” (Hasil wawancara dengan AS pada tanggal 07 November 2021).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui bahwa ada 5 kecamatan yang dibagi pada 10 Desa yang sudah ditetapkan
penetapan lokasinya, dari pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa adapun yang akan menjadi sertipikat sebanyak 5.000 Bidang tanah yang harusnya sebagai acuan untuk menerbitkan sertifikat tanah agar dari pihak masyarakat dapat di fungsikan dengan baik. Berikut ini tabel target Pengukuran PTSL :
Tabel 4.1
Loakasi Pelaksanaa Program PTSL
No Lokasi PTSL Target
Pengukuran 1 Kecamatan Bontonompo :
▪ Kelurahan Bontonompo
▪ Desa Katangka
▪ Desa Bontobiraeng
▪ Bontobiraeng Selatan
3.500 bidang 3.500 bidang 3.500 bidang 3.000 bidang 2 Kecamatan Bontonompo Selatan :
▪ Desa Salajo 2.000 bidang
3 Kecamatan Bajeng :
▪ Desa Tubajeng
▪ Desa Bone
▪ Desa Lempangan
2.500 bidang 3.500 bidang 3.500 bidang 4 Kecamatan Bajeng Barat :
▪ Desa Manjalling 2.500 bidang 5 Kecamatan Pallangga :
▪ Desa Parangbanoa 3.000 bidang Sumber : BPN Kab. Gowa, 2020
Selanjutnya hasil wawancara dengan informan berikutnya yaitu selaku Staff Pendaftaran Tanah Kantor Pertanahan mengatakan bahwa :
“Dalam hal ini volume bidang tanah pada desa/kelurahan yang harus ditetapkan bidang tanahnya agar dari pihak pemerintah bisa memfokuskan desa mana yang harus capaian targetnya selesai. Dan harus betul-betul apakah tanah tersebut bisa diukur dengan adanya tanda batas- batasnya, jangan sampai dilain hari tanah tersebut tanah yang bermasalah. Apalagi target dari setiap desa/kelurahan sudah ditentukan”
(Hasil wawancara dengan IN pada tanggal 10 November 2021).
Hasil wawancara dengan informan diatas menitik beratkan bahwa tanah yang sudah ditetapkan dan capaian target harus sesuai bidang tanah yang sudah ditentukan, maka tanah tersebut tidak dalam sengketa atau bermasalah. Hal ini
kurang lebih hampir sama dengan hasil wawancara dari informan yaitu selaku masyarakat yang mengatakan bahwa :
“Saya pribadi, bagus menggunakan capaian target bidang yang sudah ditentukan dan agar lebih jelas, apalagi volume bidang tidak terlalu terjal karna mempersulitkan bagi tim satgas fisik (tanah) untuk melakukan pengukuran. Dan setiap bidang tanah harus memperlihatkan petugas ukur sampai dimana batas-batas tanah tersebut. supaya tidak ada kesalapahaman dengan yang mempunyai tanah disebelahnya” (Hasil wawancara dengan SR pada tanggal 27 November 2021).
Berdasarkan hasil wawancara dari peneliti sesuai dengan hasil observasi informan diatas bahwa penetapan lokasi dari sebuah target yang diberikan acuan kinerja Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa dan mempercepat proses pemenuhan data lokasi yang non sertipikat/ yang tidak memiliki sertipikat dapat berjalan sesuai dengan capaian target bidang yang ditentukan guna untuk melakukan pengukuran oleh tim satgas fisik (tanah).
Hal tersebut diatas sangat sesuai dengan hasil observasi peneliti selama dilapangan yang menemukan hasil yang baik dalam proses pemenuhan data lokasi yang non sertipikat dengan yang tidak memilki sertipikat dalam pengukuran fisik (tanah), adapun yang akan menjadi sertipikat sebanyak 5.000 Bidang tanah yang harusnya sebagai acuan untuk menerbitkan sertifikat tanah agar dari pihak masyarakat dapat di fungsikan dengan baik.
c) Pelatihan
Dalam pelatihan guna untuk mempersiapkan kelancaran pelaksanaan pendaftaran tanah sistematis lengkap, perlu dilakukan pelatihan teknis
“Pendaftaran Tanah Sistematis Bidang Yuridis”. Bagi panitia ajudikasi percepatan dan satgas yuridis yang meliputi materi pengumpul data yuridis,
pengolahan data yuridis dan tata laksana kegiatan pendaftaran tanah sistematis lengkap, yang dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi. Dalam hal ini yang terlibat dalam proses pelatihan yaitu :
1) Kepala seksi hubungan hukum yang merangkap sebagai ketua panitia Ajudikasi PTSL dibagian data yuridis (pendataan).
2) Kepala seksi infrastruktur yang merangkap sebagai wakil ketua panitia PTSL dibagian data fisik (pengukur). Dan jajaran dari setiap Kantor Pertanahan yang yang berada di Sulawesi selatan.
Terkait dengan pelatihan dalam pelaksanaan pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) pada Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa yaitu dengan adanya pelatihan dalam mempersiapkan proses kelancaran pelaksanaan tugas PTSL bekerja sama dengan panitia ajudikasi percepatan dan satgas yuridis (dokumen) yang meliputi materi pengumpulan data yuridis (dokumen). Dengan tata laksana kegiatan pendaftaran tanah sistematis lengkap yang dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi tersebut peneliti dapat melihat dari hasil wawancara selaku Staff Pendaftaran Tanah Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa mengatakan bahwa :
“Terkait dengan pelatihan tersebut yang mana dia harus melakukan pelatihan teknis terlebih dahulu agar apa yang seharusnya disampaikan bisa menjadi bahan selanjutnya agar dalam kegiatan pendaftaran tanah bisa tercapai dan hanya pengumpulan data yuridis (dokumen) dilaksanakan bersamaan waktunya dengan pemetaan partisipatif yang dilakukan oleh satgas fisik (tanah). Dalam pengolahan data yuridis (dokumen) yang ingin di inventarisasi / terkumpul dilakukan oleh panitia ajudikasi percepatan, menyangkut data kepemilikan data.” (Hasil wawancara dengan IN pada tanggal 10 November 2021).